All Chapters of Gairah sang Pengganti: Berbagi Suami dengan Bosku : Chapter 11 - Chapter 20

41 Chapters

Penyelamat Dadakan

"Kau menghilang di pesta kemarin dan aku tidak bisa meneleponmu, Hanna! Terpaksa aku yang melayani Bu Indira di sana." Susan, teman sekantor Hanna langsung menyambut Hanna begitu ia tiba di kantor pagi itu. Hanna berangkat terlalu siang sampai ia tidak sempat mampir ke rumah sakit lagi. "Maafkan aku, aku ada urusan mendadak waktu itu," sahut Hanna beralasan karena Susan juga tidak tahu tentang pernikahannya. "Setidaknya kau harus memberitahuku agar aku tahu harus melakukan apa, Hanna.""Baiklah, maafkan aku. Aku tidak akan mengulanginya." "Hmm, ya sudah. Eh, tapi kau tahu kalau malam itu Pak Louis juga menghilang? Banyak sekali yang menanyakan Pak Louis karena Bu Indira menyambut tamunya sendiri." Hanna memaksakan senyum dan tidak menjawabnya. Susan pun terus mengoceh sendiri dan Hanna hanya mendengarkan omelan temannya itu, sebelum mereka melanjutkan pekerjaan mereka hari itu. Hanna pun bisa bernapas lega karena Indira tidak ke kantor hari itu. Saat jam makan siang, Hanna juga b
last updateLast Updated : 2025-03-04
Read more

Salah Sangka

"Berani sekali kau mengatai kakakmu! Dasar sialan!" Hanna sudah berpikir ia akan merasakan tamparan menyakitkan dari Tama. Namun, anehnya, tamparan itu tidak kunjung ia rasakan. Perlahan, Hanna membuka matanya dan Hanna langsung membelalak lebar melihat Louis sudah berdiri di sampingnya sambil mencekal tangan Tama. Entah bagaimana pria itu bisa mendadak muncul. "Pria macam apa yang memukul wanita, hah?" geram Louis yang langsung mengempaskan tangan Tama dengan kasar. Louis sendiri sudah berniat pulang setelah Refi melapor bahwa Hanna sudah pulang. Louis pun masih menunggu Refi mengambil mobil saat tatapannya menangkap pria dan wanita di parkiran motor. Dari kejauhan, Louis bisa mengenali Hanna, walaupun Louis masih belum bisa mengenali siapa pria yang memeluk Hanna. Awalnya Louis berdecak kesal melihat kegenitan Hanna. Namun, makin lama menatap, Louis mulai merasa ada yang tidak beres hingga tanpa bisa dicegah, Louis pun mendekat dan menjadi penyelamat Hanna. Tama sendiri langsu
last updateLast Updated : 2025-03-05
Read more

Mimpi Liarnya

"Anda yakin tidak apa, Bos? Kita perlu ke dokter atau ke rumah sakit?" tanya Refi yang menyetir mobilnya untuk Louis malam itu. Louis mendengus. "Ini hanya luka kecil, Refi. Jangan berlebihan!" "Ah, maafkan aku, Bos! Tapi aku tidak menyangka pria tadi benar-benar kakak kandungnya Hanna. Bagaimana bisa wanita baik-baik seperti Hanna mempunyai kakak seperti preman." Louis tertawa kesal. "Wanita baik-baik apa? Tidak ada wanita baik-baik yang menjual diri demi uang, Refi! Dia pasti sudah ...." Mendadak ucapan Louis terhenti. Ingatan-ingatan itu tumpang tindih di otaknya. Semua pikiran buruknya tentang Hanna mendadak terbantahkan. Mulai dari Hanna yang ternyata masih perawan padahal Louis pikir Hanna sudah tidur dengan banyak pria. Lalu pria yang Louis pikir kekasih Hanna malah ternyata adalah kakak kandungnya. Untuk pertama kalinya, Louis merasa tidak yakin dengan pikirannya sendiri.Benarkah Hanna seburuk yang ia pikirkan? Atau selama ini, hanya dirinya yang terlampau ingin membe
last updateLast Updated : 2025-03-07
Read more

