All Chapters of Jangan Mengejar, Suamiku! Aku Tidak Akan Pernah Kembali: Chapter 101 - Chapter 110

167 Chapters

Bab 101 Isi Hati

Kenaya membuka mata. Pemandangan pertama yang dilihatnya adalah langit-langit kamar. Saat pandangannya mulai turun ke bawah, dia menyadari di mana dirinya berada. Dia sedang berada di kamarnya. Kamar yang berada di rumah Jerick. Dengan segera Kenaya berusaha untuk bangun. “Kamu sudah bangun?” Tepat saat tubuhnya ditegakkan, dia melihat ada Jerick di sana. Pria itu duduk di sofa yang berada tepat di depannya. Hal itu membuat tubuh Kenaya gemetar. Dia benar-benar takut sekali. “Aku tidak menyangka jika ternyata kamu pandai juga bersandiwara. Sampai-sampai aku tidak tahu jika kamu sudah mengenal Kean sejak awal bertemu.” Jerick berdiri menghampiri Kenaya. Kenaya memundurkan tubuhnya hingga menempel di headboard tempat tidur. Dia benar-benar ketakutan sekali. Saat Jerick berusaha mendekat, Kenaya langsung berusaha untuk turun dari tempat tidur, tetapi ternyata Jerick lebih cepat dibanding dirinya. Pria itu langsung menarik tangan Kenaya. “Mau lari ke mana lagi kamu?” Jerick benar-ben
last updateLast Updated : 2025-02-01
Read more

Bab 102 Terjatuh

“Aku berusaha keras menahan hasratku untuk tidak menyentuhmu, karena itu aku hanya meminta kamu membantuku menuntaskan hasrat tanpa menyentuhmu. Tetapi, kamu lagi-lagi tidak mau.” Jerick memukul-mukul headboard tempat tidur meluapkan kekesalannya. Kenaya hanya ketakutan ketika Jerick terus memukul tepat di sisinya. Jerick langsung mencengkeram wajah Kenaya untuk dapat memandang dirinya. “Aku bisa saja membayar wanita untuk menuntaskan hasratku, tetapi aku hanya ingin kamu. Apa kamu tidak merasakan betapa aku mencintaimu? Tataplah sekali saja aku dengan cintamu.” Dalam keadaan dicengkeram, justru yang terlihat dari sorot mata Kenaya adalah ketakutan. “Kamu memang tidak pernah berusaha mencintai aku.” Jerick kembali menampar wajah Kenaya berkali-kali. Kenaya berusaha menendang Jerick tepat pada area intimnya. Saat Jerick kesakitan, Kenaya berusaha mendorong tubuh Jerick. Dengan segera Kenaya keluar dari kamarnya. Dia berusaha untuk keluar dari rumah. ***Di tempat berbeda, mobil K
last updateLast Updated : 2025-02-01
Read more

Bab 103 Kehilangan

Kean yang menghantam air bag segera membuka matanya. Benturan itu cukup membuatnya kehilangan fokus sejenak. Saat berusaha bangkit, dia melihat Lean yang memanggilnya. “Kamu tidak apa-apa?” tanya Lean. “Tidak.” Kean menggeleng. Saat menegakkan tubuhnya, Kean melihat pagar terbuka. Sesaat kemudian, Kean teringat dengan Kenaya. “Kenaya.” Dia segera melepaskan sabuk pengaman yang melingkar di tubuhnya. Kemudian menghampiri Kenaya. Dari kejauhan Kean melihat darah segar mengalir di kaki Kenaya. Hal itu membuat Kenaya berlari, sambil menyeret kakinya yang sakit. “Kenaya?” Kean segera meraih tubuh Kenaya. “Ke, sa-kit ….” Napas Kenaya tercekat. Rasa sakitnya itu terasa sampai ke mana-mana. Membuat napasnya terasa sesak. “Naya ….” Darah yang mengalir cukup banyak, hal itu membuat Kean benar-benar panik. “Ke, sebaiknya kita bawa ke rumah sakit saja.” Lean melihat jelas Kenaya pendarahan. “Baiklah.” Kean segera menangkup tubuh Kean.“Ach ... sakit.” Punggung Kenaya terasa sakit ketika Ke
last updateLast Updated : 2025-02-01
Read more

