Home / Urban / Pewaris Naga Majapahit / Bab 39. BERLATIH SILAT

Share

Bab 39. BERLATIH SILAT

Author: MN Rohmadi
last update Last Updated: 2025-02-04 23:22:19

Bab 39. BERLATIH SILAT

Waktu berlalu dengan cepat, Jaka tampak masih asyik menonton berbagai adegan silat yang ada di ponselnya, hingga tanpa terasa waktu sudah menjadi gelap.

“Eh, ternyata sudah malam,” gumam Jaka sambil bangun dari duduknya kemudian pergi ke kamarnya untuk membersihkan diri.

Selesai mandi, Jaka segera pergi ke dapur dan membuka barang belanjaan yang masih di dalam kantong plastik. Setelah merapikan barang belanjaannya dengan memasukan kedalam lemari pendingin, serta memasukkan beberapa mie instan dan yang lainnya ke lemari dapur, barulah Jaka membuat mie instan untuk mengisi perutnya.

“Perut sudah kenyang, mari melihat video jurus-jurus silat yang ada di aplikasi sambil menunggu makanannya yang ada ada di perut larut,” gumam Jaka sambil membuka video mengenai silat lagi.

Setelah dirasa cukup mengistirahatkan perutnya, Jaka berjalan ke tengah ruangan yang kosong tanpa ada furniture satupun. Hal ini sangatlah maklum, karena meskipun rumah y
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 40. BERANGKAT MENUJU UNIVERSITAS PALAPA

    Bab 40. BERANGKAT MENUJU UNIVERSITAS PALAPA Akhirnya Jaka sampai juga di Universitas Matrix, kali ini kehadiran Jaka di kampus di lihat oleh para mahasiswa yang sedang berada di halaman. “Lihat, bukankah itu Jaka di Kuli konstruksi?” “Betul, kenapa dia membawa mobil sebagus itu? Apakah dia sekarang jadi sopir pribadi dan diizinkan Bossnya untuk membawa mobilnya?” “Bisa juga, mungkin dia sekarang sudah naik jabatan sebagai sopir pribadi, tidak lagi bekerja sebagai kuli Konstruksi.” Semua mata memandang kearah Jaka yang sedang berjalan menjauh dari mobilnya yang sangat jantan bagi seorang pria. “Hai Jaka, kamu beneran ikut pertandingan silat?” tiba-tiba seorang mahasiswa menyapa Jaka sambil menepuk bahunya. Ternyata yang menyapa dan menepuk bahu Jaka adalah Radith teman sekelasnya yang cukup baik terhadap dirinya. Maklumlah Radith adalah seorang mahasiswa dari keluarga sederhana yang berkesempatan kuliah di Universitas Matrix yang sangat terkenal ini

    Last Updated : 2025-02-05
  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 41. MEMBUAT PANIK

    Bab 41. MEMBUAT PANIK Tak lama kemudian bus yang dinaiki Jaka dan yang lainnya sampai juga di Universitas Palapa. Ternyata sudah banyak peserta pertandingan dari Universitas lain yang lebih dulu datang ke tempat ini, terbukti dengan banyaknya kendaraan bus mahasiswa yang terparkir rapi di halaman Universitas. Tanpa sepengetahuan Jaka, ternyata hari ini Universitas Matrix membebaskan jam pelajaran dan menyarankan para mahasiswa untuk memberi suport kepada tim silat mereka yang sedang mengikuti pertandingan silat persahabatan. Sementara itu Jaka dan yang lainnya sudah mengganti pakaian mereka dengan pakaian silat yang serba hitam, sedangkan dosen Saras sudah mendaftarkan peserta pertandingan dari Universitas Matrix ke panitia pertandingan. Secara kebetulan Jaka mendapatkan nomor urut terakhir dalam babak penyisihan ini. Tak lama kemudian pertandingan pun dimulai, Jaka tampak seperti orang bodoh memandangi gedung auditorium Universitas Palapa yang sangat besar.

