All Chapters of Diceraikan Suami Toxic, Dibahagiakan CEO Romantis: Chapter 61 - Chapter 70

75 Chapters

Terjaga

Malam ini sungguh berbeda bagi Sandrina maupun Hurraim. Mereka berdua sudah berada di dalam tenda. Tenda yang cukup untuk 2 sampai 3 orang itu benar-benar istimewa bagi keduanya. Ini pengalaman pertama dan mungkin tidak akan pernah mereka lupakan. Hurraim tiada henti menggenggam tangan lembut Sandrina. Senyuman manis dan kebahagiaan terpancar di wajah tampannya. Sekali lagi, Hurraim sungguh tidak menyangka bahwa kini sudah memiliki cinta sang sekretaris cantik itu. “Tidak dingin?” tanya Hurraim sembari menatap lembut wajah cantik Sandrina. Sandrina tersenyum kecil. “Tidak. Karena pakai selimut dan jaket juga.”“Hmmm, tidak butuh pelukan dariku?” goda Hurraim sembari mengusap lembut wajah cantik Sandrina."Yehhh, mulai deh mesumnya," cicit Sandrina sembari menatap sebal. "Hanya peluk saja, kamu bilang mesum?" seloroh Hurraim. Sandrina membuang napasnya pelan. "Nggak-nggak. Ya sudah mau peluk.""Nggak mau!" tolak Hurraim sembari memalingkan wajahnya ke samping. Sandrina mengerucut
last updateLast Updated : 2025-01-30
Read more

Hari Perlombaan

Cuaca pagi ini cukup cerah. Meskipun udara cukup dingin, tapi tidak membuat peserta camping malas melakukan kegiatan mereka di sana. Hari ini akan banyak game yang mereka lakukan. Para peserta sudah mendaftarkan diri untuk mengikuti lomba yang Hurraim selenggarakan. "Sayang, kamu mau ikut lomba memancing?" tanya Hurraim pada kekasihnya—Sandrina. Sandrina terkekeh kecil mendengar pertanyaan Hurraim. "Yang benar aja. Aku nggak bisa mancing ikan.""Kalau mancing buaya?" tanya Hurraim sembari tersenyum usil. "Wah, ini sih yang bahaya. Nanti buaya-buaya itu pada nyantol semua," jawab Sandrina diiringi seringainya. Hurraim tersenyum simpul. "Kamu paling semangat bahas buaya. Ada apa sih dengan buaya?""Buaya itu sebenarnya nggak salah. Yang salah itu cowok yang doyan selingkuh, playboy, playing victim, suka mempermainkan wanita. Akhirnya buaya yang jadi korbannya," celoteh Sandrina yang tampak sebal. "Wow! Semangat sekali. Padahal buaya itu termasuk hewan yang setia. Orang Betawi membu
last updateLast Updated : 2025-01-31
Read more

Dapat Ikan

Perlombaan sudah dimulai. Sandrina dan Zakiah ikut lomba memasak. Mereka bergabung dalam satu team. Sementara Hurraim, Juna dan Bastian ikut lomba memancing. Hurraim sangat antusias melakukan kegiatan mancing yang justru tidak pernah dia lakukan sebelumnya. "Bekerja keraslah, sayang!" sorak Sandrina sembari melambaikan tangan. Hurraim tersenyum dengan manisnya. Semakin bertambah semangat dan konsentrasinya setelah diberi support oleh kekasihnya itu. Walaupun tidak tahu menahu soal teknik memancing, tapi Hurraim tetap mengikutinya. "Bu, Pak CEO semangat banget tuh dilihatin sama Ibu," ucap Zakiah menggoda Bosnya. "Juna juga nggak kalah semangat tuh, Kiah. Walaupun dia ngantuk, tapi demi mobil Pajero sport, rela menahan kantuknya dan menghabiskan 3 cangkir kopi. Hahaha," balas Sandrina diiringi tawa renyahnya. "Hahaha! Ibu bisa aja. Eh, semogah aja dapat Pajero. Kasihan dia belum punya mobil," ucap Zakiah sembari menatap Juna yang asyik dan serius memancing. "Aamiin. Eh, Kiah. Mem
last updateLast Updated : 2025-02-01
Read more

