Beranda / Rumah Tangga / I'm The Queen / Pertemuan Singkat

Share

Pertemuan Singkat

Penulis: MbakMoll
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-24 08:00:07

Bab 68- Pertemuan Singkat

Kaelen berdiri dengan tenang di samping meja, matanya mengamati ruangan yang penuh dengan orang-orang terkemuka dari berbagai kalangan. Tuan-tuan dan nyonya-nyonya mengenakan pakaian mewah, berbicara dengan suara rendah, namun cukup untuk menunjukkan status mereka yang luar biasa. Namun, perhatian Kaelen justru teralih saat seorang wanita muda dengan pakaian yang elegan, namun tidak mencolok, melangkah masuk ke ruangan bersama seorang gadis.

"Ini adalah putri dari Grand Duke, Lady Aveline," suara seorang pelayan perempuan terdengar pelan, memperkenalkan sosok yang baru saja memasuki ruangan.

Lady Aveline melangkah anggun, kepalanya tegak dan wajahnya yang cantik dihiasi senyuman ramah. Di sebelahnya, seorang gadis berpenampilan sederhana namun cukup cantik berjalan mengikuti langkahnya, mengenakan gaun yang sedikit lebih sederhana dibandingkan orang-orang lainnya di ruangan itu. Namun, sesuatu di dalam diri Kaelen m
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • I'm The Queen   Rencana Perjodohan

    Pagi itu, Kaelen duduk di ruang kerjanya, dikelilingi tumpukan dokumen. Fokusnya terbagi antara laporan internal istana dan surat diplomatik dari kerajaan tetangga. Meski terlihat tenang, pikirannya terus berpacu, memikirkan tanggung jawab besar yang kelak akan ia emban sebagai Raja Veridion. Ketukan pintu tiba-tiba membuyarkan konsentrasinya. "Masuk," katanya tanpa mengangkat wajah dari dokumen.Pintu terbuka, dan suara langkah berat terdengar mendekat. Kaelen akhirnya mendongak dan melihat ayahnya, Alaric, berdiri di ambang pintu dengan ekspresi serius."Kaelen," Alaric memulai, suaranya berat namun tegas, "Aku ingin bicara denganmu."Kaelen meletakkan penanya. "Tentu, Ayah. Ada apa?"Alaric melangkah lebih dekat, lalu duduk di kursi di depan meja kerja Kaelen. Ia menatap putranya dengan tajam, seperti hendak menilai setiap reaksi Kaelen. "Aku mendengar laporan bahwa kau cenderung mengabaikan Lad

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-25
  • I'm The Queen   Perjalanan Menuju Selatan

    Edith memacu kudanya dengan semangat, angin menerpa wajahnya saat ia melaju bersama prajurit bernama Lionel, seorang prajurit setia Grand Duke yang dikenal akan kemampuannya melindungi orang-orang penting di mansion.  "Kau tampak terburu-buru hari ini, Edith," ujar Lionel sambil memperlambat kudanya agar sejajar dengan Edith.  "Aku hanya ingin sampai sebelum gelap," jawab Edith dengan senyum kecil. "Daerah selatan membutuhkan perhatian kita, dan aku tidak ingin membuat mereka menunggu lebih lama."  Lionel tertawa kecil. "Kau terlalu berdedikasi untuk seseorang yang hanya dianggap pelayan, Edith. Terkadang aku heran bagaimana kau bisa mengurus begitu banyak hal."  Edith hanya tersenyum, lalu kembali memusatkan perhatian pada jalan di depan. Namun, ketenangan mereka tiba-tiba terusik saat sebuah suara mendesing di udara.  "Thwack!" Edith terkejut saat merasakan sakit yang luar biasa di kakinya. S

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-26
  • I'm The Queen   Bayang-bayang Ancaman di Selatan

    Bab 71 - Bayang-bayang Ancaman di Selatan Pagi tiba dengan kabut tipis yang menyelimuti tempat peristirahatan mereka. Lionel sudah bangun lebih awal untuk memeriksa jalur perjalanan, sementara Edith masih tertidur di balok kayu dengan selimut yang disediakan Kaelen. Pemuda itu duduk tak jauh darinya, menjaganya dengan penuh perhatian. Lionel kembali dengan wajah serius, menyeka embun dari pelindung lengannya. "Ada sesuatu yang aneh di sepanjang jalan menuju daerah selatan. Jejak kaki terlalu banyak untuk ukuran desa kecil." Kaelen mengangkat alis. "Jejak kaki? Kau pikir itu kelompok perampok?" Lionel mengangguk pelan. "Kemungkinan besar. Tapi jumlah mereka lebih dari sekadar kelompok kecil. Kita harus berhati-hati." Kaelen menoleh pada Edith yang perlahan terbangun. Wajahnya masih terlihat pucat, tetapi ia berusaha duduk tegak. "Ada apa?" tanyanya dengan suara lemah.

