Semua Bab Hasrat Bersemi Pada Malam Hari: Bab 21 - Bab 30

50 Bab

Bab 21

Pinggang wanita itu ramping dan putih, postur tubuhnya indah. Di bawah kaos berwarna hitam, kulitnya makin terlihat putih. Hanya satu lirikan saja, sudah membuat orang lain sulit untuk mengalihkan pandangan darinya.Pandangan Archie tertuju pada pinggang, lalu tulang pinggul, kaki, hingga pergelangan kakinya ....Setiap bagian itu bisa dia genggam dengan mudah, menyesuaikan gaya dan posisi sesuai keinginannya.Tiba-tiba, dia teringat masih ada banyak posisi dan gaya yang belum dicoba dengan wanita itu saat melakukan aktivitas ranjang. Sebelumnya, dia menganggap hal-hal itu tidak ada artinya, tetapi sekarang dia ingin bermain dengan wanita itu.Wajah wanita itu yang dipenuhi dengan bulir-bulir air mata saat berada di bawah tubuhnya, sangat mudah untuk menyulut hasrat binatangnya.Livia sama sekali tidak menyadari sorot mata agresif yang ditujukan oleh pria itu padanya.Selesai mengukur, dia mencatatnya di buku catatannya. Saat dia hendak menyimpan alatnya, tiba-tiba dia terpeleset sehin
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-17
Baca selengkapnya

Bab 22

Selagi pria itu belum menyadari keberadaannya, Livia buru-buru mengubah arahnya, menuju ke koridor lainnya untuk naik lift."Livia, aku sudah mencarimu ke mana-mana. Kenapa kamu mematikan ponselmu? Sudah hampir jam makan, Pak Daniel sudah berpesan padaku untuk membawamu makan tepat waktu."Begitu masuk ke dalam lift, dia bertemu dengan Rena Cetaya, arsitek yang membimbingnya hari ini.Livia menyunggingkan seulas senyum bersalah dan berkata, "Maaf, Kak Rena, ponselku mati sendiri. Awalnya aku juga berencana pergi ke kantin untuk mencarimu.""Kebetulan sekali, ikut denganku ke kantin. Pak Daniel bilang kamu sedang sakit maag, dia memintaku untuk mengawasimu makan."Rena menggandeng lengannya, mereka keluar dari lift bersama.Karena identitas mereka sebagai staf, rumah sakit membuatkan kartu makan kantin untuk mereka. Setiap sudah jam makan, mereka bisa langsung makan di kantin dengan menggunakan kartu tersebut.Sambil membawa makanannya, Livia mencari tempat duduk, lalu makan bersama Ren
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-17
Baca selengkapnya

Bab 23

Karena panggilan telepon kemarin, Livia tidak fokus sepanjang hari.Tidak ingin menghambat progres pekerjaannya, dia menyalakan ponselnya sejenak. Begitu dia menyalakan ponselnya, Rosita sudah membombardirnya dengan panggilan telepon beruntun. Ponselnya berdering lagi dan lagi.Dia tidak berdaya, hanya bisa mematikan ponselnya kembali.Kemarin, setelah selesai melakukan pengukuran di lantai tiga, hari ini dia berada di lantai enam sepanjang hari. Dia tidak melihat sosok bayangan Archie lagi.Malam hari saat jam pulang kerja, Daniel tiba-tiba muncul di dalam rumah sakit, datang menjemput Livia secara pribadi."Pak Daniel, mengapa Pak Daniel datang ke sini?" Melihat pria itu, Livia sangat terkejut."Aku sudah menyelesaikan pekerjaanku, aku datang secara khusus untuk menjemputmu makan. Kamu ini selalu saja melewatkan makan, membuat orang khawatir saja. Bagaimana bisa aku nggak datang untuk mengawasimu makan?" kata Daniel dengan setengah bercanda.Livia merasa sangat tidak enak hati.Dia b
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-17
Baca selengkapnya

