Mendengar ucapannya, Kiara terdiam cukup lama, akhirnya mengangguk pelan.Melihat anggukannya, Billy tetap mengerutkan alis. Setelah beberapa saat, dia berkata pelan, "Kalau begitu, pergilah."Kiara belum sempat mengalihkan pandangannya, tubuhnya sudah ditarik menuju ruang pemeriksaan.Di depan pintu UGD, Alice terus menangis, tak mampu menahan emosinya. Benedict berusaha menenangkannya, menyuruhnya agar tidak terlalu cemas.Billy tentu berharap Martha bisa selamat, tapi dia juga bukan orang yang tega. Dia tidak ingin keselamatan Martha harus dilakukan dengan mengorbankan kesehatan orang lain. Itulah sebabnya, dia berkali-kali menyuruh Kiara untuk berpikir matang.Namun, sepertinya hanya dirinya yang memikirkan hal ini. Orang tuanya, termasuk Benedict, ayah kandungnya juga tidak mempertimbangkan hal tersebut.Seketika, entah kenapa, dirinya merasa situasi ini sangat kejam. Meski demikian, dia tetap berharap Martha bisa segera melewati masa kritis.Billy berdiri diam di sana, memejamkan
Terakhir Diperbarui : 2024-12-17 Baca selengkapnya