All Chapters of KUJADIKAN KAU BABU JIKA INGIN JADI MADUKU: Chapter 21 - Chapter 30

59 Chapters

BAB 21. TANTE PACARNYA DADDY

Seperti rencana mereka pagi tadi, Aulia dan Wina datang ke sebuah pusat perbelanjaan sore harinya untuk bersantai. Mereka datang ke food court.Gerak-gerik dua gadis itu tak luput dari pengawasan Vidya yang tak jauh dari mereka. Dia ingin memantau Aulia, agar bisa mendapatkan informasi.Aulia celingak-celinguk, bola matanya terus mengitari area di sekitarnya seperti ada yang dia cari."Kamu nyari apa sih, Aulia? Dari tadi celingukan melulu. Nggak pegal tuh, matamu?" tanya Wina sambil mengguncang pelan lengan sahabatnya.Semula Aulia yang semangat, kini rasa semangatnya pudar lantaran Ervan belum terlihat di mall ini."Pak Ervan kok nggak ada, ya? Apa dia lagi di jalan?" Bukannya menjawab, Aulia justru bertanya.Kurang lebih satu jam lamanya mereka menunggu di mall itu, akan tetapi dia tidak melihat Ervan sama sekali.Wina menepuk keningnya. Susah sekali menghadapi Aulia yang sedang kasmaran pada seorang duda tampan yang mengajar di kelasnya."Astaga, Aulia ... aku kira kenapa. Udahlah
last updateLast Updated : 2024-12-04
Read more

BAB 22. AKU SENANG KETEMU KAMU

Aulia menoleh dengan cepat, dari mana suara itu berasal.Dari arah tempat bermain anak, terlihat Shena dan Sheira sedang menatap ke arahnya. Bahkan Ervan yang fokus memperhatikan mereka membalik badan, menyadari ada sosok mahasiswinya.Sheira berlari ke arah Aulia, anak kecil itu berhambur ke pelukan tantenya. Shena sendiri kaget, ada kehadiran adik iparnya di sini. Pun sebaliknya, Aulia jadi berpikir, bahwa yang dikatakan Vidya itu benar."Tante Aulia!" panggil Sheira."Hai, Sayang. Seru mainnya?" tanya Aulia."Seru, Tante. Sheira punya teman baru. Ergan namanya, anaknya Om Ervan."Wanita yang dipanggil tante itu tersenyum kepada keponakannya. Ervan mengerutkan kening. Saat Sheira memanggil Aulia dengan sebutan tante, pasalnya dia tak tahu."Kamu di sini juga, Aulia? Sama siapa ke sini?" tanya Shena dengan biasa-biasa saja, dia tidak sadar bahwa Vidya sedang memprovokasinya pada Aulia."I-iya, Mbak. Sendirian aja. Tadinya sih sama Wina, dia pamit karena ada urusan," alibi Aulia, mena
last updateLast Updated : 2024-12-05
Read more

BAB 23. MOBIL ERVAN MOGOK

Setelah asik berkeliling sambil berbelanja di mall, mereka semua memutuskan untuk pulang, berhubung hari sudah mulai merangkak ke malam. Mereka menaiki kendaraan masing-masing, sementara Aulia bersama dengan Shena karena dia berangkat ke mall ini memakai mobil Wina. Sebelum pergi, mereka berpamitan terlebih dahulu. "Dadah, Ergan. Semoga kita bisa main lagi," kata Sheira, melambaikan tangan pada Ergan yang enggan untuk pulang karena asik bermain dengan teman barunya itu."Bye, Sheira. Nanti aku suruh Daddy ke sini supaya kita bisa main bareng lagi," ucap Ergan.Kedua anak kecil itu asik dengan dunianya, terpaksa pulang karena hari sudah mulai gelap. Pun besok sekolah, harus istirahat.Aulia tersenyum ke arah Ergan, bocah itu buru-buru membuang muka. Susah memang menaklukan hati anak kecil ini."Hati-hati ya, pulangnya, Ergan," ucap Aulia. Berusaha menampilkan raut keceriaan pada anak dari pria yang dicintainya. Namun sayang, Ergan malah melewatinya begitu saja, dan memilih berjalan m
last updateLast Updated : 2024-12-06
Read more

