Home / Rumah Tangga / I'm The Queen / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of I'm The Queen: Chapter 21 - Chapter 30

74 Chapters

Persidangan Sang Ratu

Bab 21: Persidangan Sang Ratu Balairung besar di Istana Landbird dipenuhi oleh bisikan dan sorakan dari para bangsawan yang hadir. Sidang perceraian antara Raja Flynn dan Ratu Elea menjadi peristiwa yang belum pernah terjadi sebelumnya, dan perhatian seluruh kerajaan tertuju pada momen ini. Di tengah-tengah ruangan, Pontifex yang dihormati berdiri di podium, tangannya memegang gulungan hukum kerajaan. Ratu Elea, dengan anggun namun tegas, duduk di kursi terdakwa. Wajahnya tetap tenang meskipun tatapan para bangsawan yang memihak Beatrice memancarkan kebencian. Di sisi lain, Beatrice duduk dengan penuh kemenangan di sebelah Raja Flynn, yang ekspresinya penuh rasa percaya diri. Pontifex memulai persidangan dengan suara lantang, “Sidang ini dibuka untuk membahas gugatan perceraian yang diajukan oleh Raja Flynn terhadap Ratu Elea. Tuduhan pertama yang dilayangkan adalah ketidakmampuan Ratu Elea untuk menghasilkan keturunan.
last updateLast Updated : 2024-12-25
Read more

Akhir dari Sebuah Ikatan

Bab 22: Akhir dari Sebuah Ikatan Seminggu kemudian, balairung besar kembali dipenuhi oleh para bangsawan dan pejabat kerajaan. Suasana kali ini lebih tegang dibandingkan sebelumnya. Persidangan yang awalnya untuk membahas gugatan perceraian Raja Flynn kini berubah arah, karena Elea, sang Ratu, secara mengejutkan mengajukan pembatalan pernikahannya. Pontifex yang dihormati duduk dengan wajah serius di atas podium, dikelilingi oleh penasihat dan pejabat tinggi gereja. Flynn terlihat marah dan gelisah, sementara Beatrice duduk di barisan tamu, tampak senang melihat drama ini berlangsung. Di sisi lain, Elea berdiri dengan kepala tegak, keanggunannya tetap terpancar meski dalam situasi sulit. “Yang Mulia Pontifex,” suara Elea terdengar tegas, memecah keheningan. “Saya berdiri di sini bukan hanya untuk membela diri, tetapi untuk memperjuangkan keadilan yang sudah terlalu lama diabaikan. Saya, Elea, Ratu Landbird, mengajukan p
last updateLast Updated : 2024-12-26
Read more

Kembali ke Pelukan Keluarga

Bab 23: Kembali ke Pelukan Keluarga Kepulangan Elea ke rumah orang tuanya, kediaman keluarga Grand Duke Marre, disambut dengan suasana penuh haru. Sebuah prosesi kecil diadakan di halaman istana keluarga untuk menyambut putri mereka yang telah lama meninggalkan rumah. Sejak menikah dengan Flynn, Elea jarang kembali, bahkan hampir tidak pernah. Kedatangannya kali ini membawa nuansa berbeda, penuh emosi yang bercampur antara kesedihan dan kebebasan. Di tangga depan istana, Grand Duke Marre berdiri dengan anggun, mengenakan mantel kebesarannya. Meski usianya telah lanjut, posturnya tetap tegap, memancarkan wibawa seorang pemimpin keluarga bangsawan. Di sampingnya, Duchess Marre terlihat menahan air mata sambil memandangi kereta yang membawa Elea mendekat. Ketika Elea turun dari kereta, wajahnya tampak tenang, tetapi matanya sedikit memerah. Ia melangkah dengan anggun, seperti kebiasaannya sebagai ratu. Namun, ketika ia mel
last updateLast Updated : 2024-12-27
Read more

