Share

BAB 38. SIALAN

last update Last Updated: 2024-12-24 23:43:42

Setelah Shena keluar dari kafe, Arya segera bangkit dari tempat duduknya. Pria itu mengenakan kacamata hitam untuk menyembunyikan tatapan tajamnya, lalu melangkah keluar dengan langkah tergesa-gesa. Ia memastikan agar tidak terlalu dekat dengan Shena, tapi cukup untuk tetap bisa mengawasi istrinya dari belakang.

Sementara itu, Aulia masih duduk di kafe tersebut, sesekali melirik ke arah Ervan yang tampak santai menyeruput kopinya. Pria itu tidak menunjukkan tanda-tanda terburu-buru, dan ini membuat Aulia semakin penasaran. Setelah beberapa saat, ia memutuskan untuk memberanikan diri menghampiri meja Ervan.

"Selamat siang, Pak," sapa Aulia dengan suara pelan, tapi cukup terdengar oleh Ervan.

Ervan mendongak dan meletakkan cangkir kopinya di meja. Senyumnya tampak ramah seperti biasa.

"Oh, Aulia. Selamat siang. Ada apa? Mau gabung?" tanyanya, sambil menunjuk kursi kosong di depannya.

Aulia sedikit ragu, tapi akhirnya duduk juga di kursi tersebut. "Saya kebetulan lihat Bapak di sini. Lag
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • KUJADIKAN KAU BABU JIKA INGIN JADI MADUKU   BAB 39. SURAT PANGGILAN SIDANG

    "Aku akan mengikuti ke mana pun kamu pergi, Shena," gumam Arya, tangannya mencengkeram setir dengan kuat.Pria itu melajukan mobilnya secara perlahan, mengikuti kendaraan Shena dari kejauhan. Matanya tajam mengawasi setiap gerakan mobil istrinya itu."Ke mana sebenarnya dia pergi?" gumam Arya pelan, jemarinya masih menggenggam setir dengan erat. Namun, setelah beberapa menit, Arya merasa bingung saat menyadari bahwa arah mobil Shena menuju rumah mereka."Kenapa dia pulang secepat ini?" pikir Arya, semakin penasaran.Begitu mobil Shena masuk ke garasi, Arya memarkir kendaraannya di ujung jalan untuk memastikan istrinya tidak menyadari bahwa ia mengikuti dari belakang. Beberapa menit kemudian, Arya mengendarai mobilnya masuk ke halaman rumah dengan ekspresi tenang, seolah-olah tidak terjadi apa-apa.Shena yang baru saja keluar dari mobil menoleh ke arah Arya dengan alis berkerut."Kok kamu sudah pulang, Mas? Ini belum jam kerja selesai, kan?" tanya Shena dengan nada bicara yang datar, t

    Last Updated : 2024-12-25
  • KUJADIKAN KAU BABU JIKA INGIN JADI MADUKU   BAB 40. GARA-GARA VIDYA

    Arya hanya diam. Ia tidak menjawab, bahkan tidak mengangkat wajahnya untuk menatap Vidya. Pria itu tampak tenggelam dalam penyesalan, dan Vidya memanfaatkan momen itu untuk mengendalikan situasi."Mas," lanjut Vidya, kali ini suaranya terdengar sedikit lebih tegas, "aku tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi antara kalian. Tapi ... kalau memang sudah seperti ini, mungkin memang sudah waktunya kamu melepaskan Mbak Shena."Arya menghela napas panjang, lalu mengangkat wajahnya perlahan. Matanya memandang Vidya dengan tatapan kosong dan raut wajah yang datar. "Aku nggak tahu, Vid. Aku nggak mau kehilangan Shena. Aku harus gimana? Aku sangat mencintai dia."DEG!Bagai dihantam tombak, jantung Vidya seakan berhenti berdetak. Sakit. Vidya merasa sakit hati saat mendengar pernyataan Arya bahwa pria itu masih mencintai kakak madunya.Vidya tersenyum kecil, mencoba menampilkan empati palsu, karena sebenarnya ia ingin marah pada Arya karena tak mau berpisah dengan Shena. "Mas, mungkin ini saatny

