Share

Buaya

Author: NihayatuZain
last update Last Updated: 2025-01-22 19:01:42

Sandrina mendelikan matanya dan membuang napas kasar. Siapa yang tersenyum pada ikan? Jelas-jelas dia hanya sedang melamun dan mengingat kenangan bersama Michael. Walaupun begitu, Sandrina cukup merasa tengsin katen ketahuan senyum-senyum sendiri. Sudah dapat dipastikan, Hurraim akan bertanya padanya.

"Apakah ada sesuatu yang penting?" tanya Sandrina.

"Bisa santai nggak, sih?" sosor Hurraim, "Kita camping ke sini untuk bersantai dan menikmati liburan," imbuhnya.

Sandrina mengangguk singkat. "Arung jeram, apakah Anda sudah siap melakukannya?"

"Jangan mengalihkan pembicaraan. Aku mau tahu, apa yang membuatmu tersenyum?" tanya Hurraim sedikit memaksa. Tentu saja dia harus tahu jawabannya.

"Apaan, sih. Senyum karena senang melihat ikan, memangnya aneh, ya?" cicit Sandrina sebal.

"Aneh lah. Harusnya kamu senyum karena aku, bukan karena ikan," ujar Hurraim yang tampak menekan setiap ucapannya.

"Kenapa senyum? Anda nggak lucu soalnya," ucap Sandrina.

"Mau lihat aku lucu?" tanya Hurrai
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Diceraikan Suami Toxic, Dibahagiakan CEO Romantis   Istri CEO

    “Apa yang kamu lakukan di sana?” tanya Hurraim sembari berjalan mendekat ke arah Sandrina. Sandrina menelan salivanya kasar. Memangnya dia sedang apa? Tentu saja gugup dan kaget saat melihat punggung kekar Hurraim yang putih bersih itu. Sandrina sudah lama tidak melihat tubuh polos seorang pria. Dulu, dia sering melihat Michael. Namun sekarang, tentu saja dia tidak pernah melihatnya lagi. Wajar saja jika Sandrina begitu gugup. “Kenapa tidak pakai baju?” tanya Sandrina tanpa menoleh. “Aku kebingungan memilih baju. Tolong carikan yang terbaik untukku,” perintah Hurraim yang kini sudah berada sejengkal di belakang Sandrina. Sandrina membuang napasnya kasar. “Dasar manja!” Ia mendengus kesal. Saat tubuhnya berbalik, tiba-tiba saja Hurraim maju selangkah. Tentu saja hal itu membuat Sandrina menumbur tubuh Hurraim. Hal itu benar-benar membuat Sandrina kesal dan kaget. Selain itu, keningnya pun cukup terasa sakit. “Awh! Ish, kenapa berdiri di situ, sih!?” omel Sandrina sebal. Hurraim m

    Last Updated : 2025-01-23
  • Diceraikan Suami Toxic, Dibahagiakan CEO Romantis   Sandrina Hanyut

    Sandrina sudah berada di dekat Hurraim. Semua keamanan telah terpasang. Media untuk melakukan arung jeram pun sudah tersedia. “Apakah kamu siap?” tanya Hurraim pada Sandrina. Tangannya bersedekap sembari menatap sungai yang mengalir di hadapannya. Sandrina mengangguk mantap. “Siap!” Ia menjawab sembari menarik ke bawah sikutnya. “Kenapa bersemangat sekali?” tanya Hurraim sembari menatap penuh selidik. Sandrina membuang napasnya kasar. “Tentu saja karena aku suka. Dan sudah lama tidak melakukannya. Kenapa memangnya?”“Hmmmm. Kupikir karena satu regu denganku,” tukas Hurraim yang berhasil membuat Sandrina mendelikan matanya. “Astaganaga, kenapa geer sekali.” Sandrina berdecak sebal. Petugas keselamatan sudah membantu para peserta arung jeram untuk naik ke atas media masing-masing. Sandrina sudah duduk di samping Hurraim. Wanita cantik itu benar-benar tegang sekarang. “Pegang tanganku dan jangan sungkan untuk memelukku jika tiba-tiba kano nya oleng,” ucap Hurraim pada Sandrina. S

