Keheningan yang menyelimuti rumah orangtua Arka begitu pekat, seperti udara yang semakin berat untuk dihirup. Setelah pemakaman, rumah itu tampak sepi, seakan tak ada lagi yang bisa dipertahankan.Semua pelayat sudah pulang, dan yang tersisa hanyalah keluarga yang kini terperangkap dalam kesedihan mereka sendiri. Arka, yang biasanya tampak kuat, kini hanya duduk terdiam di kursi ruang tamu, matanya kosong menatap jauh ke depan. Alea bisa merasakan betapa dalam perasaan yang sedang melanda suaminya, meskipun Arka berusaha keras untuk menahannya.Alea duduk di samping Arka, menggenggam tangannya dengan lembut, berusaha memberikan ketenangan yang sangat dibutuhkannya. Namun, keheningan itu tetap menguasai, dan setiap kali Alea berusaha berbicara, seolah kata-katanya tidak cukup untuk meruntuhkan tembok kesedihan yang dibangun Arka.“Mas,” Alea mencoba memulai, suaranya lembut, penuh pengertian, “aku di sini, jangan terlalu sedih ya.”Arka hanya menggelengkan kepala pelan, matanya tak ber
Last Updated : 2024-12-30 Read more