Bab 24

Pria itu mengenakan kemeja putih dan jas berwarna hitam. Dia duduk di tempat duduknya dengan santai. Dia sangat tampan, juga sangat dingin, sangat mudah menarik perhatian lawan jenis di sekelilingnya.Sisi wajah yang selalu terkesan dingin itu, hanya dengan meliriknya sekilas saja, seakan-akan sudah bisa terekam dalam benak Livia.Ada seorang wanita cantik yang duduk di seberang pria itu. Riasan wanita itu sangat indah, postur tubuhnya langsing, berbalut gaun berwarna hitam yang seksi. Hubungan antara kedua insan itu terlihat sangat akrab.Archie menyodorkan menu padanya, dia menyunggingkan seulas senyum manis pada pria itu, lalu menundukkan kepalanya untuk memesan makanan.Secara naluriah, Livia mengalihkan pandangannya."Eh, Dokter, pantas saja kamu nggak mau makan bersama kami, ternyata kamu sudah janjian dengan seorang wanita cantik."Daniel juga sudah melihat mereka. Dengan seulas senyum nakal menghiasi wajahnya, dia berjalan ke sana untuk menggoda Archie.Archie menyunggingkan se
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-17
Baca selengkapnya

Bab 25

Wanita ini tidak menyadari Archie bisa berubah secepat ini.Namun, melihat pria di hadapannya ini tidak bisa dia singgung, dia tidak berani ragu lagi. Cara pria ini sudah terkenal menakutkan di kalangan mereka. Terlebih lagi, pria ini berasal dari Keluarga Yansen Kota Jenewa, sebuah keluarga yang sangat berkuasa.Dia lebih memilih untuk menjauh dari pria seperti ini daripada memprovokasinya. Kalau nggak, dia bahkan tidak akan tahu bagaimana dia mati.Dia hanya bisa turun dari mobil dengan kecewa.Archie memutar setirnya, melaju kembali ke jalan yang telah dilewatinya tadi, lalu pada akhirnya berhenti di samping stasiun bus.Benar saja, dia melihat Livia masih belum pergi, wanita itu berdiri sendirian menunggu bus di sana."Masuk." Dia menurunkan jendela mobil, mengucapkan satu kata singkat itu.Melihat pria itu, Livia terkejut sejenak. Kemudian, dia mengalihkan pandangannya ke dalam mobil pria itu. Kursi penumpang di samping kursi pengemudi sudah kosong, tidak ada orang lagi.'Eh? Wani
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-17
Baca selengkapnya

Bab 26

Archie tidak menyangka wanita ini bahkan berani melawan.Ekspresinya berubah menjadi sedikit muram. "Livia, kamu sangat keras kepala, ya?"Livia mengumpulkan keberaniannya dan melanjutkan. "Aku hanya berbicara jujur. Lagi pula, Pak Daniel sangat baik padamu, tapi kamu malah mengatakan hal-hal buruk tentangnya lagi dan lagi, berusaha untuk menghasutku menjauhinya. Dokter, terus terang saja, orang yang harus kujauhi itu adalah kamu."Archie mencengkeram kemudinya dengan erat, pembuluh-pembuluh darah di lengannya sudah tampak menonjol.'Bagus, sangat bagus!''Dia sudah berubah menjadi pandai bersilat lidah, ya. Seekor kelinci memang nggak akan memberikan aba-aba sebelum menggigit orang!''Sepertinya penampilan lemah yang ditunjukkannya saat berada di ranjang hanya pura-pura saja!' pikir Archie. Emosinya sudah mulai tersulut."Dokter, tolong buka pintunya." Livia melontarkan satu kalimat itu dengan datar.Archie menoleh, menatap Livia dengan tatapan intens. Di dalam kegelapan mobil, sorot
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-17
Baca selengkapnya

Bab 27

"Sial, berani-beraninya wanita jalang itu keluar dan menggoda pria lain tanpa sepengetahuanku ...."Kemudian, terdengar suara marah seorang pria mabuk dari arah luar, lalu terdengar suara barang-barang dibanting. Saking keras suara itu, pintunya bahkan sampai terguncang.Livia menyadari tetangganya sudah pulang.Dia hanya menyewa sebuah kamar kecil, berbagi ruang tamu dengan dua tetangga lainnya. Kebetulan tetangganya adalah pasangan suami istri paruh baya. Si suami sering pulang tengah malam sambil minum-minum dan melontarkan kata-kata kasar. Terkadang, pria itu bahkan menghancurkan barang-barang.Karena efek kedap suara di sini tidak bagus. Setiap kali, dia selalu terbangun oleh suara keributan itu.Pernah beberapa kali, pria itu bahkan melemparkan botol minuman keras ke pintunya, menyebabkannya ketakutan setengah mati sepanjang malam.Namun, karena biaya sewa di tempat seperti ini murah, tentu saja berbagai macam orang juga ada di sini. Dia tidak berdaya.Mendengar suara cacian dan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-17
Baca selengkapnya

