Home / Urban / Pewaris Naga Majapahit / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of Pewaris Naga Majapahit: Chapter 41 - Chapter 50

61 Chapters

Bab 41. MEMBUAT PANIK

Bab 41. MEMBUAT PANIK Tak lama kemudian bus yang dinaiki Jaka dan yang lainnya sampai juga di Universitas Palapa. Ternyata sudah banyak peserta pertandingan dari Universitas lain yang lebih dulu datang ke tempat ini, terbukti dengan banyaknya kendaraan bus mahasiswa yang terparkir rapi di halaman Universitas. Tanpa sepengetahuan Jaka, ternyata hari ini Universitas Matrix membebaskan jam pelajaran dan menyarankan para mahasiswa untuk memberi suport kepada tim silat mereka yang sedang mengikuti pertandingan silat persahabatan. Sementara itu Jaka dan yang lainnya sudah mengganti pakaian mereka dengan pakaian silat yang serba hitam, sedangkan dosen Saras sudah mendaftarkan peserta pertandingan dari Universitas Matrix ke panitia pertandingan. Secara kebetulan Jaka mendapatkan nomor urut terakhir dalam babak penyisihan ini. Tak lama kemudian pertandingan pun dimulai, Jaka tampak seperti orang bodoh memandangi gedung auditorium Universitas Palapa yang sangat besar.
last updateLast Updated : 2025-02-05
Read more

Bab 42. TENDANGAN MAUT

Bab 42. TENDANGAN MAUT Bugh… “Argh…”Sesaat sebelum kaki lawannya sampai ke dadanya, kaki Jaka bergerak dengan sangat cepat menendang dada lawannya hingga tubuhnya terpental melayang sangat jauh hingga ke kursi penonton. Suara teriakan kesakitan dari lawannya yang terkena tendangan maut Jaka, seperti suara hewan yang sedang di potong begitu mengerikan suaranya. Brak… Dan setelah melakukan tendangan, kaki Jaka masih tetap diam dalam posisi menendang seperti film action silat yang dia tonton. Pemandangan ini tentu saja menggemparkan semua orang yang sedang menonton pertandingan Jaka. “Gila, siapa dia yang begitu kuat tendangannya?” “Bukankah itu peserta yang sebelumnya tertidur saat menunggu panggilannya tampil?” “Betul, dia pesilat dari Universitas Matrix yang tadi di cemooh semua orang.” “Siapa namanya tadi?” “Sepertinya nama pesilat itu adalah Jaka, iya betul namanya Jaka Kelud kalau tidak salah. Ternyata orang itu benar-benar
last updateLast Updated : 2025-02-06
Read more

Bab 43, TENDANGAN TANPA BAYANGAN

Bab 43. TENDANGAN TANPA BAYANGAN Seperti biasanya, Jaka tetap bersikap santai seakan kemenangannya merupakan hal yang biasa dan wajar, sehingga tidak perlu di banggakan. Sementara itu dosen Saras yang sedang duduk di meja panitia tampak memandangi Jaka dengan sebuah senyuman tipis tersungging di sudut bibirnya. “Tidak disangka, ternyata anak yang cerdas itu juga bisa membanggakan Universitas Matrix. Saya benar-benar beruntung mengikutkan Jaka ke pertandingan ini, semoga Jala bisa lolos sampai final dan membawa medali serta penghargaan.” Tentu saja dosen Saras tahu kalau Jaka masuk kuliah di universitas Matrix ini dari jalur beasiswa, sedangkan jalur beasiswa ini berdasarkan atas dua penilaian, yang pertama karena kecerdasannya dan yang kedua dengan melihat keadaan ekonomi keluarganya. Dan Jaka sesuai dengan kriteria jalur beasiswa yang diterapkan pihak universitas Matrix. Sebelumnya dosen Saras sudah memeriksa latar belakang Jaka, setelah dia mendaftarka
last updateLast Updated : 2025-02-07
Read more

