All Chapters of Istri yang Kau Campakkan Ternyata Jutawan : Chapter 41 - Chapter 50

98 Chapters

41. Bukan COE Dingin.

Anjani yang berada di pintu itu merangsek masuk dan berhadapan dengan sang keponakan yang tampak kaget di tempat itu. “Maaf, kamu kaget, ya?” tanya Anjani dengan senyum lembutnya. Dara ikut tersenyum, kali ini terlihat kikuk. Ia bahkan tak tahu Anjani ada di belakangnya. Sejak kapan? Dan sampai mana bibinya itu mencuri dengar percakapannya dengan Delion? Dara mengangguk menyahuti. “Tentu, itu karena Tante yang tiba-tiba berdiri di belakangku,” aku Dara sembari melanjutkan niatnya untuk mengisi daya ponselnya. Anjani menghela napas setelah berhasil duduk di sofa tunggu, perempuan itu merenggangkan sendi-sendi hingga terdengar bunyi tulang yang saling bersinggungan. “Kamu tampak lebih segar dari pada kemarin. Tante dengar dari ART yang menunggumu kemarin, katanya kamu sempat berkunjung di taman,” celetuk Anjani membuat Dara menoleh. “Memangnya dia memberitahu Tante apa?” tanya Dara setelah berhasil melakukan niatnya. Anjani menegakkan tubuhnya. “Kemarin Tante tak sengaj
last updateLast Updated : 2025-01-08
Read more

42. Malu setengah mati!

“Kamu tahu berita yang sedang beredar?” tanya Sukma sembari menyuapi sang putri semata wayangnya. Dara menelan makanannya. “Berita tentang apa, Ma?” tanyanya penasaran. Sulam mengambil tissue yang kemudian disodorkan pada anaknya. “Mantan iparmu yang menjadi simpanan dosen beristri dan sekarang dia sedang hamil muda,” jelasnya membuat Dara terdiam sejenak. Entah kenapa, wanita itu merasa sudah mulai bisa mengendalikan diri jika mendengar hal-hal yang menyinggungnya. Terima kasih kepada yang mulia Delion Sunarija yang mengajarinya pengendalian emosi dengan baik dan benar. Selain itu, berbagai pengalamannya selama ini membuat Dara semakin bisa menguasai diri. “Aku mengetahuinya dari acara gosip di TV, katanya dia sudah dikeluarkan oleh pihak kampus begitu juga dengan dosennya,” terang Dara sembari menatap mata sang ibu. Jika biasanya orang yang berbohong akan takut menatap mata sang lawan bicara, maka Dara sedang mengusahakan sebaliknya agar tidak terlihat gugup. “Rumah
last updateLast Updated : 2025-01-09
Read more

43. Rencana mantan mertua.

Dara baru bisa bernapas lega seusai Sagara pamit pulang. Di sepanjang percakapan mereka tadi, Dara hanya bisa menyembunyikan wajahnya yang memerah dan tetap mencoba menebalkan wajah terinspirasi oleh Sri Rahmi. Perempuan 29 tahun itu bahkan tak berani mengangkat wajahnya dan hanya bisa merespons seadanya. Dalam hati, Dara mengutuk kepercayaan dirinya yang entah kenapa sedang tinggi-tingginya itu, saking tingginya sampai ara meringis kesakitan karena jatuh tersandung ekspektasinya sendiri saat Sagara Adikara menyebut nama bisnisnya sendiri alih-alih menyebut namanya.Aduh! Sejak kapan Dara mengharapkan perhatian orang layaknya janda haus belaian? Tidak! Sebelum perasaan tak bermakna ini tumbuh semakin subur dara harus menghapus eksistensinya agar suatu saat ia tak dijatuhkan ekpektasinya sendiri seperti tadi. Memangnya siapa dirinya bagi Sagara hingga Dara mengharapkan sesuatu dari orang yang mungkin saja akan menghancurkannya suatu saat nanti dengan menyebarkan rahasia kelamnya.
last updateLast Updated : 2025-01-10
Read more