BAB 24. ERGAN DEMAM

Sesampainya di kediaman, Shena memarkirkan mobilnya di garasi. Dia sedikit janggal, dengan Aulia yang tidak mendengarkan ucapannya selama dalam perjalanan. Alhasil, Shena hanya bisa fokus menyetir karena Sheira sudah tidur.Saat mengetahui mobil sudah berhenti, Aulia turun tanpa melirik sedikit pun pada Shena.BRAK!Shena terparanjat, sambil menenangkan Sheira yang hampir terbangun dengan sikap Aulia yang menutup pintu mobil dengan kasar."Apa yang terjadi pada Aulia? Sepanjang jalan dia hanya diam saja," gumam Shena bertanya-tanya. Ia lekas menggendong tubuh mungil Sheira. Di saat itu juga, sebuah mobil terparkir tepat di sebelah mobilnya.Mobil siapa lagi jika bukan mobil milik Arya. Lebih tepatnya, mobil dari Arya, untuk hadiah ulang tahun Shena beberapa tahun yang lalu. Karena ini sudah termasuk jam pulang kerja, pria itu tak mampir ke mana pun. Arya turun, menghampiri Shena dan juga putrinya."Sini, Sheira biar Mas aja yang gendong, Sayang," katanya. Mendengar kalimat 'Sayang' y
last updateLast Updated : 2024-12-07
Read more

BAB 25. SUDAH KUDUGA

Aulia pura-pura tidak mendengarkan pertanyaan Sheira yang terus membahas Shena. Sengaja tidak ia bawa, karena perempuan itu pasti akan mengalihkan segalanya.Dua wanita beda generasi itu turun dari taksi, Aulia mengumpulkan keberaniannya karena berkunjung ke rumah Ervan untuk kedua kalinya.Mereka diam di depan pintu, sambil mengetuknya. Tak lama kemudian, seorang wanita paruh baya terlihat saat membuka pintu."Selamat siang, Tante," sapa Aulia. Memperlihatkan senyum manisnya pada Bu Rahayu.Bu Rahayu mengangguk, dia melihat ke arah Sheira yang tengah tersenyum ke arahnya. "Eh ada Nak Sheira. Kebetulan kamu ke sini, Ergan pasti senang kamu datang," kata Bu Rahayu, mengulurkan tangan pada mereka berdua.Sedari tadi, mata Aulia mencari-cari mobil Ervan yang tidak ada di garasi. Entah ada atau tidak. Bu Rahayu tidak mengerti, apa yang sedang dicari wanita di hadapannya ini."Mencari apa?" Bu Rahayu bertanya, kurang nyaman saja jika ada tamu yang sepertinya memperhatikan rumahnya.Aulia t
last updateLast Updated : 2024-12-08
Read more

BAB 26. AULIA CEMBURU

Suasana kafe semakin ramai, meskipun masih ada tempat yang cukup tenang di sudut ruangan.Ervan dan Shena duduk di meja tengah, keduanya duduk santai setelah diskusi tentang jadwal sidang perceraian Shena. Walaupun topik yang mereka bicarakan cukup berat, ekspresi mereka terlihat lebih ringan. Sesekali, mereka tertawa, berbagi kenangan lama, dan sedikit berbicara tentang masa depan yang tak lagi melibatkan Arya."Apa rencanamu ke depan jika sudah tak bersama dengan Arya?" tanya Ervan sambil menyandarkan punggungnya ke kursi. Wajahnya tampak lebih santai, tetapi sorot matanya tetap mengandung keseriusan yang mendalam.Shena mengedikkan bahu, matanya menerawang jauh."Aku belum tahu ... yang jelas, sekarang ini aku malah merasa sedikit lega, padahal ini baru awal dari semuanya. Aku sudah berusaha bertahan selama ini, tapi ternyata …," suaranya hampir hilang, seolah ada beban besar di dadanya.Ervan mengangguk mengerti."Terkadang, melepaskan adalah langkah terbaik meskipun itu terasa su
last updateLast Updated : 2024-12-09
Read more

BAB 27. SEMUA INI BARU DIMULAI

"Aulia! Jangan bertindak bodoh!" Wina berusaha menghentikan Aulia, tapi sahabatnya itu sudah melangkah dengan penuh kemarahan.Aulia melangkah cepat, matanya tertuju tajam pada sosok Shena dan Ervan yang semakin jauh. Kemarahannya sudah memuncak, membuatnya tak peduli pada sekitarnya. Namun, Wina bergegas mengejar, kemudian menarik tangan Aulia sebelum ia benar-benar mendekat ke parkiran."Aulia, jangan!" seru Wina sambil menahan pergelangan tangan sahabatnya itu.Aulia menoleh dengan tatapan sengit. "Lepaskan aku, Win. Aku nggak bisa tinggal diam melihat mereka berdua semakin dekat seperti itu!""Aulia, pikirkan baik-baik!" Wina mendekatkan wajahnya ke arah Aulia, suaranya menurun agar tak menarik perhatian orang sekitar. "Dengar, Pak Ervan itu dosen kita. Kalau kamu bertindak gegabah, apa kamu nggak mikir ini bakal memengaruhi nilai kita?"Aulia mendengkus keras. "Aku nggak peduli, Win! Aku nggak bisa terima dia—""Stop, Aulia!" Wina memotong dengan nada tegas. Ingat, Pak Ervan puny
last updateLast Updated : 2024-12-10
Read more

