Home / Romansa / Pesona Lembut Sang Istri / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Pesona Lembut Sang Istri: Chapter 21 - Chapter 30

50 Chapters

Bab 21

Begitu kembali ke kampus, hujan deras mulai turun. Kiara duduk di tepi jendela, memandangi hujan lebat di luar. Dia merasa hatinya ikut tenggelam dalam suasana mendung di luar.Entah kenapa, dia tidak membawa pakaian yang dibelikan Billy pulang ke rumah, melainkan dia simpan di kamar asrama kampusnya. Di balkon asrama, bra berwarna putih yang sudah dicuci tergantung dan melambai basah diterpa angin.Sementara itu, dalam perjalanan pulang dari rumah sakit, Billy juga merasa hati dan pikirannya kacau. Dia menghentikan mobilnya di bawah pohon di tepi jalan.Hujan deras masih mengguyur dan jendela mobilnya tertutup rapat. Billy menghentikan mobilnya di bawa pohon di tepi jalan. Asap rokok memenuhi seluruh mobil, menyelubungi wajahnya yang tanpa ekspresi.Entah kenapa, di tengah kesunyian dan hujan ini, pikirannya melayang pada kejadian semalam. Dia teringat gadis itu bersandar di bahunya, tangan melingkar di lehernya, dengan suara lirih seperti anak kucing.Bayangan itu membuat inderanya
last updateLast Updated : 2024-12-17
Read more

Bab 22

Setelah memesan dua hidangan lagi, barulah Billy menutup menu dan menyerahkannya pada staf. Kemudian dia menambahkan, "Ini saja dulu, tambahkan sebotol anggur merah juga."Mereka berdua mau minum? Kiara mengangkat wajahnya dan menatap ekspresi wajah Billy yang sedikit dingin."Kita ... mau minum juga?"Billy tidak menjawab pertanyaannya.Kiara tidak tahu apa yang telah dilakukannya sehingga membuatnya marah hari ini. Padahal, kemarin semuanya baik-baik saja. Dia tidak bisa menemukan penyebabnya.Tak lama kemudian, staf restoran datang dengan anggur merah dan menuangkannya untuk mereka berdua. Kiara yang tidak bisa minum hanya memandangi anggur itu tanpa menyentuhnya.Billy mengangkat gelas anggurnya, menggoyangkan cairan di dalamnya sambil menatap Kiara.Kiara menggenggam erat ujung roknya dan akhirnya berkata pelan, "Aku nggak bisa minum alkohol."Mendengar itu, Billy hanya berkata, "Nggak masalah."Kiara duduk diam untuk beberapa saat, lalu dia berkata lagi, "Kak Billy, aku ke sini u
last updateLast Updated : 2024-12-17
Read more

Bab 23

"Kiara, kamu kenapa?"Tanya Shully dengan cemas.Beberapa saat kemudian, barulah Kiara menjawab, "Nggak ... nggak apa-apa."Setelah mengucapkan itu, Kiara menambahkan, "Aku mau istirahat sebentar. Kamu pergi sibuk saja dulu."Shully memang masih ada urusan lain, sehingga tak bisa berlama-lama di asrama. Sebelum pergi, dia memastikan lagi, "Hubungi aku kalau ada apa-apa."Setelah Shully pergi, Kiara larut dalam perasaan yang rumit.Dirinya hamil? Pertanyaan itu terus terulang di dalam benaknya. Tangan yang diletakkan di dada semakin erat mencengkeram kerah bajunya.Hal pertama yang dirasakannya adalah takut.Sementara itu, setelah mengantar Kiara ke gerbang kampus, Billy tidak langsung pergi. Dia tetap duduk di mobil selama setengah jam lebih, sebelum akhirnya menjalankan mobilnya dan meninggalkan gerbang kampus.Keesokan harinya, Kiara terlihat linglung. Dia tak punya keberanian untuk pergi ke rumah sakit. Bahkan saat di kelas, dia sama sekali tidak memerhatikan apa yang diajarkan dos
last updateLast Updated : 2024-12-17
Read more

