Semua Bab Terpaksa Menikah Dengan CEO Dingin: Bab 101 - Bab 110

119 Bab

Menghapus Segala Hubungan

Jevano yang sedang menuntun anaknya itu menoleh pada sang istri yang terdiam dan menghentikan langkahnya, "sayang kenapa malah melamun gitu sih?" Anna menoleh pada suaminya, ia masukkan kembali ponselnya lalu berjalan dengan senyuman menghampiri suami dan anaknya. "Gak ada Mas. Yuk!" ajaknya sembari menggandeng tangan sang suami. Jevano hanya mengangguk mengiyakan, laki-laki itu sebenarnya tahu ada yang terjadi dengan istrinya. Namun sekarang yang terpenting adalah menikmati makan siang bersama sang anak. Rezkiano memesan beberapa makanan yang disukainya, hingga Anna menegurnya untuk tidak serakah. Di sela-sela makan siangnya, panggilan masuk terus-menerus pada ponsel Anna membuatnya sedikit risih. Begitupun dengan Jevano yang terus meliriknya. "Udah kamu angkat dulu aja," pungkas Jevano. "Nomornya gak dikenal Mas," "Siapa tau penting Sayang, makanya dia telepon terus," timpal kembali sang suami.
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-18
Baca selengkapnya

Sakit Yang Berkelanjutan

Anna menggelengkan kepalanya, "gak usah Mas. Anna mau istirahat aja dulu, nanti kalau masih gak enak, mau." "Ya udah pulangnya diantar aja ya!" tawar Jevano. Baru saja Anna membuka mulutnya, Jevano langsung menyela, "mas gak terima penolakan."Anna mengulas senyuman, "iya kalau gitu boleh." Setelah menikmati makan siang, Jevano langsung mengantar istri dan anaknya lebih dulu. Laki-laki itu berpesan pada Bi Ani untuk menjaga istrinya. Begitupun pada sang anak, untuk segera memberitahunya jika terjadi sesuatu. "Rezki tau kan nomor Ayah?" tanya Jevano sebelum kembali berangkat. Rezki mengangguk mengiyakan dengan senyumannya. Jevano kembali ke Perusahaannya, sekalipun dirinya masih terus kepikiran sang istri yang tiba-tiba sakit tadi. Laki-laki itu berpikir bahwa mungkin karena ayahnya kembali, Anna menjadi banyak pikiran dengan rasa takut yang kembali menghantuinya. Setibanya di Perusahaan, Gio sudah menungg
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-19
Baca selengkapnya

Mengandung Kembali

Dokter itu malah tersenyum, "selamat ya Pak, Bu."Jevano menautkan alisnya bingung, "dok... masa istri saya sakit dokter malah bilang selamat." Dokter itu terkekeh pelan, "saya belum selesai bicara Pak," jawabnya.Anna menahan senyumannya melihat ekspresi malu sang suami. Wanita itu kembali bertanya tentang keadaannya. "Ibu Anna positif hamil, usia kandungannya baru 5 minggu. Jadi harus dijaga dengan ekstra hati-hati ya!" pesan dokternya. Anna dan Jevano saling menoleh, keduanya memang merencanakan untuk menambah anak. Tapi tidak menyangka, Anna akan hamil secepat ini. Ucapan selamat dari dokter itu membuat Anna mengangguk dengan senyumannya. Setelah pemeriksaan selesai, Anna berjalan menuju apotek untuk menebus obat dan vitamin yang diresepkan dokternya. Apalagi Anna sedang berada di fase mual. Anna menoleh pada suaminya yang sejak tadi terdiam. Pikirannya begitu jauh hingga ia tidak berani berbicara deng
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-20
Baca selengkapnya

