Beranda / Romansa / SEBELUM BERPISAH / Bab 121 - Bab 130

Semua Bab SEBELUM BERPISAH: Bab 121 - Bab 130

194 Bab

121. Hari yang Berat 2

Elvira menepis ketakutan yang teramat sangat. Sedangkan Hendy lebih khawatir lagi karena istrinya sedang hamil. Lelaki itu mengusap pelan perut yang membulat disaat Elvira sibuk menghapus air mata dengan tisu. Semoga bayi mereka selalu baik-baik saja. Sejak awal kehamilan, Elvira mengalami banyak tekanan."Ayo, Mas. Kita pergi sekarang." Elvira tidak ingin terlambat."Oke." Hendy bangkit dari duduknya. Meraih ponselnya di nakas. Elvira mengambil tas dan mengenakan masker dobel. Dalam perjalanan, Elvira hanya diam. Rasa khawatir membuncah tidak bisa dibendung meski Hendy mengatakan kalau ayahnya pasti baik-baik saja.Sampai di rumah sakit, Elvira disambut oleh dua kakak lelaki dan juga iparnya. "Ayah bagaimana, Mas?" tanya Elvira pada Arman."Ayah masih di pantau oleh dokter," jawab Arman."Kita doakan ayah segera sadar." Amar mengusap bahu sang adik."Mas, aku ingin bertemu ayah!" Elvira memandang suaminya. Hendy mengangguk, lalu merangkul bahu sang istri dan membawanya masuk ruang
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-08
Baca selengkapnya

122. Hari yang Berat 3

Hari keenam langit mendung seakan mencerminkan apa yang akan terjadi. Hendy baru saja selesai operasi dan ingin menemui istrinya di ruang ICU. Saat mendekati tempat itu, ia mendengar tangisan dari arah depan ruang ICU. Pria itu segera berlari cepat saat melihat Elvira terjatuh di lantai, menangis histeris."Ayah!" jerit Elvira. Suaranya penuh dengan kesedihan yang tidak bisa dilukiskan. Hendy meraih tubuh Elvira yang ditahan oleh Hasna. Dipeluknya tubuh sang istri yang menggigil dan terguncang. Ia tahu tidak ada kata-kata yang bisa menghapus rasa sakit itu. Yang bisa ia lakukan hanyalah menjadi pelindung bagi Elvira dalam momen kehilangan ini.Sejak tadi malam, Hendy sebenarnya sudah tahu kalau kondisi mertuanya semakin menurun. Namun ia hanya bicara pada Arman dan Amar.***L***Rumah Pak Azman dipenuhi para pelayat. Mulai dari kerabat, tetangga perumahan, hingga rekan bisnis, dan para pelanggan. Para dosen rekan Amar, rekan kerja Isti juga. Ranty dan Angel juga datang. Ranty hanya
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-08
Baca selengkapnya

123. Suami yang Keren 1

SEBELUM BERPISAH - Suami yang KerenSetelah beberapa kali mencoba memulihkan rekaman yang telah terhapus, akhirnya mereka menemukan rekaman tanggal 29 Desember.Rizal tampak tegang, jantung Ranty berdegup kencang. Layar menampilkan, Elvira melangkah menuju ruang meeting membawa map di tangannya. Ketika hendak masuk, wanita itu berhenti dan merapatkan telinga ke pintu yang sedikit terbuka. Beberapa lama berdiri dan menunduk di sana. Kemudian berbalik arah, kembali ke belakang. Tidak lama kemudian, Elvira pergi membawa tasnya.Ranty menahan napas melihat rekaman itu. Tangannya juga gemetar. Sedangkan Rizal menghela nafas pelan, seraya menyandarkan tubuh ke punggung kursi. Meski saat itu dia tidak ikut bicara, tapi Elvira pasti mendengar ucapan Ranty. "El mendengar semuanya, Ran. Saat kamu membandingkan sikap keluarganya dan keluarga Pak Bahtiar."Mata Ranty berkaca-kaca. Seolah dia diingatkan kembali dengan gamblang, apa yang diucapkan waktu itu. "Apa ini yang membuat El memutuskan un
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-09
Baca selengkapnya

