Share

BAB 30. AKU SUDAH MUAK

Penulis: Ririn Astriyani
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-15 23:21:23

Rumah Shena yang biasanya tenang kini terasa seperti medan perang yang penuh ketegangan. Bu Surti berdiri dengan tangan terlipat di dada, matanya tajam mengawasi Vidya yang baru saja keluar dari kamar Aulia dengan wajah merah padam.

"Vidya, apa yang baru saja kau lakukan di dalam kamar anakku?" Tanya wanita paruh baya tersebut, penuh dengan kecurigaan.

"Oh ... nggak apa-apa, Bu. Aku hanya ingin memastikan, kalau anak gadis kesayangan Ibu baik-baik aja. Karena, sepertinya dia lagi patah hati," jawab Vidya yang sengaja memancing emosi mertuanya.

"Omong kosong! Ingat, jangan pernah ganggu anak gadisku, dan meracuni otaknya dengan semua kebohonganmu. Sekarang, cepat buatkan teh manis hangat. Shena baru pulang kerja, dia pasti kelelahan," perintah Bu Surti tanpa basa-basi.

Vidya mengerutkan kening, tapi tidak berani membantah. Dalam hati, ia menggerutu karena kesal. 'Teh manis hangat? Aku ini menantunya, bukan babu!'

Tapi, demi menjaga suasana rumah tetap kondusif, ia melangkah dengan terp
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • KUJADIKAN KAU BABU JIKA INGIN JADI MADUKU   BAB 31. AKU JUGA ISTRI MAS ARYA

    "Sekarang saatnya aku memberi pelajaran pada Arya dan Vidya," gumam Shena pelan, matanya menyapu sekeliling ruangan, memastikan tidak ada yang melihat. Arya tidak tahu apa yang ada di dalam brankas itu. Shena menyimpan rahasia besar tentang tempat yang dirawat oleh Bi Sumi, sebuah rumah yang jauh lebih besar dan lebih nyaman daripada rumah yang mereka tinggali sekarang. Shena merapikan dokumen-dokumen penting itu, memastikan semuanya lengkap dan aman. Surat tanah, akta rumah, dan beberapa dokumen lainnya ia masukkan ke dalam tas besar yang akan segera dibawanya. Ia tahu, rumah besar miliknya itu adalah tempat yang aman bagi barang-barang berharga ini. Arya tidak akan pernah tahu bahwa Shena memiliki rumah lain. Yang dia tahu, hanya rumah yang mereka tempati saat ini, rumah yang katanya hasil jerih payah kedua orang tua Shena sebelum meninggal. *** Arya duduk di ruang keluarga dengan ekspresi kosong pagi itu. Pikirannya melayang pada pertengkaran yang terjadi semalam. Suar

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-17
  • KUJADIKAN KAU BABU JIKA INGIN JADI MADUKU   BAB 32. SARAPAN PAGI

    Arya yang sejak tadi hanya diam akhirnya mengangguk dengan lemah. "Iya, Bu. Aku berangkat sekarang."Tapi, sebelum Arya sempat melangkah, Vidya memegang lengannya erat-erat. "Mas, aku nggak rela kamu pergi. Aku ini istrimu. Aku punya hak buat minta waktu kamu, Mas!"Arya menatap Vidya dengan wajah lelah. "Vidya, kita bisa bicara nanti. Sekarang aku benar-benar harus kerja."Vidya melepaskan tangannya dengan gerakan kasar, wajahnya kini memerah karena marah. Bu Surti yang melihat hal tersebut, hanya mendengkus sambil melipat tangan di dada."Vidya, kalau kamu terus melarang Arya untuk bekerja dan kamu nggak membersihkan rumah, ssbaiknya kalian berdua pergi dari rumah ini. Ingat, rumah ini milik kedua orang tua Shena. Jadi, kalian berdua harus sadar diri bahwa di sini hanya menumpang!" ancam Bu Surti sebelum berbalik kembali ke dapur.Vidya menatap punggung Bu Surti dengan kesal, lalu menoleh ke Arya. "Mas, kalau begini terus, aku nggak yak

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-18
  • KUJADIKAN KAU BABU JIKA INGIN JADI MADUKU   BAB 33. UNGGAHAN BU RAHAYU