Awal Kehancuran Michael

Sandrina sudah selesai memasak nasi liwet, sambal terasi, ikan goreng dan berbagai lalapan lainnya. Ikan mas hasil tangkapan Hurraim pun sudah selesai dimasak. Team juri sudah menunggu dan siap menilai masakan para peserta lomba. "Semoga kita menang ya, Bu," ucap Zakiah penuh harap. "Aamiin. Kalau menang, kita dapat hadiah alat-alat masak yang canggih dan modern," balas Sandrina. "Yeah!!! Tapi buat Pak CEO udah dipisahin 'kan Bu?" tanya Zakiah. "Aman, Kiah. Lihat tuh, dia mau ke sini!" ucap Sandrina sembari menatap intens pada Hurraim yang sedang berjalan ke arahnya. Perlombaan memancing sudah selesai. Hurraim hanya berhasil mendapatkan 1 ekor ikan mas. Bastian mendapatkan 5 ekor ikan mas dan nila. Sementara Juna, mendapatkan 15 ekor ikan mas dan nila. Sepertinya Juna termasuk salah satu pemenang lomba mancing itu. "Sayang, aku capek," rengek Hurraim dengan ekspresi manjanya. Lelaki tampan itu ngelendot pada Sandrina yang duduk di kursi jati. Sandrina memutar bola matanya dan m
last updateLast Updated : 2025-02-02
Read more

Kesalahan Lorenza

Michael mengendarai mobilnya dengan cepat menuju kediaman Clara. Emosi sudah menumpuk di dadanya. Clara benar-benar wanita licik dan jahat. Tak pernah Michael bayangkan jika ternyata wanita yang menghancurkannya adalah Clara. Sudah berhasil menyingkirkan Sandrina dari hidupnya, sekarang Clara pun menyingkirkan kekayaan miliknya. Sungguh ironis, tapi inilah kenyataan yang Michael hadapi. "Clara! Clara! Buka pintunya!" teriak Michael di luar. Ia berharap Clara ada di dalam sana. Namun, beberapa menit berlalu, Clara tak kunjung keluar. Hal itu benar-benar membuat Michael dongkol. Lelaki tampan itu pun mendobrak pintu itu lalu masuk mencari keberadaan Clara. Akan tetapi, tidak ada siapa pun di sana. "Clara! Sembunyi di mana kamu!?" teriak Michael lagi. Ada yang janggal di hadapan Michael. Perabotan dan barang-barang di sana sangatlah berbeda. Tentu saja dia mulai curiga jika apartemen ini bukan ditempati oleh Clara lagi. "Hei, apa yang kamu lakukan di rumahku!?" teriak seorang lansia
last updateLast Updated : 2025-02-03
Read more

Hadiah Kalung Sapphire

Lorenza telah bercerai dengan suaminya saat Eleanor berusia lima tahun. Selama itu, papi Michael dan Eleanor tidak pernah lagi menemui mereka. Bukan karena tidak ingin, tapi Lorenza yang menghalanginya untuk bertemu dengan putra putrinya."Jangan ngawur, Ele. Papi sudah tidak peduli pada kita sejak bercerai dengan Mami. Dia sudah bahagia dengan keluarga barunya," ujar Michael yang tampak menekan setiap ucapannya. "Aku nggak ngawur, Kak. Ini benar-benar terjadi. Kalian bahkan tidak tahu 'kan kalau papi sudah ada di Indonesia!?" tukas Eleanor semakin ngotot. "Apa!?" Sontak saja Lorenza melebarkan kedua matanya dan menatap setengah tidak percaya. "Apa kamu sering berkomunikasi dengannya?" tanya Michael penuh selidik. Eleanor mengangguk mantap. "Ya! Sudah tiga tahun belakangan, aku dan papi saling bertukar kabar. Papi sempat mengajakku untuk bertemu, tapi aku ragu karena takut tidak bisa menahan emosiku saat bertemu dengannya.""Jangan pernah menemuinya. Ingat, dia papi kalian yang ti
last updateLast Updated : 2025-02-04
Read more

Malam Terakhir di Bandung

Sandrina kembali bergabung dengan peserta lainnya. Team San Kitchen pun mendapat juara 2. Sementara juara 3, dari karyawan perusahaan Hurraim. "Sekarang pengumuman untuk pemenang lomba squid game!" ucap MC. Juna mendadak tegang dan harap-harap cemas. Kendati demikian, dia sudah yakin jika akan mendapatkan hadiah mobil yang diimpikan. Ada beberapa orang yang mendapatkan juara. Selain juara 1, 2 dan 3. Juara harapan lainnya pun mendapatkan hadiah. Ini sungguh membuat semua peserta semangat. "Juna pasti dapat mobil, Kiah," ucap Sandrina. "Iya, Bu San. Semoga saja pak CEO nggak bohong ya," sahut Zakiah. "Dia nggak akan bohong. Ini menyangkut harga diri dan kesuksesannya dalam bisnis," tukas Sandrina menegaskan. "Hehe, iya-iya Bu," balas Zakiah. "Pemenangnya adalah Arjuna Prakoso!" ucap Hurraim. "Yeeeee!" Zakiah bersorak. Juna terduduk lesu lalu bersujud di tanah. Setelah itu dia menengadahkan kedua tangannya ke atas langit. "Alhamdulillah." Kemudian, staf itu pun berjalan cepat k
last updateLast Updated : 2025-02-05
Read more