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-27
  • I'm The Queen   Ketidak Adilan dan Rencana Jahat

    Keesokan harinya, Edith, Lionel, dan Kaelen mengadakan pertemuan di balai desa untuk mendengarkan keluhan para warga tentang pajak. Balai desa yang sederhana dipenuhi oleh para petani, pedagang, dan warga lainnya yang berharap suara mereka didengar.Edith berdiri di depan, didampingi oleh Lionel dan Kaelen. Wajahnya serius namun lembut, memberikan kesan bahwa ia benar-benar peduli pada masalah yang dihadapi rakyat.Seorang petani tua, Tuan Harlen, berdiri dari kursinya. “Nona Edith, kami sudah berusaha sebaik mungkin, tapi cuaca yang tidak menentu telah merusak hasil panen kami. Pajak yang ditetapkan terlalu tinggi untuk kami bayar. Bahkan beberapa dari kami terpaksa menjual ternak hanya untuk memenuhi kewajiban pajak.”Seorang wanita lain ikut bersuara. “Kami tidak keberatan membayar pajak, Nona. Tapi sistemnya terlalu kaku. Tahun ini panen kami menurun, sementara pajak tetap sama seperti saat panen melimpah. Apakah tidak ada cara untuk men

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-28
  • I'm The Queen   Keputusan Grand Duke

    Ruangan kerja Grand Duke Elvenhart dipenuhi dengan aroma kayu pinus dari perapian yang menyala. Di atas meja, setumpuk dokumen tersusun rapi, termasuk dokumen yang berisi keputusan penting mengenai daerah selatan. Grand Duke dengan tenang membaca setiap baris dokumen, menandatanganinya dengan ekspresi mantap. Saat pintu ruangan terbuka dengan kasar, Lady Aveline masuk dengan langkah cepat, wajahnya merah padam oleh amarah. "Ayah!" serunya, suaranya menggema di ruangan. Grand Duke mendongak dengan tenang, menatap putrinya. "Aveline, ada apa? Kau tampak marah sekali." Lady Aveline berjalan mendekat, menunjuk dokumen di meja. "Apa maksud semua ini? Aku mendengar kau berniat memberikan daerah selatan kepada Edith! Bagaimana mungkin kau memberikan wilayah penting kepada seorang pelayan rendahan?!" Grand Duke menghela napas, menutup dokumen di depannya dengan tenang. "Aveline, duduklah. Aku tidak akan membahas ini dengan nada setinggi itu." "Aku tidak akan duduk, Ayah! Aku ing

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-29
  • I'm The Queen   Festival Cahaya Kerajaan

    Langit malam di Kerajaan Veridion dipenuhi cahaya lentera yang melayang, menciptakan pemandangan menakjubkan di atas istana dan jalanan kota. Malam ini adalah Festival Cahaya, perayaan tahunan untuk menghormati dewa pelindung kerajaan. Jalanan dipenuhi tenda-tenda berwarna-warni yang menjual makanan khas, pertunjukan musik rakyat, dan berbagai permainan tradisional.  Di dalam istana, suasana meriah tak kalah menawan. Taman kerajaan telah dihias dengan ribuan lampion yang menggantung di setiap sudut, sementara air mancur berkilauan di bawah cahaya lilin. Para bangsawan dan tamu kehormatan berkumpul dalam balutan busana terbaik mereka.  Di tengah keramaian, Edith berdiri dengan tenang di sisi Grand Duke Elvenhart. Malam ini, ia mengenakan gaun hijau zamrud dengan bordiran perak yang sederhana namun anggun. Grand Duke, yang mengenakan mantel hitam dengan sulaman emas, menatap sekeliling dengan tatapan penuh wibawa.  "Ini pertama kalinya kau

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-30
  • I'm The Queen   Perasaan yang Sedikit Mengganggu

