Semua Bab KUJADIKAN KAU BABU JIKA INGIN JADI MADUKU: Bab 31 - Bab 40

59 Bab

BAB 31. AKU JUGA ISTRI MAS ARYA

"Sekarang saatnya aku memberi pelajaran pada Arya dan Vidya," gumam Shena pelan, matanya menyapu sekeliling ruangan, memastikan tidak ada yang melihat. Arya tidak tahu apa yang ada di dalam brankas itu. Shena menyimpan rahasia besar tentang tempat yang dirawat oleh Bi Sumi, sebuah rumah yang jauh lebih besar dan lebih nyaman daripada rumah yang mereka tinggali sekarang. Shena merapikan dokumen-dokumen penting itu, memastikan semuanya lengkap dan aman. Surat tanah, akta rumah, dan beberapa dokumen lainnya ia masukkan ke dalam tas besar yang akan segera dibawanya. Ia tahu, rumah besar miliknya itu adalah tempat yang aman bagi barang-barang berharga ini. Arya tidak akan pernah tahu bahwa Shena memiliki rumah lain. Yang dia tahu, hanya rumah yang mereka tempati saat ini, rumah yang katanya hasil jerih payah kedua orang tua Shena sebelum meninggal. *** Arya duduk di ruang keluarga dengan ekspresi kosong pagi itu. Pikirannya melayang pada pertengkaran yang terjadi semalam. Suar
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-17
Baca selengkapnya

BAB 32. SARAPAN PAGI

Arya yang sejak tadi hanya diam akhirnya mengangguk dengan lemah. "Iya, Bu. Aku berangkat sekarang."Tapi, sebelum Arya sempat melangkah, Vidya memegang lengannya erat-erat. "Mas, aku nggak rela kamu pergi. Aku ini istrimu. Aku punya hak buat minta waktu kamu, Mas!"Arya menatap Vidya dengan wajah lelah. "Vidya, kita bisa bicara nanti. Sekarang aku benar-benar harus kerja."Vidya melepaskan tangannya dengan gerakan kasar, wajahnya kini memerah karena marah. Bu Surti yang melihat hal tersebut, hanya mendengkus sambil melipat tangan di dada."Vidya, kalau kamu terus melarang Arya untuk bekerja dan kamu nggak membersihkan rumah, ssbaiknya kalian berdua pergi dari rumah ini. Ingat, rumah ini milik kedua orang tua Shena. Jadi, kalian berdua harus sadar diri bahwa di sini hanya menumpang!" ancam Bu Surti sebelum berbalik kembali ke dapur.Vidya menatap punggung Bu Surti dengan kesal, lalu menoleh ke Arya. "Mas, kalau begini terus, aku nggak yak
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-18
Baca selengkapnya

BAB 33. UNGGAHAN BU RAHAYU

"Lumayan, uang merahnya ada dua lembar, jadi aku bisa beli sarapan yang enak nih sebelum ke pasar," gumam Vidya seraya berjalan menuju gerbang. Setelah beberapa menit menunggu tukang ojek pangkalan yang ia hubungi melalui ponsel, akhirnya datang. Namun, bukannya langsung ke pasar, Vidya malah meminta sang pengemudi berhenti di salah satu tempat kukiner di pinggir jalan. "Bang, berhenti di sini dulu, ya. Saya mau sarapan sebentar," ucap Vidya dengan santai. "Baik, Mbak. Saya tunggu di sini aja," jawab pengemudi ojek itu. Vidya turun dari motor dan segera masuk ke tempat kuliner pagi yang menyediakan berbagai menu untuk sarapan dan cemilan. Aroma nasi uduk yang menggoda langsung menyambutnya. Dengan cepat, ia memesan seporsi nasi uduk lengkap dengan lauk pauk. Tapi, langkah Vidya tiba-tiba terhenti saat matanya menangkap sosok yang tak asing baginya. Ternyata ada kakak madunya di sana. Shena sedang berdiri di salah satu tempat jajanan, bersama seorang pria yang pernah Vidya lihat s
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-19
Baca selengkapnya

