Home / Rumah Tangga / I'm The Queen / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of I'm The Queen: Chapter 61 - Chapter 70

74 Chapters

Kenangan yang Tak Terhapuskan

Bab 61: Kenangan yang Tak Terhapuskan  Flynn duduk di kursinya, menatap medali kecil di tangannya. Ruangan itu sunyi, dan pikirannya kembali melayang ke masa lalu, masa ketika segalanya terasa lebih sederhana. Ingatan itu begitu jelas, seolah baru terjadi kemarin.  Ia ingat bagaimana Elea selalu berada di sisinya, mengangkatnya saat ia terjatuh, menguatkannya saat ia merasa lemah. Ia tersenyum getir, lalu bergumam pada dirinya sendiri, "Kenapa semua itu harus berakhir seperti ini?"  Masa Kanak-Kanak  Flynn kecil berlari melewati lorong-lorong megah kediaman Grand Duke Marre. Suaranya terdengar memanggil, "Elea! Aku sudah sampai! Di mana kau?"  Tak lama, seorang gadis kecil berambut hitam panjang muncul dari taman. Dia mengenakan gaun putih sederhana, tetapi langkahnya penuh percaya diri. "Flynn! Kau terlambat! Kita seharusnya sudah mulai bermain sejak tadi!"  Flynn menggaruk kepalanya, tersenyu
last updateLast Updated : 2025-01-17
Read more

Luka yang Terkuak

Bab 62: Luka yang Terkuak  Flynn duduk di ruang kerjanya, wajahnya suram. Di depannya, Lord Virel berdiri tegap, membawa laporan baru yang berhasil dia kumpulkan.  "Yang Mulia," ujar Virel pelan namun tegas. "Saya telah menemukan bukti bahwa Ratu Beatrice mengutus salah satu prajuritnya untuk menyewa pembunuh bayaran. Mereka ditugaskan untuk menghabisi Sir Edwin."  Flynn terdiam, jari-jarinya mengepal di atas meja kayu. "Jadi, benar ini semua adalah ulahnya?" tanyanya, suaranya rendah namun sarat emosi.  "Benar, Yang Mulia," jawab Virel. "Namun ini bukan satu-satunya hal yang mengkhawatirkan."  Flynn mengangkat alisnya, menatap Virel dengan tajam. "Apa maksudmu?"  Virel melanjutkan, "Baron Aldric, dalam pertemuan bangsawan hari ini, membongkar klaim bahwa Putra Mahkota Learre mungkin bukan darah daging Anda."  Flynn terkejut, wajahnya memucat. "Itu tuduhan yang tidak berdasar!" s
last updateLast Updated : 2025-01-18
Read more

Bayangan Penghianatan

Bab 63: Bayangan PengkhianatanKerajaan Landbird sedang berada di puncak kegaduhan. Para bangsawan memadati aula besar istana, saling bersahut-sahutan menuntut hukuman bagi Ratu Beatrice.  "Ini penghinaan bagi keluarga kerajaan! Ratu seperti itu harus dihukum mati!" seru Duke Geralt, memukulkan tongkatnya ke lantai marmer hingga gema suaranya terdengar.  "Bahkan pengusiran dari istana tidak cukup! Kehormatannya sudah menghancurkan seluruh Landbird!" sahut Lady Sabine dengan suara lantang.  Flynn yang duduk di singgasananya hanya menunduk, tatapannya kosong. Ia mencoba menahan gejolak emosinya sambil mendengar berbagai tuntutan dari bangsawan di sekitarnya.  "Yang Mulia, Anda harus bertindak!" desak Earl Heston, melangkah maju. "Jika tidak, kita semua akan menjadi bahan cemoohan kerajaan lain."  Flynn akhirnya mengangkat tangannya, meminta keheningan. "Cukup," ucapnya dengan suara serak. "Aku aka
last updateLast Updated : 2025-01-19
Read more