Dokter Tampan

Louis bangun dengan tubuh yang terasa pegal pagi itu. Setelah mandi begitu lama tadi malam, ia pikir tubuhnya akan lebih rileks dan tidurnya akan nyenyak. Nyatanya, tidak. Malam itu penuh kegelisahan. Setiap kali ia mencoba tidur, bayangan Hanna terus muncul di kepalanya, seolah wanita itu sengaja menghantui pikirannya. Louis pun mengusap wajahnya dengan frustasi, lalu segera beranjak ke kamar mandi untuk menyegarkan diri. Setelah mengenakan pakaian kerja, ia turun ke ruang makan. Namun, ia tidak menyangka akan menemukan ibu mertuanya duduk di sana bersama Indira. "Ah, selamat pagi, Ibu. Aku tidak tahu Ibu datang." Louis menyapa sopan. "Kebetulan sekali Ibu lewat setelah berolahraga. Tapi kau sudah mau pergi, Louis? Kau tidak sarapan dulu?" Wanita paruh baya itu tersenyum menatap menantunya. "Aku ada rapat penting pagi ini, Ibu. Aku akan sarapan setelah rapat nanti." Louis segera berpamitan, meninggalkan meja makan dengan langkah panjang dan tegas. Linda memperhatikannya hin
last updateLast Updated : 2025-03-08
Read more

Tidurlah Denganku Malam Ini

"Kau terlambat cukup lama, Hanna! Bu Indira sudah menunggumu sejak tadi," seru Susan begitu Hanna tiba di mejanya. Hanna menahan napas, jantungnya berdetak lebih cepat. Ia tahu Indira pasti marah besar. Tapi apa yang bisa ia lakukan? Ia butuh waktu untuk dirinya sendiri. Butuh waktu untuk bernapas tanpa tekanan. "Aku sudah memberitahunya kalau aku akan datang terlambat, Susan." Susan menggeleng. "Tapi sejak dia datang pagi tadi, dia sudah menanyakanmu dua kali. Jangan sampai ada yang ketiga, Hanna!" Hanna mengembuskan napas panjang, sebelum akhirnya berjalan masuk ke ruang kerja Indira. Suasana pun seketika tegang saat Hanna menatap wajah Indira yang sama sekali sedang tidak ramah itu. Indira duduk di balik meja kerja, tatapan dinginnya langsung menusuk Hanna. "Selamat pagi, Bu Indira." Suara Hanna terdengar lemah, tetapi tetap berusaha sopan. "Aku masuk terlambat karena harus bicara dengan dokter adikku tadi." Indira tidak menjawab langsung. Ia hanya menatap Hanna dengan t
last updateLast Updated : 2025-03-09
Read more

Pelajaran untuk Wanita Murahan

Louis membeku. Matanya melebar, menatap Hanna dengan keterkejutan yang sulit ia sembunyikan. Tetapi hanya sesaat. Sedetik kemudian, ia tertawa sinis. "Kau memintaku menidurimu?" Suaranya penuh cemooh, matanya menyipit tajam. "Kau benar-benar tidak tahu diri, Hanna!" Hanna menelan salivanya, tapi ia tetap tidak mundur. "Apa yang salah, Pak?" suaranya bergetar. "Aku istri Anda juga, kan? Aku ... aku juga butuh nafkah batin. Aku mau ... hamil anak Anda." Tangannya mengepal, dadanya bergemuruh oleh emosi yang bercampur aduk, takut, malu, tapi juga penuh tekad. Louis menatap Hanna lebih lama kali ini, sebelum ia kembali tertawa, lebih keras dari sebelumnya. "Istri? Nafkah batin?" Louis mendekat, matanya berkilat tajam. "Minta sana pada pria lain!" Hanna tersentak. "Aku tidak bisa melakukannya! Suamiku adalah Anda, bukan pria lain!" Louis makin frustasi. "Bisakah kau keluar sekarang dan tidak mengatakan omong kosong, hah? Aku sedang lelah dan aku tidak mau diganggu, jadi keluar
last updateLast Updated : 2025-03-10
Read more

Rasa yang Tidak Biasa

"Akhh! Hentikan, Pak!" Hanna menggigil di dalam bathtub. Guyuran shower yang deras dengan air dingin benar-benar menyerang wajah dan tubuhnya tanpa henti. Rasanya cukup menyakitkan dan Hanna tidak bisa membuka matanya. Rambut Hanna basah dan menempel ke wajahnya. Sungguh, Hanna merasa seperti tikus got saat ini. Namun, Louis tidak menghentikan sama sekali serangannya, seolah menyiksa Hanna begitu menyenangkan untuknya."Pak Louis … tolong … cukup!" Suara Hanna meninggi, tapi tetap teredam oleh suara air yang menghantam body bathtub. Louis berdiri di sampingnya, menatap tanpa ekspresi. Ia membiarkan keheningan menggantung, sebelum akhirnya menutup shower dengan satu gerakan cepat.Hanna menghela napas lega, tapi tubuhnya masih bergetar. "Bagaimana? Jadi otakmu sudah waras sekarang, hmm?" seru Louis tetap dengan sinis. Hanna menenangkan napasnya yang tidak beraturan, sebelum ia menatap Louis dengan berani. "Meminta nafkah batin bukan suatu ketidakwarasan, Pak! Bagaimanapun aku ju
last updateLast Updated : 2025-03-11
Read more

