Semua Bab Queen of Heart - Istri Sang Duke: Bab 11 - Bab 20

46 Bab

11. Perang Dingin

…..Khawatir hasil tangannya mengecewakan Sander, Cleo sengaja mendatangkan penata rias handal bernama Oskar ke penginapan, kendati harus membayar lebih jika dibandingkan berkunjung langsung ke salon. Setelah berbagai persiapan dan proses merias diri yang panjang, tangan ajaib pria yang lebih senang dipanggil Madam itu sukses menyulap Cleo menjadi sosok Dewi Aphrodite yang menawan.“Dari butik manakah kau menyewa gaun ini, Sayang?” tanya Oskar yang penasaran dengan asal muasal gaun merah marun Cleo. “Pasti harganya selangit. Kau tahu, bulu kudukku merinding ketika menyentuhnya.”Cleo tertawa mendengar celotehan Oskar. Pria itu pintar sekali merangkai pujian aneh. “Madam, apa yang sebenarnya kau takutkan?”“Oh ayolah, Cleo. Aku takut tanganku merusaknya. Meski terbuat dari bahan berkualitas tinggi, barang apapun yang harganya mahal, di mataku mereka terlihat ringkih.”“Benarkah itu?”“Kasarnya, aku hanya sadar diri. Penghasilanku selama setengah tahun mungkin tak akan cukup untuk mengg
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-15
Baca selengkapnya

12. Wanita Pilihan Ratu Shopie

…..Kurang fokus ketika mengelap perabotan, seorang pelayan paruh baya tak sengaja memecahkan guci kesayangan mendiang Duchess Adler. Setelah menghitung kerugian dan memberikan hukuman yang pantas, Zelda bergegas kembali ke taman belakang, khawatir meninggalkan tamunya terlalu lama.Suasana taman yang awalnya ramai berubah lengang begitu Zelda tiba. Ia mencari-cari keberadaan Cleo, lalu menemukannya tengah menyendiri di sisi lain taman. Para bangsawan tampak menjauhi wanita itu dan situasi ganjil ini mendapatkan kejelasan tatkala Mysie datang dengan ekspresi tegang.“Apa yang terjadi? Kenapa semua orang bertingkah aneh?” tanya Zelda kebingungan.Mysie meraih lengan Zelda, mengajaknya pergi ke tempat sepi. “Zelda, dengarkan aku. Baru saja Pangeran Alden mengundang Cleo ke pesta kerajaan.”Kening Zelda berkerut, belum menemukan kesalahan pada berita tersebut. Pesta kerajaan diselenggarakan untuk merayakan pencapaian Alden. Sebagai tuan acara, pria itu berhak mengundang siapapun yang diin
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-17
Baca selengkapnya

13. Batu Sandungan

…..Kerajaan Elinor mengundang banyak tamu penting ke istana. Salah satu di antaranya, Duke Simon Adler, yang rela datang jauh-jauh dari ujung utara Elinor untuk menghadiri perayaan keberhasilan sang keponakan, Pangeran Alden. Pemimpin Fraksi Bangsawan Tinggi di Parlemen Kerajaan sekaligus kakak kandung Ratu Shopie itu terlihat menyambut ramah Sander ketika duke muda dan pasangannya datang menyapanya.“Kau tambah besar, Nak.” Duke Simon menjabat tangan Sander, lalu menarik bahunya untuk dipeluk. “Semakin mirip dengan ayahmu.”“Bagaimana kabar Anda, Duke? Bukankah musim panas ini Adler sedang ramai pelancong,” ujar Sander bersikap sopan.Sebagian besar wilayah Adler Dukedom terdiri dari dataran tinggi dan pegunungan. Selain alamnya yang asri, suhu yang tetap sejuk ketika musim panas menjadi daya tarik utama wisatawan untuk berkunjung. Demi perkembangan ekonomi Adler, Duke Simon memberikan izin para bangsawan kaya untuk membangun bisnis dan villa keluarga di daerahnya. Bisnis ini cukup m
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-18
Baca selengkapnya

