Accueil / Romansa / Paman, Jadi Papaku Ya! / Chapitre 21 - Chapitre 30

Tous les chapitres de : Chapitre 21 - Chapitre 30

57

21. Pulanglah ....

Tak ada tanda-tanda laki-laki itu akan melepaskannya. Maximus justru melototkan mata dengan sangat tajam hingga urat-urat di sekitar matanya pun muncul ke permukaan. Rasa takut semakin menjalar di seluruh tubuh Clara. Hingga pada akhirnya cairan bening turun perlahan dari sudut matanya. Sekarang, napas wanita itu mulai tampak tersendat-sendat."Bisakah kau bersabar sedikit, waktuku bukan hanya untuk mengurus Michael, kalau Michael belum ada kabar, berarti Julian belum ada kabar juga." Maximus tiba-tiba membuka suara sambil mencengkram kuat leher Clara. Clara dapat menangkap kebencian yang tertanam di bola mata Maximus sekarang. Clara makin ketakutan dibuatnya. Apakah ini ajalnya?Saat menyadari Kenny berada di pelukannya sekarang, Clara tidak boleh mati. Dia harus melihat anaknya tumbuh besar bersama Michael."Max, tolong lepaskan aku ...." Dengan sekuat tenaga Clara pun berkata sambil melirik Kenny sekilas di gendongannya, mulai terusik. Bocah itu tiba-tiba mengeluarkan lengguhan s
last updateDernière mise à jour : 2025-01-12
Read More

22. Melamun

Begitu kulitnya bersentuhan dengan kulit Michael. Dada Moon mulai berdebar-debar tak karuan. Bagaimana tidak, Michael dalam keadaan setengah basah saat ini. Beberapa detik sebelumnya, Michael baru keluar dari kamar mandi. Pria itu tiba-tiba melamun di tempat dengan ekspresi seolah-olah menahan perih dan Moon tak sadar bila di hadapannya ada Michael.Moon tiba-tiba terpeleset karena bekas makan si kembar berserakan di lantai. Dia pun reflek menarik tangan Michael, hingga pada akhirnya pria bertubuh atletis itu pun menimpanya. Di rumah, hanya dia dan Michael saja. Sementara Jessica dan Jason bermain di luar saat ini."Michael, minggirlah tubuhmu berat!" Dengan sekuat tenaga Moon mendorong dada Michael. Yang saat ini baru saja tersadar kemudian menggeleng-gelengkan kepala sejenak. Michael pun beranjak sambil membantu Moon untuk bangkit berdiri. "Maaf, Moon. Apa ada yang terluka?" Michael jadi tidak enak hati kepada Moon. Dia pun mulai memperhatikan tubuh Moon dari atas sampai ke bawah
last updateDernière mise à jour : 2025-01-13
Read More

23. Bersumpah

Perlahan, pria itu mendekat sambil melempar senyum hangat."Apa ada Michael?" tanyanya, membuat kerutan di Moon semakin bertambah. Aneh saja, Michael belum lama menumpang di rumahnya. Lalu mengapa ada seseorang tak di kenal tiba-tiba mendatangi rumahnya.Belum sempat Moon menggerakkan lidah. Dari belakang, Michael mendekati mereka tiba-tiba. Moon sedikit terkejut dengan kedatangan Michael."Tuan Baron?" ucap Michael membuat Moon bertambah bingung, karena Michael ternyata mengenali sosok ini. "Hai Michael, aku pikir aku salah rumah, apa ini istrimu?" tanya pria bernama Baron tersebut lalu menatap Moon dan Michael secara bergantian. Mendengar hal itu, tentu saja Moon tersenyum meringis. "Bukan Tuan Baron, wanita inilah yang memberikan aku tumpangan di rumah ini," balas Michael singkat. Baron mengangguk-angguk sejenak dengan senyumnya tak memudar sejak tadi. "Maaf, aku pikir istrimu.""Michael ini siapa?" Moon pun membuka suara melirik Baron sekilas juga. "Maaf aku bertanya karena
last updateDernière mise à jour : 2025-01-14
Read More