Bab 24

Shully langsung melambaikan tangan, "Nggak perlu segan, Pak Billy. Kiara agak sedikit mual, tapi dokter sudah memasang infus untuknya."Billy hanya menangkap kata mual dan akhirnya pandangannya kembali tertuju pada Kiara. Kiara mencengkeram kuat kasur dan tak berani menatapnya. Ekspresi Billy tetap dingin."Iya, terima kasih. Aku akan membawa Kiara ke rumah sakit, kamu bisa lanjut ke kelas."Shully pun merasa tidak ada alasan untuk tinggal lebih lama. Setelah mendengar kata-katanya, dia mengangguk dan pergi.Begitu Shully pergi, ruang UKS menjadi sunyi. Hanya terdengar suara tirai yang tertiup angin.Keadaan Kiara sangat buruk, kepalanya tertunduk tanpa sekalipun diangkat.Billy bertanya, "Sejak kapan kamu mulai mual?"Kiara tahu sudah waktunya menghadapinya. Dengan mata terpejam dan suara yang bergetar, dia menjawab, "Dua hari lalu."Billy masih bertanya dengan dingin, "Masih ada gejala lain?""Aku ... belum datang bulan."Suaranya nyaris tak terdengar."Ke rumah sakit saja dulu, kit
last updateLast Updated : 2024-12-17
Read more

Bab 25

"Yakin?" tanya Billy.Dokter menjawab dengan penuh keyakinan, "Iya, yakin."Kiara yang mendengar itu langsung mengalihkan pandangannya pada Billy.Namun, setelah mendengar hasil tersebut, wajahnya tetap tenang, tanpa menunjukkan emosi apapun. Bahkan tanpa ragu, dia bertanya pada dokter dengan datar, "Dia perlu dirawat di rumah sakit?""Nggak perlu, radang lambungnya nggak parah. Cukup dengan obat dan pola makan yang teratur saja."Billy tetap tenang dan menjawab, "Baiklah.Tak lama setelah itu, dokter pergi. Kiara tak menyangka hasilnya akan seperti ini.Ternyata dirinya tidak hamil.Billy berjalan mendekatinya dan berkata, "Dokter bilang hanya radang lambung."Mendengar itu, Kiara merasa seluruh tenaganya hilang. Namun, di dalam hatinya, ada rasa kecewa yang begitu besar.Dia masih belum berhasil hamil ...Setelah beberapa saat, dia berbicara lagi, "Maaf, aku kira ... ternyata hanya salah paham."Suara tangis bayi terdengar dari kejauhan, membuat suasana semakin mengacaukan pikirannya
last updateLast Updated : 2024-12-17
Read more

Bab 26

Ketika akhirnya Kiara membuka pintu mobil dan turun, tiba-tiba terdengar suara dari belakangnya, "Kiara."Mendengar suara itu, Kiara langsung berbalik ke arah sumber suara. Terlihat Tedy berdiri sekitar lima meter di belakangnya. Begitu melihatnya, Kiara merasa seperti tertiup angin yang begitu kuat hingga membuatnya terpaku di tempat, menatap pria itu tanpa bergerak.Tedy yang juga melihat Kiara segera berjalan cepat ke arahnya. Dengan alis sedikit berkerut, dia awalnya tidak memperhatikan mobil apa yang baru saja diduduki Kiara. Namun, begitu mendekat, dia menyadari itu adalah mobil Billy."Pak Billy?"Tedy berdiri di samping mobil dan memanggil ke arah dalam. Billy menurunkan kaca jendela mobil, menatap Tedy yang berjalan mendekat.Melihat Billy, wajah Tedy langsung tersenyum ramah dan berkata, "Ternyata benar Pak Billy, aku pikir salah lihat tadi."Billy membalas senyumannya, seperti memerhatikan seseorang yang lebih muda darinya, "Baru pulang dari kantor?"Tedy tersenyum lebar da
last updateLast Updated : 2024-12-17
Read more

Bab 27

Setelah Billy pergi, Tedy mendekati Kiara. Tangannya berusaha menyentuh wajah Kiara, tetapi Kiara terus menghindar. Akhirnya, Tedy memegang bahunya dengan kedua tangan dan menahannya erat-erat."Kiara!" panggil Tedy.Kiara merasa lemas, seakan seluruh energinya telah habis.Sementara itu, mobil Billy sudah melaju jauh. Namun, saat mobil berhenti di lampu merah, matanya secara reflek mengarah ke kaca spion, melihat pemandangan Tedy yang memeluk Kiara.Tedy hanya fokus pada keadaan Kiara, dia berkata, "Ayo, kita balik ke asrama."Dia menggenggam tangan Kiara dan mengajaknya pergi, tetapi Kiara berkata pelan, "Tedy, aku lapar."Mendengar itu, Tedy langsung mengangguk, "Iya, kita makan dulu."Akhirnya, mereka pergi ke restoran kecil yang sering mereka datangi. Di sana, Tedy sibuk melayani Kiara, mencuci mangkuk dan mengambil alat makan untuknya dengan penuh perhatian.Kiara hanya duduk diam memperhatikannya.Biasanya, saat melihat Tedy melakukan hal seperti ini, dirinya akan tersenyum baha
last updateLast Updated : 2024-12-17
Read more

