Share

BAB 22. AKU SENANG KETEMU KAMU

Penulis: Ririn Astriyani
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-05 21:03:37

Aulia menoleh dengan cepat, dari mana suara itu berasal.

Dari arah tempat bermain anak, terlihat Shena dan Sheira sedang menatap ke arahnya. Bahkan Ervan yang fokus memperhatikan mereka membalik badan, menyadari ada sosok mahasiswinya.

Sheira berlari ke arah Aulia, anak kecil itu berhambur ke pelukan tantenya. Shena sendiri kaget, ada kehadiran adik iparnya di sini. Pun sebaliknya, Aulia jadi berpikir, bahwa yang dikatakan Vidya itu benar.

"Tante Aulia!" panggil Sheira.

"Hai, Sayang. Seru mainnya?" tanya Aulia.

"Seru, Tante. Sheira punya teman baru. Ergan namanya, anaknya Om Ervan."

Wanita yang dipanggil tante itu tersenyum kepada keponakannya. Ervan mengerutkan kening. Saat Sheira memanggil Aulia dengan sebutan tante, pasalnya dia tak tahu.

"Kamu di sini juga, Aulia? Sama siapa ke sini?" tanya Shena dengan biasa-biasa saja, dia tidak sadar bahwa Vidya sedang memprovokasinya pada Aulia.

"I-iya, Mbak. Sendirian aja. Tadinya sih sama Wina, dia pamit karena ada urusan," alibi Aulia, mena
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • KUJADIKAN KAU BABU JIKA INGIN JADI MADUKU   BAB 23. MOBIL ERVAN MOGOK

    Setelah asik berkeliling sambil berbelanja di mall, mereka semua memutuskan untuk pulang, berhubung hari sudah mulai merangkak ke malam. Mereka menaiki kendaraan masing-masing, sementara Aulia bersama dengan Shena karena dia berangkat ke mall ini memakai mobil Wina. Sebelum pergi, mereka berpamitan terlebih dahulu. "Dadah, Ergan. Semoga kita bisa main lagi," kata Sheira, melambaikan tangan pada Ergan yang enggan untuk pulang karena asik bermain dengan teman barunya itu."Bye, Sheira. Nanti aku suruh Daddy ke sini supaya kita bisa main bareng lagi," ucap Ergan.Kedua anak kecil itu asik dengan dunianya, terpaksa pulang karena hari sudah mulai gelap. Pun besok sekolah, harus istirahat.Aulia tersenyum ke arah Ergan, bocah itu buru-buru membuang muka. Susah memang menaklukan hati anak kecil ini."Hati-hati ya, pulangnya, Ergan," ucap Aulia. Berusaha menampilkan raut keceriaan pada anak dari pria yang dicintainya. Namun sayang, Ergan malah melewatinya begitu saja, dan memilih berjalan m

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-06
  • KUJADIKAN KAU BABU JIKA INGIN JADI MADUKU   BAB 24. ERGAN DEMAM

    Sesampainya di kediaman, Shena memarkirkan mobilnya di garasi. Dia sedikit janggal, dengan Aulia yang tidak mendengarkan ucapannya selama dalam perjalanan. Alhasil, Shena hanya bisa fokus menyetir karena Sheira sudah tidur.Saat mengetahui mobil sudah berhenti, Aulia turun tanpa melirik sedikit pun pada Shena.BRAK!Shena terparanjat, sambil menenangkan Sheira yang hampir terbangun dengan sikap Aulia yang menutup pintu mobil dengan kasar."Apa yang terjadi pada Aulia? Sepanjang jalan dia hanya diam saja," gumam Shena bertanya-tanya. Ia lekas menggendong tubuh mungil Sheira. Di saat itu juga, sebuah mobil terparkir tepat di sebelah mobilnya.Mobil siapa lagi jika bukan mobil milik Arya. Lebih tepatnya, mobil dari Arya, untuk hadiah ulang tahun Shena beberapa tahun yang lalu. Karena ini sudah termasuk jam pulang kerja, pria itu tak mampir ke mana pun. Arya turun, menghampiri Shena dan juga putrinya."Sini, Sheira biar Mas aja yang gendong, Sayang," katanya. Mendengar kalimat 'Sayang' y

