Semua Bab Paman, Jadi Papaku Ya!: Bab 11 - Bab 20

54 Bab

11. Ketakutan

Mata Jason tampak berkaca-kaca. Air mata pun perlahan mulai mengalir dari pelupuknya seketika. Dorongan tersebut membuat kedua kaki mungilnya tergores dan mengeluarkan darah sedikit. Tidak hanya itu, pipinya pun terlihat merah akibat tamparan sosok tersebut. Secepat kilat Jason menegadahkan kepala, melihat seseorang yang dicari ternyata berada di luar, Rita, sang pemilik kedai. "Madam Rita, apa salahku?" tanya Jason, suaranya terdengar bergetar. Luka di kakinya terasa amat perih hingga membuat air mata mengalir dengan sangat deras sekarang. Meskipun, mempunyai sikap yang terlihat kuat di luar, Jason tak dapat menahan rasa sakit yang menjalar kedua kakinya sekarang. Terlebih, dia baru pertama kali mendapat perlakukan kasar dari Rita. Selama ini, Jason hanya dapat melihat dari kejauhan perlakuan Rita terhadap mamanya. Rita kerap kali membentak Moon, termasuk karyawan lainnya. Bukan hanya itu, wanita berambut panjang ikal itu suka sekali berbuat sesuka hatinya. Jika ditanya apa kesa
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-06
Baca selengkapnya

12. Panik

Jason dilanda ketakutan tanpa sadar menutup matanya. Namun, keningnya berkerut kuat sekarang kala malah mendengar teriakan Rita. "Argh!" Mata Rita melebar sempurna, dari samping seorang pria melayangkan pukulan ke wajahnya seketika. Rita pun terhuyung-huyung ke belakang. Secepat kilat dia menoleh ke arah si pelaku sambil memegang pipinya yang terasa amat sakit sekarang hingga darah pun mulai mengalir dari sudut bibirnya. Rita menyipitkan matanya sejenak, melihat sosok asing yang tak pernah dia lihat sebelumnya di Juana Diaz, yang ternyata Michael. Michael berdiri dengan rahangnya mengetat kuat dan tangan terkepal erat. Para pengunjung kedai yang melihat kejadian tersebut tampak terkesiap. "Siapa kau!?" tanya Rita, matanya kontan melotot tajam. Michael enggan menyahut, melirik Jason yang saat ini mulai membuka mata. Kobaran di matanya mendadak redup. Melihat Michael ada di hadapannya, Jason langsung tersenyum sumringah. "Paman!" "Kau tidak apa-apa?" tanya Michael lalu menga
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-07
Baca selengkapnya

13. Bayangan Aneh

Mendengar permintaan tersebut, tubuh lelaki berambut blonde mulai bergetar."Tu—an ...." Sebelah alis mata pria bermata hijau itu lantas terangkat sedikit. "Kenapa? Bukannya katamu dia sudah mati jadi ya tinggal kau penggal saja kepalanya, gampang, 'kan?" Pria itu tak menyahut, malah menundukkan kepala. Saat ini, matanya bergerak ke sana kemari dan keringat dingin pun mulai mengalir dari keningnya. "Kenapa kau diam? Kau tidak berbohong denganku kan kalau adikku sudah mati," imbuh pria bermata hijau itu kembali, seringai tajam terukir pelan di bibir tipisnya sekarang. Setelah berkata demikian, suasana di ruangan mendadak mencekam. Secepat kilat pria berambut blonde itu mengangkat dagu lalu menggelengkan kepalanya cepat-cepat."Tentu saja tidak, Tuan. Aku tidak mungkin membohongi Anda. Tuan Michael benar-benar sudah mati. Aku bisa saja menyanggupi permintaan Tuan tapi perjalanan ke sana menempuh waktu lumayan lama, aku yakin sekali tubuh Tuan Michael sudah membusuk sekarang," balasn
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-07
Baca selengkapnya