    "Lumayan, uang merahnya ada dua lembar, jadi aku bisa beli sarapan yang enak nih sebelum ke pasar," gumam Vidya seraya berjalan menuju gerbang. Setelah beberapa menit menunggu tukang ojek pangkalan yang ia hubungi melalui ponsel, akhirnya datang. Namun, bukannya langsung ke pasar, Vidya malah meminta sang pengemudi berhenti di salah satu tempat kukiner di pinggir jalan. "Bang, berhenti di sini dulu, ya. Saya mau sarapan sebentar," ucap Vidya dengan santai. "Baik, Mbak. Saya tunggu di sini aja," jawab pengemudi ojek itu. Vidya turun dari motor dan segera masuk ke tempat kuliner pagi yang menyediakan berbagai menu untuk sarapan dan cemilan. Aroma nasi uduk yang menggoda langsung menyambutnya. Dengan cepat, ia memesan seporsi nasi uduk lengkap dengan lauk pauk. Tapi, langkah Vidya tiba-tiba terhenti saat matanya menangkap sosok yang tak asing baginya. Ternyata ada kakak madunya di sana. Shena sedang berdiri di salah satu tempat jajanan, bersama seorang pria yang pernah Vidya lihat s

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-19
  • KUJADIKAN KAU BABU JIKA INGIN JADI MADUKU   BAB 34. RENCANA AULIA

    Sepulang dari kampus, Aulia langsung masuk ke kamarnya dan membanting pintu dengan kesal. Tas kuliahnya dilemparkan ke atas tempat tidur, lalu ia duduk di kursi depan meja belajarnya. Pikiran gadis itu berkecamuk, membayangkan Shena yang semakin dekat dengan keluarga Ervan.Aulia menggenggam ponselnya erat-erat, membaca kembali unggahan Instagram Bu Rahayu. Wajah Shena yang tersenyum lembut di foto itu membuatnya semakin marah."Kenapa Mbak Shena setega itu? Apa aku harus jujur kalau Pak Ervan itu lebih cocok sama aku?" pikirnya sambil mengepalkan tangan hingga uratnya terlihat.Tak lama kemudian, pintu kamarnya terbuka tanpa diketuk. Vidya melangkah masuk dengan santai, membawa secangkir teh di tangannya."Aulia, kok nggak makan dulu? Mukamu kok kelihatan kusut banget gitu, sih?" sindir Vidya sambil duduk di tepi tempat tidur Aulia."Aku nggak lapar," jawab Aulia dingin tanpa menoleh. "Biasakan ketuk pintu dulu kalau mau masuk ke kamar orang. Nggak sopan!"Vidya tersenyum sinis. "Hei

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-20
  • KUJADIKAN KAU BABU JIKA INGIN JADI MADUKU   BAB 35. ARYA CURIGA

    Setelah selesai berbicara dengan adiknya, Arya kembali ke kamarnya dengan langkah berat. Beberapa saat kemudian, Vidya muncul di hadapannya dengan senyum manis yang terlihat begitu dipaksakan."Mas, makan malamnya sudah siap. Aku masak menu kesukaanmu hari ini," ucap Vidya dengan nada lembut.Arya hanya tersenyum tipis. "Terima kasih, Vidya. Kamu sudah repot-repot masak buatku."Vidya menatap Arya dengan saksama, mencoba membaca pikirannya. "Mas, tadi ngobrol apa sih sama Aulia? Kok lama banget?"Arya terdiam sejenak, lalu menggeleng pelan. "Nggak ada apa-apa. Cuma obrolan ringan saja."Vidya tersenyum kecil, meski hatinya penuh kecurigaan. "Oh, gitu. Aku kira ada sesuatu yang serius dan kamu rahasiakan dari aku."Arya tidak menjawab, hanya menatap manik cokelat istrinya dengan penuh tanda tanya.Di sisi lain, Aulia masih duduk di balkon kamarnya dengan senyum puas. Meski apa yang ia katakan tadi hanyalah karangan, ia merasa telah berhasil membuat Arya meragukan Vidya."Kalau Mas Arya