Bab 43. IDOLA SEMUA ORANG

Bab 44. IDOLA SEMUA ORANG Semua mata seketika tertuju ke arah arena nomor satu dimana akan di jadikan tempat bertanding Jaka melawan Ridwan. Dihadapan Jaka terlihat lawannya sedang menatapnya dengan tatapan menyeringai dan penuh dengan intimidasi. Ekspresi Jaka tetap datar, di wajahnya sama sekali tidak terlihat ekspresi emosi maupun ketakutan melihat tatapan Ridwan yang menatapnya dengan senyuman ejekan terlihat di sudut bibirnya, sambil mengarahkan ibu jarinya ke lantai sebagai tanda akan membantai Jaka di arena ini. “Kalian berdua bersiap, mulai!” wasit memberi aba-aba sebagai tanda kalau pertandingan di mulai. Baru juga wasit memberi tanda pertandingan dimulai, Ridwan ternyata langsung menyerang Jaka dengan sebuah pukulan dan tendangan beruntun kearahnya. “Syiat….” Serangan mendadak Ridwan membuat para penonton terkejut, karena serangan Ridwan bagi mata para penonton sangatlah cepat. Akan tetapi kecepatan serangan mendadak Ridwan dimata Jaka masihlah sangat lambat seper
last updateLast Updated : 2025-02-08
Read more

Bab 45. YOGA YANG KETAKUTAN

Bab 45. YOGA YANG KETAKUTAN Mendengar teriakan-teriakan mahasiswa wanita yang memuja-muja dirinya, seketika wajah Jaka memerah karena saking malunya. Maklumlah kejadian seperti ini baru pertama kali dialami Jaka, sehingga dia merasa canggung dan hanya tersenyum tipis menanggapi pujian semua orang. Hari ini nama Jaka mengisi disetiap berita online dan menjadi bahan perbincangan di sekitar mahasiswa yang menonton pertandingan silat persahabatan antar Universitas di kota Jakarta. Nama Jaka bagaikan nama seorang artis top yang sedang berkibar dan menjadi pujaan setiap mahasiswa wanita. Apalagi rekaman pertandingan Jaka juga beredar di beberapa platform online, sehingga nama Jaka semakin terkenal Jaka. Usai penyerahan medali juara, semua peserta pertandingan kembali ke Universitas masing-masing, demikian juga dengan Jaka dan timnya, mereka kembali ke Universitas Matrix dengan membawa kebanggaan atas kemenangan Jaka yang mendapatkan juara pertama. Sementara
last updateLast Updated : 2025-02-09
Read more

Bab 46. DIBEGAL

Bab 46. DIBEGAL Darko segera menoleh kearah jendela, dimana sumber suara ketukan terdengar. Mata Jaka langsung memicing ketika melihat bayangan dua orang dengan wajah sangar menodongkan kapak mereka kearah dirinya. “Buka jendelanya!” perintah salah satu orang yang mengetuk kaca jendela mobilnya. Jaka segera menurunkan kaca jendela pintu di sampingnya, begitu kaca jendela diturunkan, ketika ada sebuah tangan kekar yang berusaha mengambil kunci kontak mobilnya. “Keluar dari mobil, atau saya bacok tubuh kamu dengan kapak ini,” ucap salah satu preman yang satunya dengan menampakkan wajah garang ke arah Jaka. Pergerakan preman ini sangatlah cepat, sejak kaca jendela di buka dan tangan mereka berusaha mengambil kunci kontak mobil Jaka. Akan tetapi kecepatan gerakan mereka, dimata Jaka sama sekali tidak berguna, karena gerakan mereka masih terlihat sangat lambat seperti siput yang sedang berjalan diatas daun pisang. Tiba-tiba gerakan tangan salah satu p
last updateLast Updated : 2025-02-09
Read more

Bab 47. SEMEDI MEMBANGKITKAN ENERGI PRANA

Bab 47. SEMEDI MEMBANGKITKAN ENERGI PRANA Jari jemari Jaka terlihat sangat cepat mengetik beberapa nama perusahaan yang diincarnya, setelah mengklik untuk membeli saham perusahaan yang diincarnya, Jaka tampak menghela nafas lega. “Sekarang tinggal duduk santai selama dua jam sebelum pasar saham ditutup,” gumam Jaka dengan senyuman menghiasi sudut bibirnya. Ternyata prediksi Jaka sangat tepat, karena setiap menit yang mendebarkan akhirnya berlalu, kelima saham perusahaan yang dibelinya telah mengalami kenaikan, terlihat dari pergerakan grafik pasar saham Internasional. Sepuluh menit sebelum pasar saham ditutup, Jaka segera menjual semua saham yang baru saja dibeli. Seketika itu juga dari uang sepuluh milyar yang digunakan untuk membeli saham, kini sudah bertambah menjadi seratus milyar. Tentu saja keuntungan yang baru saja di dapat, membuat ekspresi wajah Jaka semakin cerah. Kali ini dia dapat untung sembilan puluh milyar kurang dari dua jam lamanya.
last updateLast Updated : 2025-02-10
Read more

