Share

Bab 102 Terjatuh

Author: Myafa
last update Last Updated: 2025-02-01 11:10:33

“Aku berusaha keras menahan hasratku untuk tidak menyentuhmu, karena itu aku hanya meminta kamu membantuku menuntaskan hasrat tanpa menyentuhmu. Tetapi, kamu lagi-lagi tidak mau.” Jerick memukul-mukul headboard tempat tidur meluapkan kekesalannya.

Kenaya hanya ketakutan ketika Jerick terus memukul tepat di sisinya.

Jerick langsung mencengkeram wajah Kenaya untuk dapat memandang dirinya. “Aku bisa saja membayar wanita untuk menuntaskan hasratku, tetapi aku hanya ingin kamu. Apa kamu tidak merasakan betapa aku mencintaimu? Tataplah sekali saja aku dengan cintamu.”

Dalam keadaan dicengkeram, justru yang terlihat dari sorot mata Kenaya adalah ketakutan.

“Kamu memang tidak pernah berusaha mencintai aku.” Jerick kembali menampar wajah Kenaya berkali-kali.

Kenaya berusaha menendang Jerick tepat pada area intimnya. Saat Jerick kesakitan, Kenaya berusaha mendorong tubuh Jerick. Dengan segera Kenaya keluar dari kamarnya. Dia berusaha untuk keluar dari rumah.

***

Di tempat berbeda, mobil K
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Jangan Mengejar, Suamiku! Aku Tidak Akan Pernah Kembali   Bab 103 Kehilangan

    Kean yang menghantam air bag segera membuka matanya. Benturan itu cukup membuatnya kehilangan fokus sejenak. Saat berusaha bangkit, dia melihat Lean yang memanggilnya. “Kamu tidak apa-apa?” tanya Lean. “Tidak.” Kean menggeleng. Saat menegakkan tubuhnya, Kean melihat pagar terbuka. Sesaat kemudian, Kean teringat dengan Kenaya. “Kenaya.” Dia segera melepaskan sabuk pengaman yang melingkar di tubuhnya. Kemudian menghampiri Kenaya. Dari kejauhan Kean melihat darah segar mengalir di kaki Kenaya. Hal itu membuat Kenaya berlari, sambil menyeret kakinya yang sakit. “Kenaya?” Kean segera meraih tubuh Kenaya. “Ke, sa-kit ….” Napas Kenaya tercekat. Rasa sakitnya itu terasa sampai ke mana-mana. Membuat napasnya terasa sesak. “Naya ….” Darah yang mengalir cukup banyak, hal itu membuat Kean benar-benar panik. “Ke, sebaiknya kita bawa ke rumah sakit saja.” Lean melihat jelas Kenaya pendarahan. “Baiklah.” Kean segera menangkup tubuh Kean.“Ach ... sakit.” Punggung Kenaya terasa sakit ketika Ke

    Last Updated : 2025-02-01
  • Jangan Mengejar, Suamiku! Aku Tidak Akan Pernah Kembali   Bab 104 Maafkan Daddy

    Tanpa Kean katakan, dia sudah tahu. Apalagi saudara kembarnya itu menangis tersedu-sedu. “Sabar, Ke. Kamu harus kuat.” Lean membelai lembut punggung Kean.“Kean.” Mommy Freya memanggil anaknya. Kean menjauhkan tubuhnya dari Lean. Dia terkejut ketika melihat mommy-nya ada di kota yang sama dengannya. Dia menatap Lean, seolah meminta penjelasan dari Lean. “Rigel bilang mommy memaksa ke sini. Jadi mereka langsung ke sini setelah mendengar penjelasan dari Rigel. Tadi mereka menghubungi dan aku mengatakan jika kita di sini.” Lean menjelaskan pada Kean bagaimana sang mommy bisa sampai di tempat mereka berada. Baru saja Rigel menghubunginya. Menanyakan keberadaan dirinya. “Sayang, bagaimana keadaan Kenaya?” Mommy Freya menangkup wajah Kean. “Mom.” Kean menangis ketika melihat sang mommy. “Anakku … anakku tidak terselamatkan.” Tangis Kean semakin terisak ketika menceritakan apa yang terjadi. Mommy Freya langsung membawa Kean ke dalam pelukanya. Dia ikut menangis. “Sabar, Sayang.” Walaupu