Pertemuan Tidak Terduga

Louis menghela napas lega begitu memasuki ruangan Indira. Sejak tadi, ia mati-matian menahan diri untuk tidak melirik Hanna di luar, walaupun ia sendiri tidak mengerti mengapa ia melakukannya. Louis hanya kesal luar biasa karena Hanna telah merusak tidurnya semalam. Setelah melihat tubuh polos Hanna, Louis pun mendadak on terus sepanjang malam. Hasrat yang tidak tersalurkan membuat kepalanya berdenyut sampai Louis mencoba menyalurkannya dengan membayangkan istrinya yang seksi, tapi gagal total.Dan saat pikirannya tanpa sadar kembali ke Hanna, tubuhnya langsung bereaksi.Namun, harga dirinya tidak mengijinkan ia melampiaskan hasratnya sambil memikirkan wanita itu. Louis lebih rela tersiksa daripada harus mengakui dampak Hanna terhadap dirinya."Louis? Sayang?" Suara Indira terdengar saat Louis masih berkutat dengan lamunannya. "Ah, iya, Sayang?" "Duduklah! Mengapa kau berdiri terus?" Indira dan kedua temannya sudah duduk di ruang kerja Indira, hanya Louis yang masih berdiri. "H
last updateLast Updated : 2025-03-13
Read more

Dasar Wanita Genit

"Ma? Halo, Ma?" Louis sudah menghentikan mobilnya di parkiran rumah sakit saat Sena meneleponnya. Ia pun mengangkatnya dan mereka baru saja berbicara sebentar saat tiba-tiba Sena memekik tertahan lalu Sena tidak bicara lagi. Louis mendadak panik. Jantungnya memacu kencang memikirkan apa yang terjadi pada ibunya itu. "Sial! Ada apa di lobby?" geram Louis yang langsung keluar dari mobilnya dan berlari ke lobby rumah sakit. Dengan cepat, Louis pun bisa melihat Sena sedang berdiri memunggunginya tidak jauh dari lift. "Ma!" panggil Louis yang membuat Sena sontak menoleh. Namun, langkah Louis seketika melambat saat ia melihat Sena tidak sendiri, melainkan bersama seorang wanita yang saat ini sangat ia benci. Hanna sendiri juga sudah membelalak tidak percaya menatap Louis di sana. Bagaimana bisa ada kebetulan yang seperti ini? Dan apa? Ma? Apa mungkin wanita yang Hanna tolong adalah ibunya Louis? Hanna sendiri sudah sering melihat orang tua Indira selama satu tahun bekerja bersama b
last updateLast Updated : 2025-03-14
Read more

Perjodohan

"Ini fried chickennya!" Hanna masuk ke kamar Gio dengan tawa sumringahnya dan Gio pun langsung menyambut Hanna dengan antusias. "Akhirnya Kak Hanna datang, Gio sudah lapar." "Haha, maaf ya, Kakak lama. Tapi ayo sapa Uncle Dokter dulu!" sahut Hanna yang masuk bersama Martin. "Eh, ada Uncle Dokter. Sstt!" Gio meletakkan telunjuk di depan bibirnya. Hanna menaikkan alisnya. "Ada apa?" "Kata Suster, jangan sampai Uncle Dokter tahu kalau Gio makan fried chicken. Tidak boleh katanya," bisik Gio dengan suara yang cukup keras sampai Martin tergelak mendengarnya. "Kalau sedikit dan jarang-jarang tidak apa, Gio." "Gio sudah lama tidak makan fried chicken karena tidak boleh sama Kak Hanna," lapor Gio. "Fried chicken tidak terlalu baik untuk kesehatanmu, jadi turuti apa kata kakakmu ya!" Martin melirik Hanna singkat. Hanna pun tersenyum dan mengangguk. "Aku tahu dia tidak boleh makan banyak-banyak, Dokter. Tenang saja!" "Ya, lemak jenuh dan tinggi kolesterol tidak baik untuk jantungnya.
last updateLast Updated : 2025-03-15
Read more
PREV
12345
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status