BAB 34. RENCANA AULIA

Sepulang dari kampus, Aulia langsung masuk ke kamarnya dan membanting pintu dengan kesal. Tas kuliahnya dilemparkan ke atas tempat tidur, lalu ia duduk di kursi depan meja belajarnya. Pikiran gadis itu berkecamuk, membayangkan Shena yang semakin dekat dengan keluarga Ervan.Aulia menggenggam ponselnya erat-erat, membaca kembali unggahan Instagram Bu Rahayu. Wajah Shena yang tersenyum lembut di foto itu membuatnya semakin marah."Kenapa Mbak Shena setega itu? Apa aku harus jujur kalau Pak Ervan itu lebih cocok sama aku?" pikirnya sambil mengepalkan tangan hingga uratnya terlihat.Tak lama kemudian, pintu kamarnya terbuka tanpa diketuk. Vidya melangkah masuk dengan santai, membawa secangkir teh di tangannya."Aulia, kok nggak makan dulu? Mukamu kok kelihatan kusut banget gitu, sih?" sindir Vidya sambil duduk di tepi tempat tidur Aulia."Aku nggak lapar," jawab Aulia dingin tanpa menoleh. "Biasakan ketuk pintu dulu kalau mau masuk ke kamar orang. Nggak sopan!"Vidya tersenyum sinis. "Hei
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-20
Baca selengkapnya

BAB 35. ARYA CURIGA

Setelah selesai berbicara dengan adiknya, Arya kembali ke kamarnya dengan langkah berat. Beberapa saat kemudian, Vidya muncul di hadapannya dengan senyum manis yang terlihat begitu dipaksakan."Mas, makan malamnya sudah siap. Aku masak menu kesukaanmu hari ini," ucap Vidya dengan nada lembut.Arya hanya tersenyum tipis. "Terima kasih, Vidya. Kamu sudah repot-repot masak buatku."Vidya menatap Arya dengan saksama, mencoba membaca pikirannya. "Mas, tadi ngobrol apa sih sama Aulia? Kok lama banget?"Arya terdiam sejenak, lalu menggeleng pelan. "Nggak ada apa-apa. Cuma obrolan ringan saja."Vidya tersenyum kecil, meski hatinya penuh kecurigaan. "Oh, gitu. Aku kira ada sesuatu yang serius dan kamu rahasiakan dari aku."Arya tidak menjawab, hanya menatap manik cokelat istrinya dengan penuh tanda tanya.Di sisi lain, Aulia masih duduk di balkon kamarnya dengan senyum puas. Meski apa yang ia katakan tadi hanyalah karangan, ia merasa telah berhasil membuat Arya meragukan Vidya."Kalau Mas Arya
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-21
Baca selengkapnya

BAB 36. ARYA MARAH

Arya memutuskan untuk mengikuti mobil itu lagi. Kali ini, mereka menuju sebuah restoran mewah di pusat kota. Arya memarkir mobilnya agak jauh, lalu masuk ke restoran yang sama setelah memastikan Shena dan Pak Bondan sudah mengambil tempat di sudut ruangan.Dengan hati-hati, Arya memilih meja yang cukup jauh, tapi masih bisa memantau gerak-gerik mereka. Ia memesan secangkir kopi untuk menghindari kecurigaan pelayan.Dari kejauhan, Arya melihat Shena dan Pak Bondan berbicara dengan santai. Sesekali, mereka tertawa kecil. Arya merasa dadanya semakin sesak."Apa ini cuma urusan kerjaan, atau lebih dari itu?" Arya bergumam, merasa geram dengan banyak pertanyaan yang menjejali pikirannya.Malam itu, Arya memutuskan untuk tidak mengikuti Shena sampai selesai. Ia kembali ke mobilnya, menggenggam setir dengan penuh rasa emosi yang bercampur aduk.***Keesokan paginya, Arya bangun dengan kepala berat. Tidur malamnya tidak nyenyak, dan pikirannya masih dipenuhi bayangan tentang Shena dan Pak Bon
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-22
Baca selengkapnya

BAB 37. AMPLOP COKELAT

Shena menyilangkan kedua tangannya di dada, sorot matanya tajam menatap Arya dengan lekat. "Oh, jadi itu alasan kamu ngikutin aku? Karena kamu cemburu, Mas?""Bukan cuma itu!" Arya membalas dengan cepat, "aku juga tahu kamu ada di perusahaan Pak Bondan seharian penuh kemarin. Sampai malam. Kamu pikir aku nggak punya hak untuk curiga?"Shena menarik napas panjang, mencoba menenangkan dirinya meskipun jelas terlihat ia merasa tersinggung. "Jadi ini masalahnya? Kamu ngikutin aku karena kamu berpikir aku selingkuh dengan Pak Bondan?"Arya terdiam, merasa sulit untuk membantah secara langsung. "Aku cuma mau tahu apa yang sebenarnya terjadi, Sayang. Aku nggak bisa berhenti memikirkan itu."Shena mendekat, jaraknya hanya beberapa langkah dari Arya. "Mas Arya, dengar baik-baik. Aku bekerja dengan Pak Bondan, itu benar. Kemarin kami di perusahaan sampai malam karena ada banyak yang harus diselesaikan untuk acara gala dinner. Dan makan malam di restoran itu? Itu cuma makan malam biasa setelah k
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-23
Baca selengkapnya

