Share

BAB 32. SARAPAN PAGI

Penulis: Ririn Astriyani
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-18 08:00:59

Arya yang sejak tadi hanya diam akhirnya mengangguk dengan lemah. "Iya, Bu. Aku berangkat sekarang."

Tapi, sebelum Arya sempat melangkah, Vidya memegang lengannya erat-erat. "Mas, aku nggak rela kamu pergi. Aku ini istrimu. Aku punya hak buat minta waktu kamu, Mas!"

Arya menatap Vidya dengan wajah lelah. "Vidya, kita bisa bicara nanti. Sekarang aku benar-benar harus kerja."

Vidya melepaskan tangannya dengan gerakan kasar, wajahnya kini memerah karena marah. Bu Surti yang melihat hal tersebut, hanya mendengkus sambil melipat tangan di dada.

"Vidya, kalau kamu terus melarang Arya untuk bekerja dan kamu nggak membersihkan rumah, ssbaiknya kalian berdua pergi dari rumah ini. Ingat, rumah ini milik kedua orang tua Shena. Jadi, kalian berdua harus sadar diri bahwa di sini hanya menumpang!" ancam Bu Surti sebelum berbalik kembali ke dapur.

Vidya menatap punggung Bu Surti dengan kesal, lalu menoleh ke Arya. "Mas, kalau begini terus, aku nggak yak
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • KUJADIKAN KAU BABU JIKA INGIN JADI MADUKU   BAB 33. UNGGAHAN BU RAHAYU

    "Lumayan, uang merahnya ada dua lembar, jadi aku bisa beli sarapan yang enak nih sebelum ke pasar," gumam Vidya seraya berjalan menuju gerbang. Setelah beberapa menit menunggu tukang ojek pangkalan yang ia hubungi melalui ponsel, akhirnya datang. Namun, bukannya langsung ke pasar, Vidya malah meminta sang pengemudi berhenti di salah satu tempat kukiner di pinggir jalan. "Bang, berhenti di sini dulu, ya. Saya mau sarapan sebentar," ucap Vidya dengan santai. "Baik, Mbak. Saya tunggu di sini aja," jawab pengemudi ojek itu. Vidya turun dari motor dan segera masuk ke tempat kuliner pagi yang menyediakan berbagai menu untuk sarapan dan cemilan. Aroma nasi uduk yang menggoda langsung menyambutnya. Dengan cepat, ia memesan seporsi nasi uduk lengkap dengan lauk pauk. Tapi, langkah Vidya tiba-tiba terhenti saat matanya menangkap sosok yang tak asing baginya. Ternyata ada kakak madunya di sana. Shena sedang berdiri di salah satu tempat jajanan, bersama seorang pria yang pernah Vidya lihat s

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-19
  • KUJADIKAN KAU BABU JIKA INGIN JADI MADUKU   BAB 34. RENCANA AULIA

    Sepulang dari kampus, Aulia langsung masuk ke kamarnya dan membanting pintu dengan kesal. Tas kuliahnya dilemparkan ke atas tempat tidur, lalu ia duduk di kursi depan meja belajarnya. Pikiran gadis itu berkecamuk, membayangkan Shena yang semakin dekat dengan keluarga Ervan.Aulia menggenggam ponselnya erat-erat, membaca kembali unggahan Instagram Bu Rahayu. Wajah Shena yang tersenyum lembut di foto itu membuatnya semakin marah."Kenapa Mbak Shena setega itu? Apa aku harus jujur kalau Pak Ervan itu lebih cocok sama aku?" pikirnya sambil mengepalkan tangan hingga uratnya terlihat.Tak lama kemudian, pintu kamarnya terbuka tanpa diketuk. Vidya melangkah masuk dengan santai, membawa secangkir teh di tangannya."Aulia, kok nggak makan dulu? Mukamu kok kelihatan kusut banget gitu, sih?" sindir Vidya sambil duduk di tepi tempat tidur Aulia."Aku nggak lapar," jawab Aulia dingin tanpa menoleh. "Biasakan ketuk pintu dulu kalau mau masuk ke kamar orang. Nggak sopan!"Vidya tersenyum sinis. "Hei