24. Tuan Michael ....

Dibatasi jalanan beraspal, di ujung sana, dengan dahi berkerut samar-samar Michael tengah berdiri sambil menoleh ke kanan dan ke kiri. Merasa ada sepasang mata memperhatikannya sejak tadi. Kendati demikian, Michael tak mau ambil pusing. Dia pun mulai meregangkan otot-ototnya sejenak. Sudah hampir sebulan Michael berkerja sebagai pemotong kayu dan hari ini dia berencana akan beristirahat makan di rumah saja. "Aku tidah salah melihat, 'kan?" Sangking tak percaya Michael masih hidup. Julian pun mengucek-ucek matanya sejenak. Merasa sosok yang dilihatnya saat ini adalah khayalannya semata.Selama sebulan ini Julian menebak bila Michael benar-benar sudah mati dan mayatnya membusuk di suatu tempat. Namun, pada hari ini tebakannya itu salah besar. Sosok yang dicari-cari, berada di sebrang jalan sana. Julian hendak menyebrang jalan ingin melihat lebih dekat lagi. Akan tetapi, sebuah truk tiba-tiba berhenti tepat di hadapannya. "Ck!" Julian menahan kesal kala truk tersebut menghalangi jala
last updateDernière mise à jour : 2025-01-15
Read More

25. Debaran Aneh

Melihat tubuh Moon tanpa sehelai kain, membuat jantung Michael berdegup kencang seketika. Padahal ini bukan kali pertama, dia melihat Moon telanjang bulat. Kala itu, pada saat Moon mengalami demam, di situlah Michael untuk pertama kalinya melihat tubuh Moon. Di malam kejadian, Michael gelap mata dan memang berniat ingin mengauli Moon. Namun, suara seorang wanita di kepalanya muncul tiba-tiba dan membuatnya mengurungkan niatnya. Berakhir Michael menyesali perbuatannya. Akan tetapi, entah mengapa hari ini, Michael merasakan jantungnya berdetak tak seperti biasanya. Di ujung sana, Moon pun membeku dengan mata melotot lebar. Kedua manusia itu sama-sama terpaku di tempat dengan pikiran masing-masing. Sampai pada akhirnya Michael segera tersadar. "Maafkan aku ...." Michael cepat-cepat memalingkan muka ke samping sambil menutup mata.Ketika mendengar suara Michael, secepat kilat Moon masuk ke kamar mandi kembali sambil berteriak,"Michael, tolong ambilkan aku handuk di kamarku!""Iy—a," sa
last updateDernière mise à jour : 2025-01-16
Read More

26. Menumpang

Dari samping Jessica dan Jason tiba-tiba berlari kencang mendekati Michael.Michael spontan menoleh ke kanan lalu melempar senyum lebar. Dia sesekali melirik Julian, yang saat ini mematung di tempat dengan tangan kanannya berada di saku celana. Saat ini, Julian mematung dengan mata melebar sempurna. Dia baru saja membayangkan menembak Michael. Namun, dia merasa aneh sekaligus heran. Sebab tuannya tidak memarahinya sama sekali. Tidak hanya itu, kebingungannya makin bertambah berkali-kali lipat, dengan kehadiran dua sosok anak kecil memanggil Michael dengan sebutan 'papa'.Apa benar lelaki ini atasannya? Atau hanya mirip wajah dan namanya saja. Namun, tato berbentuk bulan di pergelangan tangan sosok di hadapannya ini sangatlah mirip dengan tato Michael?"Papa, belum pulang?" Sesampainya di dekat Michael, Jessica langsung bertanya seraya melirik Julian sesekali. Masih bergeming dengan tangan di saku celana "Belum, siapa yang mengantar kalian?" balas Michael, beranjak cepat dari kursi.
last updateDernière mise à jour : 2025-01-16
Read More

27. Meminta Izin

"Moon, izinkan pria ini menetap di sini, kasihan dia, tidak punya tempat tinggal, aku jadi ingat dengan diriku kemarin yang hilang ingatan dan tidak punya rumah," kata Michael kembali karena Moon hanya diam saja sejak tadi. Moon masih tak memberi komentar. Michael tak dapat menebak apa isi pikiran wanita berambut panjang itu. Namun, yang jelas Moon tampak terkejut dengan kehadiran Lian. Begitu pula dengan dirinya tadi. Beberapa menit sebelumnya, Michael langsung menolak permintaan Lian. Ya, pria berambut blonde itu mengatakan dirinya hilang ingatan dan ingin menumpang di rumahnya. "Aku mohon Tuan, dari kemarin aku meminta tolong pada semua orang di sini tapi tidak ada yang mau menampungku," kata Julian tadi dengan air mata semakin mengalir deras di pipinya. Michael menolak lagi permintaan Julian. Namun, Jessica tiba-tiba berceletuk. "Papa, kasihan Paman ini, tidak apa-apa ayo kita bawa ke rumahku," ucap Jessica tadi dengan tatapan memelas. Tentu saja Julian tengah bersandiwara t
last updateDernière mise à jour : 2025-01-17
Read More