Selir Ular Tahun Ini

Bab 64: Selir Ular Tahun IniDi tengah keramaian pesta dan acara minum teh para bangsawan, nama Beatrice menjadi bahan pembicaraan utama.  "Sudah kuduga, dia terlalu licik," ujar Lady Clarissa sambil menyesap tehnya perlahan. "Ratu Elea jauh lebih mulia dibandingkan perempuan itu."  Lady Adrienne menimpali, "Ironis, bukan? Dulu mereka memuja-muja Beatrice. Sekarang, dia bahkan disebut sebagai 'Selir Ular Tahun Ini'."  "Dan kau tahu apa yang lebih memuakkan?" tambah Lady Eloise dengan nada berbisik namun penuh semangat. "Dia berani mengkhianati Raja Flynn. Seorang raja, Lady Adrienne! Seolah-olah tak ada konsekuensi."  Di sudut lain istana, Flynn duduk termenung di ruang kerjanya. Lord Virel berdiri di hadapannya dengan laporan di tangan.  "Yang Mulia," kata Lord Virel, memecah keheningan. "Aku sudah mengatur semua yang Anda minta. Learre akan dikirim ke desa kecil di perbatasan dan diberi identi
last updateLast Updated : 2025-01-20
Read more

Takhta yang Terguncang

Bab 65: Takhta yang Terguncang Di sebuah kastil terpencil di wilayah selatan Landbird, para bangsawan yang bersekongkol untuk menggulingkan Raja Flynn berkumpul di ruang pertemuan yang gelap dan beraroma lilin. Wajah mereka menunjukkan berbagai ekspresi ambisi, kebencian, dan determinasi.  Baron Asher membuka diskusi dengan suara berat. "Kita tidak bisa lagi membiarkan Flynn duduk di atas takhta. Setiap keputusan yang dia buat adalah aib bagi kerajaan ini."  Lady Elda, dengan gaun mewahnya yang berkilauan, mengangguk setuju. "Dia bahkan tidak bisa menghasilkan seorang pewaris yang sah. Bayangkan, kita semua pernah percaya pada kebohongan seorang wanita seperti Beatrice. Apa lagi yang akan menghancurkan Landbird setelah ini?"  Duke Rowan, seorang pria berbadan besar dengan mata tajam, bersandar di kursinya. "Dan kini, Flynn membiarkan dirinya dihina dengan mengasingkan Beatrice alih-alih menghukumnya. Itu kelemahan yang tida
last updateLast Updated : 2025-01-21
Read more

Kabar dari Landbird

**Bab 66: Kabar dari Landbird**  Di taman istana Veridion yang dipenuhi bunga musim semi, Elea dan Alaric duduk di bawah naungan pohon besar. Meja kecil di depan mereka dipenuhi hidangan teh sore dan camilan ringan. Suasana tenang itu terganggu ketika seorang pelayan mendatangi mereka dengan membawa surat dari Landbird.  "Yang Mulia, surat dari Grand Duke Marre baru saja tiba," ujar pelayan itu sambil membungkuk.  Elea segera membuka surat tersebut dan membaca dengan seksama. Wajahnya yang semula tenang berubah menjadi ekspresi campuran antara lega dan prihatin.  "Apa kabar dari Landbird?" tanya Alaric, menatap istrinya dengan penuh perhatian.  Elea meletakkan surat itu di pangkuannya. "Grand Duke Marre telah mengambil alih takhta Landbird. Flynn secara resmi telah turun dari posisinya sebagai raja."  Alaric mengangguk pelan, tidak tampak terkejut. "Itu langkah yang bijaksana. Flynn sudah kehil
last updateLast Updated : 2025-01-22
Read more

Pewaris Cahaya Veridion

Season 2Bab 67: Pewaris Cahaya Veridion Embun pagi masih menggantung di taman kerajaan saat suara tangisan bayi pertama kali menggema di istana. Elea terbaring lelah di pembaringan, namun wajahnya bersinar penuh kebahagiaan. Di sisinya, Alaric memandangi putra mereka dengan tatapan haru yang tak mampu disembunyikan. Bayi itu kecil, namun kuat, seolah tak gentar menghadapi dunia yang menantinya.  “Kaelen... Nama itu akan cocok untuknya,” bisik Alaric dengan suara serak, matanya tak lepas dari wajah mungil putra mereka.  “Kaelen Alaric Veridion,” gumam Elea sambil tersenyum. “Harapan baru bagi kerajaan kita.”  Berita kelahiran sang putra mahkota disambut suka cita oleh rakyat Veridion. Di setiap sudut kota, para petani, pedagang, hingga prajurit bersorak-sorai. Perayaan berlangsung selama tujuh hari tujuh malam. Namun di balik kebahagiaan itu, Elea tahu perjalanan putranya baru saja dimulai—penuh ujian dan tant
last updateLast Updated : 2025-01-23
Read more