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-20
  • KUJADIKAN KAU BABU JIKA INGIN JADI MADUKU   BAB 35. ARYA CURIGA

    Setelah selesai berbicara dengan adiknya, Arya kembali ke kamarnya dengan langkah berat. Beberapa saat kemudian, Vidya muncul di hadapannya dengan senyum manis yang terlihat begitu dipaksakan."Mas, makan malamnya sudah siap. Aku masak menu kesukaanmu hari ini," ucap Vidya dengan nada lembut.Arya hanya tersenyum tipis. "Terima kasih, Vidya. Kamu sudah repot-repot masak buatku."Vidya menatap Arya dengan saksama, mencoba membaca pikirannya. "Mas, tadi ngobrol apa sih sama Aulia? Kok lama banget?"Arya terdiam sejenak, lalu menggeleng pelan. "Nggak ada apa-apa. Cuma obrolan ringan saja."Vidya tersenyum kecil, meski hatinya penuh kecurigaan. "Oh, gitu. Aku kira ada sesuatu yang serius dan kamu rahasiakan dari aku."Arya tidak menjawab, hanya menatap manik cokelat istrinya dengan penuh tanda tanya.Di sisi lain, Aulia masih duduk di balkon kamarnya dengan senyum puas. Meski apa yang ia katakan tadi hanyalah karangan, ia merasa telah berhasil membuat Arya meragukan Vidya."Kalau Mas Arya

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-21
  • KUJADIKAN KAU BABU JIKA INGIN JADI MADUKU   BAB 36. ARYA MARAH

    Arya memutuskan untuk mengikuti mobil itu lagi. Kali ini, mereka menuju sebuah restoran mewah di pusat kota. Arya memarkir mobilnya agak jauh, lalu masuk ke restoran yang sama setelah memastikan Shena dan Pak Bondan sudah mengambil tempat di sudut ruangan.Dengan hati-hati, Arya memilih meja yang cukup jauh, tapi masih bisa memantau gerak-gerik mereka. Ia memesan secangkir kopi untuk menghindari kecurigaan pelayan.Dari kejauhan, Arya melihat Shena dan Pak Bondan berbicara dengan santai. Sesekali, mereka tertawa kecil. Arya merasa dadanya semakin sesak."Apa ini cuma urusan kerjaan, atau lebih dari itu?" Arya bergumam, merasa geram dengan banyak pertanyaan yang menjejali pikirannya.Malam itu, Arya memutuskan untuk tidak mengikuti Shena sampai selesai. Ia kembali ke mobilnya, menggenggam setir dengan penuh rasa emosi yang bercampur aduk.***Keesokan paginya, Arya bangun dengan kepala berat. Tidur malamnya tidak nyenyak, dan pikirannya masih dipenuhi bayangan tentang Shena dan Pak Bon

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-22
  • KUJADIKAN KAU BABU JIKA INGIN JADI MADUKU   BAB 37. AMPLOP COKELAT

    Shena menyilangkan kedua tangannya di dada, sorot matanya tajam menatap Arya dengan lekat. "Oh, jadi itu alasan kamu ngikutin aku? Karena kamu cemburu, Mas?""Bukan cuma itu!" Arya membalas dengan cepat, "aku juga tahu kamu ada di perusahaan Pak Bondan seharian penuh kemarin. Sampai malam. Kamu pikir aku nggak punya hak untuk curiga?"Shena menarik napas panjang, mencoba menenangkan dirinya meskipun jelas terlihat ia merasa tersinggung. "Jadi ini masalahnya? Kamu ngikutin aku karena kamu berpikir aku selingkuh dengan Pak Bondan?"Arya terdiam, merasa sulit untuk membantah secara langsung. "Aku cuma mau tahu apa yang sebenarnya terjadi, Sayang. Aku nggak bisa berhenti memikirkan itu."Shena mendekat, jaraknya hanya beberapa langkah dari Arya. "Mas Arya, dengar baik-baik. Aku bekerja dengan Pak Bondan, itu benar. Kemarin kami di perusahaan sampai malam karena ada banyak yang harus diselesaikan untuk acara gala dinner. Dan makan malam di restoran itu? Itu cuma makan malam biasa setelah k