BAB 28. AULIA MEMBUNTUTI ERVAN

"Silakan, Van," sahut Bu Rahayu sambil mengangguk. "Ibu di dapur kalau kalian butuh sesuatu."Shena mengikuti Ervan menuju kamar Ergan di lantai atas. Langkah mereka terdengar pelan di koridor panjang yang didekorasi dengan lukisan keluarga dan foto-foto masa kecil Ervan serta Ergan.Ervan mengetuk pintu sebelum membukanya. "Ergan, lihat siapa yang datang," katanya sambil tersenyum.Dari dalam kamar, terdengar suara anak kecil yang terdengar antusias. "Tante Shena!"Ergan, bocah laki-laki berusia lima tahun itu, langsung melompat dari tempat tidurnya dan berlari menghampiri Shena. Wajahnya yang pucat akibat sakit seketika berbinar cerah."Tante Shena, aku kangen!" serunya sambil memeluk erat pinggang wanita itu.Shena tersenyum lebar, membelai rambut hitam pekat Ergan dengan lembut. "Tante juga kangen sama kamu, Sayang. Gimana kabarnya? Udah lebih baik?"Ergan mengangguk."Sudah, Tante. Tapi aku masih nggak boleh main di luar terlalu lama," katanya dengan nada sedikit sedih."Makanya,
last updateLast Updated : 2024-12-12
Read more

BAB 29. AULIA FRUSTASI

"Kenapa dia nggak masuk?" gumam Aulia dengan frustrasi.Meski begitu, ia tetap menyimpan video rekaman tersebut. Baginya, itu sudah cukup untuk menjadi senjata jika nanti dibutuhkan.Saat Ervan kembali melajukan mobilnya, Aulia dengan cepat memberi arahan kepada sopir taksi untuk kembali mengikuti. Namun, kali ini, sopirnya terlihat ragu."Maaf, Mbak. Saya nggak bisa terlalu lama di sini. Ada pesanan lain," katanya.Aulia menatap sopir itu tajam, lalu mengeluarkan beberapa lembar uang dari dompetnya. "Ini untuk tambahan. Yang penting, ikuti saja mobil itu."Dengan berat hati, sopir itu menurut.Mobil Ervan berbelok ke jalan yang lebih sepi, menuju rumahnya. Aulia terus mengawasi, meski rasa lelah makin menyerang. Dalam hatinya, ia bertekad membongkar hubungan Ervan dan Shena, apa pun risikonya.Tapi, sebuah pikiran mulai mengganggunya. "Bagaimana jika mereka memang tidak ada apa-apa? Apa aku hanya membuang waktu?"Akhirnya, gadis itu pun memutuskan untuk pulang.***Sesampainya di rum
last updateLast Updated : 2024-12-14
Read more

BAB 30. AKU SUDAH MUAK

Rumah Shena yang biasanya tenang kini terasa seperti medan perang yang penuh ketegangan. Bu Surti berdiri dengan tangan terlipat di dada, matanya tajam mengawasi Vidya yang baru saja keluar dari kamar Aulia dengan wajah merah padam."Vidya, apa yang baru saja kau lakukan di dalam kamar anakku?" Tanya wanita paruh baya tersebut, penuh dengan kecurigaan."Oh ... nggak apa-apa, Bu. Aku hanya ingin memastikan, kalau anak gadis kesayangan Ibu baik-baik aja. Karena, sepertinya dia lagi patah hati," jawab Vidya yang sengaja memancing emosi mertuanya."Omong kosong! Ingat, jangan pernah ganggu anak gadisku, dan meracuni otaknya dengan semua kebohonganmu. Sekarang, cepat buatkan teh manis hangat. Shena baru pulang kerja, dia pasti kelelahan," perintah Bu Surti tanpa basa-basi.Vidya mengerutkan kening, tapi tidak berani membantah. Dalam hati, ia menggerutu karena kesal. 'Teh manis hangat? Aku ini menantunya, bukan babu!'Tapi, demi menjaga suasana rumah tetap kondusif, ia melangkah dengan terp
last updateLast Updated : 2024-12-15
Read more
PREV
123456
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status