Bab 104 Maafkan Daddy

Tanpa Kean katakan, dia sudah tahu. Apalagi saudara kembarnya itu menangis tersedu-sedu. “Sabar, Ke. Kamu harus kuat.” Lean membelai lembut punggung Kean.“Kean.” Mommy Freya memanggil anaknya. Kean menjauhkan tubuhnya dari Lean. Dia terkejut ketika melihat mommy-nya ada di kota yang sama dengannya. Dia menatap Lean, seolah meminta penjelasan dari Lean. “Rigel bilang mommy memaksa ke sini. Jadi mereka langsung ke sini setelah mendengar penjelasan dari Rigel. Tadi mereka menghubungi dan aku mengatakan jika kita di sini.” Lean menjelaskan pada Kean bagaimana sang mommy bisa sampai di tempat mereka berada. Baru saja Rigel menghubunginya. Menanyakan keberadaan dirinya. “Sayang, bagaimana keadaan Kenaya?” Mommy Freya menangkup wajah Kean. “Mom.” Kean menangis ketika melihat sang mommy. “Anakku … anakku tidak terselamatkan.” Tangis Kean semakin terisak ketika menceritakan apa yang terjadi. Mommy Freya langsung membawa Kean ke dalam pelukanya. Dia ikut menangis. “Sabar, Sayang.” Walaupu
last updateLast Updated : 2025-02-01
Read more

Bab 105 Membohongi Kenaya

Lean sudah mengurus semuanya. Kini Kenaya sudah dipindahkan ke ruang rawat. Daddy Dean membantu pengurusan semuanya. Hingga prosesnya begitu cepat. Mommy Freya menemani Kenaya di sisinya. Kenaya membuka matanya. Pemandangan pertama yang dilihatnya adalah langit-langit kamar berwarna putih. Aroma rumah sakit tercium begitu kuat. Kenaya berpikir, jika dia berada di rumah sakit Maxton. Tadi Kean sudah mengatakan jika mereka sedang dalam perjalanan ke rumah sakit Maxton. Jadi dia memilih tidur lagi. “Kamu sudah bangun, Kenaya.” Suara wanita samar-samar didengarnya. Kenaya segera mengalihkan pandangan. Dilihatnya Mommy Freya ada di sana. “Mommy.” Dia memanggil ibu dari Kean itu. “Iya, ini Mommy.” Mommy Freya membenarkan. “Kean mana?” Kenaya ingin bertemu Kean. Ingin bertanya tentang keadaan anaknya. Mommy Freya menatap ke arah Lean yang kebetulan ada di sana juga. “Kean sedang mengurus administrasi. Sebentar lagi dia akan datang.” Lean memilih berbohong. Padahal Kean sedang melakuka
last updateLast Updated : 2025-02-02
Read more

Bab 106 Mau Melihat Anak Kita

“Dia belum mau makan. Masih menunggumu.” Kean mengembuskan napas. Dia memang harus kuat karena ada Kenaya yang menunggunya. “Kamu bisa pulang. Kasihan Ailee sendiri.” Dia menatap saudara kembarnya itu. Dia tahu pasti Lean sangat lelah. Seharian Lean menemaninya. “Iya.” Lean mengangguk. Kemudian beralih pada sang daddy. “Dad, mommy ada di kamar.” Dia memberitahu sang daddy. “Daddy akan menemani mommy-mu. Tolong antarkan pakaian besok pagi.” “Baiklah, besok pagi akan aku antarkan barang-barang kalian. Kalau begitu aku pergi dulu.” Lean segera berpamitan. Di saat Lean pergi dan sang daddy ke kamar sang mommy, Kean segera masuk ke ruang perawatan Kenaya. Saat masuk, dia disambut oleh Kenaya yang menatap ke arahnya. Ternyata Kenaya tidak tidur. “Kamu belum tidur?” Kean bertanya seraya mengayunkan langkahnya menghampiri. “Aku sudah tidur sejak tadi. Jadi aku tidak mengantuk.” Kenaya menatap Kean. “Bagaimana keadaan anak kita? Apa kamu sudah melihatnya?” Kenaya langsung melemparkan pe
last updateLast Updated : 2025-02-02
Read more

Bab 107 Membuat Perhitungan

“Ini masih pagi, Naya. Tidak baik jika ke sana pagi-pagi.” Kean mencoba mencegah Kenaya untuk ke ICU. Kenaya pasti akan histeris jika tidak ada anaknya di sana. “Lalu kapan?” tanya Kenaya. “Tunggu sedikit lebih siang. Agar lebih enak jika ke sana.” Kean mengulur waktu. Mungkin sedikit siang, dia bisa memberitahu Kenaya. “Baiklah.” Kenaya pun akhirnya setuju dengan Kean. Dia akan menunggu sampai siang agar bisa menemui anaknya. Pagi-pagi Kenaya dibantu perawat khusus untuk membersihkan tubuhnya. Kean memilih keluar dari ruang perawatan. Menunggu di luar. Saat di luar Kean menunggu bersama dengan Mommy Freya dan Daddy El. “Aku harus bagaimana? Aku belum siap memberitahunya.” Kean mengusap wajahnya. Dia yang duduk di ruang tunggu, membungkukkan tubuhnya untuk menyembunyikan wajahnya. “Tapi, kamu harus segera memberitahu dia, Sayang.” Mommy Freya membelai lembut rambut Kean. Berusaha untuk menenangkannya.Kean menegakkan tubuhnya seraya menyugar rambutnya. Berusaha untuk menguatkan
last updateLast Updated : 2025-02-02
Read more