28. Menimbang-nimbang

Secepat kilat Michael dan Moon melangkah ke ruang depan. Mata keduanya terbelalak ketika melihat ada segerombolan pria sebanyak dua belas orang berada di rumah Moon dan saat ini menggendong si kembar. Julian tampak berusaha merebut paksa Jessica dan Jason dari mereka. Akan tetapi, Julian dihalangi oleh pria lainnya. Moon kenal betul siapa pria-pria di hadapannya ini, tentu saja suruhan papanya. Rahang Moon mulai mengetat, menahan amarah kala mereka makin berani menyentuh buah hatinya. "Lepaskan anak-anakku sialan! Apa mau kalian hah?!" pekik Moon. Moon pun berusaha mendekati kedua pria yang menyandera anaknya. Namun, suruhan papanya berhasil keluar dari rumah. Dengan cepat Moon dan Michael pun melenggang keluar hendak mengejar kumpulan pria. Diikuti Julian di belakang, yang tampak panik dengan gerombolan pria tersebut. Sesampainya di luar, tepatnya di pekarangan rumah, tanpa pikir panjang Michael tiba-tiba melompat tinggi dan berhasil menendang punggung pria yang menggendong Jaso
last updateDernière mise à jour : 2025-01-18
Read More

29. Paman Julian

Maximus melebarkan mata kala David tiba-tiba menyelenong masuk ke ruangan sambil melontarkan timah panas ke arah wanita tersebut. Secepat kilat Maximus melirik David. "Lambat sekali kau!" celetuk David dengan mata melotot keluar, kala pandangannya bertemu Maximus sekarang.Maximus enggan menjawab. Malah melirik kembali ke arah wanita yang sudah meregang nyawa di lantai. Sementara anak kecil yang memanggil mamanya tadi, terisak kuat di sisi wanita tersebut. Mendengar tak ada tanggapan, David mendengus lalu mengikuti arah pandangan Maximus. Melihat seorang bocah perempuan tengah menangis tersedu-sedan sambil mengguncang tubuh ibunya. "Mama!" Cairan bening yang membasahi pipinya sejak tadi, makin terus dengan deras."Berisik!" pekik David. Dalam hitungan detik pria berwajah bengis itu mengarahkan senjata berlaras pendek tersebut ke bocah tersebut dan menarik pelatuk dengan cepat. Dor!Tak terdengar lagi tangisan di ruangan. Berganti dengan raut wajah terkejut Maximus.Maximus melebar
last updateDernière mise à jour : 2025-01-18
Read More

30. Gelisah

Dengan raut wajah cemas Julian menoleh cepat ke arah Jessica dan Jason. "Kalian tunggu di sini sebentar ya, Paman mau ketemu orang yang kemarin menolak untuk memberikan Paman tumpangan," kilah Julian. Jessica dan Jason serempak mengangguk. Meski melalui sorot mata, mereka tampak penasaran dan keheranan. Julian pun berlari cepat menghampiri Nathan, yang saat ini berjalan pula mendekatinya. "Ada apa?" Begitu berdekatan, Julian langsung menuntun Nathan ke sisi jalan sambil sesekali melirik ke arah Jessica dan Jason. Dia sangat takut bila penyamarannya akan ketahuan.Nathan tak segera membalas, malah mengerutkan dahi dengan sangat kuat sekarang saat melihat ekspresi Julian. Dia juga melirik kepada kedua anak kecil di ujung sana. "Nathan, aku tidak punya banyak waktu, cepat apa yang ingin kau katakan," kata Julian dengan mata sedikit melotot sebab Nathan tak juga berbicara. "Mereka siapa?" Bukannya langsung ke tujuan pertemuan, Nathan justru penasaran dengan kedua sosok anak kecil y
last updateDernière mise à jour : 2025-01-19
Read More
Dernier
123456
Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status