Retaknya Ketenangan

Bab 24: Retaknya Ketenangan Hari-hari berlalu dengan cepat di Istana Landbird. Usia kehamilan Beatrice kini memasuki bulan ketiga. Namun, semenjak kepergian Elea, urusan kerajaan semakin menumpuk, membuat Flynn sibuk tanpa henti. Dia terpaksa menghabiskan sebagian besar waktunya di ruang kerja atau rapat dengan para bangsawan untuk meredakan gejolak politik dan mengembalikan kestabilan kerajaan. Hal ini membuat Beatrice jarang sekali melihat Flynn. Bahkan ketika sang raja akhirnya kembali ke kamarnya, itu terjadi larut malam, saat Beatrice sudah tertidur. Kehadiran Flynn yang mulai terasa dingin jelas memicu keresahan di hati Beatrice. Ia tidak terbiasa diabaikan, apalagi dengan posisinya saat ini sebagai calon ibu dari pewaris kerajaan. Malam itu, setelah beberapa malam berturut-turut hanya mendapat kehadiran Flynn yang singkat dan tanpa kata, Beatrice memutuskan untuk menunggunya. Ia duduk di atas ranj
last updateLast Updated : 2024-12-28
Read more

Kenangan yang Menyayat

Bab 25: Kenangan yang Menyayat Setelah malam cekcok yang membakar emosi Beatrice, ia mulai merancang langkah untuk kembali merebut perhatian Flynn sepenuhnya. Ia menyadari bahwa sekadar berada di sisi Flynn tidak lagi cukup. Jika ia ingin memastikan posisinya tak tergantikan, ia harus mengambil bagian dalam urusan kerajaan. Keesokan paginya, Beatrice mendatangi Flynn di ruang kerja dengan ekspresi yang tampak tulus, tetapi dengan rencana matang yang tersembunyi di balik senyumnya. “Yang Mulia,” ucap Beatrice lembut, melangkah mendekat. Flynn, yang sedang sibuk dengan dokumen, mengangkat wajahnya untuk menatap wanita yang tengah mengandung anaknya itu. “Ada apa, Beatrice?” tanyanya, suaranya terdengar hangat meskipun letih. Beatrice duduk dengan anggun di kursi di depannya, menangkupkan tangannya di atas perutnya yang mulai membesar. “Saya hanya ingin mengungkapkan rasa syukur
last updateLast Updated : 2024-12-29
Read more

Surat yang Tak Berbalas

Bab 26: Surat yang Tak Berbalas Pagi itu, di istana megah Kerajaan Veridion, Raja Alaric duduk di meja kerjanya yang penuh dengan dokumen. Cahaya matahari pagi menembus tirai tipis jendela ruangannya, memberikan suasana yang hangat namun tak mampu meringankan beban pikirannya. Sesekali ia memutar cincin di jarinya kebiasaannya saat sedang berpikir keras. Di antara dokumen tentang urusan negara dan rencana diplomasi, ada selembar kertas yang berbeda. Surat yang sedang ia tulis untuk Elea. Sejak kabar perceraian Elea tersebar, Alaric merasa tak bisa diam. Ia tahu Elea terluka, dan keinginannya untuk berada di sisinya semakin kuat. “Elea...” gumam Alaric pelan sambil menuliskan beberapa kalimat terakhir di suratnya. Ia mencoba untuk tidak terlalu kentara dalam mengungkapkan isi hatinya, tetapi kalimat-kalimat itu selalu menyiratkan perasaan yang ingin ia sampaikan. Surat itu seles
last updateLast Updated : 2024-12-30
Read more

Penobatan Beatrice

Bab 27: Penobatan Beatrice Dua bulan setelah perceraian dengan Elea, Flynn akhirnya melaksanakan upacara penobatan Beatrice sebagai ratu Kerajaan Landbird. Istana dihiasi dengan megah, kain-kain sutra berwarna emas dan merah terpasang di setiap sudut aula utama. Para bangsawan diundang untuk menyaksikan momen ini, meskipun beberapa di antaranya hadir dengan rasa enggan. Beatrice, mengenakan gaun putih berhias permata, melangkah memasuki aula dengan senyum anggunnya. Perutnya yang mulai terlihat membuncit menjadi simbol statusnya sebagai ibu dari calon penerus takhta. Flynn menatapnya dengan penuh kekaguman, seolah lupa dengan semua kekacauan yang telah terjadi di sekeliling mereka. Namun, di luar aula megah itu, desas-desus buruk tentang Flynn semakin menguat. “Cepat sekali dia mengangkat Beatrice menjadi ratu,” ujar seorang bangsawan tua kepada rekannya. “Bukankah ini seperti membuktikan bahwa dia
last updateLast Updated : 2024-12-30
Read more