Bab 108 Menabuh Genderang Perang

“Kenaya akan menuntut perceraian dan tindakan kekerasan yang dialaminya.” Di depan ruang perawatan, Kean menyampaikan niatnya pada Daddy El, Daddy Al, Daddy Bian, Daddy Rowan, Daddy Dean, Lean, dan Rigel. Dia tiak mau tinggal diam begitu saja. “Kamu tahu resiko yang akan terjadi ‘kan?” tanya Daddy El memastikan. Kean menatap sang daddy. Dia tahu jika dia berada di belakang Kenaya, artinya pertaruhan terbesar ada proyek yang sedang berjalan. Apalagi papa Jerick adalah walikota.“Apa Daddy yakin aku bisa mengganti kerugian itu dengan proyek lain?” Kean menatap sang daddy. Meyakinkan sang daddy. “Jika kamu yakin kelak bisa mengganti proyek itu jika sampai proyek itu gagal, maka aku akan mengizinkanmu.” Daddy El pun setuju. “Jika kamu sudah berniat begitu. Maka aku akan menghubungi pengacara keluarga Adion. Biar dia yang membantu.” Daddy Bian langsung ikut bertindak.“Baik, Dad, tolong bantuannya.” Kean memang tidak bisa pergi meninggalkan Kenaya. Apalagi Kenaya masih begitu terpukul
last updateLast Updated : 2025-02-02
Read more

Bab 109 Ditangkap

“Pak, Pak Jerick ditangkap polisi.” Hendrix membulatkan matanya ketika mendengar kabar dari sekretarisnya. Mengetahui anaknya ditangkap oleh polisi, dia merasa ini adalah masalah baginya. Sebagai walikota, namanya akan buruk sekali jika anaknya berada dalam penjara. “Atas kasus apa dia ditangkap?” “Atas kasus kekerasan dalam rumah tangga hingga mengakibatkan kematian, Pak.” “Siapa yang mati? Apa Kenaya?” Hendrix begitu penasaran sekali. Bagaimana bisa ada kematian. “Bukan, Pak. Tapi, anak dari Bu Kenaya.” Mendengar anak Kenaya yang meninggal tentu membuat Hendrix cukup terkejut. Namun, mengingat anak yang dikandung Kenaya bukan cucunya, bukan perkara besar untuk Hendrix. “Hubungi pengacara. Minta urus semua. Aku akan hubungi Kapolres di sana.” Hendrix jelas akan menggunakan segala cara agar anaknya tidak di penjara. “Baik, Pak.” Pengacara yang ditunjuk Hendrix pun langsung ke kantor polisi. Mengurus semua pembebasan Jerick. Sayangnya, bukti yang kuat membuat Jerick sulit lep
last updateLast Updated : 2025-02-03
Read more

Bab 110 Garda Terdepan

Kean langsung menangis. Dia memeluk sang nenek. Sejak kecil sang nenek memang begitu bijak menanggapi masalah. Harusnya Kean sadar jika keluarganya pasti tidak akan menyalahkan dirinya atas apa yang dilakukan. “Sebagai orang tua, saat anak salah memarahi adalah hal lumrah. Setelahnya, mereka hanya ingin anak-anak belajar dan memperbaiki kesalahan. Jadi jangan pernah takut untuk bilang pada orang tua apa pun kesalahanmu.” Grandma Shea membelai lembut punggung cucunya. Kean mengangguk. Mungkin jika dia mengatakan sejak awal pada keluarganya, kejadian seperti ini tidak akan pernah terjadi. Sayangnya, semua sudah terjadi. Tak perlu disesali lagi. Grandma Shea melepaskan pelukannya. Menghapus air mata cucunya itu. Grandpa Bryan menepuk bahu Kean. “Jagalah Kenaya. Jangan pernah meninggalkannya.” Kean menengadah, menatap sang kakek. “Terima kasih, Grandpa.”“Jangan bersedih. Setelah ini kamu bisa buat anak lagi.” Granpa Felix menambahkan. Memberikan dukungan pada cucunya. “Nikah dulu.”
last updateLast Updated : 2025-02-03
Read more
PREV
1
...
910111213
...
17
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status