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-07
  • KUJADIKAN KAU BABU JIKA INGIN JADI MADUKU   BAB 25. SUDAH KUDUGA

    Aulia pura-pura tidak mendengarkan pertanyaan Sheira yang terus membahas Shena. Sengaja tidak ia bawa, karena perempuan itu pasti akan mengalihkan segalanya.Dua wanita beda generasi itu turun dari taksi, Aulia mengumpulkan keberaniannya karena berkunjung ke rumah Ervan untuk kedua kalinya.Mereka diam di depan pintu, sambil mengetuknya. Tak lama kemudian, seorang wanita paruh baya terlihat saat membuka pintu."Selamat siang, Tante," sapa Aulia. Memperlihatkan senyum manisnya pada Bu Rahayu.Bu Rahayu mengangguk, dia melihat ke arah Sheira yang tengah tersenyum ke arahnya. "Eh ada Nak Sheira. Kebetulan kamu ke sini, Ergan pasti senang kamu datang," kata Bu Rahayu, mengulurkan tangan pada mereka berdua.Sedari tadi, mata Aulia mencari-cari mobil Ervan yang tidak ada di garasi. Entah ada atau tidak. Bu Rahayu tidak mengerti, apa yang sedang dicari wanita di hadapannya ini."Mencari apa?" Bu Rahayu bertanya, kurang nyaman saja jika ada tamu yang sepertinya memperhatikan rumahnya.Aulia t

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-08
  • KUJADIKAN KAU BABU JIKA INGIN JADI MADUKU   BAB 26. AULIA CEMBURU

    Suasana kafe semakin ramai, meskipun masih ada tempat yang cukup tenang di sudut ruangan.Ervan dan Shena duduk di meja tengah, keduanya duduk santai setelah diskusi tentang jadwal sidang perceraian Shena. Walaupun topik yang mereka bicarakan cukup berat, ekspresi mereka terlihat lebih ringan. Sesekali, mereka tertawa, berbagi kenangan lama, dan sedikit berbicara tentang masa depan yang tak lagi melibatkan Arya."Apa rencanamu ke depan jika sudah tak bersama dengan Arya?" tanya Ervan sambil menyandarkan punggungnya ke kursi. Wajahnya tampak lebih santai, tetapi sorot matanya tetap mengandung keseriusan yang mendalam.Shena mengedikkan bahu, matanya menerawang jauh."Aku belum tahu ... yang jelas, sekarang ini aku malah merasa sedikit lega, padahal ini baru awal dari semuanya. Aku sudah berusaha bertahan selama ini, tapi ternyata …," suaranya hampir hilang, seolah ada beban besar di dadanya.Ervan mengangguk mengerti."Terkadang, melepaskan adalah langkah terbaik meskipun itu terasa su

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-09
  • KUJADIKAN KAU BABU JIKA INGIN JADI MADUKU   BAB 27. SEMUA INI BARU DIMULAI

    "Aulia! Jangan bertindak bodoh!" Wina berusaha menghentikan Aulia, tapi sahabatnya itu sudah melangkah dengan penuh kemarahan.Aulia melangkah cepat, matanya tertuju tajam pada sosok Shena dan Ervan yang semakin jauh. Kemarahannya sudah memuncak, membuatnya tak peduli pada sekitarnya. Namun, Wina bergegas mengejar, kemudian menarik tangan Aulia sebelum ia benar-benar mendekat ke parkiran."Aulia, jangan!" seru Wina sambil menahan pergelangan tangan sahabatnya itu.Aulia menoleh dengan tatapan sengit. "Lepaskan aku, Win. Aku nggak bisa tinggal diam melihat mereka berdua semakin dekat seperti itu!""Aulia, pikirkan baik-baik!" Wina mendekatkan wajahnya ke arah Aulia, suaranya menurun agar tak menarik perhatian orang sekitar. "Dengar, Pak Ervan itu dosen kita. Kalau kamu bertindak gegabah, apa kamu nggak mikir ini bakal memengaruhi nilai kita?"Aulia mendengkus keras. "Aku nggak peduli, Win! Aku nggak bisa terima dia—""Stop, Aulia!" Wina memotong dengan nada tegas. Ingat, Pak Ervan puny