Bab 48. RENCANA AKUSISI PERUSAHAAN

Bab 48. RENCANA AKUISISI PERUSAHAAN Kemudian Jaka berniat berdiri dengan cepat dari duduk semedinya, tiba-tiba tubuhnya melenting dengan sangat cepat hingga hampir menabrak plafon rumah yang tingginya empat meter. Dengan cepat Jaka mengontrol kekuatan lentingan tubuhnya dan telapak tangannya menyentuh plafon dengan lembut untuk menghentikan daya dorong lentingan nya. Tubuh Jaka turun dengan perlahan ke atas lantai, “Huh… untungnya saya cepat sigap dan menahan daya lentingan tubuh saya, kalau terlambat sedikit pasti plafon rumahku hancur.” Mata Jaka menatap keluar rumah dari lantai tiga dimana dia berada, “Ternyata sudah siang, saya kan diberi cuti selama dua hari oleh dosen Saras, sebaiknya mau ngapain ya?” Jaka tampak bingung dengan apa yang akan dilakukannya, setelah mendapatkan cuti kuliah selama dua hari. Dari lantai tiga, Jaka bisa melihat bangunan-bangunan yang ada di kejauhan, hingga akhirnya dia melihat gedung pencakar langit di kejauhan. “Oh iya, s
last updateLast Updated : 2025-02-12
Read more

Bab 49. SEKRETARIS SULISTINA

Bab 49. SEKRETARIS SULISTINA Jaka sepertinya tidak peduli melihat sikap semua orang yang memandang rendah dirinya. Sebenarnya hal ini sangatlah wajar, karena penampilan serta aura Jaka saat ini masih aura seorang pemula atau pebisnis pemula, bahkan lebih mirip seperti aura pekerja kelas bawah. Jaka yang sudah terbiasa menghadapi hinaan orang sejak kecil, sama sekali tidak peduli dengan tatapan mereka yang aneh dan terlihat penuh dengan ekspresi merendahkan. Setelah Jaka duduk di meja mereka dan Buyung Paris sudah memperkenalkan semua orang, dia segera membuka percakapan. Sepertinya Buyung Paris diberi wewenang seorang pembawa acara dalam pertemuan ini. “Pak Jaka, seperti bapak bicarakan lewat email, kalau bapak berminat membeli PT Nusa Bangsa, dalam hal ini saya mewakili perusahaan sebagai kuasa hukumnya untuk membantu proses akuisisi ini. Kalau boleh saya tahu, siapakah nama Boss anda yang akan mengakuisisi PT Nusa Bangsa?” Semua orang tampak menatap taj
last updateLast Updated : 2025-02-12
Read more

Bab 50. DATANG KE PERUSAHAAN

Bab. 50. DATANG KE PERUSAHAAN “Terimakasih Boss,” ucap sekretaris Sulistina dari seberang ponselnya, meskipun dia belum tahu berapa dana yang sudah diberikan Jaka ke rekening perusahaan. “Permisi bu Sulistina..”Tiba-tiba terdengar suara seorang wanita mengganggu pembicaraan sekretaris Sulistina dengan Jaka, seketika itu juga sekretaris Sulistina mengerutkan dahinya dengan ekspresi tidak senang terlihat jelas di raut wajahnya. Apalagi orang ini tidak mengerti pintu terlebih dahulu saat memasuki ruangannya. Sekretaris Sulistina segera memberi kode menggunakan jari telunjuk yang diletakkan di depan bibirnya, sebagai tanda kalau wanita yang baru saja datang untuk menahan apa yang akan dikatakannya. Jaka yang masih menelepon Sulistina juga mendengar pembicaraan di tempat sekretarisnya itu, segera saja Jaka berkata, “Coba kamu dengarkan dulu apa yang dikatakan rekanmu, siapa tahu penting.” Perasaan Sulitina seketika menjadi buruk, setelah mendengar perkat
last updateLast Updated : 2025-02-13
Read more
PREV
1234567
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status