    Last Updated : 2025-02-05
  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 42. TENDANGAN MAUT

    Bab 42. TENDANGAN MAUT Bugh… “Argh…”Sesaat sebelum kaki lawannya sampai ke dadanya, kaki Jaka bergerak dengan sangat cepat menendang dada lawannya hingga tubuhnya terpental melayang sangat jauh hingga ke kursi penonton. Suara teriakan kesakitan dari lawannya yang terkena tendangan maut Jaka, seperti suara hewan yang sedang di potong begitu mengerikan suaranya. Brak… Dan setelah melakukan tendangan, kaki Jaka masih tetap diam dalam posisi menendang seperti film action silat yang dia tonton. Pemandangan ini tentu saja menggemparkan semua orang yang sedang menonton pertandingan Jaka. “Gila, siapa dia yang begitu kuat tendangannya?” “Bukankah itu peserta yang sebelumnya tertidur saat menunggu panggilannya tampil?” “Betul, dia pesilat dari Universitas Matrix yang tadi di cemooh semua orang.” “Siapa namanya tadi?” “Sepertinya nama pesilat itu adalah Jaka, iya betul namanya Jaka Kelud kalau tidak salah. Ternyata orang itu benar-benar

    Last Updated : 2025-02-06
  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 43, TENDANGAN TANPA BAYANGAN

    Bab 43. TENDANGAN TANPA BAYANGAN Seperti biasanya, Jaka tetap bersikap santai seakan kemenangannya merupakan hal yang biasa dan wajar, sehingga tidak perlu di banggakan. Sementara itu dosen Saras yang sedang duduk di meja panitia tampak memandangi Jaka dengan sebuah senyuman tipis tersungging di sudut bibirnya. “Tidak disangka, ternyata anak yang cerdas itu juga bisa membanggakan Universitas Matrix. Saya benar-benar beruntung mengikutkan Jaka ke pertandingan ini, semoga Jala bisa lolos sampai final dan membawa medali serta penghargaan.” Tentu saja dosen Saras tahu kalau Jaka masuk kuliah di universitas Matrix ini dari jalur beasiswa, sedangkan jalur beasiswa ini berdasarkan atas dua penilaian, yang pertama karena kecerdasannya dan yang kedua dengan melihat keadaan ekonomi keluarganya. Dan Jaka sesuai dengan kriteria jalur beasiswa yang diterapkan pihak universitas Matrix. Sebelumnya dosen Saras sudah memeriksa latar belakang Jaka, setelah dia mendaftarka

    Last Updated : 2025-02-07
  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 43. IDOLA SEMUA ORANG

    Bab 44. IDOLA SEMUA ORANG Semua mata seketika tertuju ke arah arena nomor satu dimana akan di jadikan tempat bertanding Jaka melawan Ridwan. Dihadapan Jaka terlihat lawannya sedang menatapnya dengan tatapan menyeringai dan penuh dengan intimidasi. Ekspresi Jaka tetap datar, di wajahnya sama sekali tidak terlihat ekspresi emosi maupun ketakutan melihat tatapan Ridwan yang menatapnya dengan senyuman ejekan terlihat di sudut bibirnya, sambil mengarahkan ibu jarinya ke lantai sebagai tanda akan membantai Jaka di arena ini. “Kalian berdua bersiap, mulai!” wasit memberi aba-aba sebagai tanda kalau pertandingan di mulai. Baru juga wasit memberi tanda pertandingan dimulai, Ridwan ternyata langsung menyerang Jaka dengan sebuah pukulan dan tendangan beruntun kearahnya. “Syiat….” Serangan mendadak Ridwan membuat para penonton terkejut, karena serangan Ridwan bagi mata para penonton sangatlah cepat. Akan tetapi kecepatan serangan mendadak Ridwan dimata Jaka masihlah sangat lambat seper

    Last Updated : 2025-02-08
  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 45. YOGA YANG KETAKUTAN

    Bab 45. YOGA YANG KETAKUTAN Mendengar teriakan-teriakan mahasiswa wanita yang memuja-muja dirinya, seketika wajah Jaka memerah karena saking malunya. Maklumlah kejadian seperti ini baru pertama kali dialami Jaka, sehingga dia merasa canggung dan hanya tersenyum tipis menanggapi pujian semua orang. Hari ini nama Jaka mengisi disetiap berita online dan menjadi bahan perbincangan di sekitar mahasiswa yang menonton pertandingan silat persahabatan antar Universitas di kota Jakarta. Nama Jaka bagaikan nama seorang artis top yang sedang berkibar dan menjadi pujaan setiap mahasiswa wanita. Apalagi rekaman pertandingan Jaka juga beredar di beberapa platform online, sehingga nama Jaka semakin terkenal Jaka. Usai penyerahan medali juara, semua peserta pertandingan kembali ke Universitas masing-masing, demikian juga dengan Jaka dan timnya, mereka kembali ke Universitas Matrix dengan membawa kebanggaan atas kemenangan Jaka yang mendapatkan juara pertama. Sementara

    Last Updated : 2025-02-09
  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 46. DIBEGAL