44. Turun tangan untuk membalas dendam.

Dara menunggu dengan cemas ucapan Delion.“Aku sudah menemukan sisi gelap dari suami iparmu,” kata Delion membuat Dara sontak terdiam.Mendengar sang klien terdiam, private investigator itu kembali melanjutkan, “Dan satu lagi, tentang perkembangan kasus pernikahan tadi, ibu mertuamu bertengkar dengan tetangganya karena menjadi pihak penyebar rahasianya. Sudah kukirimkan padamu. Saranku pastikan tak ada siapa-siapa di sekitarmu, ini akan menjadi kejutan bagimu.” Suara Delion lambat laun memelan.“Memang Kenapa?” tanya Dara tanpa sadar ikut berbisik. Sayangnya, nama kontak sang informan malah menhilang dari layarnya, membua Dara mau tak mau mengikuti sara Delion untuk waspada.Melihat file kiriman Delion, Dara langsung mengklik salah satunya. Dahi perempuan itu lama-lama mengernyit setelah melalui biodata sang target yang kemudian langsung menjurus pada detail kasus. Mata jeli dara langsung bisa menangkap deretan angka. Yang membuat Dara menutup mulutnya ngeri.“Astaga!” serun
last updateLast Updated : 2025-01-10
Read more

45. Melempar bom untuk mereka.

Dara menganggukkan kepalanya saat mendengar presentasi dari salah satu timnya. Telinganya memang mendengar strategi marketing dari presentasi tersebut dengan saksama, tapi tangannya sibuk memijit pahanya yang terasa linu sebab terlalu lama duduk di kursi roda dengan pergelangan kaki yang sayangnya tak bisa digerakkan secara leluasa.“Karena sesi rapat kita sudah berakhir, kita akan melanjutkan sesi selanjutnya besok,” kata sang sekretaris semua orang bernama lega setelah menghabiskan waktu beberapa jam untuk rapat yang dipenuhi argumentasi.Dara menutup laptopnya sebelum merenggangkan kedua tangannya ke atas dan menggerakkan lehernya hingga terdengar bunyi tulang yang saling beradu.Perempuan itu mengambil ponselnya yang tergeletak tanpa tuan sebab si empunya sibuk pada rapat daring itu.Ada pesan dari nama baru yang ia tambahkan kemarin, tak lain adalah orang kenalan Delion yang pandai di bidang untuk pembalasan dendamnya. Entah apa yang Delion katakan pada orang ini, tapi Dara c
last updateLast Updated : 2025-01-11
Read more

46. Niat baik Sagara.

Dara membaca pesan Sagara berisi izin untuk menelepon, karena sudah terlanjur melihat, Dara tak ingin dicap sebagai orang yang tak menghargai. Apalagi keberadaannya ruang tamu diawasi sang bibi membuat Dara tak punya pilihan lain dan memulai panggilannya.Didekatkan benda pipih sejuta umat itu ke telinganya. “Halo, Pak Sagara,” sapa Dara sebagai pembuka sambungan.“Hai, Dara.” Suara Sagara terdengar menyahuti kemudian. “Bagaimana kabarmu?” tanyanya yang sudah Dara duga. Tentu saja sebuah basa-basi sebelum masuk ke pembahasan utama.Dara mengerutkan alisnya saat mendengar panggilan Sagara yang mulai akrab kepadanya itu. Sejujurnya ini tidak baik, sebab Sagara adalah orang yang memegang kartu As miliknya. Sagara tahu statusnya, Sagara tahu permasalahannya. Seperti dirinya yang mengirim PI untuk menyelidik Sagara. Pria itu pun boleh jadi melakukan hal yang sama dan semakin mengetahui sisi gelapnya. Orang yang sudah mengetahui rahasia kelamnya, menurut Dara harusnya dijauhi sedemikia
last updateLast Updated : 2025-01-12
Read more

47. Akan kubuat mereka hancur

Dara menunggu respons sang lawan bicara yang saat ini sudah menerima panggilannya. Membutuhkan beberapa saat hingga ia mendengar suara maskulin dari seberang sana.“Apakah Anda luang? Bisakah kita membicarakan rencananya sekarang saja?” tanya Dara melewatkan sesi basa-basi. Sebenarnya perempuan itu agak tak nyaman meminta hal ini pada kenalan Delion Sunarija, apalagi mereka berdua baru berkenalan dan menulis kesepakatan kontrak lewat daring.Bagaimana kalau sikapnya ini membuat Delion malu? tapi apa boleh buat? Kediaman Wijayakusuma akan kedatangan tamu yang jujur saja tak pernah ia harapkan. Sedang di sisi lain, Dara harus segera mengeluarkan ultimatum baru untuk para pengkhianat itu.“Maaf, bukankah kita kan membicarakannya nanti malam? Saya sedang ada kepentingan sekarang,” jawab sang lawan bicara membuat bahu Dara melemas.“Apakah sangat mendesak?” tanya perempuan itu penuh harap.Sang lawan bicara terdiam sejenak sebelum menjawab, “Sejujurnya tidak terlalu.”‘Ini kesempat
last updateLast Updated : 2025-01-13
Read more