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-23
  • KUJADIKAN KAU BABU JIKA INGIN JADI MADUKU   BAB 38. SIALAN

    Setelah Shena keluar dari kafe, Arya segera bangkit dari tempat duduknya. Pria itu mengenakan kacamata hitam untuk menyembunyikan tatapan tajamnya, lalu melangkah keluar dengan langkah tergesa-gesa. Ia memastikan agar tidak terlalu dekat dengan Shena, tapi cukup untuk tetap bisa mengawasi istrinya dari belakang.Sementara itu, Aulia masih duduk di kafe tersebut, sesekali melirik ke arah Ervan yang tampak santai menyeruput kopinya. Pria itu tidak menunjukkan tanda-tanda terburu-buru, dan ini membuat Aulia semakin penasaran. Setelah beberapa saat, ia memutuskan untuk memberanikan diri menghampiri meja Ervan."Selamat siang, Pak," sapa Aulia dengan suara pelan, tapi cukup terdengar oleh Ervan.Ervan mendongak dan meletakkan cangkir kopinya di meja. Senyumnya tampak ramah seperti biasa."Oh, Aulia. Selamat siang. Ada apa? Mau gabung?" tanyanya, sambil menunjuk kursi kosong di depannya.Aulia sedikit ragu, tapi akhirnya duduk juga di kursi tersebut. "Saya kebetulan lihat Bapak di sini. Lag

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-24
  • KUJADIKAN KAU BABU JIKA INGIN JADI MADUKU   BAB 39. SURAT PANGGILAN SIDANG

    "Aku akan mengikuti ke mana pun kamu pergi, Shena," gumam Arya, tangannya mencengkeram setir dengan kuat.Pria itu melajukan mobilnya secara perlahan, mengikuti kendaraan Shena dari kejauhan. Matanya tajam mengawasi setiap gerakan mobil istrinya itu."Ke mana sebenarnya dia pergi?" gumam Arya pelan, jemarinya masih menggenggam setir dengan erat. Namun, setelah beberapa menit, Arya merasa bingung saat menyadari bahwa arah mobil Shena menuju rumah mereka."Kenapa dia pulang secepat ini?" pikir Arya, semakin penasaran.Begitu mobil Shena masuk ke garasi, Arya memarkir kendaraannya di ujung jalan untuk memastikan istrinya tidak menyadari bahwa ia mengikuti dari belakang. Beberapa menit kemudian, Arya mengendarai mobilnya masuk ke halaman rumah dengan ekspresi tenang, seolah-olah tidak terjadi apa-apa.Shena yang baru saja keluar dari mobil menoleh ke arah Arya dengan alis berkerut."Kok kamu sudah pulang, Mas? Ini belum jam kerja selesai, kan?" tanya Shena dengan nada bicara yang datar, t

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-25
  • KUJADIKAN KAU BABU JIKA INGIN JADI MADUKU   BAB 40. GARA-GARA VIDYA

    Arya hanya diam. Ia tidak menjawab, bahkan tidak mengangkat wajahnya untuk menatap Vidya. Pria itu tampak tenggelam dalam penyesalan, dan Vidya memanfaatkan momen itu untuk mengendalikan situasi."Mas," lanjut Vidya, kali ini suaranya terdengar sedikit lebih tegas, "aku tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi antara kalian. Tapi ... kalau memang sudah seperti ini, mungkin memang sudah waktunya kamu melepaskan Mbak Shena."Arya menghela napas panjang, lalu mengangkat wajahnya perlahan. Matanya memandang Vidya dengan tatapan kosong dan raut wajah yang datar. "Aku nggak tahu, Vid. Aku nggak mau kehilangan Shena. Aku harus gimana? Aku sangat mencintai dia."DEG!Bagai dihantam tombak, jantung Vidya seakan berhenti berdetak. Sakit. Vidya merasa sakit hati saat mendengar pernyataan Arya bahwa pria itu masih mencintai kakak madunya.Vidya tersenyum kecil, mencoba menampilkan empati palsu, karena sebenarnya ia ingin marah pada Arya karena tak mau berpisah dengan Shena. "Mas, mungkin ini saatny