    Bab 46. DIBEGAL Darko segera menoleh kearah jendela, dimana sumber suara ketukan terdengar. Mata Jaka langsung memicing ketika melihat bayangan dua orang dengan wajah sangar menodongkan kapak mereka kearah dirinya. “Buka jendelanya!” perintah salah satu orang yang mengetuk kaca jendela mobilnya. Jaka segera menurunkan kaca jendela pintu di sampingnya, begitu kaca jendela diturunkan, ketika ada sebuah tangan kekar yang berusaha mengambil kunci kontak mobilnya. “Keluar dari mobil, atau saya bacok tubuh kamu dengan kapak ini,” ucap salah satu preman yang satunya dengan menampakkan wajah garang ke arah Jaka. Pergerakan preman ini sangatlah cepat, sejak kaca jendela di buka dan tangan mereka berusaha mengambil kunci kontak mobil Jaka. Akan tetapi kecepatan gerakan mereka, dimata Jaka sama sekali tidak berguna, karena gerakan mereka masih terlihat sangat lambat seperti siput yang sedang berjalan diatas daun pisang. Tiba-tiba gerakan tangan salah satu p

    Last Updated : 2025-02-09
  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 47. SEMEDI MEMBANGKITKAN ENERGI PRANA

    Bab 47. SEMEDI MEMBANGKITKAN ENERGI PRANA Jari jemari Jaka terlihat sangat cepat mengetik beberapa nama perusahaan yang diincarnya, setelah mengklik untuk membeli saham perusahaan yang diincarnya, Jaka tampak menghela nafas lega. “Sekarang tinggal duduk santai selama dua jam sebelum pasar saham ditutup,” gumam Jaka dengan senyuman menghiasi sudut bibirnya. Ternyata prediksi Jaka sangat tepat, karena setiap menit yang mendebarkan akhirnya berlalu, kelima saham perusahaan yang dibelinya telah mengalami kenaikan, terlihat dari pergerakan grafik pasar saham Internasional. Sepuluh menit sebelum pasar saham ditutup, Jaka segera menjual semua saham yang baru saja dibeli. Seketika itu juga dari uang sepuluh milyar yang digunakan untuk membeli saham, kini sudah bertambah menjadi seratus milyar. Tentu saja keuntungan yang baru saja di dapat, membuat ekspresi wajah Jaka semakin cerah. Kali ini dia dapat untung sembilan puluh milyar kurang dari dua jam lamanya.

    Last Updated : 2025-02-10

Latest chapter

  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 120. MELATI SUGIRI

    Bab 120. MELATI SUGIRI Dengan perasaan takjub, Jaka melihat bahwa ruangan di dalam cincin spiritual ini, luasnya seukuran lapangan sepak bola. “Hebat, benar-benar hebat. Apakah ini yang dinamakan cincin spiritual atau cincin penyimpanan seperti yang saya baca pada novel online genre fantasi? Betul, ini adalah cincin penyimpanan yang sangat ajaib itu. Hari ini adalah hari keberuntunganku, baiklah sebaiknya saya segera pergi dari tempat ini sebelum ada orang yang melihatnya,” pikir Jaka yang segera memasukkan pusaka Kujang emas dan peti kayu hitam itu ke dalam cincin spiritual dengan kekuatan energi spiritualnya. Segera, Jaka keluar dari gua penyimpanan dan menutup kembali tempat itu. Setelah itu tubuh Jaka melesat ke langit, terbang dengan cepat meninggalkan situs reruntuhan kuno untuk kembali ke kamar penginapannya. Senyum puas menghiasi wajah Jaka ketika di sudah sampai di kamarnya, kali ini dia ingin memeriksa sekali lagi isi dari cincin spiritual yang ada di

  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 119. PUSAKA KUJANG EMAS

    Bab 119. PUSAKA KUJANG EMAS Dung… dung… dung… Suara menggema terdengar dari balik dinding batu yang di ketuk Jaka, hal ini tentu saja membuatnya semakin penasaran. Kemudian sekali lagi Jaka memperhatikan batu aneh yang menyerupai sebuah tonjolan. Kembali Jaka mengutak-atik batu aneh itu, kali ini Jaka menyalurkan energi Prana ke batu itu. Tiba-tiba saja batu aneh yang di pegangnya masuk ke dalam dinding batu, dan tiba-tiba juga terdengar suara berderak seperti benda bergeser. Drrtt… drrtt… drrtt…Sebuah pintu terpampang di depan Jaka, ketika dinding batu di depannya bergeser dengan pelan saking beratnya dinding batu itu. Debu tebal beterbangan ketika pintu batu itu terbuka, Jaka mengebutkan tangannya untuk menepis debu yang beterbangan di depannya. Kemudian setelah pintu berhenti bergeser, di hadapan Jaka terlihat sebuah ruangan yang gelap gulita. Apalagi sekarang tengah malam, tentu saja suasana di dalam gua lebih gelap lagi.

