Home / Fantasi / Lintas Takdir dan Kutukan / Kabanata 61 - Kabanata 70

Lahat ng Kabanata ng Lintas Takdir dan Kutukan: Kabanata 61 - Kabanata 70

72 Kabanata

Bab 60 : Pertempuran yang Memisahkan Langit dan Bumi

Bayangan Raja Kegelapan yang membesar hingga menutupi langit memancarkan aura menyesakkan. Tanah di sekitar lingkaran hitam bergetar, retakan-retakan besar mulai terbentuk, menciptakan jurang yang penuh dengan kobaran api. Ananta, Kirana, dan Arya berdiri dalam lingkaran pelindung yang dipancarkan kristal biru, tetapi mereka tahu bahwa ini hanya awal dari pertarungan yang akan menguji batas mereka.Ananta menggenggam pedangnya yang patah, tatapan matanya penuh dengan tekad. Kirana menguatkan mantranya, energi bercahaya mengelilingi tubuhnya. Sementara itu, Arya mengangkat tongkatnya tinggi-tinggi, menciptakan simbol-simbol sihir di udara yang berpendar seperti bintang.“Aku tidak akan membiarkan kalian melangkah lebih jauh!” suara Raja Kegelapan menggema, membuat telinga mereka berdenging. “Kalian hanya manusia lemah. Berhentilah bermimpi untuk mengalahkanku!”'Serangan Pertama'Tiba-tiba, Raj
last updateHuling Na-update : 2025-01-14
Magbasa pa

Bab 61: Mimpi Buruk di Bawah Langit Gelap

Bab 61: Mimpi Buruk di Bawah Langit GelapLangit menjadi gelap total, ditelan oleh lingkaran hitam besar yang memancarkan energi destruktif. Bayangan raksasa yang menyerupai prajurit kegelapan mulai melangkah maju. Suara langkah mereka seperti gemuruh badai, mengguncang tanah hingga hampir membuat mereka kehilangan keseimbangan. Ananta, Kirana, dan Arya berdiri berdampingan, napas mereka berat, tetapi tekad mereka tetap bulat.“Kita harus bertahan!” seru Ananta. Ia menggenggam pedangnya erat-erat, cahaya biru yang menyelimutinya tampak berkilau seperti api.Kirana menarik napas dalam-dalam, mantra-mantra kuno mulai keluar dari bibirnya, menciptakan perisai bercahaya di sekitar mereka. Arya merapalkan lingkaran sihir besar yang menyelimuti tanah di bawah mereka, memperkuat pertahanan dan menyiapkan serangan besar.---Serangan Gelombang PertamaMakhluk-makhluk bayangan itu mulai menyerbu dengan kecepatan yang mengejutkan. Mereka bergerak seperti arus gelap yang tidak dapat dihentikan.
last updateHuling Na-update : 2025-01-16
Magbasa pa

Bab 62: Raja Kegelapan Melangkah

Bab 62: Raja Kegelapan MelangkahUdara di sekitar mereka terasa berat, seolah-olah ruang itu sendiri menolak keberadaan mereka. Raja Kegelapan berdiri tegak di atas platform batu, auranya begitu pekat hingga membuat tubuh mereka terasa lemah. Mata merahnya menatap mereka dengan keangkuhan, bibirnya menyunggingkan senyuman yang penuh ejekan.“Kalian berpikir bisa menghancurkan inti kegelapan ini?” katanya, suaranya bergema seperti petir. “Kalian hanya tiga pejuang kecil melawan kekuatan abadi. Ini akan menjadi akhir kalian.”Ananta mengangkat pedangnya, meskipun tangannya sedikit gemetar. “Kita sudah terlalu jauh untuk mundur,” katanya dengan nada tegas. “Jika ini harus menjadi akhir kami, setidaknya kami akan melawan sampai napas terakhir.”Kirana dan Arya berdiri di sisi Ananta, aura mereka menyala dengan kekuatan yang tersisa. Kirana mempersiapkan mantranya, sementara Arya mulai menciptakan lingkaran sihir besar di bawah mereka, bersiap untuk pertarungan yang akan menguji batas mere
last updateHuling Na-update : 2025-01-16
Magbasa pa

