Malam itu, langit cerah di atas kompleks perumahan, di mana suara musik mengalun lembut dan lampu-lampu gantung menghiasi lapangan kecil. Lia berdiri di depan cermin, ragu apakah ia harus datang ke pesta penyambutan tetangga baru. Anaknya, yang sudah siap dengan senyum lebar, menarik-narik tangannya, penuh antusiasme.“Mama, ayolah! Teman-temanku pasti ada di sana. Mama juga harus ikut, dong,” bujuk anaknya dengan wajah penuh harap.Lia menarik napas panjang, mengalah pada tatapan anaknya. “Baiklah, tapi nggak lama-lama, ya?”Begitu mereka tiba di lapangan, suara ramai langsung menyambut. Orang-orang bertegur sapa, dan anak-anak berlarian riang. Lia tersenyum tipis kepada beberapa tetangga yang dikenalnya sambil mencari tempat duduk. Di tengah pencariannya, matanya terhenti pada satu-satunya kursi kosong yang ada — di sebelah Budi, mantan suaminya.Budi menoleh dan melihatnya. Untuk sesaat, mata mereka bertemu, dan Lia merasakan debaran halus di dadanya. Satu sisi dirinya ingin menghi
Last Updated : 2024-11-16 Read more