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-21
  • KUJADIKAN KAU BABU JIKA INGIN JADI MADUKU   BAB 36. ARYA MARAH

    Arya memutuskan untuk mengikuti mobil itu lagi. Kali ini, mereka menuju sebuah restoran mewah di pusat kota. Arya memarkir mobilnya agak jauh, lalu masuk ke restoran yang sama setelah memastikan Shena dan Pak Bondan sudah mengambil tempat di sudut ruangan.Dengan hati-hati, Arya memilih meja yang cukup jauh, tapi masih bisa memantau gerak-gerik mereka. Ia memesan secangkir kopi untuk menghindari kecurigaan pelayan.Dari kejauhan, Arya melihat Shena dan Pak Bondan berbicara dengan santai. Sesekali, mereka tertawa kecil. Arya merasa dadanya semakin sesak."Apa ini cuma urusan kerjaan, atau lebih dari itu?" Arya bergumam, merasa geram dengan banyak pertanyaan yang menjejali pikirannya.Malam itu, Arya memutuskan untuk tidak mengikuti Shena sampai selesai. Ia kembali ke mobilnya, menggenggam setir dengan penuh rasa emosi yang bercampur aduk.***Keesokan paginya, Arya bangun dengan kepala berat. Tidur malamnya tidak nyenyak, dan pikirannya masih dipenuhi bayangan tentang Shena dan Pak Bon

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-22
  • KUJADIKAN KAU BABU JIKA INGIN JADI MADUKU   BAB 37. AMPLOP COKELAT

    Shena menyilangkan kedua tangannya di dada, sorot matanya tajam menatap Arya dengan lekat. "Oh, jadi itu alasan kamu ngikutin aku? Karena kamu cemburu, Mas?""Bukan cuma itu!" Arya membalas dengan cepat, "aku juga tahu kamu ada di perusahaan Pak Bondan seharian penuh kemarin. Sampai malam. Kamu pikir aku nggak punya hak untuk curiga?"Shena menarik napas panjang, mencoba menenangkan dirinya meskipun jelas terlihat ia merasa tersinggung. "Jadi ini masalahnya? Kamu ngikutin aku karena kamu berpikir aku selingkuh dengan Pak Bondan?"Arya terdiam, merasa sulit untuk membantah secara langsung. "Aku cuma mau tahu apa yang sebenarnya terjadi, Sayang. Aku nggak bisa berhenti memikirkan itu."Shena mendekat, jaraknya hanya beberapa langkah dari Arya. "Mas Arya, dengar baik-baik. Aku bekerja dengan Pak Bondan, itu benar. Kemarin kami di perusahaan sampai malam karena ada banyak yang harus diselesaikan untuk acara gala dinner. Dan makan malam di restoran itu? Itu cuma makan malam biasa setelah k

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-23
  • KUJADIKAN KAU BABU JIKA INGIN JADI MADUKU   BAB 38. SIALAN

    Setelah Shena keluar dari kafe, Arya segera bangkit dari tempat duduknya. Pria itu mengenakan kacamata hitam untuk menyembunyikan tatapan tajamnya, lalu melangkah keluar dengan langkah tergesa-gesa. Ia memastikan agar tidak terlalu dekat dengan Shena, tapi cukup untuk tetap bisa mengawasi istrinya dari belakang.Sementara itu, Aulia masih duduk di kafe tersebut, sesekali melirik ke arah Ervan yang tampak santai menyeruput kopinya. Pria itu tidak menunjukkan tanda-tanda terburu-buru, dan ini membuat Aulia semakin penasaran. Setelah beberapa saat, ia memutuskan untuk memberanikan diri menghampiri meja Ervan."Selamat siang, Pak," sapa Aulia dengan suara pelan, tapi cukup terdengar oleh Ervan.Ervan mendongak dan meletakkan cangkir kopinya di meja. Senyumnya tampak ramah seperti biasa."Oh, Aulia. Selamat siang. Ada apa? Mau gabung?" tanyanya, sambil menunjuk kursi kosong di depannya.Aulia sedikit ragu, tapi akhirnya duduk juga di kursi tersebut. "Saya kebetulan lihat Bapak di sini. Lag