Bab 63: Kekuatan Kegelapan yang Bangkit

Bab 63: Kekuatan Kegelapan yang BangkitSinar terang yang sebelumnya menyelubungi Raja Kegelapan meredup, digantikan oleh bayang-bayang pekat yang menggelap di sekelilingnya. Retakan yang telah mereka serang dengan segala kekuatan mereka mulai menutup kembali dengan cepat, menambah kekuatan yang lebih besar pada tubuhnya. Aura kegelapan semakin kuat, semakin menekan, seolah-olah seluruh alam semesta bergetar oleh kekuatan yang dia pancarkan. Platform batu yang mereka berdiri di atasnya bergetar hebat, hampir ambruk.Kirana merasakan beban yang semakin berat di tubuhnya. “Tidak... ini tidak mungkin,” desisnya. Tubuhnya sudah hampir habis energi, dan perisai yang dia ciptakan mulai retak. “Apa yang sedang terjadi?”Ananta menatap Raja Kegelapan dengan penuh kekhawatiran. “Kita sudah menyerangnya dengan segala yang kita punya, tapi kenapa dia malah semakin kuat?”Raja Kegelapan tertawa keras, suaranya menggetarka
last updateHuling Na-update : 2025-01-17
Magbasa pa

Bab 64 : Titik Balik dalam Kegelapan

Bab 64 : Titik Balik dalam KegelapanKabut pekat yang menyelimuti mereka bagaikan tembok tak kasat mata yang memisahkan dunia nyata dari kehampaan. Ananta, Kirana, dan Arya berusaha menahan rasa takut yang menjalar dalam hati mereka, namun kehadiran Raja Kegelapan membuat udara terasa semakin berat. Waktu seolah-olah berhenti, memberi mereka kesempatan untuk menghadapi apa yang akan datang.“Jangan biarkan dirimu lengah,” bisik Ananta dengan suara lemah namun penuh tekad. Dia menggenggam pedangnya lebih erat, meskipun luka-luka di tubuhnya terus memancarkan rasa sakit. “Kita hanya punya satu kesempatan.”Arya mengangguk. “Tapi apa yang bisa kita lakukan? Bahkan semua serangan kita sebelumnya tidak cukup untuk menghancurkannya.”Kirana menatap kegelapan yang menyelimuti mereka, pikirannya berlomba mencari solusi. “Mungkin kita tidak perlu menghancurkannya,” katanya perlahan, matanya menyala dengan i
last updateHuling Na-update : 2025-01-17
Magbasa pa

Bab 65 : Pengorbanan yang Terlupakan

Kegelapan yang tersisa di sekitar mereka semakin menebal. Sisa-sisa energi yang dipancarkan oleh Raja Kegelapan bergulung, membentuk pusaran hitam yang mengancam untuk menghancurkan seluruh dunia mereka. Namun, setelah cahaya yang menghilang begitu cepat, sebuah rasa hampa yang mendalam mengisi setiap sudut. Kirana—sahabat mereka yang berani—hilang begitu saja. Tidak ada yang bisa mereka lakukan, kecuali berdiri di bawah, menatap pedang Kirana yang tertancap di tanah, tempat dia berdiri saat pengorbanan itu terjadi.Ananta berdiri dengan tangan gemetar, memegang pedang Kirana dengan erat. Air mata mengalir di wajahnya, meskipun dia berusaha keras untuk menahan semuanya. “Kirana...” desahnya pelan, suaranya hampir tak terdengar. “Kenapa kamu melakukan ini?”Arya berdiri di tempatnya, tidak jauh lebih baik. “Kirana... kamu mengorbankan semuanya untuk kita. Apa yang harus kita lakukan sekarang? Apa yang bisa kita lakukan untuk menebus pengorbanan itu?”Ananta mengulurkan pedang itu lebih
last updateHuling Na-update : 2025-01-18
Magbasa pa

