Semua Bab Aunty Cantik untuk Daddy: Bab 61 - Bab 67

67 Bab

Bab 60

"Siapa ya?" Aku menuju interkom. Sesaat termangu, aku bimbang antara membuka pintu atau tidak. "Micko?"Aku kemudian memilih membuka pintu. Sudah lama aku tidak melihatnya. Laki-laki itu juga bahkan memilih tidak datang di pesta pernikahanku."Ada perlu apa?"Aku tidak mempersilahkan Micko masuk. Memilih menyuruhnya duduk di kursi luar, ia meletakkan sebuah buket bunga mawar berwarna pink."Untuk apa?""Ucapan selamat, Nye." Ia duduk dan menyunggingkan senyum."Selamat untuk?""Pernikahanmu dan juga kehamilanmu.""Baiklah." Aku mengeluarkan ponselku dan melakukan panggilan video pada Jaden. Micko nampak terkejut namun sepertinya ia bersikap setenang mungkin. Harus menunggu hingga dering ke lima, barulah Jaden memunculkan batang hidungnya."Ada seseorang berkunjung dan ingin memberikan selamat pada kita, sayangnya kau sedang di rumah sakit. Kau ingin menyapa?""Siapa?" Jaden meletakkan berkas yang dipegangnya untuk kemudian fokus padaku."Ini." Aku membalik mode kamera hingga menampakk
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-07
Baca selengkapnya

Bab 61

RS. Tjipto, pukul 10 pagi. Aku dan Jaden sedang asik di ruangan dr. Anita, memandangi layar besar di mana bayi kami sedang asik berkomunikasi. Sesekali, dr. Anita memperdengarkan suara detak jantungnya yang seketika membuatku dan Jaden dipenuhi haru. Dokter spesialis kandunganku ini adalah perempuan berusia 45 tahun. Dengan wajah teduh, ia selalu memberikan berbagai tips dan pengetahuan seputar kehamilan dengan mudah diserap dan menyenangkan.Seperti hari ini. Sejak pagi, aku dan Jaden cukup panik. Bayi kecil kami yang biasanya aktif dan bergerak-gerak tak tahu waktu, lebih memilih banyak diam hari ini. Juga bagian ulu hati yang sedikit nyeri, membuatku dan Jaden memutuskan untuk menemui dr. Anita segera. Walau ternyata setelah melalui pemeriksaan, tak ada hal yang mengkhawatirkan. Baik aku maupun bayiku, semuanya dalam keadaan sehat dan baik-baik saja."Usia kandunganmu sekarang 37 week, Nye. Semuanya sehat dan ia tumbuh menjadi bayi yang pintar. Dalam beberapa minggu lagi, kau sudah
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-08
Baca selengkapnya

Bab 62

"Aku tidak ingin peduli," jawabku tak acuh."Dia merebut Micko dari Anye. Dia benar-benar menyukai si bajingan itu sangat banyak sampai menggunakan berbagai cara untuk merebut kekasih orang lain. Dan sekarang hasilnya, dia benar-benar dicampakkan oleh si brengsek itu. Aku tahu bahwa depresinya berdasar."Aku menyesap hot chocolate-ku dan kembali mengalihkan pandangan ke arah luar. Banyaknya orang dengan tawa-tawa mereka yang bersuka ria. Ternyata, tidak semuanya merasakan hal yang sama. Di beberapa sudut bumi, pastilah banyak orang yang bahkan menganggap hidup terlalu sulit bahkan untuk sekedar menyunggingkan senyum. Jennieta misalnya. Aku waktu dulu, contohnya. Kita sama-sama terperangkap pada rasa putus asa. Tidak lebih hanya karena sebuah kebodohan dalam mencintai seseorang. Benar-benar bodoh, sebab laki-laki yang ingin dipertahankan pun, menengok saja tidak.Ah ... sial!Tiba-tiba aku ingin merengkuh Jennieta dan mengatakan padanya bahwa Micko terlalu bajingan untuk ditangisi sepe
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-08
Baca selengkapnya