    Last Updated : 2024-12-26
  • KUJADIKAN KAU BABU JIKA INGIN JADI MADUKU   BAB 41. AKU SUDAH LELAH BERSABAR

    Vidya membuka pintu dengan kasar, tapi sebelum sempat berkata apa-apa, tangan Aulia langsung menariknya keluar dengan paksa."Apa-apaan, ini? Kamu gila, ya!" protes Vidya sambil berusaha melepaskan cengkeraman Aulia.Tapi, Aulia tak peduli. Ia menyeret Vidya hingga ke ruang tengah. Arya yang mendengar keributan itu segera berlari menghampiri, tapi Aulia lebih dulu berteriak."Kamu keluar dari rumah ini sekarang juga, Vidya!"Mendengar dirinya diusir, kedua bola mata Vidya terbelalak sempurna. "Kamu nggak punya hak buat usir aku, Lia! Aku ini istrinya Mas Arya. Jadi aku berhak tinggal di rumah ini. Seharusnya kamu yang aku usir!""Istri? Kamu berani bilang gitu? Heh, kamu itu pelakor! Perusak rumah tangga kakakku! Kalau bukan karena kamu, Mbak Shena nggak akan sampai mengajukan gugatan cerai!" Aulia menunjuk wajah Vidya dengan penuh amarah.Melihat adik dan istri mudanya bertengkar hebat, Arya segera menghampiri dan mencoba untuk melerai. "Lia, cukup! Jangan bikin keributan di rumah in

    Last Updated : 2024-12-28
  • KUJADIKAN KAU BABU JIKA INGIN JADI MADUKU   BAB 42. SIDANG PERTAMA

    Aulia terdiam cukup lama sebelum akhirnya mengangguk. "Aku ngerti, Mbak. Tapi, aku tetap nggak rela kalau Mbak memilih untuk berpisah dengan Mas Arya, dan membiarkannya hidup bahagia sama Vidya."Shena tersenyum pahit. "Kebahagiaan itu pilihan, Lia. Kalau Vidya memang bisa membuat Mas Arya bahagia, aku nggak mau menghalangi. Tapi aku harus memikirkan kebahagiaanku sendiri juga."Aulia menggenggam tangan Shena, matanya mulai basah. "Mbak Shena, aku nggak tahu harus bilang apa lagi. Aku cuma berharap Mbak tetap jadi kakak ipar aku."Shena mengangguk pelan. "Terima kasih, Aulia. Setiap dukunganmu sangat berarti buatku."Mereka terdiam, tenggelam dalam pikiran masing-masing. Di luar kamar, suasana rumah mulai tenang. Vidya mungkin telah masuk ke kamarnya, dan Arya entah ada di mana. Malam yang panjang ini terasa lebih sunyi daripada biasanya.Di kamar lain, Vidya menatap cermin dengan ekspresi marah. Pipinya masih memerah akibat tamparan Aulia. Ia menggenggam perutnya yang mulai membesar,

    Last Updated : 2024-12-30
  • KUJADIKAN KAU BABU JIKA INGIN JADI MADUKU   BAB 43. HARTA GONO-GINI

    Arya hanya terdiam, karena ia tak ingin menanggapi perkataan Vidya yang membuatnya semakin cemburu melihat kedekatan antara Shena dengan Ervan.Setelah beberapa saat, mereka masuk ke ruang sidang. Proses perceraian dimulai dengan suasana formal dan serius. Hakim mengawali persidangan dengan membacakan latar belakang kasus tersebut. Ervan tampil dengan tenang dan tegas, menjelaskan posisi Shena sebagai istri yang selama ini telah berusaha mempertahankan rumah tangganya, meski dikhianati.Aulia duduk di bangku hadirin, tak bisa mengalihkan pandangannya dari Ervan. Ia terkesima dengan cara pria itu berbicara, menunjukkan wibawa dan kecerdasan yang membuatnya kagum. Tapi di sisi lain, ia juga merasa cemburu melihat perhatian Ervan yang sesekali tertuju pada Shena.Sementara itu, Vidya memperhatikan Aulia dengan tatapan geli. Ia mendekatkan dirinya ke Aulia dan berbisik pelan, "Aulia, hati-hati, ya. Kalau Mbak Shena sudah jadi janda, kamu mungkin harus bersiap untuk menahan rasa cemburu."