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-24

Bab terbaru

  • KUJADIKAN KAU BABU JIKA INGIN JADI MADUKU   BAB 59. MENUNTUT PENJELASAN

    Setelah berputar-putar tanpa tujuan menggunakan taksi online, Aulia akhirnya merasa lelah. Pandangannya menerawang ke luar jendela, memperhatikan gemerlap lampu-lampu kota Jakarta yang terasa begitu kontras dengan hatinya yang gelap gulita. Ia menghela napas panjang, mencoba meredakan sesak yang masih bersarang di dadanya."Aku nggak bisa terus begini," gumamnya pelan, seolah menegur dirinya sendiri.Sopir taksi melirik lewat kaca spion. Melihat raut wajah penumpangnya yang lelah dan muram, ia memutuskan untuk tetap fokus pada jalanan yang mulai lengang.Sesampainya di depan rumah, Aulia turun dari taksi dan berjalan dengan langkah gontai menuju teras rumah. Ia membuka pintu perlahan, berharap tidak membangunkan ibunya yang biasanya sudah tertidur di jam segini. Namun, betapa terkejutnya ia saat melihat Bu Surti duduk di ruang tamu, menatapnya dengan tatapan penuh tanya."Kok baru pulang, Nak?" tanya Bu Surti sambil melipat tangannya di depan dada. "Tadi Ibu pikir kamu bakal pulang sa

  • KUJADIKAN KAU BABU JIKA INGIN JADI MADUKU   BAB 58. CALON MENANTU

    Aulia masih berdiri di tempat dengan pikiran yang berkecamuk. Dadanya terasa sesak mendengar kata-kata yang meluncur dari mulut Sheira dan Ergan tadi. Pertanyaan demi pertanyaan terus bergulir di benaknya, mencari jawaban yang tak kunjung ia temukan.Kini, Kevin menghampiri mereka berdua dan memanggil Wina untuk ikut berfoto bersama keluarga besarnya."Li, ikut ke sana, yuk?" bisik Wina sebelum beranjak menuju keluarga besar Kevin."Aku di sini aja, Win. Aku nggak enak kalau harus ikut. Itu momen keluarga kalian," jawab Aulia dengan senyum tipis.Wina menatapnya sejenak, merasa ragu untuk meninggalkan sahabatnya sendirian. Tapi akhirnya ia mengangguk. "Oke, tapi kalau kamu butuh apa-apa, panggil aku, ya."Aulia hanya menjawab dengan anggukkan dan sedikit senyuman.Kevin menggandeng tangan Wina dan membawanya ke tengah kerumunan yang dipenuhi oleh keluarga besar Pak Bondan. Shena dan Ervan, yang berada di dekat Sheira dan Ergan, juga bersiap untuk berfoto. Kedua anak kecil itu tampak c

  • KUJADIKAN KAU BABU JIKA INGIN JADI MADUKU   BAB 57. MENGHADIRI UNDANGAN

    Setelah pulang kerja, Shena duduk di sofa, ditemani secangkir teh hangat. Ia masih mengenakan blouse putih yang sedikit kusut, tanda kelelahan setelah seharian bekerja.Sheira sedang duduk di karpet, asyik menggambar dengan krayon warna-warni. Sesekali, ia memanggil sang ibu untuk menunjukkan hasil gambarnya."Mama, lihat! Ini gambar aku sama Mama," ujar Sheira sambil tersenyum lebar, menunjuk gambarnya yang sederhana dan penuh warna.Shena tersenyum lembut, kemudian mengangguk. "Bagus sekali, Sayang. Kamu makin pintar menggambar."Tapi, pikiran Shena tetap melayang pada tawaran Ervan tadi siang."Aku ingin memperkenalkanmu, bukan hanya sebagai desainer yang membuat baju itu—tapi sebagai seseorang yang berarti bagiku."Kata-kata itu terngiang terus, membuat hatinya merasa campur aduk. Shena menghela napas panjang, mencoba membuang rasa ragu yang terus menghantuinya.Lamunannya terhenti saat ponselnya bergetar di meja. Nama Bu Rahayu muncul di layar, membuat Shena terkejut. Ia mengerut