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-10
  • KUJADIKAN KAU BABU JIKA INGIN JADI MADUKU   BAB 28. AULIA MEMBUNTUTI ERVAN

    "Silakan, Van," sahut Bu Rahayu sambil mengangguk. "Ibu di dapur kalau kalian butuh sesuatu."Shena mengikuti Ervan menuju kamar Ergan di lantai atas. Langkah mereka terdengar pelan di koridor panjang yang didekorasi dengan lukisan keluarga dan foto-foto masa kecil Ervan serta Ergan.Ervan mengetuk pintu sebelum membukanya. "Ergan, lihat siapa yang datang," katanya sambil tersenyum.Dari dalam kamar, terdengar suara anak kecil yang terdengar antusias. "Tante Shena!"Ergan, bocah laki-laki berusia lima tahun itu, langsung melompat dari tempat tidurnya dan berlari menghampiri Shena. Wajahnya yang pucat akibat sakit seketika berbinar cerah."Tante Shena, aku kangen!" serunya sambil memeluk erat pinggang wanita itu.Shena tersenyum lebar, membelai rambut hitam pekat Ergan dengan lembut. "Tante juga kangen sama kamu, Sayang. Gimana kabarnya? Udah lebih baik?"Ergan mengangguk."Sudah, Tante. Tapi aku masih nggak boleh main di luar terlalu lama," katanya dengan nada sedikit sedih."Makanya,

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-12
  • KUJADIKAN KAU BABU JIKA INGIN JADI MADUKU   BAB 29. AULIA FRUSTASI

    "Kenapa dia nggak masuk?" gumam Aulia dengan frustrasi.Meski begitu, ia tetap menyimpan video rekaman tersebut. Baginya, itu sudah cukup untuk menjadi senjata jika nanti dibutuhkan.Saat Ervan kembali melajukan mobilnya, Aulia dengan cepat memberi arahan kepada sopir taksi untuk kembali mengikuti. Namun, kali ini, sopirnya terlihat ragu."Maaf, Mbak. Saya nggak bisa terlalu lama di sini. Ada pesanan lain," katanya.Aulia menatap sopir itu tajam, lalu mengeluarkan beberapa lembar uang dari dompetnya. "Ini untuk tambahan. Yang penting, ikuti saja mobil itu."Dengan berat hati, sopir itu menurut.Mobil Ervan berbelok ke jalan yang lebih sepi, menuju rumahnya. Aulia terus mengawasi, meski rasa lelah makin menyerang. Dalam hatinya, ia bertekad membongkar hubungan Ervan dan Shena, apa pun risikonya.Tapi, sebuah pikiran mulai mengganggunya. "Bagaimana jika mereka memang tidak ada apa-apa? Apa aku hanya membuang waktu?"Akhirnya, gadis itu pun memutuskan untuk pulang.***Sesampainya di rum

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-14
  • KUJADIKAN KAU BABU JIKA INGIN JADI MADUKU   BAB 30. AKU SUDAH MUAK

    Rumah Shena yang biasanya tenang kini terasa seperti medan perang yang penuh ketegangan. Bu Surti berdiri dengan tangan terlipat di dada, matanya tajam mengawasi Vidya yang baru saja keluar dari kamar Aulia dengan wajah merah padam."Vidya, apa yang baru saja kau lakukan di dalam kamar anakku?" Tanya wanita paruh baya tersebut, penuh dengan kecurigaan."Oh ... nggak apa-apa, Bu. Aku hanya ingin memastikan, kalau anak gadis kesayangan Ibu baik-baik aja. Karena, sepertinya dia lagi patah hati," jawab Vidya yang sengaja memancing emosi mertuanya."Omong kosong! Ingat, jangan pernah ganggu anak gadisku, dan meracuni otaknya dengan semua kebohonganmu. Sekarang, cepat buatkan teh manis hangat. Shena baru pulang kerja, dia pasti kelelahan," perintah Bu Surti tanpa basa-basi.Vidya mengerutkan kening, tapi tidak berani membantah. Dalam hati, ia menggerutu karena kesal. 'Teh manis hangat? Aku ini menantunya, bukan babu!'Tapi, demi menjaga suasana rumah tetap kondusif, ia melangkah dengan terp