14. Keputusan Mutlak Raja Edward

…..Baru saja menyelesaikan dansa lagu kedua mereka, Duke Simon dan Zelda mendapatkan panggilan untuk segera menghadap Raja Edward di ruang istirahat pribadi Keluarga Kerajaan. Mengetahui dirinya diperbolehkan masuk ke sana, Zelda semakin positif jika rencana perjodohannya dengan Alden telah direstui raja. Ruang istirahat pribadi Keluarga Kerajaan bukanlah tempat sembarangan. Hubungan darah dan pernikahan adalah syarat utama untuk bisa menjejakkan kaki di tempat itu.“Selamat malam, Yang Mulia Raja.” Meskipun lebih tua, aturan mengharuskan Duke Simon merendahkan kepalanya di hadapan Keluarga Kerajaan. Sebuah tata krama yang diajarkan di semua sekolah Elinor untuk menghormati mereka yang berdarah biru. “Selamat malam, Yang Mulia Ratu. Semoga kemakmuran selalu menyertai hidup Anda.”Raja Edward mengangguk penuh wibawa, mempersilakan kakak ipar dan putrinya duduk. Pria itu menggerakkan tangan singkat, memberikan sinyal kepada pelayan istana untuk menyeduhkan teh. “Dengan siapa saja kau be
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-19
Baca selengkapnya

15. Percakapan di Taman Istana

…..Lelah berdansa empat lagu tanpa jeda berarti, Cleo memutuskan untuk berpamitan dengan teman dansa terakhirnya, seorang pria ramah, pegawai Badan Keuangan Elinor.Popularitas Cleo yang melejit karena Sander membuatnya diserbu banyak bangsawan. Sulit bagi Cleo untuk menghindar, mengingat istana memiliki aturan, wanita dilarang menolak ajakan berdansa. Jika satu pria ditolak, maka ia harus menolak semua pria—termasuk pasangannya sendiri sampai pesta dansa berakhir.“Lihatlah ratusan butir peluh di keningmu.” Sander mengeluarkan sapu tangan dari saku bagian dalam tuxedo, menawarkan benda itu kepada Cleo. “Kau baik-baik saja?”Pesta di tengah musim panas menjadi tantangan tersendiri bagi beberapa orang. Jika mempunyai stamina rendah, mereka mungkin akan jatuh pingsan setelah beberapa putaran mengelilingi lantai dansa. Belum lagi pengaruh alkohol dan obrolan kosong dari teman dansa menjengkelkan.“Anda membiarkan saya dibawa pergi,” seru Cleo sedikit kesal. “Padahal Anda baru berdansa sa
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-20
Baca selengkapnya

16. Teguran Duke Simon

…..“Siapa di sana!”Pergerakan mencurigakan dibalik semak tertangkap penglihatan tajam Sander. Menyimpulkan adanya bahaya yang mengintai, pria itu buru-buru meminta Cleo agar berlindung di belakangnya.Penjagaan di kompleks istana tergolong ketat, tetapi bukan berarti sepenuhnya aman. Perang kecil masih berkecambuk di utara, dan musuh Elinor bertebaran di mana-mana. Percobaan pembunuhan terhadap Keluarga Kerajaan maupun bangsawan seakan menjadi hal yang lumrah. Sedetik saja hilang kewaspadaan, tidak ada yang tahu giliran siapa yang menjadi korban malam ini.Ketegangan Sander dan Cleo berangsur mereda ketika Alden keluar dari balik semak mawar. Sang pangeran menghampiri keduanya dengan tampang tak berdosa. “Astaga! Aku mengejutkan kalian ya.”“Yang Mulia, apa yang Anda lakukan di tempat gelap itu?” tanya Cleo keheranan.“Hanya berjalan-jalan, Lady Austin,” jawab Alden ringan. “Aku bosan di aula.”Kepala Sander langsung pening menyaksikan kelakuan nyeleneh pangeran. Sembari memijat-mija
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-23
Baca selengkapnya

17. Kelulusan Sander dari Akademi

…..Ratusan manusia memadati lapangan sekolah untuk mengucapkan ‘selamat’ kepada anak dan kerabat mereka yang telah berhasil menyelesaikan pendidikan di Akademi Kerajaan. Mengenakan jubah toga kelulusan, Alden dan Sander terlihat menunggu seseorang di bawah patung Raja Pertama Elinor, tokoh yang berperan penting mendirikan Akademi Kerajaan bagi para bangsawan.“Yang Mulia! Lord Sander!”Cleo yang terlambat datang bergegas menghampiri keduanya. Mengingat hari ini adalah hari istimewa, wanita itu tak lupa membawakan mereka hadiah. Buket bunga mawar merah ia serahkan kepada Sander, lalu buket bunga tulip kuning untuk Alden.“Cleo, kau tersasar?” tanya Alden jenaka. “Kau sungguh alumni sekolah ini, kan?”Setelah pesta kerajaan, Cleo menjadi sering menghabiskan waktunya bersama Sander dan Alden, sekadar mengisi kesenggangan dengan minum teh atau berjalan-jalan di taman kota. Terkadang mereka juga mengajak Zelda, kendati wanita itu lebih sering menolak daripada ikut serta.“Tentu saja, Yang
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-24
Baca selengkapnya