    Last Updated : 2024-12-31
  • KUJADIKAN KAU BABU JIKA INGIN JADI MADUKU   BAB 44. RESMI BERCERAI

    Hari-hari setelah sidang perceraian terasa seperti berjalan di atas bara bagi Shena. Ia tahu, sebagai wanita yang ingin menjaga martabat, ia harus tetap tegar meski hati dan pikirannya terus berkecamuk. Situasi di rumah juga tidak membantu. Konflik kecil sering kali meletus, terutama antara Vidya dan Bu Surti, sementara Arya lebih banyak diam dan tenggelam dalam pikirannya sendiri.Malam itu, Shena duduk di ruang keluarga sambil memeriksa beberapa dokumen butik. Sesekali, ia menyesap teh hangat yang sudah mulai dingin. Pikirannya terpecah antara pekerjaan dan situasi di rumah yang semakin rumit.Langkah kaki ringan terdengar dari arah dapur. Bu Surti muncul dengan raut wajah yang tampak ragu-ragu, membawa nampan berisi beberapa makanan kecil."Shena, apa Ibu boleh duduk di sini?" tanya Bu Surti, suaranya terdengar lembut dan canggung.Shena mengangkat wajahnya, ia tersenyum tipis. "Tentu boleh dong, Bu. Duduk saja."Bu Surti menaruh nampan di atas meja dan duduk di kursi yang berseber

    Last Updated : 2025-01-02
  • KUJADIKAN KAU BABU JIKA INGIN JADI MADUKU   BAB 45. SHEIRA KESEPIAN

    Hari itu, kabar mengenai sahnya perceraian antara Shena dan Arya sampai ke telinga Vidya. Di kamar yang masih berantakan, Vidya tersenyum penuh kemenangan. Baginya, perceraian itu adalah langkah awal untuk menguasai kembali hati Arya. Ia merasa menjadi satu-satunya wanita yang layak mendapatkan perhatian pria itu. Namun, senyum itu seketika memudar ketika Bu Surti masuk ke kamar dengan wajah tegas."Vidya, mulai sekarang kamu harus bersiap-siap. Bereskan barang-barangmu," kata Bu Surti sambil melipat tangan di depan dada.Vidya menoleh dengan alis terangkat tinggi. "Maksud Ibu apa? Kenapa aku harus beres-beres? Bukannya sekarang Mas Arya sudah bebas dari Mbak Shena? Kita bisa tinggal di sini lebih lama, kan?"Bu Surti menggeleng sambil menghela napas berat. "Shena sudah memberi kita cukup banyak waktu, Vidya. Kita tidak bisa terus tinggal di rumah ini. Sudah cukup malu Ibu memanfaatkan kebaikan Shena selama ini.""Tapi, Bu! Rumah ini kan sudah seperti milik kita juga! Aku nggak mau pe

    Last Updated : 2025-01-03
  • KUJADIKAN KAU BABU JIKA INGIN JADI MADUKU   BAB 46. AKU KANGEN PAPA

    "Tentu tidak, Sayang," jawab Shena sambil tersenyum lembut. "Papa pasti akan tetap ingat Sheira. Papa tetap sayang sama Sheira."Anak itu mengangguk kecil, meski raut wajahnya masih menyimpan kebingungan. Shena memutuskan untuk mengalihkan perhatian putrinya."Sheira, besok kita bikin taman bunga di halaman belakang, mau nggak? Sheira kan suka bunga-bunga. Kita tanam banyak bunga warna-warni, biar rumah kita lebih ceria."Mata Sheira sedikit berbinar, meski rasa sedihnya belum sepenuhnya hilang. "Boleh, Ma. Tapi Sheira mau bunga warna pink, ya. Sama ungu."Shena tersenyum, merasa lega bisa sedikit menghibur putrinya. "Tentu dong, Sayang. Apa pun yang Sheira mau. Besok pagi kita pergi ke toko bunga, ya."Setelah beberapa saat, Sheira kembali terlelap di pelukan Shena. Namun, hati Shena masih berat. Ia tahu, menjelaskan semuanya pada Sheira adalah langkah pertama. Tapi tantangan sebenarnya baru saja dimulai. Kini ia harus menjalani hidup sebagai orang tua tunggal, memberikan yang terbai

