Semua Bab Diceraikan Suami Toxic, Dibahagiakan CEO Romantis: Bab 51 - Bab 60

102 Bab

Camping

"Ada apa?" tanya Hurraim sembari menatap lekat wajah Sandrina. "Tidak ada," jawab Sandrina singkat. Hurraim tersenyum tipis. "Aku menabrak seorang wanita berdada besar tanpa sengaja. Dia minta aku membangunkannya, tapi aku menolak. Dan aku minta nomor rekeningnya untuk bertanggung jawab. Ini, dia berikan. Cepat sebutkan. Tenang aja, aku nggak doyan sama wanita kayak gitu."Sandrina mengangguk kecil dan membuang napasnya lega. Kemudian dia pun menyebutkan nomor rekening itu. Sandrina tidak tahu kalau ternyata Hurraim bertemu dengan Clara. "Minggu depan kita adakan camping bersama staf," ucap Hurraim yang berhasil membuat Sandrina terperanjat kaget. "Camping?" Sandrina menatap setengah tidak percaya. "Ya. Camping. Apakah kamu setuju?" tanya Hurraim. "Apakah itu kondusif?" Sandrina balik bertanya. "Tentu saja. Kita adakan game di sana. Siapa yang menang, akan mendapatkan hadiah yang menakjubkan," jawab Hurraim dengan jelas. "Begitu. Kayaknya ide bagus sih. Aku juga udah lama ngga
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-20
Baca selengkapnya

Ikan-ikan hias

Para staf dan karyawan sedang mendirikan tempat untuk masak dan makan. Sebagian orang mendirikan tenda untuk tidur. Hurraim sendiri lebih memilih menyewa villa untuknya tidur selama 2 malam di sana."Bos, wahana air ada di sebelah sana. Pemancingan ada di belakang. Hutan buatan ada di sebelah utara pemancingan," ucap Bastian memberi info pada Bos mudanya. Hurraim mengangguk singkat. Dia akan mengadakan lomba mancing, menikmati wahana air seperti arung jeram, dan mengadakan game di hutan buatan. Hurraim sendiri tentunya akan mengikuti perlombaan itu. "Umumkan pada semuanya kalau hari ini kita akan bermain arung jeram," perintah Hurraim sembari mendudukkan bokongnya di sofa. "Siap, Bos!" jawab Bastian sigap. Sementara itu di luar, Sandrina tampak sedang memasang tenda bersama team San Kitchen. Tentu saja dia akan tidur satu tenda dengan Zakiah. Sekarang, Sandrina tersenyum puas melihat tenda warna pink nya sugan berdiri tegak dan siap digunakan. "Sip, tendanya sudah siap, Kiah. Sek
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-21
Baca selengkapnya

Buaya

Sandrina mendelikan matanya dan membuang napas kasar. Siapa yang tersenyum pada ikan? Jelas-jelas dia hanya sedang melamun dan mengingat kenangan bersama Michael. Walaupun begitu, Sandrina cukup merasa tengsin katen ketahuan senyum-senyum sendiri. Sudah dapat dipastikan, Hurraim akan bertanya padanya."Apakah ada sesuatu yang penting?" tanya Sandrina. "Bisa santai nggak, sih?" sosor Hurraim, "Kita camping ke sini untuk bersantai dan menikmati liburan," imbuhnya. Sandrina mengangguk singkat. "Arung jeram, apakah Anda sudah siap melakukannya?" "Jangan mengalihkan pembicaraan. Aku mau tahu, apa yang membuatmu tersenyum?" tanya Hurraim sedikit memaksa. Tentu saja dia harus tahu jawabannya. "Apaan, sih. Senyum karena senang melihat ikan, memangnya aneh, ya?" cicit Sandrina sebal. "Aneh lah. Harusnya kamu senyum karena aku, bukan karena ikan," ujar Hurraim yang tampak menekan setiap ucapannya. "Kenapa senyum? Anda nggak lucu soalnya," ucap Sandrina. "Mau lihat aku lucu?" tanya Hurrai
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-22
Baca selengkapnya