124. Suami yang Keren 2

Pagi itu langit terlihat begitu cerah. Memasuki bulan Mei, hujan sudah mulai jarang. Sebentar lagi musim kemarau tiba.Elvira berdiri di depan meja dapur, tangannya sibuk memotong buah alpukat. Untuk dibuat jus kesukaan Hendy. Wajahnya terlihat ceria, seolah kenangan akan ayahnya telah tersimpan dengan damai di sudut hati. Kehilangan yang sempat merenggut warna hidupnya, kini tergantikan oleh kehangatan yang diberikan sang suami.Suara langkah kaki Hendy terdengar mendekat. Bersamaan dengan terciumnya aroma parfum maskulin yang menjadi favorit suaminya.Hendy sudah rapi dan siap berangkat ke rumah sakit. Tadi malam ada panggilan darurat jam dua pagi. Inilah yang membuatnya gelisah belakangan ini. Elvira sedang hamil sedangkan kesibukannya di rumah sakit membuatnya tidak tega meninggalkan sang istri sendirian di rumah.Memang Elvira tidak setiap hari sendirian. Mamanya sering mengunjungi dan menemani hingga Hendy pulang dari rumah sakit.Dipeluknya pinggang Elvira dari belakang. Sekara
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-09
Baca selengkapnya

125. Suami yang Keren 3

Hendy mengerti dengan perasaan istrinya. Apalagi Elvira begitu dekat dengan Ranty. Diraihnya jemari sang istri untuk digenggam. "Tidak usah sedih. Lakukan apa yang membuatmu nyaman untuk sekarang ini. Mas selalu ada buatmu.""Ya. Makasih banyak, Mas." Elvira tersenyum di antara mata yang berkaca-kaca."Apa Rizal sekarang menjalin hubungan dengan putri Pak Bahtiar?""Aku nggak tahu. Aku nggak mencari tahu."Mereka saling pandang. "Hari jadwal periksa, kan?" Hendy mengalihkan pembicaraan. "Hu um. Mas, nanti pulang jam berapa? Kalau pulang terlalu malam, biar aku periksa di rumah sakit saja. Hari Kamis ini ada dokter Nely, kan?""Ada. Kamu nggak apa-apa ke rumah sakit?"Elvira menggeleng. Sudah waktunya ia melawan trauma terhadap rumah sakit. Selama bertahun-tahun, aroma obat dan suasana steril rumah sakit menjadi bayang-bayang menakutkan yang sulit ia hapus. Tentang ibunya, tentang ayahnya juga yang dirawat di tempat itu. Tetapi ia sadar, ini tidak bisa dibiarkan selamanya. Sebab sebe
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-09
Baca selengkapnya

126. Berdamai 1

SEBELUM BERPISAH- Berdamai Ranty berdiri tidak jauh dari Elvira. Netranya berkaca-kaca dengan raut wajah yang sedih. Perlahan gadis itu menghampiri, lantas memeluk Elvira dengan erat. Tidak peduli banyak pengunjung yang melihat ke arah mereka."Apa kabar, Ran?" "Baik." Ranty melepaskan pelukan. Menatap Elvira dengan mata basah. "Kita duduk dulu." Elvira mengajak Ranty duduk di bangku logam yang terpisah dari pengunjung lain. Jujur saja ia pun sebenarnya kangen dengan sahabatnya itu. Rindu dengan kebersamaan mereka selama ini."Kamu sedang apa di sini?""Aku nganterin ibu periksa. Perutmu sudah besar, El. Dedeknya cowok apa cewek?""Cowok," jawab Elvira seraya mengusap perutnya."Aku minta maaf," bisik Ranty dengan suara bergetar. "Aku benar-benar minta maaf, El. Aku telah menyinggung perasaanmu. Aku sudah tahu kenapa kamu resign dan menjauh." Ranty terlihat sangat sedih. Ia kembali mengingatkan tentang percakapannya dengan Rizal di ruang meeting siang itu."Aku nggak bermaksud men
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-10
Baca selengkapnya

127. Berdamai 2

"Seperti katamu, soal karir di mana pun dan kapan pun bisa dimulai lagi. Mbak Angel sekarang nggak seperti dulu, mungkin karena tekanan kerja dari big bos yang membuatnya gampang emosi. Karyawan juga mulai nggak nyaman.""Ran, apa Mbak Angel tahu waktu aku sempat kabur menjelang pernikahan?""Kurasa nggak tahu. Di kantor yang tahu cuman aku dan aku nggak pernah cerita pada siapapun. Kenapa, El?""Nggak apa-apa. Aku hanya penasaran, dokter Herlina tahu dari mana aku kabur waktu itu. Sebenarnya ini nggak penting sih, sudah lama juga. Aku hanya ingin tahu saja." Elvira sebenarnya juga khawatir kalau perempuan itu akan memberitahu kakak iparnya atau ibu mertuanya."Kurasa Mbak Angel nggak tahu, El. Bahkan dia tahu kamu mantan kekasihnya Rizal pun setelah kamu berhenti kerja. Dia nggak sengaja mendengar obrolanku dengan Rizal saat kami membahas kenapa kamu mendadak saja resign."Keduanya diam sejenak. Elvira berpikir, apa istrinya Amar yang memberitahu Herlina. Mereka kan teman sekolah.Ra
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-10
Baca selengkapnya

