Semua Bab Diceraikan Suami Toxic, Dibahagiakan CEO Romantis: Bab 81 - Bab 90

103 Bab

Saran Ibu

“Pisang goreng cokelat keju kesukaan putri Ibu sudah siap!” seru Marlinda dengan ekspresi bahagia dan ceria. Rasa sayang dari seorang Ibu terhadap anaknya, begitu terpancar dari raut wajah Marlinda. Sandrina tersenyum senang dan kini menyambar langsung pisang goreng cokelat keju kesukaannya. Sejak kecil, Ibunya sering membuatkan pisang goreng cokelat seperti ini, maka Sandrina begitu sangat menyukai hingga sampai saat ini. “Waw, ini pasti enak banget.” Ia bersorak gembira. “Tentunya. Silakan dimakan sayang,” ucap Marlinda dengan hangat. Sandrina mengangguk singkat. Dia masih diperlakukan sepeti gadis abg saja oleh Ibunya. Tanpa buang waktu lagi, Sandrina pun sekatang mulai memasukan sepotong pisang itu ke dalam mulutnya. “Tadi pergi ke mana, sayang?” tanya Marlinda sembari meletakan secangkir kopi di meja. “Makan sate di pinggir jalan, ke danau dan keliling aja Bu pakai motor,” jawab Sandrina. “Tumben banget pake motor,” tukas sang Ibu. “Iya Bu. San juga kaget. Tapi kata Hurrai
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-19
Baca selengkapnya

Pristilla Ke Perusahaan

"Selamat pagi Paaaak!" sapa para staf ketika Hurraim tiba dan berjalan ke ruangannya. Hurraim mengangguk singkat tanpa senyuman di wajahnya. Itu sudah hal biasa bagi segenap pekerja di perusahaan miliknya. Meski jarang diberi senyuman, tapi mereka selalu bersikap ramah tamah dan sopan pada sang CEO. "Bu San!" panggil Juna sembari bangkit dari duduknya. Sandrina baru saja tiba. "Ya? Kabar baik apa yang akan kamu sampaikan?" tembak Sandrina sembari meletakkan tas di mejanya. "Kamu sudah tahu ya? Oh iya, pasti Kiah cerita nih sama Bos nya," tebak Juna. "Belum. Kiah cuma cerita kalau kamu akan datang ke rumah orang tuanya," cakap Sandrina yang kemudian bangkit dari duduknya. Seperti biasa dia harus membuatkan secangkir kopi hangat untuk CEO sekaligus kekasihnya. "Anu, aku disambut dengan baik dan kedua orang tua Kiah bersikap hangat padaku. Mereka sepertinya memberikan lampu hijau pada kami," terang Juna sembari mengikuti Sandrina. Sandrina tersenyum senang. "Syukurlah kalau begitu
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-20
Baca selengkapnya

Membuat Kekacauan

Pristilla membuka pintu ruangan putranya. Saat dia masuk, Hurraim tampak terlihat kaget dan langsung menatap heran. Tentu saja Hurraim tidak tahu sebelumnya jika sang bunda akan datang. “Hallo Hurraim. Apakah kamu sedang sibuk Nak?” sapa Pristilla. Hurraim membuang napasnya kasar. “Bunda, ngapain ke sini? Astaga.” Pria tampan itu terlihat kesal. Hurraim takut Pristilla akan membuat keributan di sana. “Kenapa memangnya? Bunda nggak boleh datang ke perusahaan putra bunda sendiri? Apakah itu haram untuk bunda?” desak Pristilla yang kemudian duduk di sofa. “Bukan begitu. Tapi kenapa datang secara mendadak begini?” seloroh Hurraim. Dia berharap Bundanya tidak bertemu dengan Sandrina. “Kebetulan banget bunda ada acara di dekat sini. Jadi nggak ada salahnya kalau Bunda sekalian mampir ke sini. Lagipula Bunda belum sempat menyapa para pekerja di sini,” tutur Pristilla. “Oke. Dan apakah sudah selesai? Kalau sudah, lebih baik pulang sekarang. Aku masih banyak kerjaan,” sosor Hurraim meng
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-21
Baca selengkapnya