    Last Updated : 2025-02-01
  • Jangan Mengejar, Suamiku! Aku Tidak Akan Pernah Kembali   Bab 105 Membohongi Kenaya

    Lean sudah mengurus semuanya. Kini Kenaya sudah dipindahkan ke ruang rawat. Daddy Dean membantu pengurusan semuanya. Hingga prosesnya begitu cepat. Mommy Freya menemani Kenaya di sisinya. Kenaya membuka matanya. Pemandangan pertama yang dilihatnya adalah langit-langit kamar berwarna putih. Aroma rumah sakit tercium begitu kuat. Kenaya berpikir, jika dia berada di rumah sakit Maxton. Tadi Kean sudah mengatakan jika mereka sedang dalam perjalanan ke rumah sakit Maxton. Jadi dia memilih tidur lagi. “Kamu sudah bangun, Kenaya.” Suara wanita samar-samar didengarnya. Kenaya segera mengalihkan pandangan. Dilihatnya Mommy Freya ada di sana. “Mommy.” Dia memanggil ibu dari Kean itu. “Iya, ini Mommy.” Mommy Freya membenarkan. “Kean mana?” Kenaya ingin bertemu Kean. Ingin bertanya tentang keadaan anaknya. Mommy Freya menatap ke arah Lean yang kebetulan ada di sana juga. “Kean sedang mengurus administrasi. Sebentar lagi dia akan datang.” Lean memilih berbohong. Padahal Kean sedang melakuka

    Last Updated : 2025-02-02
  • Jangan Mengejar, Suamiku! Aku Tidak Akan Pernah Kembali   Bab 106 Mau Melihat Anak Kita

    “Dia belum mau makan. Masih menunggumu.” Kean mengembuskan napas. Dia memang harus kuat karena ada Kenaya yang menunggunya. “Kamu bisa pulang. Kasihan Ailee sendiri.” Dia menatap saudara kembarnya itu. Dia tahu pasti Lean sangat lelah. Seharian Lean menemaninya. “Iya.” Lean mengangguk. Kemudian beralih pada sang daddy. “Dad, mommy ada di kamar.” Dia memberitahu sang daddy. “Daddy akan menemani mommy-mu. Tolong antarkan pakaian besok pagi.” “Baiklah, besok pagi akan aku antarkan barang-barang kalian. Kalau begitu aku pergi dulu.” Lean segera berpamitan. Di saat Lean pergi dan sang daddy ke kamar sang mommy, Kean segera masuk ke ruang perawatan Kenaya. Saat masuk, dia disambut oleh Kenaya yang menatap ke arahnya. Ternyata Kenaya tidak tidur. “Kamu belum tidur?” Kean bertanya seraya mengayunkan langkahnya menghampiri. “Aku sudah tidur sejak tadi. Jadi aku tidak mengantuk.” Kenaya menatap Kean. “Bagaimana keadaan anak kita? Apa kamu sudah melihatnya?” Kenaya langsung melemparkan pe

    Last Updated : 2025-02-02
  • Jangan Mengejar, Suamiku! Aku Tidak Akan Pernah Kembali   Bab 107 Membuat Perhitungan

    “Ini masih pagi, Naya. Tidak baik jika ke sana pagi-pagi.” Kean mencoba mencegah Kenaya untuk ke ICU. Kenaya pasti akan histeris jika tidak ada anaknya di sana. “Lalu kapan?” tanya Kenaya. “Tunggu sedikit lebih siang. Agar lebih enak jika ke sana.” Kean mengulur waktu. Mungkin sedikit siang, dia bisa memberitahu Kenaya. “Baiklah.” Kenaya pun akhirnya setuju dengan Kean. Dia akan menunggu sampai siang agar bisa menemui anaknya. Pagi-pagi Kenaya dibantu perawat khusus untuk membersihkan tubuhnya. Kean memilih keluar dari ruang perawatan. Menunggu di luar. Saat di luar Kean menunggu bersama dengan Mommy Freya dan Daddy El. “Aku harus bagaimana? Aku belum siap memberitahunya.” Kean mengusap wajahnya. Dia yang duduk di ruang tunggu, membungkukkan tubuhnya untuk menyembunyikan wajahnya. “Tapi, kamu harus segera memberitahu dia, Sayang.” Mommy Freya membelai lembut rambut Kean. Berusaha untuk menenangkannya.Kean menegakkan tubuhnya seraya menyugar rambutnya. Berusaha untuk menguatkan