128. Berdamai 3

"Hari Minggu jam sembilan pagi, kita mendapatkan undangan dari dokter Fadli. Beliau mantu putri bungsunya. Beliau dokter senior di rumah sakit. Dan ini kali pertama mas mengajakmu bertemu rekan-rekan medis yang akan hadir di sana."Elvira terkesiap. Dadanya berdebar-debar. Padahal waktu mereka menikah, banyak juga para dokter yang menghadirinya. Tapi entah kenapa terasa berbeda. Mungkin karena sekarang dia benar-benar sudah menjalani perannya sebagai istri Hendy. Sedangkan dulu sibuk dengan patah hatinya."Aku jadi nervous, Mas.""Kenapa?""Rekan-rekan Mas di rumah sakit, cantik-cantik, berkelas, dan keren."Hendy tersenyum menyatukan kening mereka. Seraya menggenggam tangan Elvira. "Di mata mas, tidak ada yang cantik selain kamu, meski tengah hamil."Ucapan Hendy terdengar seperti gombalan. Tapi membuat wajah Elvira merona samar. "Mas, pandai merayu sekarang.""Mas sedang belajar menjadi suami yang romantis. Capek tengang terus di kamar operasi. Setiap pulang, seolah terobati segala
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-10
Baca selengkapnya

129. Salah Prediksi 1

SEBELUM BERPISAH- Salah Prediksi "Siapa pun nama yang akan kamu sebutkan. Nggak ngaruh lagi bagiku sekarang.""Kamu yakin nggak akan terkejut?"Elvira tersenyum tenang. Sikapnya sangat terjaga. Baginya siapa pun orang itu, tidak akan membuatnya penasaran lagi. "Kamu salah memprediksi waktu untuk membongkar hal ini, Dok. Seharusnya dulu kamu kasih tahu aku dikala situasi masih panas. Disaat keadaan belum baik-baik saja. Mungkin itu akan menjadi bom yang bisa meluluh lantakkan sebuah hubungan dan kepercayaan."Sekarang nama yang kamu simpan itu sudah nggak penting lagi kuketahui. Bahkan aku nggak ingin tahu sebenarnya. Aku, suamiku, dan calon baby kami sudah bahagia. Tentang aku kabur atau apapun waktu itu nggak bakalan mempengaruhi hubungan kami."Setiap berhadapan dengan Elvira, Herlina selalu dibuat mati kutu. Wanita ini tahu cara melawannya dengan sikap tenang. "Isti yang memberitahuku." Herlina bicara begitu gamblang.Elvira sempat menduga, makanya dia tetap diam dan tenang. "S
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-11
Baca selengkapnya

130. Salah Prediksi 2

Elvira digandeng Hendy keluar lewat pintu samping. Ema berjalan tergesa untuk mengejar mereka hingga sampai parkiran. "Bagaimana, Hen?""Aku mau membawa Elvira ke dokter Nely, Mbak.""Dia kontraksi?" Ema ikutan cemas."Mungkin," jawab Hendy sekenanya kemudian membukakan pintu mobil untuk sang istri dan mereka pergi dari sana mengikuti mobil dokter Nely yang lebih dulu melaju bersama suaminya.Hendy cemas. Jangan sampai istrinya melahirkan di kehamilan yang baru masuk usia tujuh bulan. Kalau sampai terjadi apa-apa pada Elvira, Hendy tidak akan melepaskan Herlina kali ini.Mereka sampai rumah dokter Nely hampir bersamaan. Hendy langsung membimbing sang istri ke tempat praktek rekannya. Dengan cekatan, dokter Nely yang masih berkebaya warna hijau botol, segera mempersiapkan pemeriksaan."Ini hanya Braxton Hicks atau kontraksi palsu. Karena Mbak El terlalu tegang dan stres. Si kecil kondisi baik-baik saja. Braxton Hicks memang biasa terjadi sejak usia kehamilan enam bulan. Tapi ini karen
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-11
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1112131415
...
20
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status