Home / Romansa / Jebakan Cinta Sang Pewaris / Chapter 101 - Chapter 110

All Chapters of Jebakan Cinta Sang Pewaris : Chapter 101 - Chapter 110

119 Chapters

Chapter 101 [SEPIHAK]

“Ayah,” panggil Valerie dengan suara lembut namun cukup tegas untuk menarik perhatian semua orang di aula. Seketika semua mata tertuju padanya, termasuk tatapan penuh harap dari sang ayah, Bastian.Valerie meneguk ludah gugup, lalu terkekeh kecil, mencoba mencairkan suasana. Dengan gerakan pelan, dia menyenggol lengan Aldrich yang berdiri di sebelahnya. “Katakan sesuatu,” bisiknya pelan di telinga pria itu, berharap Aldrich bisa mengambil alih situasi seperti biasanya.Namun, Aldrich tidak langsung merespons. Dia hanya menatap Valerie dengan senyum tipis yang menambah gugup wanita itu.“Ada apa, Nak?” tanya Bastian akhirnya, menatap Valerie dengan dahi sedikit berkerut.“Ah, begini…” Valerie memulai, mencoba mencari kata-kata yang tepat. Dia menarik napas dalam, lalu menatap Aldrich lagi, memberikan kode dengan matanya untuk segera membantu.Setelah beberapa detik yang terasa seperti seabad bagi Valerie, Aldrich akhirnya angkat bicara. “Kami ingin mengucapkan terima kasih, Ayah, at
last updateLast Updated : 2025-01-19
Read more

Chapter 102 [SEMACAM LELUCON?]

Valerie memegangi kepalanya. Akhir-akhir ini begitu banyak kejadian yang terjadi sampai-sampai dia melupakan hari lahirnya sendiri.“Ah, Ayah benar-benar!” keluh Valerie sambil memijat pelipisnya.Tak terbayangkan jika kurang dari 48 jam, semua orang sudah mengetahui statusnya dengan Aldrich. Rencana pura-pura mereka akan menjadi drama besar jika salah satu pihak salah langkah.“Kau di sini?”Valerie tak perlu repot-repot menoleh saat mendengar suara Aldrich. Dia mendengus, dan detik berikutnya, Aldrich sudah duduk di sebelahnya, membawa sepotong cake dari bufet yang sudah tertata rapi di aula.“Selamat ulang tahun,” katanya ringan, menyodorkan cake stroberi dengan whipped cream di atas piring kecil.Valerie mendengus lagi, tetapi tetap mengambil cake itu dengan malas. “Kau tidak memberitahuku kalau hari ini ulang tahunmu,” kata Aldrich sambil menatap Valerie.“Bahkan aku sendiri pun tak ingat soal itu,” jawab Valerie acuh, menyendokkan cake ke mulutnya. Lembutnya sponge cake berpadu
last updateLast Updated : 2025-01-19
Read more

Chapter 103 [KEJUTAN]

"Hah, padahal kau bilang akan mengantarku pulang," gumam Valerie sambil menyandarkan tubuhnya ke sandaran kursi mobil, matanya memandang ke luar dengan tatapan kesal.Aldrich, yang mendengar gumaman itu, hanya terkekeh kecil tanpa memberikan respons. Tak berapa lama, mobilnya mulai melambat saat memasuki kawasan mansion mewah miliknya. Kali ini, tidak seperti sebelumnya, suasana di sana terasa lebih sunyi. Lampu-lampu taman menyala lembut, memberikan kesan elegan, tetapi tetap misterius."Kita sudah sampai. Ayo turun," kata Aldrich sambil membuka pintu mobilnya sendiri dan keluar.Valerie melirik Aldrich, mengerutkan dahi saat melihat pria itu tidak seperti biasanya yang akan membukakan pintu untuknya. Aldrich terlihat santai, menyelipkan kedua tangannya di saku celana sambil menunggu di sisi mobilnya."Ayo," panggil Aldrich lagi, nadanya sedikit memerintah.Dengan mendengus, Valerie membuka pintunya sendiri, menghampiri Aldrich dengan langkah berat. "Kenapa kau membawaku ke sini?" ta
last updateLast Updated : 2025-01-20
Read more

Chapter 104 [PERNYATAAN ALDRICH]