    Last Updated : 2025-01-04

Latest chapter

  • KUJADIKAN KAU BABU JIKA INGIN JADI MADUKU   BAB 51. RENCANA VIDYA

    Vidya terdiam, wajahnya memerah menahan malu dan amarah. Ia melirik Arya yang hanya berdiri diam di sudut ruangan. "Mas Arya, kamu diam aja? Nggak dengar Mbak Anna ngomong apa ke aku?"Arya menghela napas panjang, menatap Vidya dengan tatapan letih. "Vidya, kamu juga salah. Kenapa kamu nggak mau bantu Ibu? Kalau kamu nggak mau berubah, bagaimana kita bisa hidup tenang di sini?"Mendengar Arya seperti menyalahkannya, Vidya semakin tersudut. Namun, sebelum ia sempat menjawab, Anna kembali menyambar."Tenang? Hidup sama Vidya mau tenang gimana, Arya? Kamu itu bodoh, tahu nggak? Ninggalin Shena yang sabar dan mandiri demi perempuan kayak gini? Apa yang kamu lihat dari pelakor ini, hah? Cuma karena dia lebih muda? Sekarang rasakan akibatnya! Kamu kehilangan istri yang bisa ngangkat derajat kamu, dan malah dapat perempuan yang bikin hidupmu makin susah.""Mbak Anna, jangan bawa-bawa Shena lagi!" Arya akhirnya membalas, meski suaranya tidak sekuat Anna."Kenapa? Nggak suka dengar nama Shena

  • KUJADIKAN KAU BABU JIKA INGIN JADI MADUKU   BAB 50. SEMAKIN TAK TAHU DIRI

    Setibanya di rumah, Shena mengambil ponselnya, kemudian menghubungi Bi Sumi. "Bi Sumi, nanti siang aku sama Sheira jadi pindah ke sana, ya," ucap Shena pada asisten rumah tangganya di seberang sana.Bi Sumi yang memang sudah mengetahui rencana majikannya sejak awal, menjawab dengan suara yang terdengar penuh semangat. _"Alhamdulillah, akhirnya bibi nggak sendirian lagi di rumah ini."_Shena pun tersenyum, meski tak terlihat oleh Bi Sumi. "Terima kasih banyak ya, Bi. Semenjak berpisah dengan Mas Arya, aku udah merasa nggak nyaman lagi tinggal di sini. Terlalu banyak kenangan dan ... aku ingin memulai hidup baru bersama Sheira. Aku butuh suasana yang lebih tenang, seperti di sana."Bi Sumi mengangguk, memahami keputusan majikannya. _"Kalau begitu, bibi siapkan kamar untuk Neng Shena dan juga Non Sheira, ya. Sekalian bibi mau bikin masakan spesial untuk menyambut Neng Shena dan Non Sheira."_Setelah selesai menghubungi Bi Sumi, Shena mulai berkemas. Barang-barang yang penting dimasukkan

  • KUJADIKAN KAU BABU JIKA INGIN JADI MADUKU   BAB 49. PINDAH RUMAH

    "Aku nggak tahu, Bu ...," Aulia menjawab dengan suara bergetar. "Aku hanya ingin dia menjauh dari Mbak Shena. Aku nggak sanggup melihat mereka terlalu dekat."Bu Surti menghela napas panjang, memijat pelipisnya. "Ini bukan masalah yang mudah, Aulia. Ibu tidak mau keluarga kita harus menanggung malu karena kamu dan Shena memperebutkan seorang pria."Aulia mengangguk."Aku janji, Bu. Aku akan berusaha menahan diri. Tapi, Bu ..." Ia menoleh, matanya penuh harap. "Tolong bantu aku. Jangan biarkan Mbak Shena terlalu dekat dengan Pak Ervan."Bu Surti memandang Aulia dalam-dalam, mencoba membaca keputusasaan dalam perkataannya. Akhirnya, wanita paruh baya itu menjawab dengan nada tegas. "Ibu akan memikirkan cara untuk menjaga nama baik keluarga kita. Tapi kamu juga harus belajar mengendalikan perasaanmu, Aulia."Aulia hanya mengangguk, meski di hatinya, ia tahu bahwa mengendalikan perasaan terhadap Ervan adalah hal yang hampir mustahil.Di dalam keheningan mobil yang melaju, Bu Surti mulai m