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-26

Bab terbaru

  • KUJADIKAN KAU BABU JIKA INGIN JADI MADUKU   BAB 51. RENCANA VIDYA

    Vidya terdiam, wajahnya memerah menahan malu dan amarah. Ia melirik Arya yang hanya berdiri diam di sudut ruangan. "Mas Arya, kamu diam aja? Nggak dengar Mbak Anna ngomong apa ke aku?"Arya menghela napas panjang, menatap Vidya dengan tatapan letih. "Vidya, kamu juga salah. Kenapa kamu nggak mau bantu Ibu? Kalau kamu nggak mau berubah, bagaimana kita bisa hidup tenang di sini?"Mendengar Arya seperti menyalahkannya, Vidya semakin tersudut. Namun, sebelum ia sempat menjawab, Anna kembali menyambar."Tenang? Hidup sama Vidya mau tenang gimana, Arya? Kamu itu bodoh, tahu nggak? Ninggalin Shena yang sabar dan mandiri demi perempuan kayak gini? Apa yang kamu lihat dari pelakor ini, hah? Cuma karena dia lebih muda? Sekarang rasakan akibatnya! Kamu kehilangan istri yang bisa ngangkat derajat kamu, dan malah dapat perempuan yang bikin hidupmu makin susah.""Mbak Anna, jangan bawa-bawa Shena lagi!" Arya akhirnya membalas, meski suaranya tidak sekuat Anna."Kenapa? Nggak suka dengar nama Shena

  • KUJADIKAN KAU BABU JIKA INGIN JADI MADUKU   BAB 50. SEMAKIN TAK TAHU DIRI

    Setibanya di rumah, Shena mengambil ponselnya, kemudian menghubungi Bi Sumi. "Bi Sumi, nanti siang aku sama Sheira jadi pindah ke sana, ya," ucap Shena pada asisten rumah tangganya di seberang sana.Bi Sumi yang memang sudah mengetahui rencana majikannya sejak awal, menjawab dengan suara yang terdengar penuh semangat. _"Alhamdulillah, akhirnya bibi nggak sendirian lagi di rumah ini."_Shena pun tersenyum, meski tak terlihat oleh Bi Sumi. "Terima kasih banyak ya, Bi. Semenjak berpisah dengan Mas Arya, aku udah merasa nggak nyaman lagi tinggal di sini. Terlalu banyak kenangan dan ... aku ingin memulai hidup baru bersama Sheira. Aku butuh suasana yang lebih tenang, seperti di sana."Bi Sumi mengangguk, memahami keputusan majikannya. _"Kalau begitu, bibi siapkan kamar untuk Neng Shena dan juga Non Sheira, ya. Sekalian bibi mau bikin masakan spesial untuk menyambut Neng Shena dan Non Sheira."_Setelah selesai menghubungi Bi Sumi, Shena mulai berkemas. Barang-barang yang penting dimasukkan

  • KUJADIKAN KAU BABU JIKA INGIN JADI MADUKU   BAB 49. PINDAH RUMAH

    "Aku nggak tahu, Bu ...," Aulia menjawab dengan suara bergetar. "Aku hanya ingin dia menjauh dari Mbak Shena. Aku nggak sanggup melihat mereka terlalu dekat."Bu Surti menghela napas panjang, memijat pelipisnya. "Ini bukan masalah yang mudah, Aulia. Ibu tidak mau keluarga kita harus menanggung malu karena kamu dan Shena memperebutkan seorang pria."Aulia mengangguk."Aku janji, Bu. Aku akan berusaha menahan diri. Tapi, Bu ..." Ia menoleh, matanya penuh harap. "Tolong bantu aku. Jangan biarkan Mbak Shena terlalu dekat dengan Pak Ervan."Bu Surti memandang Aulia dalam-dalam, mencoba membaca keputusasaan dalam perkataannya. Akhirnya, wanita paruh baya itu menjawab dengan nada tegas. "Ibu akan memikirkan cara untuk menjaga nama baik keluarga kita. Tapi kamu juga harus belajar mengendalikan perasaanmu, Aulia."Aulia hanya mengangguk, meski di hatinya, ia tahu bahwa mengendalikan perasaan terhadap Ervan adalah hal yang hampir mustahil.Di dalam keheningan mobil yang melaju, Bu Surti mulai m