Memutus Hubungan

Jevano menoleh pada pria paru baya yang ada di dekatnya, sedangkan Rezkiano malah bersembunyi dibalik kaki sang ayah, "ayah itu yang kemarin mau culik ibu." Laki-laki itu menatap sinis orang tua istrinya. Ia berjongkok menghadap sang anak, memintanya untuk masuk ke kelas lebih dulu. Setelahnya, Jevano meminta Ayah anna untuk mengikutinya, menuju bangku taman yang sedikit lebih jauh dari taman kanak-kanak anaknya. "Mau ada urusan apalagi?" tanya Jevano. "Jev, Ayah cuman mau tau siapa nama dia," jawab Ayah anna. "Untuk apa? Saya sudah tidak mau ada sangkut paut apapun sama kamu," ucap Jevano. "Bagaimanapun Ayah tetap kakeknya, Jev," Jevano malah menyeringai, "kakek? Kakek yang bagaimana maksudnya?" "Yang tega bunuh besannya sendiri? Yang tega bikin ibunya keguguran? Yang tega kasih obat perangsang buat menantunya, biar rumah tangga anaknya hancur?" "Yang mana?" tanya Jevano mencerca. "T
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-21
Baca selengkapnya

Menjadi Ayah yang Baik

Jevano menggelengkan kepalanya, "enggak Sayang." "Terus kenapa itu mulut anaknya ditutup segala?" tanya Anna. Jevano sedikit menggeser posisi kursinya, menghadap sang istri dengan tatapan lembutnya, "nanti Mas yang cerita." "Beneran?" Jevano mengangguk, "nanti habis makan siang ya!" Anna hanya mengangguk setelahnya. Makan siang susah selesai, Anna juga sudah membereskan kembali piring-piring yang kotor tadi, berikut dengan Rezkiano yang sudah bermain bersama sang ayah di ruang tengah. Anna datang menghampiri keduanya, "kayaknya kalian emang harus main bareng terus biar akur. Dibanding kalau salah satu deketan sama aku, satunya merajuk." Jevano terkekeh mendengarnya, "bang, ibu marah tuh!" "Ya kan Ayah yang suka manja sama Ibu," Anna terkekeh mendengarnya apalagi ketika melihat ekspresi sang suami pada anaknya. S
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-22
Baca selengkapnya

Kembali Mengantar Sang Anak

Anna menggelengkan kepala dengan tangisannya, ia sudah tidak kuat menahan rasa mual yang terasa kuat pagi ini. Setelah merasa baikan, Jevano memapah istrinya untuk sekedar duduk di tepian kasur. Sembari menatapnya lekat, ia bersimpuh di hadapan istrinya. "Kamu yakin gak mau sesuatu?" tanya Jevano lagi. Anna menggelengkan kepalanya, "anna kan baru aja bangun tidur. Barusan juga kebangun gara-gara mualnya Mas." "Ya ampun... Kalau gitu Mas bawain dulu air hangat ya! Kamu tunggu sini," pinta Jevano beranjak dari kamar. Ia tuangkan air hangat lalu kembali ke kamarnya, membantu Anna untuk minum agar lebih lega rasa mualnya. "Tidur lagi aja ya! Nanti sarapannya dimasak Bi Ani aja. Kamu istirahat aja kalau mual," ucap Jevano. Jevano baru saja akan beranjak untuk membangunkan anaknya, namun tangannya segera ditahan oleh Anna. "Kenapa Sayang?" tanya Jevano. "Mas mau kemana?" tanya Anna.
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-23
Baca selengkapnya

Manja Pada Anna

Tidak lama setelah itu, Rezkiano juga sudah kembali dan menyelesaikan semua pelajaran yang diikutinya hari ini. Dengan senyumannya yang merekahnya, ia berlari pada sang ayah sembari memanggilnya. Sontak ibu-ibu yang sempat menyebutnya sebagai supir tadi menoleh terkejut, "jadi kamu ayahnya?" "Aduh maaf ya Pak! Saya kurang tau soalnya," ungkapnya. Jevano tersenyum dengan anggukannya, "iya Bu, tidak apa-apa. Kalau gitu saya pamit duluan." Ibu itu mengangguk dengan senyumannya. Sesampainya di rumah, Jevano memeluk istrinya yang sedang duduk di ruang tengah sembari memakan buah potong yang disediakan Bi Ani. Semenjak rasa mualnya parah pagi tadi, Anna memilih untuk diam di ruang tengah. Apalagi sembari menunggu anak dan suaminya datang. Wanita itu terkekeh ketika sang suami dan anaknya berebutan ingin memeluk ibu hamil ini, "kalian bisa gak sih akur sebentar. Kayaknya akurnya kalau gak ada Ibu ya?" Jevano dan anaknya
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-25
Baca selengkapnya