    Last Updated : 2025-02-02
  • Jangan Mengejar, Suamiku! Aku Tidak Akan Pernah Kembali   Bab 108 Menabuh Genderang Perang

    “Kenaya akan menuntut perceraian dan tindakan kekerasan yang dialaminya.” Di depan ruang perawatan, Kean menyampaikan niatnya pada Daddy El, Daddy Al, Daddy Bian, Daddy Rowan, Daddy Dean, Lean, dan Rigel. Dia tiak mau tinggal diam begitu saja. “Kamu tahu resiko yang akan terjadi ‘kan?” tanya Daddy El memastikan. Kean menatap sang daddy. Dia tahu jika dia berada di belakang Kenaya, artinya pertaruhan terbesar ada proyek yang sedang berjalan. Apalagi papa Jerick adalah walikota.“Apa Daddy yakin aku bisa mengganti kerugian itu dengan proyek lain?” Kean menatap sang daddy. Meyakinkan sang daddy. “Jika kamu yakin kelak bisa mengganti proyek itu jika sampai proyek itu gagal, maka aku akan mengizinkanmu.” Daddy El pun setuju. “Jika kamu sudah berniat begitu. Maka aku akan menghubungi pengacara keluarga Adion. Biar dia yang membantu.” Daddy Bian langsung ikut bertindak.“Baik, Dad, tolong bantuannya.” Kean memang tidak bisa pergi meninggalkan Kenaya. Apalagi Kenaya masih begitu terpukul

    Last Updated : 2025-02-02
  • Jangan Mengejar, Suamiku! Aku Tidak Akan Pernah Kembali   Bab 109 Ditangkap

    “Pak, Pak Jerick ditangkap polisi.” Hendrix membulatkan matanya ketika mendengar kabar dari sekretarisnya. Mengetahui anaknya ditangkap oleh polisi, dia merasa ini adalah masalah baginya. Sebagai walikota, namanya akan buruk sekali jika anaknya berada dalam penjara. “Atas kasus apa dia ditangkap?” “Atas kasus kekerasan dalam rumah tangga hingga mengakibatkan kematian, Pak.” “Siapa yang mati? Apa Kenaya?” Hendrix begitu penasaran sekali. Bagaimana bisa ada kematian. “Bukan, Pak. Tapi, anak dari Bu Kenaya.” Mendengar anak Kenaya yang meninggal tentu membuat Hendrix cukup terkejut. Namun, mengingat anak yang dikandung Kenaya bukan cucunya, bukan perkara besar untuk Hendrix. “Hubungi pengacara. Minta urus semua. Aku akan hubungi Kapolres di sana.” Hendrix jelas akan menggunakan segala cara agar anaknya tidak di penjara. “Baik, Pak.” Pengacara yang ditunjuk Hendrix pun langsung ke kantor polisi. Mengurus semua pembebasan Jerick. Sayangnya, bukti yang kuat membuat Jerick sulit lep

    Last Updated : 2025-02-03
  • Jangan Mengejar, Suamiku! Aku Tidak Akan Pernah Kembali   Bab 110 Garda Terdepan

    Kean langsung menangis. Dia memeluk sang nenek. Sejak kecil sang nenek memang begitu bijak menanggapi masalah. Harusnya Kean sadar jika keluarganya pasti tidak akan menyalahkan dirinya atas apa yang dilakukan. “Sebagai orang tua, saat anak salah memarahi adalah hal lumrah. Setelahnya, mereka hanya ingin anak-anak belajar dan memperbaiki kesalahan. Jadi jangan pernah takut untuk bilang pada orang tua apa pun kesalahanmu.” Grandma Shea membelai lembut punggung cucunya. Kean mengangguk. Mungkin jika dia mengatakan sejak awal pada keluarganya, kejadian seperti ini tidak akan pernah terjadi. Sayangnya, semua sudah terjadi. Tak perlu disesali lagi. Grandma Shea melepaskan pelukannya. Menghapus air mata cucunya itu. Grandpa Bryan menepuk bahu Kean. “Jagalah Kenaya. Jangan pernah meninggalkannya.” Kean menengadah, menatap sang kakek. “Terima kasih, Grandpa.”“Jangan bersedih. Setelah ini kamu bisa buat anak lagi.” Granpa Felix menambahkan. Memberikan dukungan pada cucunya. “Nikah dulu.”