Bab 28

Sosok bayangan seseorang yang tinggi dan tegap langsung menerobos masuk!Dia menarik bagian belakang kerah baju pria mabuk itu, menyeretnya ke lantai. Kemudian, dengan iringan suara "bam" keras, pukulan yang keras mendarat di wajah pria mabuk tersebut.Satu demi satu pukulan itu, luar biasa kejam."Ahhh ...."Pria mabuk itu dihajar hingga tak berdaya untuk melawan, dia berbaring di lantai sambil berteriak dengan suara yang keras. Tanpa butuh waktu lama, wajahnya sudah berlumuran darah, dalam kondisi setengah sekarat.Hingga teriakan pria mabuk itu kian lemah, Archie kembali melayangkan beberapa tendangan keras ke arahnya dengan memasang ekspresi dingin. Setelah memastikan pria mabuk itu tidak bisa bangkit lagi, dia baru berdiri untuk pergi melihat situasi Livia."Bagaimana keadaanmu? Apa kamu terluka?"Livia bernapas dengan terengah-engah. Sambil mencengkeram seprai dengan erat, dia menutupi tubuhnya dengan selimut itu dengan erat. Bulir-bulir air mata mengalir deras membasahi pipinya.
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-17
Baca selengkapnya

Bab 29

Livia langsung tercengang.Dia benar-benar tidak menyangka Archie bisa mengucapkan kata-kata seperti itu, kepalanya terus berdengung-dengung.Dia adalah tipe orang yang tidak suka merepotkan orang lain. Kalau orang lain tidak menawarkan bantuan untuknya, dia tidak akan buka mulut untuk meminta bantuan. Biarpun dia sangat ketakutan, dia juga tidak ingin merepotkan orang lain.Apalagi orang itu adalah Archie.Beberapa jam yang lalu, dia baru saja bertengkar hebat dengan pria itu. Pria itu tidak membencinya saja, dia sudah bersyukur.Kemudian, Livia baru tersadar. Dengan mata memerah, dia menatap pria di hadapannya. Bibirnya tampak bergerak-gerak, tetapi dia tetap tidak punya keberanian untuk mengatakannya."Aku mohon padamu, bisakah kamu menampungku satu malam?" Setelah berpikir sejenak, dia menambahkan satu kalimat lagi dengan sopan. "Kalau nggak terlalu praktis, nggak masalah."Archie tidak bisa berkata-kata lagi.Jelas-jelas dia sudah membawa wanita itu ke depan gedung apartemennya. B
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-17
Baca selengkapnya

Bab 30

Setelah berdengung sejenak, kepala Livia seakan-akan sudah meledak.Menatap wajah tampan pria itu, telinganya langsung memerah.Dia tidak menyangka pria itu menggunakan nada bicara yang dingin dan santai seperti itu untuk mengutarakan kata-kata yang paling mengejutkan."Bagaimana?"Sorot mata Archie segelap langit malam di luar jendela, sorot mata dalam dan gelap itu, kembali memancarkan aura mengintimidasi itu.Saraf-saraf Livia langsung menegang, bulu-bulu di punggungnya seolah berdiri satu per satu."Aku ... aku nggak mau.""Tapi aku mau."Suara Archie yang memang sudah rendah dan dalam, menjadi makin dalam dan sedikit serak.Jari-jari Livia terkepal. Dia baru saja membuka mulutnya, ingin mengucapkan kata-kata penolakan, tetapi sudah tidak sempat lagi.Archie menahan lengannya, menariknya mendekat. Kemudian, menggunakan satu tangan untuk menahan bagian belakang kepalanya, lalu menunduk dan menciumnya dengan keras.Saat itu juga, kantong es dalam genggaman Livia terjatuh ke lantai.N
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-17
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
DMCA.com Protection Status