    Last Updated : 2025-01-24
  • Diceraikan Suami Toxic, Dibahagiakan CEO Romantis   Berlian Ku

    Hurraim tak bisa bersabar lagi. Setelah cukup lama menunggu Sandrina yang masih tak sadarkan diri, akhirnya pria tampan itu membawa Sandrina ke rumah sakit. Sekarang, Sandrina sudah mendapatkan perawatan. Setelah satu jam menunggu, wanita cantik itu pun berangsur pulih. Hurraim sangat antusias dan langsung menemui sekertaris cantiknya itu. Sandrina membuka matanya dengan perlahan. Tiba-tiba saja kepalanya terasa berat dan berdenyut. Sesekali Sandrina mengedip, lalu mengedarkan pandangannya ke segala arah. Yang pertama dia lihat di sana adalah sosok Hurraim yang tersenyum hangat padanya. "P–pak! Apa yang terjadi? Kita ada di mana?" tanya Sandrina yang belum sepenuhnya mengerti. Hurraim mengusap lembut wajah cantik Sandrina. "Kamu baru saja siuman. Jangan panik, kita ada di rumah sakit. Kamu harus istirahat dan mendapatkan perawatan dulu."Sandrina menyentuh kepalanya yang cukup terasa sakit. Sekarang otaknya mulai berusaha mengingat-ingat apa yang terjadi padanya. Setelah beberapa d

    Last Updated : 2025-01-25
  • Diceraikan Suami Toxic, Dibahagiakan CEO Romantis   Bibir Original

    Sandrina memejamkan mata. Membiarkan bibirnya dihisap dan dilumat habis oleh sosok pria yang kini telah membuatnya kembali jatuh. Ya, jatuh cinta. Semoga saja nasib Sandrina tidak sama seperti saat dia bersama Michael. Seseorang di luar baru saja membuka pintu kamar ruang rawat inap itu, tapi saat melihat kegiatan dua orang di dalam, membuatnya mengurungkan niat. Seketika itu juga orang bernama Bastian itu tersenyum. "Nanti malam akan ada pesta besar-besaran nih kayaknya." Batinnya berucap. Setelah beberapa menit berlalu...Hurraim menghentikan kegiatannya. Bibir Sandrina benar-benar manis dan nikmat. Meskipun Sandrina adalah seorang janda, tapi tidak membuat Hurraim memandang rendah wanita cantik itu. Entah karena Hurraim baru pertama kali merasakan bibir seorang wanita, entah karena memang bibir Sandrina memiliki rasa semanis itu. "Kenapa tidak melawan?" goda Hurraim yang berhasil membuat wajah Sandrina bersemu merah.Sandrina memalingkan wajahnya. Kemudian dia meninju kecil dada

    Last Updated : 2025-01-26
  • Diceraikan Suami Toxic, Dibahagiakan CEO Romantis   Barbeque

    Malam ini Sandrina sudah kembali ke tempat camping. Mulanya Sandrina tidak diperbolehkan pulang oleh dokter karena masih butuh perawatan, tapi Sandrina menolak dan mengatakan bahwa sudah sehat. Hurraim yang selalu khawatir pada kondisi Sandrina pun melarang Sandrina meninggalkan rumah sakit. Namun, lagi-lagi Sandrina memaksa dan meyakinkan Hurraim bahwa dia akan baik-baik saja. Hurraim mendudukkan bokongnya di samping sang kekasih. Hatinya terus merekah indah, bagaikan bunga mawar yang baru mekar di pagi hari. Hurraim tersenyum manis, menatap wajah cantik Sandrina yang tak bosan-bosan untuk ia nikmati. "Katakan sesuatu, princess," ucap Hurraim dengan lembut. Sandrina menoleh lalu tersenyum singkat. "Apakah ini nyata? Atau aku sudah berada di surga?" Ia menatap lekat wajah tampan Hurraim. "Kenapa demikian?" tanya Hurraim sembari menatap heran. "Kenapa? Tentu saja karena aku bahagia. Oh, ini benar-benar mimpi, ya? Mana mungkin seorang CEO original ini sudi mencintai wanita janda se