14. Histeris

Begitu mendengar teriakan. Michael spontan menjatuhkan barang belanjaan dan berlari kencang menuju kamar Moon. Sesampainya di ambang pintu kamar, Michael mengerutkan dahi. Melihat Moon masih terpejam sambil meminta tolong berulang kali. Sepertinya wanita tersebut tengah mengigau. "Akhirnya Papa dan Abang datang!" Jessica yang berdiri di dekat ranjang sejak tadi. Senyumnya langsung mengembang saat melihat kedatangan Michael dan Jason."Apa yang terjadi?" Michael perlahan menurunkan Jason kemudian melangkah cepat menuju ranjang. Jason pun mengikuti pergerakkan Michael dari belakang. "Mama mimpi buruk lagi Pa," kata Jessica, senyuman gadis kecil itu segera menghilang berganti dengan raut wajah sedih.Jessica sesekali melirik Moon, yang saat ini tak berkicau-kicau lagi seperti tadi. Wanita berambut panjang itu sudah sedikit tenang. "Lagi?" Kerutan di kening Michael bertambah dua kali lipat.Jessica mengangguk lemah. "Iya, benar Paman. Jika sedang sakit Mama pasti akan mengigau dan m
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-08
Baca selengkapnya

15. Penasaran

Tak ada sahutan, lelaki berperawakan tinggi itu malah tersenyum jahil. Saat ini, Michael berdiri di dekat ranjang tanpa menggunakan baju dan hanya memakai celana jeans saja. Keringat yang mengalir di otot-otot perutnya membuat Moon semakin ketar-ketir sekarang."Cepat jawab! Apa yang kau lakukan padaku?!" teriak Moon kembali dengan napas memburu dan mata melotot keluar, sehingga Jessica dan Jason yang sedang makan di dapur berlari cepat menuju kamar.Sesampainya di kamar, Jessica dan Jason mengerutkan dahi lalu melirik Michael dan Moon secara bergantian. Mereka menerka-nerka apa yang terjadi di antara kedua orang dewasa tersebut. Michael menyeringai. "Menurutmu apa yang aku lakukan?" Membuat mata Moon semakin melebar. Wajah wanita bertubuh kurus itu berubah pias. Dia mengira lelaki asing ini telah menyetubuhinya. Padahal tidak sama sekali. Semalam, Michael memang sempat ingin menggauli Moon. Namun, baru saja selesai membuka seluruh pakaian Moon. Tiba-tiba seorang wanita muncul di b
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-09
Baca selengkapnya

16. Ketar-Ketir

Penduduk desa itu langsung menyipitkan mata, memandang foto tersebut. Di mana Michael tengah bersama seorang anak kecil. "Bagaimana, apa Bapak pernah melihatnya?" tanyanya, penuh harap. Berharap sosok di depannya ini mengenali Michael. Dari hasil pencarian orang suruhannya. Michael belum mati dan berkeliaran di sekitar Juana Diaz. "Pak?" panggilnya sangat tak sabaran. Sebab yang ditanya hanya diam saja dengan mata bergerak ke sana kemari sesekali. "Aku tidak tahu, permisi aku harus pergi sekarang, bus sudah datang." Sosok itu tiba-tiba berdiri cepat dan tanpa sengaja menabrak pundak pria berambut blonde tersebut. Pupil mata lelaki rambut blonde itu lantas melebar cepat, hendak mengumpat. Namun, si penabrak telah berhasil menaiki bus yang baru saja berhenti tepat di depan halte."Ck sial!" umpatnya kesal, dengan rahang mengeras. Dia hanya bisa memandang tajam si penabrak melalui jendela bus.Kendaraan besar itu perlahan mulai bergerak dan dari dalam si penabrak tiba-tiba menjulurk
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-09
Baca selengkapnya

17. Amnesia

Mendengar Michael meraung kesakitan. Dengan cepat dokter mendekati Michael."Tenangkan dirimu, tarik napas dan hembuskan pelan-pelan," kata sang dokter sambil memegangi pundak kanan Michael. Michael pun mulai mengikuti intruksi dokter, menghirup dan membuang napas perlahan-lahan. Tak lama, Michael sudah tampak tenang. Saat ini, lelaki itu duduk di hadapan dokter dan sudah selesai pemeriksaan pada bagian tubuhnya. "Ketika sadarkan diri, Anda ingat berada di mana?" tanya dokter seketika. "Saat pertama kali aku membuka mata, aku terbaring di tepi pantai, kepalaku sangat sakit dan banyak sekali luka tembakan di tubuhku, aku berusaha mengingat-ingat apa yang terjadi tapi kepalaku malah semakin sakit." Michael berusaha menyampaikan apa yang terjadi padanya sebelum akhirnya bertemu Jessica dan Jason di pasar, kebetulan pasar berdekatan dengan pantai Juana Diaz. Sang dokter mengangguk-angguk sejenak. "Untuk saat ini diagnosa awal Anda mengalami hilang ingatan sementara, tapi aku harus me
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-10
Baca selengkapnya