    Festival Cahaya di Veridion adalah salah satu perayaan terbesar di kerajaan, di mana lentera-lentera berwarna-warni dilepaskan ke langit, menciptakan pemandangan yang seakan menyaingi bintang-bintang. Musik lembut mengalun di sepanjang alun-alun utama, sementara pasangan-pasangan bangsawan dan rakyat berkumpul untuk menikmati malam yang penuh cahaya dan kemegahan.  Di tengah keramaian itu, Edith berdiri di dekat balkon terbuka yang menghadap ke sungai kecil yang mengalir melalui pusat kota. Cahaya lentera yang dipantulkan di permukaan air membuat pemandangan itu terlihat seperti mimpi.  Ia menarik napas dalam-dalam, membiarkan udara malam yang sejuk mengisi paru-parunya. Festival ini adalah sesuatu yang dulu hanya bisa ia saksikan dari kejauhan, tapi sekarang, berkat kepercayaan Grand Duke, ia bisa menjadi bagian dari perayaan ini tanpa merasa seperti seorang penyusup.  Namun, ketenangan itu terganggu ketika seseorang melangkah mendekat. 

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-31
  • I'm The Queen   Sebuah Kesepakatan

    Pagi itu, matahari bersinar lembut di atas kerajaan Veridion. Udara masih terasa sejuk, dengan aroma buku tua dan kayu yang memenuhi perpustakaan kota. Tempat itu sepi, hanya beberapa orang yang tenggelam dalam bacaan mereka.  Di salah satu sudut ruangan, Roderic duduk dengan tenang, jari-jarinya mengetuk ringan meja kayu di depannya. Sebuah buku terbuka di hadapannya, tetapi pikirannya tidak benar-benar tertuju pada tulisan di dalamnya.  Pertemuannya dengan Edith kemarin masih berputar di kepalanya. Ada sesuatu dalam cara gadis itu berbicara, dalam keteguhan hatinya, yang membuatnya ingin mengenalnya lebih jauh. Namun, ia juga menyadari bahwa mendekati Edith berarti melibatkan dirinya dalam dunia politik yang lebih rumit.  Saat itulah suara langkah ringan terdengar mendekat.  "Lord Roderic?"  Roderic mengangkat kepalanya dan melihat seorang wanita berdiri di hadapannya. Lady Aveline, dalam balutan gaun hijau

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-01

Bab terbaru

  • I'm The Queen   Jaring Intrik

    Elea menatap suaminya dengan penuh selidik. Ia mengenal Alaric dengan baik, terlalu baik. Dan ekspresi yang baru saja melintas di wajah pria itu bukanlah sesuatu yang bisa ia abaikan begitu saja. "Alaric," ucap Elea pelan, suaranya lembut, tetapi penuh tekanan. "Apa yang dikatakan Grand Duke kepadamu sebelum pergi?" Alaric tetap diam sejenak, lalu beranjak dari kursinya dan berjalan ke arah jendela. Ia menatap ke luar, seolah mencari jawaban di balik langit Veridion yang mulai meredup. "Tidak ada yang perlu kau khawatirkan," jawabnya akhirnya. Elea menyipitkan mata. "Jangan meremehkanku." Alaric menghela napas, lalu berbalik menghadapi istrinya. "Grand Duke hanya mengingatkanku tentang beberapa hal di masa lalu. Tidak ada yang penting." "Jika tidak penting, kau tidak akan bereaksi seperti tadi," sahut Elea cepat. Raja Veridion itu menatap Elea beberapa saat sebelum akhirnya mengusap wajahnya dengan lelah. "Grand Duke mengungkit sesuatu yang seharusnya tetap terkubur."

  • I'm The Queen   Api yang Berkobar

    Bab 84 – Api yang BerkobarDi mansion Grand Duke Elvenhart, Aveline duduk di ruang pribadinya, jemarinya mencengkeram surat dari Baron Reynard dengan kuat. Matanya membara penuh kemarahan saat membaca isi laporan yang ia terima. Putra Mahkota Kaelen membela Edith. Dan yang lebih buruk lagi, ia mengaku bahwa Edith adalah kekasihnya. Aveline tidak bisa menerima ini. Tidak. Ini tidak bisa dibiarkan. Dengan langkah cepat, ia keluar dari kamarnya dan langsung menuju ruang kerja ayahnya. Tanpa ragu, ia mengetuk pintu keras sebelum masuk. Grand Duke Elvenhart, yang tengah membaca dokumen di mejanya, menoleh dengan alis berkerut. Melihat ekspresi putrinya yang tegang, ia meletakkan penanya dan menatapnya dengan tajam. "Aveline," katanya dengan nada dalam. "Ada apa?" Aveline menegakkan tubuhnya, berusaha menjaga nada suaranya tetap terkendali. "Ayah, saya baru saja menerima kabar dari Baron Reynard," katanya dengan tenang, meskipun ada ketegangan dalam suaranya. "Putra Mahkota Ka