    Last Updated : 2025-01-27
  • Diceraikan Suami Toxic, Dibahagiakan CEO Romantis   Jangan Samakan Dengan Pria Lain

    "Ehem! Kayaknya ada yang nempel terus deh kayak permen karet!" ledek Zakiah sembari menatap usil pada Sandrina dan Hurraim. Sandrina menyunggingkan senyuman samar. Sebenarnya dia agak malu-malu sekarang. Namun Hurraim seakan tidak ingin melepas tangannya sejak tadi. "Kalau dilepas, takut ngacak-ngacak semua yang ada di sini," celetuk Juna yang berhasil membuat semua orang tertawa. "Haha! Memangnya aku apa, Juna!" protes Sandrina sembari menatap sebal. "Dia sekarang berlian ku. Kalau aku lepas, takut ada yang mungut," ucap Hurraim yang berhasil membuat semua orang diam. Sandrina tersenyum simpul. Aroma barbeque dan jagung bakar begitu menusuk ke dalam indera penciumannya. "Kalian hebat banget bisa bikin barbeque sesempurna ini.""Kami hanya tinggal memanggang saja, Bu. Perbumbuannya 'kan sudah diatur sama chef di dapur. Hehe," ucap Zakiah. "Benar juga," balas Sandrina. "Sayang, di mana tenda kamu?" tanya Hurraim. "Yang itu," jawab Sandrina sembari menunjuk pada tendanya. Tak ja

    Last Updated : 2025-01-28
  • Diceraikan Suami Toxic, Dibahagiakan CEO Romantis   Diluar Prediksi BMKG

    Naima mulai menghubungi Hurraim. Wanita cantik berambut panjang itu benar-benar kesal karena tidak dapat bertemu dengan tunangannya. Walaupun sikap Hurraim benar-benar cuek padanya, tapi Naima tetap teguh pendirian dan ingin menikah dengan Hurraim si pria tampan berwajah timur tengah. “Kenapa nggak diangkat, sih!” dengkus Naima sebal. “Mungkin sedang sibuk, Naima. Apa lebih baik kamu nginep aja di sini. Besok mungkin Hurraim akan pulang,” ucap Pristilla mencoba menenangkan calon menantunya itu. “Kenapa nggak malam ini aja kita susul ke sana, Tante? Naima kangen banget sama Hurraim. Naima juga khawatir Hurraim kenapa-napa,” celoteh Naima yang tampak menekan setiap ucapannya. Pristilla membuang napasnya kasar. Naima benar-benar menggebu-gebu ingin bertemu dsngan Hurraim. Akan tetapi, jarak rumahnya dengan tempat camping Hurraim cukup jauh. Tidak mungkin mereka akan ke sana sekarang juga. Lagipula, Hurraim akan marah jika tiba-tiba mereka menyusul tanpa persetujuannya. “Kamu yang sa

    Last Updated : 2025-01-29
  • Diceraikan Suami Toxic, Dibahagiakan CEO Romantis   Terjaga

    Malam ini sungguh berbeda bagi Sandrina maupun Hurraim. Mereka berdua sudah berada di dalam tenda. Tenda yang cukup untuk 2 sampai 3 orang itu benar-benar istimewa bagi keduanya. Ini pengalaman pertama dan mungkin tidak akan pernah mereka lupakan. Hurraim tiada henti menggenggam tangan lembut Sandrina. Senyuman manis dan kebahagiaan terpancar di wajah tampannya. Sekali lagi, Hurraim sungguh tidak menyangka bahwa kini sudah memiliki cinta sang sekretaris cantik itu. “Tidak dingin?” tanya Hurraim sembari menatap lembut wajah cantik Sandrina. Sandrina tersenyum kecil. “Tidak. Karena pakai selimut dan jaket juga.”“Hmmm, tidak butuh pelukan dariku?” goda Hurraim sembari mengusap lembut wajah cantik Sandrina."Yehhh, mulai deh mesumnya," cicit Sandrina sembari menatap sebal. "Hanya peluk saja, kamu bilang mesum?" seloroh Hurraim. Sandrina membuang napasnya pelan. "Nggak-nggak. Ya sudah mau peluk.""Nggak mau!" tolak Hurraim sembari memalingkan wajahnya ke samping. Sandrina mengerucut