18. Siapa Pria Itu?

Di balik topeng, pria yang wajahnya tak terlihat itu membelalakan mata seketika. Dengan tergesa-gesa dia menggerakkan kaki hendak melarikan lari. Akan tetapi, gerakannya kalah cepat. Michael telah berhasil menangkap pergelangan tangannya lalu melayangkan pukulan ke perutnya seketika. "Siapa kau?!" teriak Michael. Pria itu tak menyahut hanya merintih kesakitan sambil sesekali melirik ke arah Moon. Yang saat ini juga ikut terkejut dengan pergerakkan Michael. Dalam hitungan detik, pria itu membalas serangan Michael. Sampai pada akhirnya keributan pun tak dapat terhindarkan. Menjadikan para tetangga yang baru saja pulang berkerja dan sudah sampai di rumah tampak amat penasaran, kemudian mengintip melalui jendela rumah, ingin mengetahui apa yang terjadi di luar sana.Jessica dan Jason ketakutan saat menyaksikan perkelahian di depan mata mereka. Moon segera menyembunyikan kedua anaknya di belakang tubuhnya. Sekarang, dia dapat merasakan tubuh kedua anaknya gemetar kuat, tengah menahan
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-10
Baca selengkapnya

19. Pergi!

Plak! Michael tersentak kala baru saja mendapatkan tamparan di pipi kanannya tiba-tiba. Secepat kilat dia menoleh ke depan. Melihat wajah Moon tampak merah padam sekarang. "Jangan asal bicara kau! Aku bukan wanita malam! Dan pria itu bukanlah ayah anak-anakku! Pria itu suruhan orang yang sangat aku benci!" Dengan dada naik dan turun Moon pun berseru. Hatinya terasa remuk redam, aneh sekali perkataan pria asing ini telah membuat dadanya terasa sangat perih sekarang. Padahal, jika Erna atau tetangganya yang mengatakannya wanita malam. Moon tampak biasa saja. Kemarin Moon juga baru sadar jika gosip liar yang berhembus karena sosok tersebut. Sosok yang selama ini kerap kali datang ke rumahnya. Michael terdiam, matanya yang semula menyala-nyala langsung redup. Dia pun heran sendiri kenapa tidak bisa mengontrol emosinya barusan. "Aku sendiri pun tidak tahu siapa ayah mereka!" sambung Moon, dengan mata tampak berkaca-kaca. Kejadian beberapa tahun silam menari-nari di benaknya s
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-11
Baca selengkapnya

20. Risih

Ralat guys, namanya Clara ya bukan Laura ^^Selamat membaca ~●●●Raut wajah Clara berubah jadi ketakutan kala melihat sosok itu semakin mendekatinya sekarang. "Clara? Aku pikir siapa," kata David sambil perlahan menghentikan pergerakkan kaki.Letak taman bunga memang berdekatan dengan kamar David jadi tidak heran jika David akan melalui jalan ini. Namun, Clara sedikit heran kala David sudah berada di kediaman Woods, karena Maximus mengatakan David masih lama melakukan perjalanan bisnis. Clara beranjak dari kursi dengan cepat. "Iya Paman David, ini aku," ucapnya lalu menundukkan kepala. "Sudah lama kita tidak berjumpa." Selagi Clara menunduk, pria dewasa itu memperhatikan istri keponakannya itu dari atas hingga ke bawah. "I—ya Paman." Clara tak berani memandang ke depan, sejak tadi matanya bergerak ke sana kemari. "Sedang apa kau di kediamaan Woods? Apa benar Michael menghilang?" David membuka suara lagi meski sang lawan bicara sedang menampilkan gelagat seolah-olah tak mau diaj
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-12
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status