18. Kepulangan Cleo dan Sander ke Dorian

.....Cleo menutup rapat mulutnya menggunakan sapu tangan ketika merasakan perutnya yang kembali bergejolak. Perjalanan dari Ibu Kota ke Dorian yang memakan waktu hampir seminggu itu begitu menyiksa mental dan fisiknya. Udara kereta yang sesak di tengah musim panas seakan memperparah ketidaknyamanannya.Wanita itu memejamkan matanya erat, berharap rasa mualnya segera mereda. Namun, setiap kali kereta mereka terguncang karena jalanan berbatu, perutnya kembali teraduk-aduk. Cleo menyesal telah meremehkan keadaan ini. Ia pikir, setelah bertahun-tahun terbiasa menaiki kereta di Ibu Kota, mabuk perjalanan panjangnya akan sembuh.“Maafkan saya, Lord,” ucap Cleo lemas, hampir tidak terdengar.Sander menatapnya dengan sorot penuh perhatian. “Tak perlu dipikirkan. Jika tidak kuat, kita bisa berhenti sejenak untuk beristirahat.”Di luar kereta, pemandangan berubah dari hamparan dataran berbukit menjadi hutan pinus yang lebat. Pohon-pohon tumbuh menjulang tinggi, ranting-rantingnya bergoyang lem
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-25
Baca selengkapnya

19. Pengakuan Alden

…..“Cleo, bukankah baru-baru ini kau menghadiri pesta dansa kerajaan?” tanya Madam penuh rasa ingin tahu. Ia menyesap teh hangatnya, memandangi putrinya yang duduk di seberang meja. “Aku penasaran, seperti apa meriahnya pesta di istana.”Tirai-tirai sutra berwarna putih gading melambai indah ditiup angin dari perbukitan. Meja teh di ruang tamu bangunan sayap manor tertata sempurna—piring porselen bercorak emas, teko perak berkilau, dan berbagai jenis kue kecil tersaji di atasnya.“Pestanya besar, Bu. Banyak sekali tamu yang diundang, jumlahnya mencapai ribuan,” jelas Cleo bersemangat. Ia mencondongkan tubuhnya sedikit ke depan, suaranya terdengar riang ketika mengenang suasana malam itu. “Selain bangsawan Elinor, kerajaan juga mengundang para diplomat penting dari luar negeri. Kebetulan Lord Sander memperkenalkan saya kepada beberapa dari mereka.”Madam Anne meletakkan cangkir tehnya di atas piring kecil dengan hati-hati, suaranya berdenting pelan. “Benarkah itu?” serunya takjub. Hid
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-26
Baca selengkapnya

20. Paus Abu-Abu dan Curahan Hati Cleo

…..Menjajal keramaian pelabuhan bersama Sander menjadi salah satu pengalaman paling berkesan Cleo Austin selama masa liburannya di Dorian. Pelabuhan itu hidup dengan hiruk-pikuk yang menyenangkan. Sepanjang jalan, deretan pertokoan menjual beraneka barang, mulai dari kain sutra, wewangian, perhiasan, rempah-rempah hingga olahan ikan yang dikemas rapi dalam kaleng-kaleng kecil. Semua orang sibuk berlalu-lalang, berbicara dalam berbagai bahasa yang asing di telinga Cleo. Keberagamannya membuat tempat ini terasa seperti titik pertemuan budaya dari seluruh penjuru benua.“Cleo, sebenarnya aku tidak ingin membuatmu terburu-buru, tetapi kapal kita sudah menunggu,” Sander menegur Cleo yang larut dalam dunianya sendiri, asyik mencoba aksesoris yang dijual di sebuah toko emas.Cleo menoleh, sedikit tergagap mengetahui Sander berdiri di belakangnya dengan tangan menyilang. Wajah wanita itu tampak kebingungan ketika memperlihatkan dua bros emas di tangannya. Bros berhiaskan batu rubi berukuran
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-27
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status