Pagi itu, langit tampak mendung, seperti mencerminkan suasana hati Lia yang penuh keraguan. Dia duduk di sudut kantin kampus, menyendiri dengan segelas kopi yang sudah mulai dingin. Hatinya terasa berat setelah pertemuan terakhirnya dengan Raka dan Dean.Suara langkah mendekat, lalu sebuah suara lembut membuyarkan lamunannya. “Lia, kamu baik-baik aja?”Lia mendongak dan mendapati wajah Sarah, sahabatnya, penuh kekhawatiran. Tanpa menunggu jawaban, Sarah langsung duduk di kursi di depannya.“Kayaknya kamu butuh cerita,” Sarah membuka percakapan dengan senyum kecil, mencoba mencairkan suasana.Lia menggenggam cangkir kopinya erat. “Aku... bingung, Sarah. Aku nggak tahu harus gimana.”“Ini soal Raka dan Dean lagi, kan?” Sarah menebak dengan nada tegas, meski ekspresinya tetap lembut.Lia mengangguk pelan, tidak bisa mengelak. “Mereka berdua... Aku nggak tahu apa yang sebenarnya aku rasain. Tapi aku juga nggak mau nyakitin mereka.”Sarah menghela napas, lalu meraih tangan Lia. “Lia, nggak
Last Updated : 2025-01-10 Read more