  • KUJADIKAN KAU BABU JIKA INGIN JADI MADUKU   BAB 56. MAKAN SIANG

    "Bahagia?" suara Bu Surti meninggi, kini tak mampu lagi menahan amarah. "Vidya, bahagia tidak bisa kau dapatkan dengan cara seperti ini. Bahagia itu butuh usaha, bukan dengan mengorbankan orang lain. Kau tahu berapa banyak luka yang sudah kau buat? Shena itu sudah terlalu baik padamu. Tapi apa balasanmu? Kau sudah merebut suaminya, dan sekarang kau mencuri dari butiknya. Apa kau tidak malu?"Vidya terdiam, tapi wajahnya menunjukkan bahwa ia enggan menerima nasihat itu. Ia memalingkan wajah, menatap Arya dengan tajam."Mas Arya," lanjut Vidya, kali ini dengan nada penuh kekecewaan. "Kenapa kamu tidak pernah bisa memberikan kehidupan yang aku mau? Kalau saja kamu kaya raya, aku tidak perlu melakukan ini semua."Arya menghela napas panjang, menahan emosi yang mulai membakar dadanya. "Vidya, aku sudah berusaha sekuat tenaga untuk memenuhi kebutuhan kita. Aku bekerja siang malam demi kamu dan bayi ini. Tapi kalau kamu tidak pernah puas, sebaiknya kita bercerai saja. Aku sudah dipecat dari

  • KUJADIKAN KAU BABU JIKA INGIN JADI MADUKU   BAB 55. VIDYA BEBAS

    Bu Surti masih termenung, duduk di sofa butik dengan wajah penuh kebingungan. Ia tak menyangka mantan menantunya yang dulu dikenal begitu baik hati, kini berubah menjadi seorang wanita yang dingin dan tegas. Shena yang dulu selalu memaafkan kesalahan apa pun, kini terlihat seperti orang yang menyimpan dendam pada Arya dan juga Vidya."Bu, kita pulang saja," Arya berkata, suaranya terdengar serak. Matanya menatap lantai butik, seolah enggan menatap siapa pun. "Shena tidak akan mengubah keputusannya."Bu Surti menggeleng perlahan, tangannya menggenggam erat tas kecil di pangkuannya. "Tidak, Arya. Ibu yakin Shena itu bukan orang yang kejam. Dia hanya keras di luar, tapi hatinya pasti masih sama. Kita tunggu sebentar lagi."Arya mendesah berat. Ia tahu ibunya masih berharap. Namun di dalam hatinya, ia merasa harapan itu sia-sia, karena Shena yang sekarang bukan lagi Shena yang dulu.Sementara itu di ruang kerja, Shena duduk di kursinya dengan raut wajah yang sulit diartikan. Irma yang mer

  • KUJADIKAN KAU BABU JIKA INGIN JADI MADUKU   BAB 54. PERMOHONAN ARYA

    Budhe Retno tampak terdiam sejenak, seolah berpikir sebelum menjawab. "Oh, Shena? Dia sedang sibuk di luar. Kalau kalian ingin bertemu, lebih baik datang ke butik pusat saja. Biasanya dia ada di sana pagi-pagi seperti ini."Arya yang sedari tadi diam mulai merasa ada yang aneh. "Budhe, Shena benar-benar tidak ada di rumah? Kami hanya ingin bicara sebentar."Budhe Retno pun tersenyum tipis. "Saya memang diminta menjaga rumah ini, Arya. Tapi Shena jarang ada di sini sekarang. Dia lebih sering menghabiskan waktunya di butik. Seharusnya kamu hafal, Arya, sekarang kan pesanan di butik sedang ramai. Shena sibuk mendesain pesanan dari beberapa pelanggan. Kalau kalian ingin bicara, temui saja dia di sana."Bu Surti tampak sedikit kecewa, tetapi ia tahu tidak ada gunanya memaksa. "Baiklah, Mbak. Terima kasih atas informasinya."Budhe Retno mengangguk kecil. “Sama-sama. Semoga urusan kalian dengan Shena bisa selesai dengan baik." Setelah itu, wanita paruh baya tersebut menutup pintu, meninggalk