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-15

Bab terbaru

  • KUJADIKAN KAU BABU JIKA INGIN JADI MADUKU   BAB 59. MENUNTUT PENJELASAN

    Setelah berputar-putar tanpa tujuan menggunakan taksi online, Aulia akhirnya merasa lelah. Pandangannya menerawang ke luar jendela, memperhatikan gemerlap lampu-lampu kota Jakarta yang terasa begitu kontras dengan hatinya yang gelap gulita. Ia menghela napas panjang, mencoba meredakan sesak yang masih bersarang di dadanya."Aku nggak bisa terus begini," gumamnya pelan, seolah menegur dirinya sendiri.Sopir taksi melirik lewat kaca spion. Melihat raut wajah penumpangnya yang lelah dan muram, ia memutuskan untuk tetap fokus pada jalanan yang mulai lengang.Sesampainya di depan rumah, Aulia turun dari taksi dan berjalan dengan langkah gontai menuju teras rumah. Ia membuka pintu perlahan, berharap tidak membangunkan ibunya yang biasanya sudah tertidur di jam segini. Namun, betapa terkejutnya ia saat melihat Bu Surti duduk di ruang tamu, menatapnya dengan tatapan penuh tanya."Kok baru pulang, Nak?" tanya Bu Surti sambil melipat tangannya di depan dada. "Tadi Ibu pikir kamu bakal pulang sa

  • KUJADIKAN KAU BABU JIKA INGIN JADI MADUKU   BAB 58. CALON MENANTU

    Aulia masih berdiri di tempat dengan pikiran yang berkecamuk. Dadanya terasa sesak mendengar kata-kata yang meluncur dari mulut Sheira dan Ergan tadi. Pertanyaan demi pertanyaan terus bergulir di benaknya, mencari jawaban yang tak kunjung ia temukan.Kini, Kevin menghampiri mereka berdua dan memanggil Wina untuk ikut berfoto bersama keluarga besarnya."Li, ikut ke sana, yuk?" bisik Wina sebelum beranjak menuju keluarga besar Kevin."Aku di sini aja, Win. Aku nggak enak kalau harus ikut. Itu momen keluarga kalian," jawab Aulia dengan senyum tipis.Wina menatapnya sejenak, merasa ragu untuk meninggalkan sahabatnya sendirian. Tapi akhirnya ia mengangguk. "Oke, tapi kalau kamu butuh apa-apa, panggil aku, ya."Aulia hanya menjawab dengan anggukkan dan sedikit senyuman.Kevin menggandeng tangan Wina dan membawanya ke tengah kerumunan yang dipenuhi oleh keluarga besar Pak Bondan. Shena dan Ervan, yang berada di dekat Sheira dan Ergan, juga bersiap untuk berfoto. Kedua anak kecil itu tampak c

  • KUJADIKAN KAU BABU JIKA INGIN JADI MADUKU   BAB 57. MENGHADIRI UNDANGAN

    Setelah pulang kerja, Shena duduk di sofa, ditemani secangkir teh hangat. Ia masih mengenakan blouse putih yang sedikit kusut, tanda kelelahan setelah seharian bekerja.Sheira sedang duduk di karpet, asyik menggambar dengan krayon warna-warni. Sesekali, ia memanggil sang ibu untuk menunjukkan hasil gambarnya."Mama, lihat! Ini gambar aku sama Mama," ujar Sheira sambil tersenyum lebar, menunjuk gambarnya yang sederhana dan penuh warna.Shena tersenyum lembut, kemudian mengangguk. "Bagus sekali, Sayang. Kamu makin pintar menggambar."Tapi, pikiran Shena tetap melayang pada tawaran Ervan tadi siang."Aku ingin memperkenalkanmu, bukan hanya sebagai desainer yang membuat baju itu—tapi sebagai seseorang yang berarti bagiku."Kata-kata itu terngiang terus, membuat hatinya merasa campur aduk. Shena menghela napas panjang, mencoba membuang rasa ragu yang terus menghantuinya.Lamunannya terhenti saat ponselnya bergetar di meja. Nama Bu Rahayu muncul di layar, membuat Shena terkejut. Ia mengerut