  • I'm The Queen   Api yang Menyala dalam Bayangan

    Edith tahu keputusan Grand Duke Elvenhart akan membawa dampak besar, tetapi ia tidak menduga seberapa cepat situasi akan berubah. Dua hari setelah pengumuman bahwa Kota Velfenne menjadi tanggung jawabnya, Edith menerima surat dari salah satu pejabat di kota tersebut. Isinya bukanlah ucapan selamat, melainkan peringatan. "Ada gerakan yang mencurigakan di antara beberapa bangsawan lokal. Mereka tidak secara terang-terangan menentang keputusan ini, tetapi banyak yang meragukan legitimasi Anda. Saya khawatir ada sesuatu yang direncanakan di balik layar."Edith membaca surat itu dengan dahi berkerut. Ia sudah menduga bahwa tidak semua orang akan menerima posisinya, tetapi jika ada sesuatu yang direncanakan di balik layar, itu berarti masalah lebih besar akan datang. Sementara itu, di sisi lain mansion, Aveline duduk di ruang pribadinya dengan tenang. Di hadapannya berdiri seorang pria dengan wajah kaku dan pakaian bangsawan sederhana. Ia adalah Baron Reynard, salah satu pemilik tanah

  • I'm The Queen   Hadiah yang Membakar Dendam

    Bab 82 – Hadiah yang Membakar DendamDi dalam mansion Grand Duke Elvenhart, ketegangan terasa semakin pekat. Edith berusaha untuk tetap tenang, tetapi rumor yang terus berkembang membuatnya semakin sulit bernapas. Malam itu, ia berjalan melewati koridor yang diterangi cahaya lilin, pikirannya dipenuhi berbagai kemungkinan. Saat ia sampai di depan pintu kamarnya, langkahnya terhenti. Di ujung lorong, seseorang berdiri menunggunya. Gaun ungu lembut yang membalut tubuh wanita itu tampak begitu anggun di bawah cahaya lilin, tetapi sorot matanya yang tajam mengisyaratkan sesuatu yang lain. "Akhirnya kau pulang juga," suara Aveline terdengar lembut, tetapi ada sesuatu yang membuat bulu kuduk Edith meremang. Edith menghela napas. "Apa yang kau inginkan, Lady Aveline?" Aveline tersenyum kecil, melangkah mendekat. "Kau terdengar begitu kaku, Edith. Aku hanya ingin berbicara." Edith menegang, tetapi tetap berdiri tegak. "Jika kau ingin membicarakan rumor itu, aku tidak tertarik." Av

  • I'm The Queen   Ombak Fitnah

    Hari-hari setelah perburuan itu tidak berjalan seperti yang diharapkan Edith. Sejak kepulangannya dari hutan bersama Roderic, namanya tiba-tiba memenuhi setiap bisikan dan percakapan para bangsawan. Di setiap perjamuan teh, di lorong-lorong istana, di antara tawa para lady yang mengenakan gaun-gaun indah, hanya ada satu topik yang mereka bahas. "Lady Edith sudah tidak suci lagi."Rumor itu menyebar seperti api yang melahap hutan kering. Tidak ada yang tahu pasti dari mana asalnya, tetapi bisikan-bisikan itu menjadi semakin liar setiap harinya. Di Ruang Teh Para LadyDi sebuah taman indah di dalam istana, para lady tengah menikmati perjamuan sore. Teh harum memenuhi udara, diiringi suara-suara lembut yang penuh kepalsuan. "Benar-benar mengejutkan," kata Lady Vivienne dengan nada dramatis. "Aku mendengar bahwa Lady Edith menghabiskan malam di hutan bersama Lord Roderic. Berdua saja!" Lady Marielle, yang duduk di sampingnya, menutup mulutnya seolah terkejut. "Astaga, kalau itu