    Last Updated : 2025-02-03

Latest chapter

  • Jangan Mengejar, Suamiku! Aku Tidak Akan Pernah Kembali   Bab 167 Akhir Kebahagiaan

    Kean terus menggenggam erat tangan Kenaya. Begitu berdebar-debar ketika menunggu hasil apa yang dilihat oleh dokter. “Selamat, Bu Kenaya hamil.” Dokter melihat jika ada janin di rahim Kenaya. Kenaya merasa lega karena akhirnya dia benar-benar hamil. Kean yang bahagia langsung mendaratkan kecupan di punggung tangan sang istri. “Kita akan punya anak.” Kean benar-benar merasa bahagia karena akhirnya dapat memiliki anak kembali. “Iya.” Air mata Kenaya kembali menetes. Setelah dia kehilangan anak. Akhirnya dia kembali diberikan kepercayaan memiliki anak secepat ini. Rasanya benar-benar Kenaya merasa dilimpahi berkah yang begitu banyaknya. “Aku akan punya cucu lagi, Mommy.” Mommy Freya langsung memeluk Grandma Shea benar-benar merasa bahagia akhirnya dapat memiliki cucu lagi. “Iya, aku juga akan punya cicit.” Grandma Shea begitu bahagia sekali. Semua yang berada di ruang dokter begitu bahagia sekali. Karena cicit Adion akan hadir lagi setelah anak dari Lean. Dokter men

  • Jangan Mengejar, Suamiku! Aku Tidak Akan Pernah Kembali   Bab 166 Kebahagiaan

    “Kita mampir ke apotek.” Kenaya menatap Kean yang sedang sibuk menyetir. “Kamu mau beli apa? Kamu sakit?” tanya Kean sedikit panik ketika mendengar Kenaya meminta ke apotek. “Tidak. Aku hanya mau beli alat tes kehamilan.” Kenaya menjelaskan apa yang membuatnya ingin ke apotek. “Kamu hamil?” tanya Kean menatap Kenaya. “Belum. Aku baru mau mengecek saja.” Kenaya mencoba menjelaskan. “Memang sudah terlambat datang bulan?” Kean begitu penasaran. “Iya, sudah telat dua minggu, Tadi saat mommy tanya dan aku baru ingat.”“Baiklah, kita beli atas tes kehamilan.” Kean begitu bersemangat sekali ketika mendapatkan kabar istrinya terlambat datang bulan. Dia berharap ada Kean junior di dalam rahim sang istri. Mereka sampai di apotek. Kenaya langsung membeli alat tes kehamilan di temani Kean. Ini bukan pertama kali Kenaya membeli alat tes kehamilan. Karena dulu dia pernah membelinya sebelum pernikahan dengan Jerick. Saat sudah mendapatkan alat tes kehamilan. Mereka segera pulang. Rencananya,

  • Jangan Mengejar, Suamiku! Aku Tidak Akan Pernah Kembali   Bab 165 Pembukaan

    Apa yang dikatakan Kean memang benar. Apa yang dilakukan adalah untuk menyalurkan hobi. Apa yang dilakukannya hanya untuk membuatnya bahagia. Jika pun ada banyak orang yang beli, itu adalah nilai tambah saja. “Baiklah.” Kenaya pun mengangguk. Dia jauh lebih tenang ketika sang suami mengatakan hal itu padanya. “Ayo, kita berangkat.” Kean meraih tangan sang istri. Mengajaknya untuk segera ke toko bunga. Kenaya dengan penuh semangat menerima ajakan Kean. Mereka segera berangkat bersama untuk ke toko bunga. Saat sampai di toko bunga, Kean dan Kenaya begitu terkejut. Ternyata ada banyak orang yang sedang menunggu di depan toko. Mereka semua ingin membeli bunga hidup yang tampak cantik sekali. Apalagi memang ada program diskon yang diberikan Kenaya. “Apa mereka benar-benar datang untuk membeli bunga?” Kenaya tidak menyangka jika pembukaan tokonya akan dihadiri banyak orang. “Banyak orang suka berkebun. Jadi wajar jika mereka antusias untuk membeli bunga.” Kean mengulas senyum. Dia sen

