Semua Bab Pewaris Naga Majapahit: Bab 31 - Bab 40

61 Bab

Bab 31. SALAH PAHAM PARAH

Bab 31. SALAH PAHAM PARAH “Ha ha ha ha…. seperti inikah kelakuanmu? Kita ini sebentar lagi akan tunangan, apa kamu begitu tega berkhianat di belakangku? Kalau begini kita putus saja, selamat tinggal tunangan!” “Kak Bagas, kejadiannya tidak seperti itu. Nanti pasti akan saya jelaskan, sebaiknya kak Bagas pulang terlebih dahulu atau mencari meja yang lain saja.”Dewi yang mendengar perkataan Bagas yang mengingatkannya akan pertunangan dan mendengar ancamannya yang menginginkan memutus hubungan mereka langsung mendinginkan hatinya yang memanas. “Kak Bagas, perkenalkan ini pak Jaka Customer toko saya.” Melihat situasi semakin tidak kondusif, Dewi yang awalnya merasa terganggu dan ikut marah dengan kedatangan Bagas, setelah melihat banyak puluhan pasang mata tertuju padanya, hatinya mulai melunak dan mulai memperkenalkan Jaka kepada Bagas. “Jadi begini kelakuanmu di belakangku dan suka bermain dengan Customer kamu?”Emosi Bagas sepertinya belum menurun, dia masih t
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-30
Baca selengkapnya

Bab 32. MENGUTUK BAGAS

Bab 32. MENGUTUK BAGAS “Kak Bagas siapa wanita itu, kenapa dia menamparmu?”Wanita cantik yang datang bersama Bagas bertanya dengan penuh penasaran sambil menunjuk ke arah Dewi. “Jangan banyak tanya, dia hanya wanita gila yang kebetulan bertemu denganku.” Suara Bagas yang cukup keras saat menjawab perkataan wanita yang bersamanya terdengar dengan jelas, sehingga emosi yang masih mengendap di dada Dewi kembali meluap. Dengan langkah tegap dan emosi bergemuruh di dadanya, dia berbalik kembali menuju kearah Bagas. “Apa yang kamu katakan? Kamu bilang aku wanita gila? Dasar pria tidak berguna, kamu ini orang yang tidak berguna dan tidak punya pendirian! Kamu ini wanita bodoh, mau-maunya dipacari pria yang tidak bisa setia seperti dia.” Wanita yang bersama Bagas, seketika memerah wajahnya mendengar perkataan Dewi, kemudian dia membalas perkataan Dewi dengan tidak kalah pedasnya. “Kamu ini wanita gila yang sebenarnya, untuk apa kamu mengata-ngatai sa
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-30
Baca selengkapnya

Bab 33. UANG TIPS

Bab 33. UANG TIPS Tadi saat tangannya digenggam Jaka, Bagas merasa kalau tangannya sedang dijepit oleh tang besi yang sangat kuat. Kini tangannya terasa kebas, sehingga berulang kali memijatnya untuk menghilangkan rasa kakunya. Kemudian mata Bagas kembali melotot ketika Jaka dan Dewi menaiki mobil SUV hitam yang sudah di modifikasi offroad. Yang lebih membuatnya terkejut adalah ketika yang masuk ke kursi pengemudi adalah Dewi, bukannya Jaka yang seorang pria. “Aneh, kenapa Dewi yang mengemudi mobil itu? Apakah… mereka memang bukan pasangan selingkuh, tapi hanya rekan kerja saja?”Benak Bagas seketika dipenuhi dengan berbagai pikiran mengenai hubungan Dewi dan Jaka, tapi ibarat nasi sudah menjadi bubur, karena hubungan mereka sudah benar-benar putus. Apalagi Dewi juga sudah melihat sendiri dia jalan dengan wanita lain, alih-alih membuat janji dengannya atau menjemputnya sepulang kerja dan mengajaknya makan di Cafe. Nafas Bagas langsung berat menginga
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-31
Baca selengkapnya