    Last Updated : 2025-01-30

Latest chapter

  • Diceraikan Suami Toxic, Dibahagiakan CEO Romantis   2 Minggu Lagi

    Michael menatap nyalang. Sekarang dia benar-benar kesal dan tak habis pikir pada mantan istrinya itu. Sial sekali dia bertemu dengan wanita yang telah menghancurkan seluruh hidupnya. "Apa yang kamu lakukan? Keluar!" bentak Michael dengan tampang penuh emosi. Clara menatap setengah sinis, tapi sepertinya dia sedang mengincar sesuatu dari Michael. Beberapa hari ini Clara baru mengetahui perihal bisnis dan kebangkitan Michael. Wanita licik dan jahat seperti Clara pasti tidak akan puas dan tidak punya malu. Dia bahkan kembali mendekati Michael karena merasa jika Michael telah kembali jaya. "Nggak mau. Aku mau ikut sama kamu." Clara bicara ketus. Dia memalingkan wajah dan seolah tidak peduli pada raut wajah Michael saat ini. "Sudah gila ya kamu!" Michael bicara dengan nada tinggi. "Turun sekarang juga. Aku tidak sudi pergi denganmu. Sekarang aku tidak ingin lagi mengenal kamu, Clara. Lebih baik kamu turun dan jangan menggangguku!" Kemudian dia membuka pintu dan mendorong tubuh Clara de

  • Diceraikan Suami Toxic, Dibahagiakan CEO Romantis   Hurraim Tidak Sabar

    "Aku berjanji akan menikahi kamu. Menjadikan kamu wanita satu-satunya dalam hidupku. Aku akan tetap menemani di dalam susah maupun senang. Sandrina, maukah kamu menjadi istriku? Belahan jiwaku. Penyejuk hatiku?" ucap Hurraim sebelum benar-benar memasangkan cincin di jari manis Sandrina. Sandrina nyaris menangis. Kedua bola mata sudah mulai berkaca-kaca. Wanita cantik itu menutupi mulutnya, agar tangisan tidak pecah saat itu juga. Sepersekian detik kemudian, Sandrina mengangguk pelan. "Ya. Aku mau menjadi istrimu. Menjadi belahan jiwamu. Menjadi penyejuk hatimu. Aku akan tetap setia padamu. Menemani dalam suka maupun duka," jawab Sandrina dengan suara yang bergetar menahan tangis. Cincin pun dipasangkan. Semua orang menatap penuh haru dan bahagia. Dua insan sedang mengikat cinta. Setelah ini, perjalan mereka akan terus dilakukan. "Kita beri tepuk tangan yang meriah!" ucap MC dengan penuh gembira. Prok prok prok!Sorak sorai tepuk tangan menggema di rumah itu. Semua orang bahagia.

  • Diceraikan Suami Toxic, Dibahagiakan CEO Romantis   Lamaran

    Hari demi hari terus berlalu. Seperti yang Hurraim katakan pada Sandrina, bahwa dia akan datang ke rumah Sandrina untuk melamar. Maka pada hari ini juga, Hurraim beserta kedua orang tua dan Kakeknya datang ke kediaman Sandrina. Hari yang Sandrina dan Hurraim tunggu-tunggu. Mereka akan segera melaksanakan lamaran. Segala persiapan sudah dilakukan. Sandrina tampak cantik mengenakan kebaya modern dan riasan natural di wajahnya. "Apakah kamu sudah siap?" tanya Marlinda. Sandrina tersenyum hangat. "Sudah, Bu. Ini akan menjadi moment terindah sebelum kami menikah.""Kalian adalah pasangan yang serasi. Semoga saja kalian berjodoh sampai kakek nenek," ucap sang ayah. "Aamiin. Semoga seperti ayah dan ibu. Selalu saling setia dan mampu memaafkan setiap kesalahan yang diperbuat," balas Sandrina. Padahal ini bukan pengalaman pertama bagi Sandrina, sebelum mengenal Hurraim, tentunya dia sudah pernah menikah dan melakukan sesi lamaran. Akan tetapi, kali ini rasanya sungguh berbeda. Sandrina san

  • Diceraikan Suami Toxic, Dibahagiakan CEO Romantis   Maukah Kamu Menikah Denganku?