Cemburuan

Pak satpam menggelengkan kepalanya, "saya kurang tau Pak. Soalnya selama bekerja di sini juga belum pernah bertemu sebelumnya." Jevano menautkan alisnya kebingungan, laki-laki itu berjalan mengikuti langkah Pak Satpam ke depan untuk memastikan siapa yang datang. Jevano menatapnya serius, dari tubuhnya ia sudah pernah melihat orang ini. Namun dimana dia melihatnya? Laki-laki tinggi yang lebih muda dari Jevano itu menoleh padanya lalu menyimpulkan senyuman, "sudah lama tidak bertemu Pak Jevano." "Anda....." Ia menjulurkan tangannya untuk berkenalan kembali, "saya Arkan, rekan kerja Anna dulu." Jevano sama sekali tidak membalasnya. Laki-laki itu sudah tahu jika yang ada di hadapannya adalah musuh yang ingin merebut istrinya dulu. "Ada keperluan apa sama saya dan istri?" tanya Jevano dengan ketusnya. Arkan yang sudah tahu gelagat Jevano sedang was-was itu terkekeh pelan, "tenang saja Pak Jevano, saya tidak mendekati Anna lagi. Asal Bapak menjaganya dengan baik. Saya juga sudah de
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-04
Baca selengkapnya

Lebih Berharga Dari Apapun

Jevano merangkul bahu istrinya lalu mendekap dengan penuh kasih sayang, "intinya kamu tidak akan pernah terkalahkan oleh apapun posisinya di sisi mas." "Sama harta?" Jevano menggelengkan kepalanya. "Sama anak?" tanya Anna lagi membuat Jevano langsung menggelengkan kepalanya dengan cepat. "Kenapa? Kamu justru harus memprioritaskan anak Mas," Jevano menggelengkan kepalanya lagi, laki-laki itu menangkup wajah istrinya dengan gemas, "sayang... Yang harus Mas prioritas itu kamu sebagai istri mas, bukan anak ataupun harta dan kerjaan. Karena kalau gak ada kamu, Mas belum tentu ada di titik kebahagiaan ini." Anna mengulas senyumannya, wanita itu menatap suaminya dengan penuh syukur. Sekalipun dunianya tidak baik-baik saja sebelum bertemu dengan Jevano, bahkan bayangan rumah tangga tanpa cinta juga di hadapinya beberapa tahun lalu. Tapi ternyata dengan kasih dan sayang dari seorang laki-laki tampan nan kaya ini, Anna mampu melabuhk
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-05
Baca selengkapnya

Makan Siang Dari Sang Istri

Gio yang melihatnya itu hanya menatap Intan dengan penuh penasaran juga. Wanita itu mengulas senyumnya, "ini ada titipan dari Bu Anna, Pak. Tadi yang kirim orang rumah bapak," jawabnya. Jevano mengangguk paham lalu mengambil kotak bekal yang ada di tangan intan, "makasih ya!" Wanita itu hanya mengangguk dengan senyumnya lalu kembali pada tempat duduknya, kembali melanjutkan pekerjaannya yang belum selesai barusan. Begitupun dengan Jevano yang masuk ke ruangannya lalu duduk pada sofanya itu. Ia buka dengan senangnya makanan dari sang istri, kotak pertama ada buah yang dipotong-potong oleh istrinya, kotak kedua ada beberapa potong kue buatan Anna sendiri ditambah puding dengan pla cokelat kesukaan Jevano, lalu pada kotak terakhir ada seporsi makan siang yang terlihat komplit dengan potongan dada ayam yang cukup besar. Jevano mengulas senyumannya, ia mengambil foto sebelum menghancurkan karya manis istrinya itu. Sekalipun masakannya tidak mewah seperti di
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-06
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
789101112
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status