Bab 34. DIHENTIKAN SATPAM KOMPLEK

Bab 34. DIHENTIKAN SATPAM KOMPLEK Keesokan paginya Jaka bangun ketika terdengar suara adzan subuh dari pengeras suara dari Masjid. Sudah menjadi kegiatan umum bagi Jaka, setelah bangun dan melaksanakan sholat subuh, dia segera memakai pakaian olahraga kemudian keluar dari rumah mewahnya. Penampilan Jaka yang memakai pakaian olahraga murah, menjadi perhatian warga komplek perumahan mewah yang juga sedang berolahraga di sekitar komplek perumahan mewah ini. “Lihat, siapakah dia? Apakah dia pemilik rumah baru ini?”Seorang pria paruh baya yang sedang berlari kecil bertanya kepada wanita yang juga ikut berlari disampingnya. “Kalau punya mata lihat yang betul, Mungkin dia satpam atau sopir pribadi pemilik rumah, lihat saja penampilan dan pakaian yang dikenakannya.” “Oh iya betul, sepertinya dugaanmu betul, pria itu mungkin hanya penjaga atau sopir pribadi pemilik rumah.” Jaka tiba-tiba menoleh ke arah dua orang paruh baya yang sedang berlari kecil sambi
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-31
Baca selengkapnya

Bab 35. DOSEN KILLER YANG CANTIK

Bab 35. DOSEN KILLER YANG CANTIK Satpam yang berjaga di pos keamanan menyapa Jaka yang sedang melintas. “Saya mau berangkat kuliah, mari pak satpam.” Jono dan Nuriman, kedua satpam ini tampak kebingungan mendengar jawaban Jaka, bagaimana mereka tidak kebingungan, pria yang mereka pikir adalah seorang sopir atau pelayan di rumah mewah yang ada di blok C no 50, ternyata adalah seorang mahasiswa. Kenyataan ini tentu saja membuat Jono dan Nuriman tampak shock dibuatnya, mereka berdua memandangi punggung Jaka hingga sosok Jaka menghilang di balik halte bus yang ada di pinggir jalan raya. Sementara itu Jaka yang sudah sampai di jalan raya, tidak langsung menaiki bus kota, akan tetapi malah berjalan mendekati gerobak bubur ayam yang terlihat tak jauh dari halte bus. “Bang minta bubur ayamnya satu,” ucap Jaka sesampainya di depan gerobak bubur ayam. “Baik Om, tunggu sebentar, silahkan duduk dulu.” Jaka segera duduk menunggu bubur ayam pesanannya datang
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-01
Baca selengkapnya

Bab 36. PERMINTAAN MAAF

Bab 36. PERMINTAAN MAAF Bisik-bisik teman Jaka terdengar bagaikan suara lebah di ruangan ini, sementara Jaka yang sedang menjadi bahan pergunjingan sama sekali tidak peduli. Sepertinya Jaka belum menyadari kalau dia sekarang sudah menjadi orang kaya dan tidak terlalu membutuhkan uang sebanyak dua puluh lima juta itu. Akan tetapi mental miskin yang selama ini dialaminya, membuat otak Jaka seakan terhipnotis dan langsung tertarik begitu saja, ketika ada sebuah pengumuman untuk mendapatkan hadiah uang sebanyak dua puluh lima juta. Jaka sama sekali tidak menyadari kalau dia belum pernah sekalipun mengikuti pelatihan Silat ataupun beladiri lainnya. Dosen Saras tersenyum ketika mendengar pertanyaan Jaka, dia segera menganggukkan kepalanya kemudian berkata,“Tentu saja, siapa saja boleh mendaftarkan diri mengikuti pertandingan persahabatan itu. Jaka kamu mau ikut mendaftar? Kalau kamu mau ikut pertandingan itu, ibu bisa mendaftarkannya.” “Terimakasih bu,
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-01
Baca selengkapnya

Bab 37. HILANGNYA KESADARAN

Bab 37. HILANGNYA KESADARAN Meskipun mengemudi dengan pelan, akhirnya sampai juga Jaka ke kampusnya. Para mahasiswa belum ada yang menyadari kalau yang membawa mobil SUV hitam ini adalah Jaka, setelah memarkirkan mobilnya di halaman, Jaka segera turun dari mobil dan berjalan santai menuju kelasnya. Beberapa teman sekelas bertemu dengan Jaka saat berjalan di lobi, seperti biasa mereka saling sapa, akan tetapi ekspresi wajah mereka tampak penuh hinaan kepada Jaka. “Wah, sepertinya hari ini Jaka baru mendapatkan rezeki nomplok, lihat aura wajahnya terlihat berbeda dengan hari-hari kemarin.” “Iya tuh lihat, dia senyum-senyum sendiri seperti orang gila baru, ha ha ha ha….” Jaka yang mendengar obrolan di belakangnya tampak cuek dan santai, bagi Jaka semua omongan itu di anggap sebagai angin yang sedang melewati telinganya saja yang masuk dari telinga kanan keluar dari telinga kiri. “Hai Jaka, kebetulan bertemu disini. Kamu bisa datang ke kantor saya?
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-03
Baca selengkapnya