Istri CEO

“Apa yang kamu lakukan di sana?” tanya Hurraim sembari berjalan mendekat ke arah Sandrina. Sandrina menelan salivanya kasar. Memangnya dia sedang apa? Tentu saja gugup dan kaget saat melihat punggung kekar Hurraim yang putih bersih itu. Sandrina sudah lama tidak melihat tubuh polos seorang pria. Dulu, dia sering melihat Michael. Namun sekarang, tentu saja dia tidak pernah melihatnya lagi. Wajar saja jika Sandrina begitu gugup. “Kenapa tidak pakai baju?” tanya Sandrina tanpa menoleh. “Aku kebingungan memilih baju. Tolong carikan yang terbaik untukku,” perintah Hurraim yang kini sudah berada sejengkal di belakang Sandrina. Sandrina membuang napasnya kasar. “Dasar manja!” Ia mendengus kesal. Saat tubuhnya berbalik, tiba-tiba saja Hurraim maju selangkah. Tentu saja hal itu membuat Sandrina menumbur tubuh Hurraim. Hal itu benar-benar membuat Sandrina kesal dan kaget. Selain itu, keningnya pun cukup terasa sakit. “Awh! Ish, kenapa berdiri di situ, sih!?” omel Sandrina sebal. Hurraim m
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-23
Baca selengkapnya

Sandrina Hanyut

Sandrina sudah berada di dekat Hurraim. Semua keamanan telah terpasang. Media untuk melakukan arung jeram pun sudah tersedia. “Apakah kamu siap?” tanya Hurraim pada Sandrina. Tangannya bersedekap sembari menatap sungai yang mengalir di hadapannya. Sandrina mengangguk mantap. “Siap!” Ia menjawab sembari menarik ke bawah sikutnya. “Kenapa bersemangat sekali?” tanya Hurraim sembari menatap penuh selidik. Sandrina membuang napasnya kasar. “Tentu saja karena aku suka. Dan sudah lama tidak melakukannya. Kenapa memangnya?”“Hmmmm. Kupikir karena satu regu denganku,” tukas Hurraim yang berhasil membuat Sandrina mendelikan matanya. “Astaganaga, kenapa geer sekali.” Sandrina berdecak sebal. Petugas keselamatan sudah membantu para peserta arung jeram untuk naik ke atas media masing-masing. Sandrina sudah duduk di samping Hurraim. Wanita cantik itu benar-benar tegang sekarang. “Pegang tanganku dan jangan sungkan untuk memelukku jika tiba-tiba kano nya oleng,” ucap Hurraim pada Sandrina. S
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-24
Baca selengkapnya

Berlian Ku

Hurraim tak bisa bersabar lagi. Setelah cukup lama menunggu Sandrina yang masih tak sadarkan diri, akhirnya pria tampan itu membawa Sandrina ke rumah sakit. Sekarang, Sandrina sudah mendapatkan perawatan. Setelah satu jam menunggu, wanita cantik itu pun berangsur pulih. Hurraim sangat antusias dan langsung menemui sekertaris cantiknya itu. Sandrina membuka matanya dengan perlahan. Tiba-tiba saja kepalanya terasa berat dan berdenyut. Sesekali Sandrina mengedip, lalu mengedarkan pandangannya ke segala arah. Yang pertama dia lihat di sana adalah sosok Hurraim yang tersenyum hangat padanya. "P–pak! Apa yang terjadi? Kita ada di mana?" tanya Sandrina yang belum sepenuhnya mengerti. Hurraim mengusap lembut wajah cantik Sandrina. "Kamu baru saja siuman. Jangan panik, kita ada di rumah sakit. Kamu harus istirahat dan mendapatkan perawatan dulu."Sandrina menyentuh kepalanya yang cukup terasa sakit. Sekarang otaknya mulai berusaha mengingat-ingat apa yang terjadi padanya. Setelah beberapa d
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-25
Baca selengkapnya

Bibir Original

Sandrina memejamkan mata. Membiarkan bibirnya dihisap dan dilumat habis oleh sosok pria yang kini telah membuatnya kembali jatuh. Ya, jatuh cinta. Semoga saja nasib Sandrina tidak sama seperti saat dia bersama Michael. Seseorang di luar baru saja membuka pintu kamar ruang rawat inap itu, tapi saat melihat kegiatan dua orang di dalam, membuatnya mengurungkan niat. Seketika itu juga orang bernama Bastian itu tersenyum. "Nanti malam akan ada pesta besar-besaran nih kayaknya." Batinnya berucap. Setelah beberapa menit berlalu...Hurraim menghentikan kegiatannya. Bibir Sandrina benar-benar manis dan nikmat. Meskipun Sandrina adalah seorang janda, tapi tidak membuat Hurraim memandang rendah wanita cantik itu. Entah karena Hurraim baru pertama kali merasakan bibir seorang wanita, entah karena memang bibir Sandrina memiliki rasa semanis itu. "Kenapa tidak melawan?" goda Hurraim yang berhasil membuat wajah Sandrina bersemu merah.Sandrina memalingkan wajahnya. Kemudian dia meninju kecil dada
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-26
Baca selengkapnya