Bab 63

(Point of View 3) Malam itu hujan turun deras, membasahi jalan raya yang mereka lalui dalam perjalanan pulang dari liburan keluarga. Anye, Jaden, Dio, Sella, Mark, Naeema, dan si kembar, Anna dan Thea, berada dalam mobil SUV besar milik Jaden. Mereka tergesa pulang saat Anye memberikan mereka tanda terkait kontraksi; tanda kelahiran si bayi. Anye, yang sedang hamil sembilan bulan, duduk di kursi tengah bersama sang suami. Perutnya yang besar membuatnya harus duduk dengan posisi miring, terus menerus diusap oleh Jaden. Dio yang mengemudi sesekali menoleh; turut panik juga. "Kamu masih baik-baik saja, Sayang?" tanya Jaden dengan nada khawatir. Anye tersenyum lemah sambil mengangguk. "Aku baik-baik saja, hanya sedikit ... duh! sakit banget Jaden!" seru Anye sambil menjambak rambut Jaden. "Aw! sakit sayang," erang Jaden, tapi tetap pasrah, tidak mengenyahkan jari sang istri dari kepalanya. "Dio, bawa mobilnya lebih cepat. Anye benar-benar bisa bikin aku botak." Di kursi depan, di
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-09
Baca selengkapnya

Bab 64

"Kalian semua mengenal perempuan ini, kan? Dia seorang aktris dan menurut berita yang selama ini beredar, ia memiliki hubungan dengan salah satu korban yakni nyonya Lyla Anyelir, Benar?" Pak Polisi tanpa seragam itu mengawali sesi pertanyaannya. Dio dan Mark sesaat terdiam. Kaget, terkejut dan tak menyangka ke arah mana pembicaraan ini akan berujung dengan nama perempuan itu dibawa-bawa. "Jennieta," gumam Jaden Pradipta. "Benar. Dia Jennieta. Dia adalah penyewa truk yang menyebabkan kecelakaan ini terjadi. Ia juga yang membayar supir truk hitam dengan nomor xxx yang sengaja keluar jalur berlawanan dan menabrakan kendaraannya pada mobil yang kalian kendarai." Mata Jaden memerah, nyalang sekali. Tangannya mengepal kuat, membuat buku-buku jarinya memutih. Ia lantas berbalik, memukul dinding rumah sakit dengan kuat. Sekali, dua kali, enggan berhenti. Para polisi yang terkejut, menoleh pada Dio dan Mark kebingungan. Sementara keduanya langsung memburu, mencoba menghentikan perbuatan Ja
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-09
Baca selengkapnya

Bab 65

Di sebuah kamar rumah sakit yang sunyi, Jaden duduk di samping tempat tidur Anye. Tangannya menggenggam jemari istrinya yang dingin, berharap dapat mentransfer sedikit kehangatan dan kekuatan. Sudah lebih dari tiga puluh hari sejak kecelakaan itu, tiga puluh hari yang terasa seperti seabad. Anye terbaring dalam keadaan koma, tubuhnya yang lemah seolah berjuang di ambang batas kehidupan. Seperti meminta tolong untuk diselamatkan, tapi terlalu jauh ... hingga sulit untuk kembali. Jaden tergugu. Lagi dan lagi. Segala hal dalam hidupnya tidak pernah sama lagi. Senyumannya -yang jujur- telah hilang. Dihari-harinya, tersisa senyuman palsu yang harus ia tunjukkan pada Anna dan Thea juga bumi; bayi mereka. Selebihnya, ia hanya manusia pemurung yang kehilangan cahaya hidup. Jaden tidak pernah meninggalkan rumah sakit sejak saat itu. Ia bahkan tidak kembali ke rumah, memilih tidur di sofa atau di kursi berdekatan dengan Anye. Meski dokter sudah menyarankan untuk beristirahat di rumah, Jaden
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-10
Baca selengkapnya

Bab 66

Sudah beberapa bulan berlalu sejak kecelakaan yang hampir merenggut nyawa Anye. Tapi, progres yang dijanjikan oleh polisi belum benar-benar menampakkan hasil. Mungkin terkendala karena Jannieta berhasil melarikan diri ke luar negeri. Atau mungkin juga, polisi di negeri ini terlalu sibuk mengurusi masalah-masalah korupsi yng dihukum ringan.Entahlah.Yang jelas, dalang sebenarnya di balik penderitaan Anye masih belum juga ditangkap.Padahal, si korban, dan keluarga yang mengallaminya, masih bersedih. Mata Anyelir masih terkatur rapat, enggan terbuka, bertahan dengan bantuan alat-alat penopang hidup.Lalu ada Bhumi, si bayi malang yang hingga detik ini belum merasakan belaian tangan dari sang ibunda.Ada adik, sahabat, kedua putri yang lain, pun ada ... Jaden Pradipta yang rasanya seperti akan menjadi gila.Ia merindukan Anya. Sangat banyak.Janietta.Nama itu menjadi duri dalam pikirannya, nama yang selalu muncul di tengah malam ketika dia memikirkan bagaimana Anye terluka karena ulah
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-11
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
DMCA.com Protection Status