“Luar biasa, indah sekali!" kata Valerie dengan mata berbinar, tak mampu menyembunyikan kekagumannya pada dekorasi balkon yang memukau.Aldrich tersenyum kecil, lalu mendekat dan melingkarkan lengannya di pinggang Valerie dari belakang. Dia mengecup lembut pundaknya, membuat Valerie sedikit terpaku. Aldrich kemudian menyandarkan dagunya di bahu Valerie, menatap ke arah dekorasi yang telah ia siapkan."Kau suka?" tanyanya dengan nada lembut.Valerie mengangguk cepat, ekspresinya menunjukkan kejujuran. "Suka sekali! Aku tak menyangka akan diberi kejutan seperti ini olehmu," katanya. Suaranya terdengar tulus, meski ada sedikit nada terkejut.Pikiran Valerie melayang ke masa lalu. Saat masih menjalin hubungan dengan Charlos, dia selalu menjadi pihak yang berinisiatif. Mengingatkan hari jadi mereka, merencanakan makan malam romantis, bahkan memberikan kejutan-kejutan kecil. Charlos memang terlihat mencintainya, tetapi lelaki itu seringkali melupakan hari-hari penting mereka.Namun, Aldric
last updateLast Updated : 2025-01-20
Read more

Chapter 105 [PENOLAKAN]

“Aldrich.”Valerie menghindari ciuman Aldrich yang hampir menyentuh bibirnya. Sebaliknya, ciuman itu mendarat lembut di lehernya. Setelah mendengar pernyataan Aldrich tadi, Valerie merasa semuanya menjadi lebih rumit. Dia tidak bisa bersikap seperti biasa lagi.Aldrich menatap mata Valerie, mencoba tersenyum tipis untuk meredakan ketegangan. “Maaf,” ucapnya lembut.Valerie terdiam sejenak, menarik napas berat. “Aku tidak bisa melakukannya setelah mendengar pernyataanmu tadi. Sebelumnya, kita sepakat hanya untuk berpura-pura dan berbagi ranjang. Tetapi...” Suaranya terputus, dia tak tahu bagaimana melanjutkan kalimatnya.Aldrich menghela napas panjang, wajahnya tampak lebih serius. “Ya, aku tahu. Maaf karena jatuh cinta seperti ini padamu.”“Tetapi aku tidak bisa mengontrol perasaanku, Val.” Aldrich menambahkan dengan nada yang tulus, sorot matanya memancarkan rasa frustasi sekaligus kejujuran.Valerie memejamkan mata sejenak, berusaha mengatur pikirannya yang berantakan. Ketika ia mem
last updateLast Updated : 2025-01-21
Read more

Chapter 106 [MORNING KISS]

“Morning, babe, tidurmu nyenyak?”Suara serak Aldrich, rendah dan lembut, menyapa Valerie yang masih terbaring di tempat tidur. Cahaya mentari menerobos melalui jendela besar, menyinari wajah Valerie yang perlahan menggeliat, mencoba menyesuaikan diri dengan pagi.“Tidak pernah senyenyak ini,” gumam Valerie, matanya masih setengah tertutup.Aldrich tersenyum, melingkarkan tangannya di pinggang Valerie, menariknya sedikit lebih dekat. Tanpa peringatan, dia mengecup cepat bibir Valerie, membuat wanita itu membuka mata sepenuhnya.“Morning kiss,” katanya santai, dengan senyum tampannya yang sulit untuk diabaikan.Sontak Valerie mendesah, memasang ekspresi pura-pura jijik. “Kau belum sikat gigi!” tegurnya, mencoba menghindar dari wajah Aldrich yang terlalu dekat.Namun Aldrich tidak peduli. Setelah makan malam romantis di balkon tadi malam, dia benar-benar membiarkan Valerie tidur nyenyak sebagai bentuk hadiah ulang tahunnya. Dengan gerakan santai, Aldrich memutar tubuhnya sehingga kini
last updateLast Updated : 2025-01-21
Read more

Chapter 107 [BERCINTA DI LIFT]

“Cih!”Valerie menurunkan tangannya dengan kesal, mengabaikan Aldrich yang tersenyum penuh kemenangan.“Sepertinya kau akan menerima ajakan nonton itu. Kau menyukainya? Jadi, tipe pria yang kau sukai seperti itu?” tanya Aldrich panjang lebar, suaranya terdengar datar tapi memancing.Rahang Valerie nyaris terjatuh. “Serius? Kau bertanya sebanyak itu hanya tentang Leo?” balasnya tak percaya, kedua alisnya naik.Aldrich hanya mengangkat bahu, bibir bawahnya dimajukan dengan sikap acuh. “Aku hanya penasaran.”Valerie menghela napas panjang sambil menyibak rambutnya ke belakang. “Aku tidak menyukai Leo. Hanya saja, mungkin aku akan menerima ajakan nonton itu kalau sore nanti kita tidak ada janji dengan Ayah,” jawab Valerie santai, berusaha menahan kesal.Namun, ekspresi Aldrich tetap tak puas. Dia berbalik dan berjalan lebih dulu memasuki lift tanpa sepatah kata, meninggalkan Valerie yang tercengang.“Kau meninggalkanku!” gerutu Valerie, berlari kecil mengejar Aldrich.Aldrich hanya meliri
last updateLast Updated : 2025-01-22
Read more