  • I'm The Queen   Berbagi Rahasia

    Di dalam hutan yang gelap, cahaya bulan mengintip di antara celah dedaunan, memberikan sedikit penerangan bagi Edith dan Roderic yang masih terjebak. Suara jangkrik dan hembusan angin menjadi latar belakang keheningan di antara mereka. Edith menggigit bibirnya, mencoba mengabaikan rasa dingin meskipun mantel Roderic sudah membalut tubuhnya. Ia melirik pria di sebelahnya, yang tampak santai bersandar pada batang pohon, seolah-olah keadaan ini bukan masalah besar. "Kau terlihat tenang," kata Edith akhirnya, suaranya lirih namun cukup jelas. Roderic menoleh dengan senyum kecil. "Harus ada yang tetap tenang, kan?" Edith menghela napas, lalu menatap langit yang terbuka di antara pepohonan. "Aku tidak menyangka perburuan akan berakhir seperti ini." Roderic terkekeh. "Sama. Biasanya aku hanya berburu sebentar, lalu kembali dengan kemenangan kecil. Kali ini... kurasa kita tidak bisa mengandalkan keberuntungan." Keheningan menyelimuti mereka lagi, hingga akhirnya Edith berbicara le

  • I'm The Queen   Festival Berburu

    Langit cerah membentang luas di atas tanah perburuan kerajaan, udara dipenuhi dengan semangat dan obrolan para bangsawan yang berkumpul dalam festival tahunan ini. Bendera-bendera kerajaan berkibar di sepanjang jalur masuk, sementara para pelayan berlalu-lalang, menyiapkan segala keperluan untuk berburu. Di singgasana yang telah disediakan di tengah area utama, Raja Alaric duduk dengan penuh wibawa, didampingi oleh Ratu Elea yang tampak anggun dalam gaun biru langit. Putra Mahkota Kaelen berdiri di sisi mereka, mengenakan jubah ringan yang menunjukkan statusnya, matanya tajam mengamati kerumunan. Di antara para peserta, Grand Duke Elvenhart tiba bersama Lady Aveline, Edith, dan asistennya, Alex. Aveline mengenakan pakaian berkuda yang mewah, sementara Edith berdiri sedikit di belakangnya dengan pakaian sederhana yang tetap rapi. “Festival perburuan ini selalu ramai, ya?” gumam Alex sambil menatap sekeliling. “Memang. Ini bukan hanya soal berburu, tetapi juga ajang politik,” ja

  • I'm The Queen   Rencana Pertunangan

    Di dalam kediaman keluarga Marquis Laurent, Lord Roderic duduk di ruang kerjanya, menatap surat yang baru saja ia tulis untuk Edith. Ia menggulirkan pena di antara jarinya, berpikir apakah ia harus mengirimnya atau tidak. "Roderic," sebuah suara berat terdengar dari ambang pintu. Roderic menoleh dan mendapati kakak laki-lakinya, Lord Gilbert Laurent, berdiri dengan tangan bersedekap. Wajahnya seperti biasa, penuh dengan sikap superior seorang pewaris utama. "Kau masih sibuk dengan surat-surat itu?" tanya Gilbert, nada suaranya terdengar meremehkan. Roderic tersenyum tipis. "Hanya sekadar korespondensi pribadi." Gilbert mendekat, mengambil surat di atas meja tanpa meminta izin, dan membaca sekilas. Senyum miring muncul di wajahnya. "Edith Manesse? Gadis yang bekerja di bawah Grand Duke Elvenhart?" Roderic mengulurkan tangannya untuk mengambil kembali surat itu, tapi Gilbert menahannya lebih lama sebelum akhirnya menyerahkannya. "Kau benar-benar tidak tahu bagaimana memili

  • I'm The Queen   Kisah Edith

    Di Kediaman Grand Duke ElvenhartEdith duduk di ruang baca dengan setumpuk dokumen di depannya, tetapi perhatiannya tidak sepenuhnya tertuju pada pekerjaannya. Di sampingnya, terdapat beberapa surat yang baru saja dikirim oleh seorang pelayan, semuanya dari Lord Roderic. Ia menghela napas sebelum mengambil salah satu surat dan membukanya. Tulisan tangan yang rapi dan sedikit miring menyambutnya. "Lady Edith, Aku harap hari ini menyapamu dengan baik. Aku tidak bisa berhenti memikirkan percakapan terakhir kita di kafe itu. Rasanya begitu menyenangkan bisa berbicara dengan seseorang yang tidak hanya berbasa-basi dalam sopan santun. Aku bertanya-tanya apakah aku bisa mengajakmu berjalan-jalan suatu hari nanti? Dengan hormat, Roderic Laurent"Edith menggeleng pelan. Sudah hampir seminggu sejak mereka pertama kali bertemu di kafe, dan sejak itu, surat-surat Roderic terus berdatangan. Ia tidak yakin apakah ini hanya cara pria itu bersikap sopan atau jika ada sesuatu yang lebih dala

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status