    "Loe la loe loe!" semprot Hurraim sembari menatap tajam. Michael menatap tak habis pikir. Sekarang dia benar-benar kebingungan. Kenapa bisa ada Hurraim di rumah ini? Tentu saja Michael tidak tahu kalau Hurraim adalah kakak tirinya. "Loe ngapain di sini?" tanya Michael dengan ekspresi galak. "Ini rumah bokap dan nyokap gue. Loe mau apa!" jawab Hurraim nyolot. "Apa!?" Sontak saja Michael melebarkan kedua mata dan menatap setengah tidak percaya. "Kamu pasti kaget. Tapi memang inilah kenyataannya. Kamu dan Hurraim adalah kakak beradik. Jadi, berusahalah untuk tetap akur dan jangan saling menjatuhkan satu sama lain," imbuh Pristilla yang tampak menekan setiap ucapannya. "Astaga! Jadi, loe anak papi gue?" tanya Michael yang masih sulit percaya. "Ya. Kenapa emangnya? Loe nggak terima!?" sosor Hurraim."Ya Tuhan, ini benar-benar sulit dipercaya," desis Michael sembari mengacak rambutnya asal. "Michael, bersikaplah yang baik dan jangan pernah ungkit masa lalu kamu dengan Sandrina. Kare

  • Diceraikan Suami Toxic, Dibahagiakan CEO Romantis   Michael Bertemu Hurraim

    Hari demi hari terus berlalu. Sandrina telah menjalani hubungan dengan Hurraim secara manis dan penuh cinta. Tidak ada lagi Naima atau wanita mana pun yang mengganggu hubungan mereka. Hurraim juga sudah mendapatkan restu dari kedua orang tuanya. Mulanya memang tidak mudah, tapi Hurraim terus mencoba dan berusaha. Alhasil, Pristilla pun mulai membuka hati dan menerima takdir bahwa putranya sangat mencintai Sandrina. "Papi, Kak Michael sudah datang!" teriak Eleanor. Dia tampak antusias menyambut kedatangan kakak kandungnya. Michael tampak sedikit canggung. Baru kali ini dia datang ke rumah papi dan bundanya. Michael juga belum pernah bertemu dengan sang bunda, maka hal itu akan membuatnya semakin canggung dan sedikit malu. Bagaimana reaksi Michael saat tahu sosok putra tiri papinya?"Selamat datang, Michael. Dari tadi kamu tunggu-tunggu," ucap Fery yang baru saja turun tangga. "Tadi ada kegiatan yang padat, Pi. Maklumlah, baru mau mulai usaha lagi," kata Michael dengan santai. Sekar

  • Diceraikan Suami Toxic, Dibahagiakan CEO Romantis   Bertemu Clara

    Hurraim mengangguk. Dia ikut tersenyum simpul mendengar pertanyaan adik tirinya itu. "Selamat, kamu pasti pusing dan kaget. Akhirnya kamu dan Sandrina tetap akan menjadi keluarga.""Ya ampun. Ini sih kabar bahagia buat aku," seru Eleanor. "Kamu menyukai Kak San?" tanya Hurraim. "Tentu saja. Kak San wanita yang baik dan positif vibes," jawab Eleanor. "Maka belajar banyaklah padanya," ucap Hurraim yang kemudian melangkahkan kakinya. Eleanor tersenyum samar. "Ternyata Kak San bisa dapatkan pria yang jauh lebih baik dari Kak Michael, Pi." Ia bicara pada sang Papi. "Semua tergantung kualitas diri, sayang. Makanya kamu kalau mau punya suami yang baik dan positif, kamu harus jadi pribadi yang baik. Jodoh itu ibarat cerminan diri," tutur Fery dengan jelas tapi lembut. Eleanor mengangguk singkat. "Semoga aja, Pi. Tapi Ele masih muda. Ele belum mikirin jodoh. Hehe.""Papi juga nggak akan izinin kamu nikah muda, sayang. Kalau karier dan mentalmu sudah mapan, baru boleh menikah," ujar Fery