  • KUJADIKAN KAU BABU JIKA INGIN JADI MADUKU   BAB 48. PENGAKUAN AULIA

    Setelah selesai makan malam, Ervan dan Ergan bersiap untuk pulang. Shena berdiri di depan pintu bersama Sheira. Gadis kecil itu memandangi kedua tamunya dengan wajah sedih."Daddy, Ergan, jangan lupa main ke sini lagi, ya?" pinta Sheira dengan suara polos sambil memegang tangan Ervan.Ervan tersenyum, lalu berlutut agar sejajar dengan gadis kecil itu. "Tentu, Princess. Daddy dan Ergan pasti akan datang lagi. Kamu janji mau jadi anak yang baik untuk Mama, kan?"Sheira pun mengangguk dengan antusias. "Sheira janji, Daddy!"Ergan, yang berdiri di samping ayahnya, memegang tangan Sheira. "Kita tanam bunga lagi nanti, ya, Sheira?""Ya, tentu!" sahut Sheira senang.Shena tersenyum melihat keakraban mereka. Saat Ervan berdiri, ia melirik ke arah Shena. "Terima kasih untuk makan malamnya, Shena. Anak-anak terlihat sangat bahagia malam ini."Shena mengangguk pelan. "Sama-sama, Ervan. Hati-hati di jalan, ya."Sebelum naik ke mobil, Sheira mencium punggung tangan Ervan dengan penuh hormat. "Dadd

  • KUJADIKAN KAU BABU JIKA INGIN JADI MADUKU   BAB 47. PANGGILAN BARU

    Sheira menunduk, menatap pot bunga di tangannya dengan mata yang mulai berkaca-kaca. Ergan, yang duduk di sebelahnya, memperhatikan ekspresi temannya itu dengan wajah penuh simpati. Ia berpikir sejenak sebelum akhirnya berbicara dengan suara pelan dan penuh perhatian."Sheira," panggil Ergan sambil menyentuh bahu gadis kecil itu. "Kalau kamu kangen banget sama Papa kamu, kamu bisa anggap Daddy aku jadi Papa kamu juga."Sheira mengangkat wajahnya, menatap Ergan dengan mata melebar. "Maksud kamu, Daddy kamu jadi Papa aku juga?"Ergan mengangguk, tersenyum lembut. "Iya. Daddy aku baik banget, kok. Daddy pasti nggak keberatan kalau kamu mau anggap dia jadi Papa kamu. Kan kita teman, jadi aku nggak mau kamu sedih terus."Shena, yang sedang menata pot bunga di sisi lain halaman, tertegun mendengar percakapan itu. Matanya langsung terarah pada kedua anak kecil itu, sementara Ervan yang berdiri di dekatnya juga tampak kaget."Ergan, kamu ngomong apa tadi?" tanya Ervan sambil berjalan mendekat

  • KUJADIKAN KAU BABU JIKA INGIN JADI MADUKU   BAB 46. AKU KANGEN PAPA

    "Tentu tidak, Sayang," jawab Shena sambil tersenyum lembut. "Papa pasti akan tetap ingat Sheira. Papa tetap sayang sama Sheira."Anak itu mengangguk kecil, meski raut wajahnya masih menyimpan kebingungan. Shena memutuskan untuk mengalihkan perhatian putrinya."Sheira, besok kita bikin taman bunga di halaman belakang, mau nggak? Sheira kan suka bunga-bunga. Kita tanam banyak bunga warna-warni, biar rumah kita lebih ceria."Mata Sheira sedikit berbinar, meski rasa sedihnya belum sepenuhnya hilang. "Boleh, Ma. Tapi Sheira mau bunga warna pink, ya. Sama ungu."Shena tersenyum, merasa lega bisa sedikit menghibur putrinya. "Tentu dong, Sayang. Apa pun yang Sheira mau. Besok pagi kita pergi ke toko bunga, ya."Setelah beberapa saat, Sheira kembali terlelap di pelukan Shena. Namun, hati Shena masih berat. Ia tahu, menjelaskan semuanya pada Sheira adalah langkah pertama. Tapi tantangan sebenarnya baru saja dimulai. Kini ia harus menjalani hidup sebagai orang tua tunggal, memberikan yang terbai