BAB 38. SIALAN

Setelah Shena keluar dari kafe, Arya segera bangkit dari tempat duduknya. Pria itu mengenakan kacamata hitam untuk menyembunyikan tatapan tajamnya, lalu melangkah keluar dengan langkah tergesa-gesa. Ia memastikan agar tidak terlalu dekat dengan Shena, tapi cukup untuk tetap bisa mengawasi istrinya dari belakang.Sementara itu, Aulia masih duduk di kafe tersebut, sesekali melirik ke arah Ervan yang tampak santai menyeruput kopinya. Pria itu tidak menunjukkan tanda-tanda terburu-buru, dan ini membuat Aulia semakin penasaran. Setelah beberapa saat, ia memutuskan untuk memberanikan diri menghampiri meja Ervan."Selamat siang, Pak," sapa Aulia dengan suara pelan, tapi cukup terdengar oleh Ervan.Ervan mendongak dan meletakkan cangkir kopinya di meja. Senyumnya tampak ramah seperti biasa."Oh, Aulia. Selamat siang. Ada apa? Mau gabung?" tanyanya, sambil menunjuk kursi kosong di depannya.Aulia sedikit ragu, tapi akhirnya duduk juga di kursi tersebut. "Saya kebetulan lihat Bapak di sini. Lag
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-24
Baca selengkapnya

BAB 39. SURAT PANGGILAN SIDANG

"Aku akan mengikuti ke mana pun kamu pergi, Shena," gumam Arya, tangannya mencengkeram setir dengan kuat.Pria itu melajukan mobilnya secara perlahan, mengikuti kendaraan Shena dari kejauhan. Matanya tajam mengawasi setiap gerakan mobil istrinya itu."Ke mana sebenarnya dia pergi?" gumam Arya pelan, jemarinya masih menggenggam setir dengan erat. Namun, setelah beberapa menit, Arya merasa bingung saat menyadari bahwa arah mobil Shena menuju rumah mereka."Kenapa dia pulang secepat ini?" pikir Arya, semakin penasaran.Begitu mobil Shena masuk ke garasi, Arya memarkir kendaraannya di ujung jalan untuk memastikan istrinya tidak menyadari bahwa ia mengikuti dari belakang. Beberapa menit kemudian, Arya mengendarai mobilnya masuk ke halaman rumah dengan ekspresi tenang, seolah-olah tidak terjadi apa-apa.Shena yang baru saja keluar dari mobil menoleh ke arah Arya dengan alis berkerut."Kok kamu sudah pulang, Mas? Ini belum jam kerja selesai, kan?" tanya Shena dengan nada bicara yang datar, t
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-25
Baca selengkapnya

BAB 40. GARA-GARA VIDYA

Arya hanya diam. Ia tidak menjawab, bahkan tidak mengangkat wajahnya untuk menatap Vidya. Pria itu tampak tenggelam dalam penyesalan, dan Vidya memanfaatkan momen itu untuk mengendalikan situasi."Mas," lanjut Vidya, kali ini suaranya terdengar sedikit lebih tegas, "aku tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi antara kalian. Tapi ... kalau memang sudah seperti ini, mungkin memang sudah waktunya kamu melepaskan Mbak Shena."Arya menghela napas panjang, lalu mengangkat wajahnya perlahan. Matanya memandang Vidya dengan tatapan kosong dan raut wajah yang datar. "Aku nggak tahu, Vid. Aku nggak mau kehilangan Shena. Aku harus gimana? Aku sangat mencintai dia."DEG!Bagai dihantam tombak, jantung Vidya seakan berhenti berdetak. Sakit. Vidya merasa sakit hati saat mendengar pernyataan Arya bahwa pria itu masih mencintai kakak madunya.Vidya tersenyum kecil, mencoba menampilkan empati palsu, karena sebenarnya ia ingin marah pada Arya karena tak mau berpisah dengan Shena. "Mas, mungkin ini saatny
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-26
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status