Yang terbaik

Sandrina menghempaskan bobot tubuhnya pada kasur miliknya. Hari ini dia pulang tanpa diantar oleh Hurraim. Meski sang kekasih memaksa untuk mengantar, tapi Sandrina menolak dengan alasan takut ada yang memantau. Mengingat hari ini Pristilla datang ke perusahaan untuk mencari tahu kekasih Hurraim, tentu saja Sandrina harus lebih waspada. "San!" panggil Marlinda dengan suara yang lembut. "Iya, Bu," sahut Sandrina sembari membangunkan tubuhnya. "Tumben langsung rebahan. Biasanya mandi dulu," singgung Marlinda. "Penat banget hari ini, Bu. Tadi di kantor ada sesuatu yang menegangkan," terang Sandrina. "Ada apa?" tanya Marlinda penasaran. Dia pun duduk di samping putrinya. "Bundanya Hurraim tiba-tiba datang ke kantor. Dia nyari tahu siapa pacar putranya. Lucunya lagi, dia nanya sama San sendiri," terang Sandrina diiringi tawa kecilnya. Marlinda melongo kaget dan merasa lucu. "Ya ampun sampai segitunya. Belum tahu aja pacar putranya ini punya kepribadian yang baik luar biasa."Sandrin
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-22
Baca selengkapnya

Lupakan Masa Lalu

Lorenza duduk dengan wajah menunduk. Sejujurnya dia merasa malu dan gengsi pada mantan suaminya. Namun, karena ingin menyelesaikan masalah yang ada dalam hidupnya, Lorenza pun berusaha mengikis ego dan menenggelamkan gengsinya. "Bagaimana, apa yang akan kalian lakukan sekarang?" tanya sang Papi. "Begini, Mami mau bicara pada Papi," jawab Eleanor mewakili Maminya. "Mau bicara apa?" tanya Sang Papi. "Mam, sebaiknya bicarakan sekarang." Michael menimpali. Lorenza membuang napasnya kasar. "Sebenarnya aku sangat malu dan merasa sudah tidak pantas mengatakan ini."Sang Papi masih diam sembari menunggu apa yang sebenarnya ingin Lorenza katakan. Sebenarnya dia juga sudah tidak ingin terhubung lagi dengan kehidupan mantan istrinya itu, tapi karena sekarang kedua anaknya sedang membutuhkan bantuannya, maka mau tidak mau dia pun harus sering berhadapan dengan Lorenza. Beruntungnya istrinya adalah sosok istri yang mengerti dan tidak curigaan. Selagi tidak ada bukti perselingkuhan, maka istri
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-23
Baca selengkapnya

Permintaan Maaf Michael

Sandrina memutar tubuhnya saat melihat Michael datang hendak menemuinya. Wanita cantik itu merasa tidak siap bertemu dengan mantan suaminya itu. Jujur saja, Sandrina kaget dan sedikit kecewa karena Mami Lorenza tidak mengatakan jika akan datang bersama Michael. Saat Sandrina hendak melangkah masuk, tiba-tiba Michael berkati mengejarnya. Pria yang kepalanya terbalut perban itu menghentikan sang mantan istri. "Sandrina, tunggu!" cegah Michael. Pokoknya dia harus bisa berbicara dengan Sandrina. Lagipula, niatnya datang ke sana bukan untuk mengikut campuri urusan Sandrina lagi. Dia hanya ingin meminta maaf dengan tulus. Sandrina menghentikan langkahnya. Namun tubuhnya masih membelakangi mantan suaminya itu. Marlinda melihat kejadian ini, dia juga sama sekali tidak tahu kalau Michael pun akan datang. "Maaf karena aku tidak memberi tahu kamu kalau mau datang bersama Mami. Kamu pasti enggan bertemu denganku. Tapi aku mohon sekali ini saja, Sandrina. Aku datang bukan untuk mencari masalah
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-24
Baca selengkapnya

Gaun Untuk Malam

Pagi ini cuaca begitu cerah. Sandrina menyapa rekan kerjanya dengan ramah dan ceria. Hurraim tampak belum tiba. Pria tampan itu biasanya hanya berbeda lima sampai sepuluh menit dengan Sandrina. Jika Hurraim belum tiba, Sandrina biasanya menyiapkan kopi kesukaan kekasihnya di atas meja. Tak lupa dia juga sediakan makanan untuk pengganjal perut. Padahal Hurraim bukan tipe lelaki yang doyan makan, tapi semenjak kenal dengan Sandrina, dia jadi sering jajan dan menikmati makanan yang bahkan belum pernah dia makan sejak kecil. "Ada apa ini? Kenapa tiba-tiba hatiku berdebar kencang," gumam Sandrina sembari menyentuh dadanya. Masih teringat jelas bagaimana raut wajah Michael yang dipenuhi dengan penyesalan. Sandrina memang tidak akan mudah melupakan semua pengkhianatan Michael, juga kejahatan yang dilakukan oleh Lorenza dan Eleanor selama ini. Akan tetapi dia berusaha ikhlas dan memilih untuk memaafkan mereka semua. Tidak ada gunanya menyimpan dendam di dalam hati. Jika sudah ikhlas atas ke
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-25
Baca selengkapnya