  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 118. RERUNTUHAN KUNO

    Bab 118. RERUNTUHAN KUNO “Zaman sekarang pikiran para anak muda benar-benar aneh, mereka begitu suka dengan hidup bebas dari pengawasan orang tua. Semoga generasi muda yang akan datang tidak ada lagi yang seperti itu,” gumam Jaka dalam hatinya. Jaka yang terbiasa hidup dalam kemiskinan, tidak pernah sedikitpun mempunyai keinginan untuk hidup menggelandang dengan simbol kebebasan seperti anak-anak punk ini. Meskipun dia tidak melarang anak-anak remaja itu untuk hidup dijalanan dengan bekal uang yang minimal. Bagi Jaka saat remajanya lebih banyak digunakan untuk belajar dan bekerja mencari kayu bakar untuk membantu orang tuanya. Setengah jam kemudian, setelah nongkrong di taman kota, Jaka segera bangkit dari duduknya dan menghentikan taksi untuk pulang ke rumahnya. Sesampainya di rumah, Jaka yang tak tahu harus melakukan apa? Hanya bisa duduk bersantai sambil membaca buku dan pelajaran yang akan diujikan beberapa hari yang akan datang. Sambil membaca bu

  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 117. AKSI JAKA KELUD

    Bab 117. AKSI JAKA KELUD Tangan yang memegang pistol langsung diarahkan ke tubuh Jaka Kelud, meskipun dengan tangan gemetar. Dor! Dor! Dor! Dor! Suara tembakan mengagetkan warga yang sedang menonton keributan ini, wajah semua orang memucat karenanya. Sementara itu empat peluru mengenai tubuh Jaka dengan telak di bagian dadanya, pakaian yang dikenakannya langsung berlubang. Kedua penculik itu tersenyum gembira, ketika melihat tembakan mereka dengan tepat mengenai tubuh bagian depan Jaka yang berdiri di depan pintu belakang. “Ha ha ha ha…. rasain tuh makan pelor panas, makanya jadi orang jangan suka mencampuri urusan orang,” ejek salah satu penculik sambil memandang ke tubuh Jaka yang berdiri di depan pintu. Rasa takut mereka berdua langsung menghilang, setelah tembakan mereka mengenai tubuh Jaka Kelud. Akan tetapi kegembiraan mereka segera menghilang ketika sebuah senyuman muncul dari wajah pemuda yang memasukkan kepalanya kedalam mobil.

  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 116. MENGHANCURKAN MOBIL PENCULIK

    Bab 116. MENGHANCURKAN MOBIL PENCULIK “Ada apa ini? Kalian menabrak kakak ini ya?” Tiba-tiba terdengar suara orang menegur pria yang sedang memarahi Jaka, seketika pria yang sedang dirundung emosi segera tersadar dan menoleh ke arah sumber suara. Seketika itu juga ekspresi wajah pria gerombolan penculik langsung berubah, di sekelilingnya ternyata sudah ada puluhan warga yang penasaran dengan apa yang terjadi. “Eh… tidak apa-apa, hanya saja pria ini ingin bunuh diri dengan cara menabrakkan tubuhnya ke mobil kami,” dengan gagap pria kelompok penculik memberi alasan atas apa yang sedang terjadi. Puluhan warga yang sudah mendekat ke keramaian ini, langsung saling pandang. Antara percaya dan tidak percaya, mereka segera mendekat kearah Jaka. “Bang ada apa ini? Apa benar kamu ingin bunuh diri?” “Siapa yang ingin bunuh diri? Mulut pria itu saja yang asal ngomong, bapak-bapak, kebetulan anda ada disini. Saya berusaha menghentikan mobil ini karena mereka ada

  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 115. MENGHADANG MOBIL PENCULIK