  • Diceraikan Suami Toxic, Dibahagiakan CEO Romantis   Suasana Baru

    Setelah berbelanja banyak keperluan untuk menetap di kediaman sang papi, Eleanor pun kini telah sampai di rumah besar milik papi dan Bunda tirinya. Ternyata Pristilla bukanlah sosok ibu tiri yang jahat. Pristilla sangat baik dan memanjakan Eleanor. Mungkin karena dia benar-benar menyayangi Eleanor dengan tulus seperti dia menyayangi ayahnya. Selain itu, Pristilla juga memang sudah lama menginginkan anak perempuan. Sebenarnya bisa saja dia mengadopsi anak, tapi Fery sering melarangnya. Mungkin inilah hikmah di balik semua itu. Pada akhirnya Pristilla benar-benar punya anak perempuan dan itu adalah anak kandung suaminya. "Bagaimana perasaan kamu, sayang? Ini rumah kami, dan mulai sekarang menjadi rumahmu juga," ucap Fery dengan lembut. "Jangan sungkan-sungkan ya, Ele. Di sini kamu bisa melakukan apa saja. Banyak Mbak-mbak yang bisa bantu kamu melakukan apapun," timpal Pristilla. Eleanor tersenyum hangat lantas mengangguk singkat. "Ele senang banget, Papi. Makasih ya, Pi, Bun, karena

  • Diceraikan Suami Toxic, Dibahagiakan CEO Romantis   Aku Hanya Mencintaimu

    Hurraim membawa Sandrina ke danau miliknya. Tentu saja dia harus bicara dengan kekasihnya itu. Mungkin saja Sandrina salah paham dan bisa jadi marah padanya. Selain itu, Hurraim juga harus menenangkan dan memperbaiki perasaan Sandrina. Sudah terlanjut dipermalukan di depan umum, Sandrina pasti sangat merasa kesal dan tidak terima. "Sayang, aku minta maaf atas kejadian ini," ucap Hurraim dengan nada lembut. Sandrina membuang napas kasar. Wajahnya berekspresi marah. Cemberut dan menatap tajam. "Kenapa kamu yang minta maaf? Apakah sepenting itu dia di hidupmu? Kamu mewakilinya?" Sandrina bicara dengan nada ketus. Tatapannya berubah dingin, sepertinya dia memang kesal dan kecewa.Hurraim menggeleng cepat. Kemudian dia meraih tangan kekasihnya dan menggenggam secara lembut. "Bukan begitu, sayang. Aku minta maaf karena saat kejadian aku tidak ada di sampingmu. Dan aku nggak menghandle perempuan itu lebih awal. Atas kejadian ini, aku yakin kamu pasti marah. Aku benar-benar minta maaf, say

  • Diceraikan Suami Toxic, Dibahagiakan CEO Romantis   Naima Merasa Malu

    "Bos, ada keributan di kantor," lapor Bastian pada Bosnya—Hurraim. Hurraim mengerutkan dahi. Dia sama sekali tidak tahu kalau Naima datang ke perusahaan untuk melabrak Sandrina. Sekarang, Hurraim pasti akan terkejut mendengar kabar ini. "Apa yang terjadi?" tanya Hurraim. "Nona Naima datang ke kantor dan melabrak Bu San. Dia membuat semua orang berkumpul dan mencoba mempermalukan Bu San," jawab Bastian yang sukses membuat Hurraim terperanjat kaget dan benar-benar marah. Ponsel yang digenggam itu tiba-tiba saja Hurraim remas dengan kuat dan kasar. Inilah yang Hurraim takutkan. Dia takut Naima akan menemui Sandrina dan berkata yang macam-macam. Salahnya juga tidak bicara jujur dari awal pada Sandrina bahwa dia sempat bertunangan dengan Naima. "Segera antar aku ke sana! Jangan sampai lolos wanita playing victim itu!" perintah Hurraim. Sekarang jantungnya berdetak kencang. Kemarahan sudah berada di atas kepalanya. Bastian mengangguk sigap. Kemudian dia pun segera menancap gas dengan

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status