  • KUJADIKAN KAU BABU JIKA INGIN JADI MADUKU   BAB 53. MINTA TOLONG

    "Jangan beralasan!" potong Shena dengan tajam. "Aku punya semua buktinya. Rekaman CCTV, laporan karyawan, semuanya. Kamu sudah mencuri dari butikku tiga kali berturut-turut!"Vidya mencoba membela diri. "Aku nggak mencuri, Mbak! Aku cuma—""Pak Polisi, tangkap dia," perintah Shena tanpa memberi kesempatan lebih lanjut.Dua orang pria yang sebelumnya tampak seperti pelanggan mendekati Vidya. Salah satu dari mereka menunjukkan lencana polisi. "Ibu Vidya, kami sudah menerima laporan pencurian ini. Silakan ikut kami ke kantor polisi untuk pemeriksaan lebih lanjut."Arya yang menyaksikan semuanya dari jarak jauh, merasa tubuhnya seolah kehilangan tenaga. Ia ingin membela Vidya, tapi ia tahu perbuatannya tidak bisa dimaafkan.Vidya memberontak, berusaha melawan. "Mas Arya! Tolong aku! Aku nggak bersalah!" teriaknya dengan air mata yang mengalir deras.Arya hanya bisa menundukkan kepala, tidak mampu berkata apa-apa. Ia tahu segala penjelasan tidak akan mengubah apa pun. Sementara itu, Shena

  • KUJADIKAN KAU BABU JIKA INGIN JADI MADUKU   BAB 52. MENCURI

    Vidya mencoba menjaga nada suaranya tetap tenang. "Mas, kamu kan masih kerja di butik Mbak Shena. Jabatan kamu di sana juga kan bukan orang sembarangan. Nah, aku yakin di sana banyak barang yang nggak terlalu diperhatikan sama Mbak Shena dan karyawan yang lain. Kalau Mas ambil sedikit saja, kita bisa jual dan uangnya bisa kita pakai untuk kebutuhan sehari-hari. Aku yakin, mereka juga nggak akan curiga."Arya langsung melepaskan genggamannya. Matanya membulat, menatap Vidya dengan ekspresi kaget sekaligus marah. "Kamu ngomong apa, Vidya? Nyuruh aku mencuri?""Bukan mencuri, Mas. Anggap aja pinjam sementara. Lagian, koleksi baju di sana banyak banget, lho. Nanti kalau ada uang lebih, kita bisa ganti. Ya anggap aja kita bayar bajunya belakangan." Vidya berusaha meyakinkan Arya."Tidak, Vidya!" Arya berdiri, suaranya naik satu oktaf. "Aku tidak akan melakukan hal kotor seperti itu. Aku kerja di sana untuk cari uang halal, bukan buat bikin masalah!"Vidya ikut berdiri, wajahnya berubah kes

  • KUJADIKAN KAU BABU JIKA INGIN JADI MADUKU   BAB 51. RENCANA VIDYA

    Vidya terdiam, wajahnya memerah menahan malu dan amarah. Ia melirik Arya yang hanya berdiri diam di sudut ruangan. "Mas Arya, kamu diam aja? Nggak dengar Mbak Anna ngomong apa ke aku?"Arya menghela napas panjang, menatap Vidya dengan tatapan letih. "Vidya, kamu juga salah. Kenapa kamu nggak mau bantu Ibu? Kalau kamu nggak mau berubah, bagaimana kita bisa hidup tenang di sini?"Mendengar Arya seperti menyalahkannya, Vidya semakin tersudut. Namun, sebelum ia sempat menjawab, Anna kembali menyambar."Tenang? Hidup sama Vidya mau tenang gimana, Arya? Kamu itu bodoh, tahu nggak? Ninggalin Shena yang sabar dan mandiri demi perempuan kayak gini? Apa yang kamu lihat dari pelakor ini, hah? Cuma karena dia lebih muda? Sekarang rasakan akibatnya! Kamu kehilangan istri yang bisa ngangkat derajat kamu, dan malah dapat perempuan yang bikin hidupmu makin susah.""Mbak Anna, jangan bawa-bawa Shena lagi!" Arya akhirnya membalas, meski suaranya tidak sekuat Anna."Kenapa? Nggak suka dengar nama Shena

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status