  • Jangan Mengejar, Suamiku! Aku Tidak Akan Pernah Kembali   Bab 164 Toko Bunga

    Bulan madu yang sudah berakhir mengantarkan Kenaya dan Kean kembali. Tentu saja tempat yang mereka tuju adalah rumah baru mereka. Mereka langsung menempati rumah mereka sesuai dengan keinginan mereka berdua. Hari ini Kean sudah mulai bekerja. Karena itu Kenaya bangun lebih awal untuk mempersiapkan semuanya. Kemarin, Kenaya sudah berbelanja. Jadi pagi ini dia bisa memasak untuk suaminya.Kenaya sibuk di dapur membuat masakan. Pagi ini dia ingin membuat scramble egg. Makanan simple yang pas untuk sarapan. Kenaya memasak sambil mendengarkan musik. Membuatnya semakin bersemangat. Kean yang bangun melihat Kenaya yang asyik memasak dan menggoyangkan tubuhnya. Hal itu membuat senyum manis menghiasi wajahnya. Ternyata tidak ada asisten rumah tangga membuat lebih nyaman. Buktinya sang istri begitu leluasa keluar hanya dengan menggunakan baju tidur pendek dengan tali spageti. Kenaya yang selesai segera berbalik untuk meletakkan scramble egg yang dibuatnya. Namun, alangkah terkejutnya ketika

  • Jangan Mengejar, Suamiku! Aku Tidak Akan Pernah Kembali   Bab 163 Bulan Madu Part 4

    Seminggu Kean dan Kenaya berada di London. Mereka menikmati banyak tempat di London. Menikmati kuliner di negeri ratu Elisabet tersebut. Keduanya begitu bahagia sekali. Karena akhirnya mimpi mereka untuk ke London sudah terwujud. Hari ini rencananya mereka akan kembali. Naik pesawat pada siang hari. “Kenapa tujuan kita tidak ke Indonesia?” Kenaya menatap suaminya ketika melihat tiket pesawat yang dipegangnya. Tujuan pesawat justru adalah Male. Kota yang berada di Maladewa. Kota dengan laut dan pantai yang begitu indah. “Bulan madu kita belum berakhir.” Kean tersenyum. Kean sengaja mengubah rute. Dia masih ingin menikmati waktu dengan Kenaya. Sengaja memilih pantai karena sejatinya Kean menyukai pantai. Apalagi ketika melihat pantai saat alam hari. Namun, karena janjinya pada Kenaya, dia membawa Kenaya ke London lebih dulu. Kenaya mengulas senyum. Jika ditanya apakah dia suka jika bulan madunya diperpanjang, tentu saja jawabannya iya. Jadi dia tidak menolak ketika sang suami mengaj

  • Jangan Mengejar, Suamiku! Aku Tidak Akan Pernah Kembali   Bab 162 Bulan Madu Part 3

    “Bukan apa-apa.” Kenaya menggeleng. “Aku tadi melihat jaring ikan di dalam kopermu.” Kean hanya melihat sekilas. Jadi dia mengatakan apa yang dilihatnya saja. Jaring ikan? Kenaya tak habis pikir ucapan Kean. Namun, jika dipikir-pikir memang baju tadi seperti jaring ikan. “Coba lihat.” Kean menghampiri sang istri. Memaksa sang istri membuka koper. “Tidak mau.” Kenaya masih berusaha untuk menutup kopernya. Kean yang melihat hal itu langsung menggelitik tubuh sang istri. Alhasil Kenaya melepaskan pegangannya pada koper. Melihat celah itu, Kean segera membuka koper. Dia langsung mengambil baju yang disembunyikan oleh Kenaya. Kemudian merentangkannya agar dapat melihat baju apa itu. Kean membulatkan matanya ketika melihat jika baju yang disembunyikan Kenaya adalah baju tidur seksi. “Itu dari mommy. Aku baru membukanya tadi.” Kenaya menjelaskan dari mana baju itu berasal. Kean tidak menyangka jika sang mommy memberikan Kenaya baju seperti ini pada istrinya. Sang mommy benar-benar pa