  • KUJADIKAN KAU BABU JIKA INGIN JADI MADUKU   BAB 48. PENGAKUAN AULIA

    Setelah selesai makan malam, Ervan dan Ergan bersiap untuk pulang. Shena berdiri di depan pintu bersama Sheira. Gadis kecil itu memandangi kedua tamunya dengan wajah sedih."Daddy, Ergan, jangan lupa main ke sini lagi, ya?" pinta Sheira dengan suara polos sambil memegang tangan Ervan.Ervan tersenyum, lalu berlutut agar sejajar dengan gadis kecil itu. "Tentu, Princess. Daddy dan Ergan pasti akan datang lagi. Kamu janji mau jadi anak yang baik untuk Mama, kan?"Sheira pun mengangguk dengan antusias. "Sheira janji, Daddy!"Ergan, yang berdiri di samping ayahnya, memegang tangan Sheira. "Kita tanam bunga lagi nanti, ya, Sheira?""Ya, tentu!" sahut Sheira senang.Shena tersenyum melihat keakraban mereka. Saat Ervan berdiri, ia melirik ke arah Shena. "Terima kasih untuk makan malamnya, Shena. Anak-anak terlihat sangat bahagia malam ini."Shena mengangguk pelan. "Sama-sama, Ervan. Hati-hati di jalan, ya."Sebelum naik ke mobil, Sheira mencium punggung tangan Ervan dengan penuh hormat. "Dadd

  • KUJADIKAN KAU BABU JIKA INGIN JADI MADUKU   BAB 47. PANGGILAN BARU

    Sheira menunduk, menatap pot bunga di tangannya dengan mata yang mulai berkaca-kaca. Ergan, yang duduk di sebelahnya, memperhatikan ekspresi temannya itu dengan wajah penuh simpati. Ia berpikir sejenak sebelum akhirnya berbicara dengan suara pelan dan penuh perhatian."Sheira," panggil Ergan sambil menyentuh bahu gadis kecil itu. "Kalau kamu kangen banget sama Papa kamu, kamu bisa anggap Daddy aku jadi Papa kamu juga."Sheira mengangkat wajahnya, menatap Ergan dengan mata melebar. "Maksud kamu, Daddy kamu jadi Papa aku juga?"Ergan mengangguk, tersenyum lembut. "Iya. Daddy aku baik banget, kok. Daddy pasti nggak keberatan kalau kamu mau anggap dia jadi Papa kamu. Kan kita teman, jadi aku nggak mau kamu sedih terus."Shena, yang sedang menata pot bunga di sisi lain halaman, tertegun mendengar percakapan itu. Matanya langsung terarah pada kedua anak kecil itu, sementara Ervan yang berdiri di dekatnya juga tampak kaget."Ergan, kamu ngomong apa tadi?" tanya Ervan sambil berjalan mendekat

  • KUJADIKAN KAU BABU JIKA INGIN JADI MADUKU   BAB 46. AKU KANGEN PAPA

    "Tentu tidak, Sayang," jawab Shena sambil tersenyum lembut. "Papa pasti akan tetap ingat Sheira. Papa tetap sayang sama Sheira."Anak itu mengangguk kecil, meski raut wajahnya masih menyimpan kebingungan. Shena memutuskan untuk mengalihkan perhatian putrinya."Sheira, besok kita bikin taman bunga di halaman belakang, mau nggak? Sheira kan suka bunga-bunga. Kita tanam banyak bunga warna-warni, biar rumah kita lebih ceria."Mata Sheira sedikit berbinar, meski rasa sedihnya belum sepenuhnya hilang. "Boleh, Ma. Tapi Sheira mau bunga warna pink, ya. Sama ungu."Shena tersenyum, merasa lega bisa sedikit menghibur putrinya. "Tentu dong, Sayang. Apa pun yang Sheira mau. Besok pagi kita pergi ke toko bunga, ya."Setelah beberapa saat, Sheira kembali terlelap di pelukan Shena. Namun, hati Shena masih berat. Ia tahu, menjelaskan semuanya pada Sheira adalah langkah pertama. Tapi tantangan sebenarnya baru saja dimulai. Kini ia harus menjalani hidup sebagai orang tua tunggal, memberikan yang terbai