Barbeque

Malam ini Sandrina sudah kembali ke tempat camping. Mulanya Sandrina tidak diperbolehkan pulang oleh dokter karena masih butuh perawatan, tapi Sandrina menolak dan mengatakan bahwa sudah sehat. Hurraim yang selalu khawatir pada kondisi Sandrina pun melarang Sandrina meninggalkan rumah sakit. Namun, lagi-lagi Sandrina memaksa dan meyakinkan Hurraim bahwa dia akan baik-baik saja. Hurraim mendudukkan bokongnya di samping sang kekasih. Hatinya terus merekah indah, bagaikan bunga mawar yang baru mekar di pagi hari. Hurraim tersenyum manis, menatap wajah cantik Sandrina yang tak bosan-bosan untuk ia nikmati. "Katakan sesuatu, princess," ucap Hurraim dengan lembut. Sandrina menoleh lalu tersenyum singkat. "Apakah ini nyata? Atau aku sudah berada di surga?" Ia menatap lekat wajah tampan Hurraim. "Kenapa demikian?" tanya Hurraim sembari menatap heran. "Kenapa? Tentu saja karena aku bahagia. Oh, ini benar-benar mimpi, ya? Mana mungkin seorang CEO original ini sudi mencintai wanita janda se
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-27
Baca selengkapnya

Jangan Samakan Dengan Pria Lain

"Ehem! Kayaknya ada yang nempel terus deh kayak permen karet!" ledek Zakiah sembari menatap usil pada Sandrina dan Hurraim. Sandrina menyunggingkan senyuman samar. Sebenarnya dia agak malu-malu sekarang. Namun Hurraim seakan tidak ingin melepas tangannya sejak tadi. "Kalau dilepas, takut ngacak-ngacak semua yang ada di sini," celetuk Juna yang berhasil membuat semua orang tertawa. "Haha! Memangnya aku apa, Juna!" protes Sandrina sembari menatap sebal. "Dia sekarang berlian ku. Kalau aku lepas, takut ada yang mungut," ucap Hurraim yang berhasil membuat semua orang diam. Sandrina tersenyum simpul. Aroma barbeque dan jagung bakar begitu menusuk ke dalam indera penciumannya. "Kalian hebat banget bisa bikin barbeque sesempurna ini.""Kami hanya tinggal memanggang saja, Bu. Perbumbuannya 'kan sudah diatur sama chef di dapur. Hehe," ucap Zakiah. "Benar juga," balas Sandrina. "Sayang, di mana tenda kamu?" tanya Hurraim. "Yang itu," jawab Sandrina sembari menunjuk pada tendanya. Tak ja
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-28
Baca selengkapnya

Diluar Prediksi BMKG

Naima mulai menghubungi Hurraim. Wanita cantik berambut panjang itu benar-benar kesal karena tidak dapat bertemu dengan tunangannya. Walaupun sikap Hurraim benar-benar cuek padanya, tapi Naima tetap teguh pendirian dan ingin menikah dengan Hurraim si pria tampan berwajah timur tengah. “Kenapa nggak diangkat, sih!” dengkus Naima sebal. “Mungkin sedang sibuk, Naima. Apa lebih baik kamu nginep aja di sini. Besok mungkin Hurraim akan pulang,” ucap Pristilla mencoba menenangkan calon menantunya itu. “Kenapa nggak malam ini aja kita susul ke sana, Tante? Naima kangen banget sama Hurraim. Naima juga khawatir Hurraim kenapa-napa,” celoteh Naima yang tampak menekan setiap ucapannya. Pristilla membuang napasnya kasar. Naima benar-benar menggebu-gebu ingin bertemu dsngan Hurraim. Akan tetapi, jarak rumahnya dengan tempat camping Hurraim cukup jauh. Tidak mungkin mereka akan ke sana sekarang juga. Lagipula, Hurraim akan marah jika tiba-tiba mereka menyusul tanpa persetujuannya. “Kamu yang sa
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-29
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
11
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status