  • Jangan Mengejar, Suamiku! Aku Tidak Akan Pernah Kembali   Bab 161 Bulan Madu Part 2

    Sesuai janji Kean, sore ini Kean membawa Kenaya ke London Eye. Mereka menuju ke London Eye untuk menikmati melihat kota London. Kean sengaja memesan tempat khusus. Jadi hanya mereka berdua isinya. Jangan ditanya berapa uang yang harus dikeluarkan Kean untuk memesan tempat privat. Pastinya cukup besar. Namun, jika dibanding dengan yang terisi dengan beberapa orang. Kean dan Kenaya masuk ke dalam kapsul. Saat baru masuk, Kenaya dikejutkan dengan meja makan yang terdapat di dalamnya. Tadi dia melihat kapsul lain, tetapi tidak ada meja makan seperti yang dipesan Kean. “Kamu memesannya khusus?” tanya Kenaya memastikan. “Tentu saja. Ini adalah bulan madu kita. Jadi aku ingin yang spesial.” Kean mengulas senyum di wajahnya. Kenaya merasa beruntung sekali karena Kean menyiapkan bulan madu mereka dengan sempurna. Tentu saja ini akan diingatnya sampai kapan pun. “Ayo, masuk.” Kean mengulurkan tangan, mengajak Kenaya untuk masuk ke dalam kapsul tersebut. Kenaya segera masuk.

  • Jangan Mengejar, Suamiku! Aku Tidak Akan Pernah Kembali   Bab 160 Bulan Madu Part 1

    Waktu sudah menunjukan jam dua belas, tetapi dua insan manusia itu masih asyik saling memeluk di bawah selimut. Kegiatan semalam yang menguras tenaga membuat keduanya begitu lelah sekali. Hingga sesiang ini mereka masih belum mau bangun. Kenaya yang membuka mata lebih dulu melihat Kean yang masih tertidur pulas. Melihat Kean membuat Kenaya membelai lembut wajah Kean. Kenaya merasa bersyukur sekali karena ada Kean di hidupnya. Apalagi kini mereka sudah menjadi pasangan suami dan istri. Tangan halus Kenaya yang membelai lembut wajah Kean membuat Kean yang tidur terbangun. Hal pertama yang dilihat saat membuka mata adalah wajah cantik Kenaya. Senyum manis dari Kenaya menyambutnya, hingga menularkan senyum di wajahnya. “Apa aku sedang bermimpi?” tanya Kean. “Kamu tidak sedang bermimpi. Memangnya kenapa?” Kenaya begitu penasaran sekali.“Karena aku melihat bidadari di depanku. Jadi aku pikir aku bermimpi.” Kenaya langsung tersenyum mendengar ucapan Kean. “Coba aku cek dulu.” Kean men

  • Jangan Mengejar, Suamiku! Aku Tidak Akan Pernah Kembali   Bab 159 Malam Panas

    Kenaya membenarkan apa yang dikatakan oleh Kean. Kamar mandi begitu tampak romantis. Apalagi tampak begitu indah dengan pemandangan kota yang terlihat dari atas. “Kaca itu transparan?” tanya Kenaya ketika menyadari pemandangan kota terlihat dari dalam. “Kaca itu memang memperlihatkan pemandangan dari luar, tetapi ketika melihat dari luar, pemandangan dari sini tidak terlihat.” Kean mencoba menjelaskan pada Kenaya. Kenaya mengangguk mengerti. “Tapi, aku tetap tidak nyaman.” Kenaya merasa tidak leluasa. “Aku akan menutupnya.” Kean tidak mau sampai Kenaya tidak nyaman. Karena itu, dia segera mengambil remote dan menutup jendela tersebut. Kenaya lebih lega ketika melihat kaca kini tertutup. Paling tidak dia akan lebih nyaman. Kean segera beralih kembali pada sang istri. Memutar tubuh sang istri untuk dapat meraih ritsleting gaun yang dipakai. Perlahan Kean menurunkan ritsleting gaun tersebut. Kenaya memejamkan matanya ketika tangan Kean terasa menurunkan ritsleting gaunnya. Jantung

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status