  • KUJADIKAN KAU BABU JIKA INGIN JADI MADUKU   BAB 45. SHEIRA KESEPIAN

    Hari itu, kabar mengenai sahnya perceraian antara Shena dan Arya sampai ke telinga Vidya. Di kamar yang masih berantakan, Vidya tersenyum penuh kemenangan. Baginya, perceraian itu adalah langkah awal untuk menguasai kembali hati Arya. Ia merasa menjadi satu-satunya wanita yang layak mendapatkan perhatian pria itu. Namun, senyum itu seketika memudar ketika Bu Surti masuk ke kamar dengan wajah tegas."Vidya, mulai sekarang kamu harus bersiap-siap. Bereskan barang-barangmu," kata Bu Surti sambil melipat tangan di depan dada.Vidya menoleh dengan alis terangkat tinggi. "Maksud Ibu apa? Kenapa aku harus beres-beres? Bukannya sekarang Mas Arya sudah bebas dari Mbak Shena? Kita bisa tinggal di sini lebih lama, kan?"Bu Surti menggeleng sambil menghela napas berat. "Shena sudah memberi kita cukup banyak waktu, Vidya. Kita tidak bisa terus tinggal di rumah ini. Sudah cukup malu Ibu memanfaatkan kebaikan Shena selama ini.""Tapi, Bu! Rumah ini kan sudah seperti milik kita juga! Aku nggak mau pe

  • KUJADIKAN KAU BABU JIKA INGIN JADI MADUKU   BAB 44. RESMI BERCERAI

    Hari-hari setelah sidang perceraian terasa seperti berjalan di atas bara bagi Shena. Ia tahu, sebagai wanita yang ingin menjaga martabat, ia harus tetap tegar meski hati dan pikirannya terus berkecamuk. Situasi di rumah juga tidak membantu. Konflik kecil sering kali meletus, terutama antara Vidya dan Bu Surti, sementara Arya lebih banyak diam dan tenggelam dalam pikirannya sendiri.Malam itu, Shena duduk di ruang keluarga sambil memeriksa beberapa dokumen butik. Sesekali, ia menyesap teh hangat yang sudah mulai dingin. Pikirannya terpecah antara pekerjaan dan situasi di rumah yang semakin rumit.Langkah kaki ringan terdengar dari arah dapur. Bu Surti muncul dengan raut wajah yang tampak ragu-ragu, membawa nampan berisi beberapa makanan kecil."Shena, apa Ibu boleh duduk di sini?" tanya Bu Surti, suaranya terdengar lembut dan canggung.Shena mengangkat wajahnya, ia tersenyum tipis. "Tentu boleh dong, Bu. Duduk saja."Bu Surti menaruh nampan di atas meja dan duduk di kursi yang berseber

  • KUJADIKAN KAU BABU JIKA INGIN JADI MADUKU   BAB 43. HARTA GONO-GINI

    Arya hanya terdiam, karena ia tak ingin menanggapi perkataan Vidya yang membuatnya semakin cemburu melihat kedekatan antara Shena dengan Ervan.Setelah beberapa saat, mereka masuk ke ruang sidang. Proses perceraian dimulai dengan suasana formal dan serius. Hakim mengawali persidangan dengan membacakan latar belakang kasus tersebut. Ervan tampil dengan tenang dan tegas, menjelaskan posisi Shena sebagai istri yang selama ini telah berusaha mempertahankan rumah tangganya, meski dikhianati.Aulia duduk di bangku hadirin, tak bisa mengalihkan pandangannya dari Ervan. Ia terkesima dengan cara pria itu berbicara, menunjukkan wibawa dan kecerdasan yang membuatnya kagum. Tapi di sisi lain, ia juga merasa cemburu melihat perhatian Ervan yang sesekali tertuju pada Shena.Sementara itu, Vidya memperhatikan Aulia dengan tatapan geli. Ia mendekatkan dirinya ke Aulia dan berbisik pelan, "Aulia, hati-hati, ya. Kalau Mbak Shena sudah jadi janda, kamu mungkin harus bersiap untuk menahan rasa cemburu."

DMCA.com Protection Status