Dunia Begitu Sempit

Malam pun tiba, Hurraim menjemput Sandrina ke kediamannya. Mereka akan bertemu dengan kedua orang tua Hurraim di sebuah restoran. Tentu saja Hurraim sudah memesan tempat untuk mereka berempat. "Kamu cantik banget sayang," puji Hurraim yang tampak terpukau melihat Sandrina. Sandrina tersenyum manis. Dia berpakaian sungguh anggun dan berhias seperti akan melaksanakan acara lamaran. "Aamiin. Makasih sayang.""Aku nggak akan rugi dapatin kamu," bisik Hurraim. Sandrina tersenyum simpul dan tampak salah tingkah. "Jangan bikin aku terbang ke angkasa. Aku bahkan belum siapin parasut.""Aku nggak bercanda. Oke, sekarang kita langsung on the way. Apakah kamu sudah siap?" tanya Hurraim. "Yes!" jawab Sandrina. Hurraim pun tersenyum senang. Kemudian dia membukakan pintu untuk kekasihnya itu. Malam ini Hurraim mengendarai mobilnya sendiri tanpa ditemani oleh Bastian. Tidak butuh waktu lama untuk sampai di restoran. Setelah menempuh perjalanan kurang lebih dua puluh menit, mereka pun sudah samp
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-26
Baca selengkapnya

Status Janda

"Sejak kapan kamu mengenal putraku?" tanya Pristilla sembari menatap serius. "Sudah lama, Tante. Kebetulan waktu itu untuk pertama kalinya kami dipertemukan karena sebuah kejadian yang tidak disengaja," jawab Sandrina. "Ceritakan, kayaknya menarik!" pinta Fery. "Itu cerita konyol. Dia tidak sengaja menabrak mobilku, waktu itu perusahaan masih tahap pembangunan. Apakah Ayah ingat, waktu itu aku telat datang dan dimarahi Kakek?" timpal Hurraim. Fery menaikan kedua matanya seperti sedang mengingat-ingat. "Oh, iya Ayah ingat.""Kejadian itu yang bikin aku telat," ungkap Hurraim. "Jadi kalian dipertemukan karena kecelakaan itu, dan kemudian kalian kenalan, terus sekarang saling mencintai, begitu?" selidik Pristilla. Sandrina tersenyum simpul. "Sebenarnya tidak secepat itu. Mulanya kami saling merasa kesal satu sama lain. Tapi Tuhan seakan sengaja mempertemukan kami terus menerus. Hingga sampai putra Tante ini ketagihan pada masakan San Kitchen. Dan saat itulah Hurraim mulai mendekati
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-27
Baca selengkapnya

Tidak Butuh Pendapat Bunda

Sandrina tampak tertegun mendengar ucapan Fery. Dia senang karena ayah Hurraim menerima keadaannya. Namun, bagaimana dengan Pristilla? Wanita itu belum menjawab apa-apa. "Kalau gitu sekarang kita sudahi pertemuan ini. Sudah cukup 'kan obrolan dan perkenalan antara ayah, bunda dan Sandrina?" tanya Hurraim. Fery mengangguk singkat. "Sudah, Hurraim.""Sebentar, aku ingin tahu apa yang membuat kalian seperti sudah saling mengenal," desak Pristilla.Fery membuang napasnya kasar. "Baiklah, kalau gitu biar ayah ceritakan sekarang juga. Jadi sebenarnya Sandrina ini mantan istri anak sulung ayah."Sontak saja Hurraim melebarkan kedua matanya dan menatap kaget. Tentu saja dia baru tahu akan hal ini. "Apa!? Jadi ... Michael itu anak Ayah?"Fery mengangguk singkat. "Ya, Hurraim. Dan Ayah pun baru tahu kemarin kalau Sandrina ini mantan istrinya.""Tunggu-tunggu! Jadi ... mantan istri adik sambung Hurraim, akan menjadi istri Hurraim, begitu?" sela Pristilla. Fery mengangguk lagi. "Ya. Tapi tolon
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-28
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
67891011
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status