Pertemuan Singkat

Bab 68- Pertemuan SingkatKaelen berdiri dengan tenang di samping meja, matanya mengamati ruangan yang penuh dengan orang-orang terkemuka dari berbagai kalangan. Tuan-tuan dan nyonya-nyonya mengenakan pakaian mewah, berbicara dengan suara rendah, namun cukup untuk menunjukkan status mereka yang luar biasa. Namun, perhatian Kaelen justru teralih saat seorang wanita muda dengan pakaian yang elegan, namun tidak mencolok, melangkah masuk ke ruangan bersama seorang gadis."Ini adalah putri dari Grand Duke, Lady Aveline," suara seorang pelayan perempuan terdengar pelan, memperkenalkan sosok yang baru saja memasuki ruangan.Lady Aveline melangkah anggun, kepalanya tegak dan wajahnya yang cantik dihiasi senyuman ramah. Di sebelahnya, seorang gadis berpenampilan sederhana namun cukup cantik berjalan mengikuti langkahnya, mengenakan gaun yang sedikit lebih sederhana dibandingkan orang-orang lainnya di ruangan itu. Namun, sesuatu di dalam diri Kaelen m
last updateLast Updated : 2025-01-24
Read more

Rencana Perjodohan

Pagi itu, Kaelen duduk di ruang kerjanya, dikelilingi tumpukan dokumen. Fokusnya terbagi antara laporan internal istana dan surat diplomatik dari kerajaan tetangga. Meski terlihat tenang, pikirannya terus berpacu, memikirkan tanggung jawab besar yang kelak akan ia emban sebagai Raja Veridion. Ketukan pintu tiba-tiba membuyarkan konsentrasinya. "Masuk," katanya tanpa mengangkat wajah dari dokumen.Pintu terbuka, dan suara langkah berat terdengar mendekat. Kaelen akhirnya mendongak dan melihat ayahnya, Alaric, berdiri di ambang pintu dengan ekspresi serius."Kaelen," Alaric memulai, suaranya berat namun tegas, "Aku ingin bicara denganmu."Kaelen meletakkan penanya. "Tentu, Ayah. Ada apa?"Alaric melangkah lebih dekat, lalu duduk di kursi di depan meja kerja Kaelen. Ia menatap putranya dengan tajam, seperti hendak menilai setiap reaksi Kaelen. "Aku mendengar laporan bahwa kau cenderung mengabaikan Lad
last updateLast Updated : 2025-01-25
Read more

Perjalanan Menuju Selatan

Edith memacu kudanya dengan semangat, angin menerpa wajahnya saat ia melaju bersama prajurit bernama Lionel, seorang prajurit setia Grand Duke yang dikenal akan kemampuannya melindungi orang-orang penting di mansion.  "Kau tampak terburu-buru hari ini, Edith," ujar Lionel sambil memperlambat kudanya agar sejajar dengan Edith.  "Aku hanya ingin sampai sebelum gelap," jawab Edith dengan senyum kecil. "Daerah selatan membutuhkan perhatian kita, dan aku tidak ingin membuat mereka menunggu lebih lama."  Lionel tertawa kecil. "Kau terlalu berdedikasi untuk seseorang yang hanya dianggap pelayan, Edith. Terkadang aku heran bagaimana kau bisa mengurus begitu banyak hal."  Edith hanya tersenyum, lalu kembali memusatkan perhatian pada jalan di depan. Namun, ketenangan mereka tiba-tiba terusik saat sebuah suara mendesing di udara.  "Thwack!" Edith terkejut saat merasakan sakit yang luar biasa di kakinya. S
last updateLast Updated : 2025-01-26
Read more
PREV
1
...
345678
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status