Chapter 108 [KARENA ALDRICH]

"Benar. Tapi aku hanya ingin memastikan kau tidak merasa tertekan. Aku tahu ayahmu, dan aku, terkadang membuat situasi menjadi lebih rumit."Aldrich memandang Valerie dengan tatapan yang sulit diartikan.Seketika Valerie pun menghela napas panjang, mencoba meredam emosi yang muncul. "Aldrich, aku sudah bilang aku bisa mengatasi ini. Kau tak perlu mengkhawatirkanku," katanya sambil menatap lurus pada Aldrich.Aldrich mengangguk pelan, lalu tersenyum kecil. "Baiklah. Kalau begitu, kau hanya perlu ingat satu hal—malam ini, kau adalah pusat perhatian. Dan aku adalah pria paling beruntung yang bisa berdiri di sampingmu."Valerie terkejut mendengar kata-kata itu, tapi segera menutupi rasa gugupnya dengan senyum tipis. "Kalau begitu, pastikan kau tidak mempermalukanku," balasnya, mencoba terdengar santai.Aldrich terkekeh. "Percayalah, aku tidak akan pernah melakukannya."Setelahnya, Valerie berdiri, bersiap untuk kembali ke ruangannya. Namun, sebelum ia sempat melangkah keluar, Aldrich mema
last updateLast Updated : 2025-01-23
Read more

Chapter 109 [BERSAING PRIA]

“Ka—kalau begitu saya pamit dulu, Pak. Val. Masih ada pekerjaan yang belum selesai,” ucap Leo dengan terbata-bata, sebelum akhirnya berlari keluar pantry dengan langkah tergesa.Valerie menghela napas panjang, lalu menatap Aldrich dengan tajam. Namun, pria itu hanya memasang wajah tak berdosa, seolah tidak ada yang salah dengan tindakannya tadi.“Kenapa? Apa kau baru menyadari bahwa aku tampan?” tanya Aldrich dengan nada percaya diri, lengkap dengan senyum khasnya yang menyebalkan.Valerie memutar matanya, berusaha menahan keinginan untuk melempar gelas kopinya ke wajah pria itu. Tetapi ia ingat—Aldrich adalah bosnya, dan ia harus menjaga profesionalitas.“Ingat, Val. Dia adalah bosmu! Bosmu yang menyebalkan!” batinnya mengingatkan.Setelah menarik napas panjang dan menghembuskannya perlahan, Valerie akhirnya berkata, “Kau tidak boleh menakutinya seperti itu, Aldrich. Leo tidak salah apa-apa.”Kini hanya mereka berdua yang tersisa di pantry, suasana terasa sedikit tegang.Aldrich meng
last updateLast Updated : 2025-01-23
Read more

Chapter 110 [RUANG TERSEMBUNYI]

“Kenapa lama sekali, Val?” Aldrich menghampiri Valerie begitu melihatnya datang dengan ekspresi gusar.“Maaf, Al, sepertinya aku tidak bisa menemanimu,” ujar Valerie. Ia mengusap rambutnya dengan kedua tangan, tampak kesal. “Aku tidak tahu kenapa, tetapi Alicia sepertinya sengaja menabrakku dan membuat bajuku terkena kopi,” jelasnya, sedikit menahan napas akibat amarah yang mulai naik.Dahi Aldrich berkerut, “Tunggu, Alicia?” tanyanya memastikan.Valerie mengangguk sambil melipat tangan di depan dada. “Ya, salah satu karyawanmu di departemen pemasaran. Aku dengar dia juga pernah jadi kandidat sekretarismu waktu itu,” katanya, mengingat desas-desus yang sempat ia dengar di awal ia bekerja.Aldrich mendesah panjang, jelas merasa kesal. “Lupakan soal Alicia. Fokus ke hal yang lebih penting. Kau harus ganti pakaian sekarang. Kalau tidak, kita akan terlambat. Kau tahu, bukan? Meeting kali ini cukup penting,” ucapnya dengan tegas.Valerie hanya bisa menghela napas, merasa serba salah. Meli
last updateLast Updated : 2025-01-24
Read more
PREV
1
...
789101112
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status