  • KUJADIKAN KAU BABU JIKA INGIN JADI MADUKU   BAB 56. MAKAN SIANG

    "Bahagia?" suara Bu Surti meninggi, kini tak mampu lagi menahan amarah. "Vidya, bahagia tidak bisa kau dapatkan dengan cara seperti ini. Bahagia itu butuh usaha, bukan dengan mengorbankan orang lain. Kau tahu berapa banyak luka yang sudah kau buat? Shena itu sudah terlalu baik padamu. Tapi apa balasanmu? Kau sudah merebut suaminya, dan sekarang kau mencuri dari butiknya. Apa kau tidak malu?"Vidya terdiam, tapi wajahnya menunjukkan bahwa ia enggan menerima nasihat itu. Ia memalingkan wajah, menatap Arya dengan tajam."Mas Arya," lanjut Vidya, kali ini dengan nada penuh kekecewaan. "Kenapa kamu tidak pernah bisa memberikan kehidupan yang aku mau? Kalau saja kamu kaya raya, aku tidak perlu melakukan ini semua."Arya menghela napas panjang, menahan emosi yang mulai membakar dadanya. "Vidya, aku sudah berusaha sekuat tenaga untuk memenuhi kebutuhan kita. Aku bekerja siang malam demi kamu dan bayi ini. Tapi kalau kamu tidak pernah puas, sebaiknya kita bercerai saja. Aku sudah dipecat dari

  • KUJADIKAN KAU BABU JIKA INGIN JADI MADUKU   BAB 55. VIDYA BEBAS

    Bu Surti masih termenung, duduk di sofa butik dengan wajah penuh kebingungan. Ia tak menyangka mantan menantunya yang dulu dikenal begitu baik hati, kini berubah menjadi seorang wanita yang dingin dan tegas. Shena yang dulu selalu memaafkan kesalahan apa pun, kini terlihat seperti orang yang menyimpan dendam pada Arya dan juga Vidya."Bu, kita pulang saja," Arya berkata, suaranya terdengar serak. Matanya menatap lantai butik, seolah enggan menatap siapa pun. "Shena tidak akan mengubah keputusannya."Bu Surti menggeleng perlahan, tangannya menggenggam erat tas kecil di pangkuannya. "Tidak, Arya. Ibu yakin Shena itu bukan orang yang kejam. Dia hanya keras di luar, tapi hatinya pasti masih sama. Kita tunggu sebentar lagi."Arya mendesah berat. Ia tahu ibunya masih berharap. Namun di dalam hatinya, ia merasa harapan itu sia-sia, karena Shena yang sekarang bukan lagi Shena yang dulu.Sementara itu di ruang kerja, Shena duduk di kursinya dengan raut wajah yang sulit diartikan. Irma yang mer

  • KUJADIKAN KAU BABU JIKA INGIN JADI MADUKU   BAB 54. PERMOHONAN ARYA

    Budhe Retno tampak terdiam sejenak, seolah berpikir sebelum menjawab. "Oh, Shena? Dia sedang sibuk di luar. Kalau kalian ingin bertemu, lebih baik datang ke butik pusat saja. Biasanya dia ada di sana pagi-pagi seperti ini."Arya yang sedari tadi diam mulai merasa ada yang aneh. "Budhe, Shena benar-benar tidak ada di rumah? Kami hanya ingin bicara sebentar."Budhe Retno pun tersenyum tipis. "Saya memang diminta menjaga rumah ini, Arya. Tapi Shena jarang ada di sini sekarang. Dia lebih sering menghabiskan waktunya di butik. Seharusnya kamu hafal, Arya, sekarang kan pesanan di butik sedang ramai. Shena sibuk mendesain pesanan dari beberapa pelanggan. Kalau kalian ingin bicara, temui saja dia di sana."Bu Surti tampak sedikit kecewa, tetapi ia tahu tidak ada gunanya memaksa. "Baiklah, Mbak. Terima kasih atas informasinya."Budhe Retno mengangguk kecil. “Sama-sama. Semoga urusan kalian dengan Shena bisa selesai dengan baik." Setelah itu, wanita paruh baya tersebut menutup pintu, meninggalk