    Bab 115. MENGHADANG MOBIL PENCULIK “Tolong beri jalan,” ucap Jaka sambil menatap ketiga pemuda kampung di depannya. “Beri jalan? He he he he…. sepertinya kamu tidak tahu apa yang terjadi pada dirimu yang sudah berani memasuki kamar wanita yang bukan muhrim?” celetuk Anto sambil menatap sinis ke arah Jaka. Ketiga pemuda kampung ini berjejer rapi menghalangi jalan keluar Jaka dari kamar kontrakan Dian Utami. “Bang Anto, apa yang kamu lakukan? Beri jalan kepada temanku!” perintah Dian Utami sambil melotot ke arah Anto dan kedua temannya. Anto dan kedua temannya seakan tidak mendengar perkataan Dian Utami, mereka bertiga tetap menghalangi jalan keluar Jaka dengan senyum penuh ejekan membayang di wajah mereka. Jaka menatap pemuda kampung di depannya dengan perasaan tidak suka, melihat ketiganya bersikeras untuk menghalangi jalannya, Jaka tetap melangkah untuk menabrak mereka bertiga. Telapak tangan Jaka mengibas seperti mengusir lalat yang mengerubuti

  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 114. DISANGKA KUMPUL KEBO

    Bab 114. DISANGKA KUMPUL KEBO Tiga wanita yang ada di rumah kontrakan Dian Utami memandangi sosok Jaka dan Dian Utami silih berganti, dengan hati penuh dengan seribu pertanyaan. “Teman-teman, kenalkan ini Jaka,” kata Dian Utami begitu memasuki rumah kontrakannya. “Hai,” sapa Jaka kepada ketiga gadis yang ada di rumah kontrakan. “Ehem… ehem… Dian, ngomong-ngomong sejak kapan kamu kenal dengan Om ganteng ini?” tanya salah satu teman Dian sambil melirik ke arah Jaka dengan ekspresi penasaran. Bagaimanapun juga mereka berempat adalah sahabat baik, sehingga apa yang terjadi pada setiap orang, yang lainnya pasti tahu. Tapi sekarang ketika Dian Utami pulang sambil membawa Jaka, tentu saja mereka bertiga sangat terkejut dan penasaran. “Perlu diceritakan apa tidak ya?” canda Dian dengan ekspresi lucu dan memainkan matanya ke arah mereka. Pada saat ini, Dian Utami sangat senang, karena dia bisa bertemu dengan pemuda pujaannya yang semalam dikenali.

  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 113. PERTEMUAN YANG TIDAK DISANGKA

    Bab 113. PERTEMUAN YANG TIDAK DISANGKA Dian Utami yang melihat Jaka tampak bingung, hanya bisa tersipu malu. Memang pergaulan di kota besar, membuat setiap Individu di dalamnya menjadi seseorang yang pemberani dan menghilangkan rasa malu untuk sebagian individu. Seperti halnya Dian Utami yang mempunyai impian untuk mempunyai kekasih dari golongan kaya. Kini ketika dia bertemu seorang pemuda yang mengemudikan mobil mewah, tentu saja dia berusaha keras untuk mendapatkannya. Meskipun dia berusaha menyembunyikan rasa malunya. “Iya, kalau boleh,” sahut Dian Utami sambil menundukkan wajahnya menahan malu. “Sepertinya tidak perlu, mungkin lain kali kalau kita bertemu lagi akan saya pikirkan,” kata Jaka pada akhirnya. Tentu saja Jaka tidak ingin banyak orang mengetahui nomor ponselnya yang akan membuatnya merasa tidak nyaman. Setelah itu Jaka masuk kedalam mobilnya dan membuka kaca jendelanya dan berkata, “Terimakasih sudah membantu membawakan baran

  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 112. DIAN UTAMI

    Bab 112. DIAN UTAMI Ekspresi Jaka tetap datar, namun dari sinar matanya bang Jago bisa melihat, kalau di tatapan pemuda di depannya ini ada cahaya kematian yang terpancar. Akhirnya sampai juga Jaka di depan bang Jago dan jarak mereka hanya sisa dua meter lagi. “Sepertinya kalian sudah sering membuat masalah dan mengganggu masyarakat kecil. Hmmm… sebaiknya kamu sebagai pemimpin mereka diapakan ya?” gumam Jaka sambil mengusap dagunya yang mulus, sambil tersenyum sinis ke arah bang Jago. “Ampun, tolong ampuni saya. Kami tidak akan berbuat onar lagi,” pinta bang Jago sambil menangkupkan kedua tangannya di depan dada. Dakh… “Argh….” Tiba-tiba sebuah tendangan kilat mengenai perut bang Jago yang mau berlutut kepadanya sebagai bentuk permintaan maaf. Jaka yang tidak menyukai ada orang yang berlutut kepada sesama manusia. Apalagi kepada dirinya, segera saja dia mengayunkan kakinya yang tepat mengenai perut bang Jago. Tendangan kilat itu

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status