  • KUJADIKAN KAU BABU JIKA INGIN JADI MADUKU   BAB 45. SHEIRA KESEPIAN

    Hari itu, kabar mengenai sahnya perceraian antara Shena dan Arya sampai ke telinga Vidya. Di kamar yang masih berantakan, Vidya tersenyum penuh kemenangan. Baginya, perceraian itu adalah langkah awal untuk menguasai kembali hati Arya. Ia merasa menjadi satu-satunya wanita yang layak mendapatkan perhatian pria itu. Namun, senyum itu seketika memudar ketika Bu Surti masuk ke kamar dengan wajah tegas."Vidya, mulai sekarang kamu harus bersiap-siap. Bereskan barang-barangmu," kata Bu Surti sambil melipat tangan di depan dada.Vidya menoleh dengan alis terangkat tinggi. "Maksud Ibu apa? Kenapa aku harus beres-beres? Bukannya sekarang Mas Arya sudah bebas dari Mbak Shena? Kita bisa tinggal di sini lebih lama, kan?"Bu Surti menggeleng sambil menghela napas berat. "Shena sudah memberi kita cukup banyak waktu, Vidya. Kita tidak bisa terus tinggal di rumah ini. Sudah cukup malu Ibu memanfaatkan kebaikan Shena selama ini.""Tapi, Bu! Rumah ini kan sudah seperti milik kita juga! Aku nggak mau pe

  • KUJADIKAN KAU BABU JIKA INGIN JADI MADUKU   BAB 44. RESMI BERCERAI

    Hari-hari setelah sidang perceraian terasa seperti berjalan di atas bara bagi Shena. Ia tahu, sebagai wanita yang ingin menjaga martabat, ia harus tetap tegar meski hati dan pikirannya terus berkecamuk. Situasi di rumah juga tidak membantu. Konflik kecil sering kali meletus, terutama antara Vidya dan Bu Surti, sementara Arya lebih banyak diam dan tenggelam dalam pikirannya sendiri.Malam itu, Shena duduk di ruang keluarga sambil memeriksa beberapa dokumen butik. Sesekali, ia menyesap teh hangat yang sudah mulai dingin. Pikirannya terpecah antara pekerjaan dan situasi di rumah yang semakin rumit.Langkah kaki ringan terdengar dari arah dapur. Bu Surti muncul dengan raut wajah yang tampak ragu-ragu, membawa nampan berisi beberapa makanan kecil."Shena, apa Ibu boleh duduk di sini?" tanya Bu Surti, suaranya terdengar lembut dan canggung.Shena mengangkat wajahnya, ia tersenyum tipis. "Tentu boleh dong, Bu. Duduk saja."Bu Surti menaruh nampan di atas meja dan duduk di kursi yang berseber

  • KUJADIKAN KAU BABU JIKA INGIN JADI MADUKU   BAB 43. HARTA GONO-GINI

    Arya hanya terdiam, karena ia tak ingin menanggapi perkataan Vidya yang membuatnya semakin cemburu melihat kedekatan antara Shena dengan Ervan.Setelah beberapa saat, mereka masuk ke ruang sidang. Proses perceraian dimulai dengan suasana formal dan serius. Hakim mengawali persidangan dengan membacakan latar belakang kasus tersebut. Ervan tampil dengan tenang dan tegas, menjelaskan posisi Shena sebagai istri yang selama ini telah berusaha mempertahankan rumah tangganya, meski dikhianati.Aulia duduk di bangku hadirin, tak bisa mengalihkan pandangannya dari Ervan. Ia terkesima dengan cara pria itu berbicara, menunjukkan wibawa dan kecerdasan yang membuatnya kagum. Tapi di sisi lain, ia juga merasa cemburu melihat perhatian Ervan yang sesekali tertuju pada Shena.Sementara itu, Vidya memperhatikan Aulia dengan tatapan geli. Ia mendekatkan dirinya ke Aulia dan berbisik pelan, "Aulia, hati-hati, ya. Kalau Mbak Shena sudah jadi janda, kamu mungkin harus bersiap untuk menahan rasa cemburu."

DMCA.com Protection Status