  • KUJADIKAN KAU BABU JIKA INGIN JADI MADUKU   BAB 53. MINTA TOLONG

    "Jangan beralasan!" potong Shena dengan tajam. "Aku punya semua buktinya. Rekaman CCTV, laporan karyawan, semuanya. Kamu sudah mencuri dari butikku tiga kali berturut-turut!"Vidya mencoba membela diri. "Aku nggak mencuri, Mbak! Aku cuma—""Pak Polisi, tangkap dia," perintah Shena tanpa memberi kesempatan lebih lanjut.Dua orang pria yang sebelumnya tampak seperti pelanggan mendekati Vidya. Salah satu dari mereka menunjukkan lencana polisi. "Ibu Vidya, kami sudah menerima laporan pencurian ini. Silakan ikut kami ke kantor polisi untuk pemeriksaan lebih lanjut."Arya yang menyaksikan semuanya dari jarak jauh, merasa tubuhnya seolah kehilangan tenaga. Ia ingin membela Vidya, tapi ia tahu perbuatannya tidak bisa dimaafkan.Vidya memberontak, berusaha melawan. "Mas Arya! Tolong aku! Aku nggak bersalah!" teriaknya dengan air mata yang mengalir deras.Arya hanya bisa menundukkan kepala, tidak mampu berkata apa-apa. Ia tahu segala penjelasan tidak akan mengubah apa pun. Sementara itu, Shena

  • KUJADIKAN KAU BABU JIKA INGIN JADI MADUKU   BAB 52. MENCURI

    Vidya mencoba menjaga nada suaranya tetap tenang. "Mas, kamu kan masih kerja di butik Mbak Shena. Jabatan kamu di sana juga kan bukan orang sembarangan. Nah, aku yakin di sana banyak barang yang nggak terlalu diperhatikan sama Mbak Shena dan karyawan yang lain. Kalau Mas ambil sedikit saja, kita bisa jual dan uangnya bisa kita pakai untuk kebutuhan sehari-hari. Aku yakin, mereka juga nggak akan curiga."Arya langsung melepaskan genggamannya. Matanya membulat, menatap Vidya dengan ekspresi kaget sekaligus marah. "Kamu ngomong apa, Vidya? Nyuruh aku mencuri?""Bukan mencuri, Mas. Anggap aja pinjam sementara. Lagian, koleksi baju di sana banyak banget, lho. Nanti kalau ada uang lebih, kita bisa ganti. Ya anggap aja kita bayar bajunya belakangan." Vidya berusaha meyakinkan Arya."Tidak, Vidya!" Arya berdiri, suaranya naik satu oktaf. "Aku tidak akan melakukan hal kotor seperti itu. Aku kerja di sana untuk cari uang halal, bukan buat bikin masalah!"Vidya ikut berdiri, wajahnya berubah kes

  • KUJADIKAN KAU BABU JIKA INGIN JADI MADUKU   BAB 51. RENCANA VIDYA

    Vidya terdiam, wajahnya memerah menahan malu dan amarah. Ia melirik Arya yang hanya berdiri diam di sudut ruangan. "Mas Arya, kamu diam aja? Nggak dengar Mbak Anna ngomong apa ke aku?"Arya menghela napas panjang, menatap Vidya dengan tatapan letih. "Vidya, kamu juga salah. Kenapa kamu nggak mau bantu Ibu? Kalau kamu nggak mau berubah, bagaimana kita bisa hidup tenang di sini?"Mendengar Arya seperti menyalahkannya, Vidya semakin tersudut. Namun, sebelum ia sempat menjawab, Anna kembali menyambar."Tenang? Hidup sama Vidya mau tenang gimana, Arya? Kamu itu bodoh, tahu nggak? Ninggalin Shena yang sabar dan mandiri demi perempuan kayak gini? Apa yang kamu lihat dari pelakor ini, hah? Cuma karena dia lebih muda? Sekarang rasakan akibatnya! Kamu kehilangan istri yang bisa ngangkat derajat kamu, dan malah dapat perempuan yang bikin hidupmu makin susah.""Mbak Anna, jangan bawa-bawa Shena lagi!" Arya akhirnya membalas, meski suaranya tidak sekuat Anna."Kenapa? Nggak suka dengar nama Shena

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status