Bab 28

Tubuh Kiara basah kuyup oleh keringat saat dia bangkit dari ranjang. Dia mengambil ponselnya dan memeriksa panggilan yang masuk. Ada telepon dari Shully, temannya, bahkan beberapa teman yang dia kenal dari Tedy. Namun, perhatian Kiara tertuju pada sebuah pesan dari Shully, "Kiara, Tedy dalam masalah."Melihat pesan itu, tangan Kiara gemetar. Dia segera menelepon Shully, begitu telepon diangkat, Shully langsung berkata, "Kiara! Akhirnya kamu angkat telepon juga, Tedy lagi di kantor polisi sekarang!"Mendengar kata kantor polisi, Kiara bertanya panik, "Kenapa dia bisa ada di kantor polisi?""Dia ... dia berkelahi di bar tadi malam, katanya orang yang dia pukul ... terluka parah.""Astaga, dia baru saja masuk Grup Tandean, apa dia sudah gila? Bisa-bisanya membuat kasus seperti ini! Kita semua nggak bisa menemuinya sekarang!"Kiara mencoba menenangkan diri meski pikirannya kacau. Dia hanya menjawab, "Iya, aku tahu."Dia menutup telepon itu, tetapi otaknya benar-benar kosong. Apa yang harus
last updateLast Updated : 2024-12-17
Read more

Bab 29

Kiara berpikir selama Billy mau membantunya kali ini, dia bersedia melakukan apa saja, bahkan menjadi budak sekalipun.Dengan penuh permohonan, Kiara berkata, "Bisakah kamu membantunya agar dia nggak masuk penjara? Agar dia nggak mendapat catatan kriminal, ini menyangkut masa depannya, Kak Billy."Billy memandang wajah Kiara, menatap ekspresinya yang penuh kecemasan, seolah-olah dunianya sudah runtuh.Dia memutar-mutar pemantik api di tangannya, memainkannya beberapa kali sebelum berbicara, "Kamu tahu nggak, masalah seperti ini nggak mudah diselesaikan. Apalagi, dia baru saja masuk ke Grup Tandean."Nada suaranya dingin dan wajahnya tidak menunjukkan emosi.Mendengar ini, hati Kiara dipenuhi firasat buruk.Dia menjawab dengan suara lirih, "Aku ... aku tahu."Dia terdiam sejenak, tak berani berkata apa-apa lagi.Billy melanjutkan, "Anak muda memang suka menghancurkan masa depannya sendiri, ya?"Wajah Kiara semakin pucat, bibir bergetar dan berkata lagi, "Kak Billy, tolong bantu Tedy. Ka
last updateLast Updated : 2024-12-17
Read more

Bab 30

Billy sama sekali tidak mengungkit masalah ini lagi.Akhirnya, Kiara pun merasa lega. Dia berpikir, yasudahlah, tidak perlu bertanya lagi. Anggap saja tidak tahu apa-apa. Lagipula, dirinya juga tak akan bisa membalas kebaikannya."Kak Billy, mulai sekarang, apapun yang kamu minta, aku akan bersedia melakukannya."Ujar Kiara dengan tulus. Bulu matanya yang tebal dan hitam menunduk ke bawah, menciptakan bayangan gelap di kelopak matanya yang sedikit membiru.Namun, Billy tidak menanggapinya. Dia hanya berkata, "Kurasa kamu juga nggak ada niat untuk masuk kelas hari ini. Sebaiknya kamu ke rumah sakit untuk diinfus, sekalian temani kakakmu."Kiara tetap berkata, "Terima kasih, Kak Billy."Mobil itu melaju meninggalkan gerbang kampus menuju rumah sakit. Setibanya di sana, Kiara langsung diantar utnuk menjalani infus. Kebetulan rumah sakit itu adalah tempat kakaknya dirawat. Saat mendengar Kiara sedang sakit, Martha langsung menelepon dan mengatakan ingin segera datang. Namun, Billy mencegah
last updateLast Updated : 2024-12-17
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status