Surat yang Ditunggu-tunggu

Bab 29: Surat yang Ditunggu-Tunggu Malam itu, di Istana Veridion, Alaric tengah duduk di ruang kerjanya. Seberkas cahaya lilin menerangi meja kayu besar yang dipenuhi dokumen-dokumen kerajaan. Sementara tangannya sibuk menandatangani surat perintah, pikirannya melayang pada Elea.  Sudah berbulan-bulan sejak ia terakhir mengirimkan surat untuknya, berharap suatu saat Elea akan menjawab. Namun, harapan itu selalu disambut dengan keheningan. Hingga malam ini, seekor burung merpati putih mendarat di jendela ruangannya, membawa secarik kertas kecil yang terlipat rapi.  Alaric segera menghentikan pekerjaannya dan mengambil surat itu. Jantungnya berdebar saat melihat tulisan tangan yang sudah dikenalnya—tulisan Elea. Dengan hati-hati, ia membuka lipatan kertas tersebut.  "Yang Mulia Raja Alaric,Setelah sekian lama saya merenung, saya merasa sudah waktunya bagi kita untuk mengenal satu sama lain lebih jauh. Kehidupan saya
last updateLast Updated : 2024-12-31
Read more

Permainan Teh Beracun

Bab 28: Permainan Teh Beracun Sore itu, sinar matahari senja menerpa jendela-jendela besar Istana Lily, memberikan suasana hangat yang menenangkan. Di tengah taman istana yang indah, Beatrice duduk di kursi utama sambil dikelilingi oleh para selir tingkat tiga dan empat. Meja kayu melengkung di hadapannya dipenuhi cangkir-cangkir porselen, kue kecil, dan teh harum yang baru diseduh. "Aku ingin kita semua merasa lebih dekat satu sama lain," kata Beatrice sambil tersenyum lembut, tangannya memegang cangkir teh dengan anggun. "Bagaimanapun juga, kita semua adalah bagian dari keluarga kerajaan ini." Para selir saling bertukar pandang. Awalnya, mereka terkejut saat menerima undangan mendadak dari Beatrice, tetapi mereka datang dengan penuh rasa ingin tahu. Setelah beberapa obrolan ringan, Beatrice akhirnya membawa pembicaraan ke arah yang ia inginkan. Dengan nada suara lembut, ia me
last updateLast Updated : 2024-12-31
Read more

Kedatangan yang Tak Terduga

Bab 30: Kedatangan yang Tak TerdugaSiang hari yang begitu terik di kediaman Grand Duke Marre. Elea tengah duduk di ruang kerjanya, bersiap menulis surat kepada Alaric. Namun, sebelum pena menyentuh kertas, suara derap kuda yang keras dan tergesa-gesa memecah keheningan.  Elea menoleh ke jendela. Di sana, di depan gerbang utama kediaman, seorang pria dengan jubah hitam turun dari kuda hitamnya. Wajahnya tak asing, Raja Alaric dari Veridion.  Alaric tampak lelah namun tetap memancarkan wibawa. Rambut hitamnya sedikit berantakan karena perjalanan panjang, dan matanya yang tajam memancarkan tekad. Elea berdiri terpaku di tempatnya.  "Dia datang... untukku?" gumamnya pelan, tak mampu menyembunyikan keterkejutannya.  Tak lama, Alaric memasuki aula utama, diiringi oleh pelayan keluarga Marre yang kebingungan dengan kedatangan mendadak raja besar itu. Elea berjalan menghampirinya dengan hati-hati, mencoba menenangkan
last updateLast Updated : 2024-12-31
Read more
PREV
1234568
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status