48. Sudah jatuh tertimpa kursi roda.

Hening menyapa mereka, karena kecanggungan yang mendominasi, akhirnya Sukma yang melakukan improvisasi. “Ayo masuk!” ajaknya yang langsung disetujui semua orang. “Kamu masih sering membuat proyek baru?” tanya Laksmi pada mantan mahasiswinya. “Setelah saya diamanahi untuk memegang satu rumah sakit, Saya memang sempat membuat beberapa proyek baru. Hanya, saya memang tidak mampu memegangnya langsung seperti dulu-dulu,” jawab sang tamu sembari mendudukkan dirinya di sofa. Sebagai seorang tenaga pengajar yang mengharapkan ketekunan para muridnya. Laksmi jelas bangga. “Itu bagus, kalau aku malah tidak bisa ke mana-mana, kegiatannya di rumah hanya makan tidur,” ungkapnya sambil menunjuk keadaan dirinya yang sudah termakan usia. Dara hanya menyimak percakapan keduanya sembari mencuri-curi pandang antara sepasang tamu ibu dan anak itu yang menurutnya sangat tidak mirip itu. “Loh? Saya pernah dengar kalau anggota keluarga Wijayakusuma ada yang buak proyek yang bergerak di bidang p
last updateLast Updated : 2025-01-13
Read more

49. kamu punya hutang?!

Dara memandang layar ponselnya dengan perasaan gelisah, itu adalah nama kontak Sagara yang terpampang nyata di sana. Ia langsung memblokir sang empunya nomor setelah pernyataan ketertarikan kemarin. Untuk sekarang, baginya menjauhi pria itu adalah solusi terbaik. Setelah Dara memulai satu-persatu wishlist hidupnya, kenapa Sagara harus datang dengan perasaan sialan itu? Dan apa alasan sang empunya memilih meletakkan ketertarikan padanya? Apa yang Sagara lihat dari seorang janda yang diselingkuhi suaminya dan anak yang pernah durhaka pada orang tuanya? Ini jelas aneh untuk dicerna pikiran kusutnya.Bunyi pintu kamarnya yang diketuk membuat Dara langsung sadar dari lamunannya. Mendengar suara ART yang memberitahu waktunya untuk sarapan, Dara praktis menuju ruang makan yang sudah ditempati seluruh anggota keluarga Wijayakusuma minus sang pria satu-satunya alias Hendra Yusman yang masih disibukkan dengan proyek barunya.“Kemarin ... kamu kenapa?” tanya Sukma begitu sang anak sampai di
last updateLast Updated : 2025-01-14
Read more

50. Penyelesaian untuk masalah baru.

sang menantu yang terpojok itu semakin kalang kabut dan hanya bisa memberikan cengir-cengir bodoh, menjadikan sang istri dan mertuanya semakin gemas ingin menonjok. “Mas! Jawab dong, Mas!” tambah sang istri sembari menarik-narik baju suaminya yang terlihat mematung dengan wajah memerah malu. Melihat ekspresi sang menantu, Rahmi akhirnya bisa mengonfirmasi sendiri. “Kamu bagaimana sih?! Punya hutang bukannya segera dibayar malah ke sini, kalau tetangga sampai dengar, saya yang malu tahu!” bentaknya pada sang menantu yang terlihat menunduk itu. Tangannya yang dihiasi gelang imitasi menunjuk-nunjuk wajah sang menantu. “Jadi bagaimana, Pak?” tanya sang debt collector meminta kepastian sekaligus sebagai penengah kegaduhan itu. Untuk menyelamatkan muka dari tetangga dan tamu rupawan penagih hutang itu, akhirnya Rahmi mengambil dompetnya yang ia jepit di ketiak. Jarinya menarik resleting dompet buluk itu. “Berapa Pak? Biar saya yang bayar,” tanyanya sembari mengeluarkan tiga lembar m
last updateLast Updated : 2025-01-15
Read more
PREV
1
...
34567
...
10
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status