Michael Depresi

Kembali ke keluarga Michael...Hari ini Michael mengunjungi perusahaan yang sudah sah menjadi milik Clara. Meskipun Clara sendiri belum bisa ia temui, tapi Michael akan berusaha mendapatkan perusahaan miliknya kembali. Perusahaan itu memang warisan dari orang tua Lorenza, tapi tetap saja Michael pun berusaha payah untuk mengembangkannya. Sekarang, siapa yang tidak marah dan geram jika tiba-tiba seorang Clara merebut perusahaan yang sudah susah payah dibangun dan dikembangkan. "Maaf Pak, Anda bukan bagian dari perusahaan ini lagi," ucap petugas keamanan yang saat ini berusaha menghalangi Michael untuk masuk ke perusahaan itu. Michael menatap tajam dan dadanya benar-benar terasa sesak. Bisa-bisanya orang di hadapannya ini melarangnya masuk. Padahal dialah yang menggajinya. "Ini bukan urusanmu! Aku akan mendapatkan hakku kembali!" ujar Michael bersikeras untuk masuk. "Tapi Bu Clara melarang Anda datang ke sini, Pak," ucap keamanan itu. Michael membuang napasnya kasar. "Minggir!" Ia
last updateLast Updated : 2025-02-06
Read more

Keputusan Hurraim

Sesampainya di rumah...Naima berlari kecil menghampiri Hurraim yang baru saja tiba. Wanita cantik itu langsung memeluk hangat tubuh tunangannya. Setelah dua hari menunggu, akhirnya Hurraim datang juga. "Aaaaaa, akhirnya kamu pulang," sorak Naima dengan tingkah manjanya. Hurraim memutar bola matanya malas lalu membuang napasnya kasar. Dia pun segera mendorong tubuh Naima agar menjauh darinya. "Lepaskan! Jangan peluk-peluk tubuhku seperti ini."Naima mengerucutkan bibirnya bertingkah sebal. "Kamu kenapa sih, kok cuek banget sama aku. Hurraim, kita akan menikah. Maka cobalah membuka hati untukku."Hurraim tak menggubris. Dia sekarang berjalan menaiki anak tangga untuk langsung ke kamarnya. Naima mengekori sambil terus mengoceh. "Hurraim sayang, apa kamu tidak merindukan aku?" tanya Naima dengan manja sekaligus sebal. "Tidak! Heh, suruh siapa kamu mengikuti aku? Pergi sekarang juga. Aku capek dan perlu istirahat. Nanti malam keluarga kita akan kembali bertemu, maka aku akan umumkan s
last updateLast Updated : 2025-02-07
Read more

Jujur Soal Rambut

Di sudut lain...Seorang pria duduk dengan memeluk lutut di bawah ranjang. Matanya sayu, rambutnya berantakan, wajahnya kusam dan tubuhnya gemetar. Kamar itu tampak gelap dan seolah nestapa merenggut semua cahaya. Asap rokok mengepul di udara. Melayang tinggi bersama segenap penderitaan. Michael semakin terpuruk dan tidak bisa melakukan apapun lagi. Dia sudah kehilangan kekuasaannya. Bahkan untuk memberi makan pada mami dan adiknya pun Michael tidak bisa melakukannya. "Kenapa semuanya terjadi begitu saja? Apakah aku diciptakan hanya untuk menderita!?" gumam Michael dalam hati. Semenjak kehilangan perusahaannya, Michael selalu melamun dan menikmati minuman haram. Lorenza sebagai orang tua sangat prihatin terhadap kondisi putranya itu. Sering kali dia mengingatkan Michael agar tidak menyiksa dirinya sendiri dengan minuman keras dan begadang semalaman. Namun, Michael terlanjur pusing dan depresi. Dia mencari sebuah ketenangan dalam hidupnya. "Setelah kehilangan papi yang direbut oleh
last updateLast Updated : 2025-02-08
Read more
PREV
1
...
345678
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status