Bab 38. TEMBUS PANDANG

Bab 38. TEMBUS PANDANG Jaka terdiam berdiri di luar kampus, tatapannya memandang jauh kedepan hingga menembus pagar halaman Universitas dan terus menembus ke kendaraan yang sedang berlalu di jalan raya. Dalam pandangan Jaka bodi kendaraan yang lewat seperti sebuah kaca transparan, Jaka bisa melihat siapa yang sedang naik di dalam mobil yang sedang lewat. “Aneh, kenapa saya bisa melihat orang yang sedang duduk di dalam mobil? Ada apa dengan mataku? Apakah aku sedang berhalusinasi?” gumam Jaka di dalam benaknya. Jaka segera mengerjap-ngerjapkan sepasang matanya, kemudian dia mengucek kedua matanya untuk menghilangkan apa yang baru saja melihatnya. Setelah dia menggosok kedua matanya dengan tangannya, akhirnya Jaka kembali kepada Jaka seperti sebelumnya. Setelah menggosok matanya beberapa kali dan mengerjap-ngerjapkan beberapa kali, Jaka kembali memandang ke arah jalan raya untuk memastikan kalau apa yang dipandangnya adalah salah. “Betulkan? Tadi
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-03
Baca selengkapnya

Bab 39. BERLATIH SILAT

Bab 39. BERLATIH SILAT Waktu berlalu dengan cepat, Jaka tampak masih asyik menonton berbagai adegan silat yang ada di ponselnya, hingga tanpa terasa waktu sudah menjadi gelap. “Eh, ternyata sudah malam,” gumam Jaka sambil bangun dari duduknya kemudian pergi ke kamarnya untuk membersihkan diri. Selesai mandi, Jaka segera pergi ke dapur dan membuka barang belanjaan yang masih di dalam kantong plastik. Setelah merapikan barang belanjaannya dengan memasukan kedalam lemari pendingin, serta memasukkan beberapa mie instan dan yang lainnya ke lemari dapur, barulah Jaka membuat mie instan untuk mengisi perutnya. “Perut sudah kenyang, mari melihat video jurus-jurus silat yang ada di aplikasi sambil menunggu makanannya yang ada ada di perut larut,” gumam Jaka sambil membuka video mengenai silat lagi. Setelah dirasa cukup mengistirahatkan perutnya, Jaka berjalan ke tengah ruangan yang kosong tanpa ada furniture satupun. Hal ini sangatlah maklum, karena meskipun rumah y
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-04
Baca selengkapnya

Bab 40. BERANGKAT MENUJU UNIVERSITAS PALAPA

Bab 40. BERANGKAT MENUJU UNIVERSITAS PALAPA Akhirnya Jaka sampai juga di Universitas Matrix, kali ini kehadiran Jaka di kampus di lihat oleh para mahasiswa yang sedang berada di halaman. “Lihat, bukankah itu Jaka di Kuli konstruksi?” “Betul, kenapa dia membawa mobil sebagus itu? Apakah dia sekarang jadi sopir pribadi dan diizinkan Bossnya untuk membawa mobilnya?” “Bisa juga, mungkin dia sekarang sudah naik jabatan sebagai sopir pribadi, tidak lagi bekerja sebagai kuli Konstruksi.” Semua mata memandang kearah Jaka yang sedang berjalan menjauh dari mobilnya yang sangat jantan bagi seorang pria. “Hai Jaka, kamu beneran ikut pertandingan silat?” tiba-tiba seorang mahasiswa menyapa Jaka sambil menepuk bahunya. Ternyata yang menyapa dan menepuk bahu Jaka adalah Radith teman sekelasnya yang cukup baik terhadap dirinya. Maklumlah Radith adalah seorang mahasiswa dari keluarga sederhana yang berkesempatan kuliah di Universitas Matrix yang sangat terkenal ini
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-05
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status