Bab 66 : Harapan dalam Kegelapan

Ananta terbaring di tanah, tubuhnya nyaris tak bergerak. Rasa sakitnya begitu luar biasa hingga membuatnya hampir tak bisa bernapas. mengalir dari luka-luka yang menggores tubuhnya, membasahi tanah di sekitarnya. Di perhubungan, Arya juga terkapar, tubuhnya terguncang keras setelah dihantam gelombang energi hitam yang begitu kuat.Namun, meskipun menyakitkan merobek tubuh mereka, ada satu hal yang masih membara di dalam diri mereka: harapan. Harapan yang pernah ditanamkan oleh Kirana, harapan yang tidak bisa begitu saja padam, meski dunia seakan runtuh di hadapan mereka.“Arya…” suara Ananta terdengar lemah, hampir tak terdengar di tengah kegelapan yang melanda mereka. “Kita… tidak bisa menyerah.”Arya terengah-engah, wajahnya penuh dengan darah dan debu. "Bagaimana kita bisa menang melawan semua ini?" desahnya, suaranya penuh dengan keputusasaan. "Kegelapan ini... sepertinya tak ada habisnya."A
last updateHuling Na-update : 2025-01-18
Magbasa pa

Bab 67: Dunia Tanpa Kegelapan

Kekacauan telah berlalu, namun dunia masih terasa hening, seolah menahan napas untuk memahami apa yang baru saja terjadi. Langit, yang selama ini diliput kegelapan pekat, perlahan berubah menjadi biru cerah. Sinar matahari yang lama tertutup akhirnya menyentuh tanah, menghangatkan dunia yang telah terlalu lama membekukan dalam bayang-bayang ketakutan.Ananta dan Arya berdiri di tengah medan pertempuran. Tubuh mereka lemah, nyaris tidak mampu bergerak. Debut beterbangan di sekeliling mereka, bercampur dengan sisa-sisa energi yang masih menguap dari ledakan gerbang kegelapan. Namun, mata mereka memandang ke pemandangan dengan rasa lega yang tak terkatakan. Mereka telah melakukannya. Kegelapan telah dikalahkan.Jejak Pengorbanan"Semua ini... akhirnya selesai," gumam Arya dengan suara serak. Ia memandang ke arah pedang yang tertancap di tanah, pedang yang kini bersinar redup, seolah-olah ikut kelelahan setelah pertempuran panjang.Ananta meng
last updateHuling Na-update : 2025-01-19
Magbasa pa

Bab 68 : Bayangan Baru di Ufuk Timur

Bab 68 : Bayangan Baru di Ufuk TimurMatahari mulai tenggelam di ufuk barat, meninggalkan langit yang diliputi warna oranye dan merah muda. Ananta dan Arya, yang kini menjadi simbol harapan di dunia yang telah pulih dari kegelapan, berdiri di sebuah bukit kecil yang menghadap ke hamparan desa yang perlahan pulih. Angin sepoi-sepoi membawa aroma tanah basahPertemuan RahasiaOleh karena itu, mereka kembali ke rumah tua di pinggiran desa, tempat mereka sering berkumpul untuk merencanakan langkah berikutnya. Utusan dari kerajaan, seorang pria paruh baya bernama Eldros, telah menunggu mereka dengan wajah yang tampak tegang. Sebuah peta besar tergelar di meja kayu yang sudah mulai lapuk."Kita menghadapi ancaman baru," kata Eldros tanpa basa-basi. Tangannya menunjuk sebuah wilayah di peta, jauh di timur, di mana tanda-tanda merah menghiasi area tertentu. “Ini adalah sisa-sisa kekuatanArya membukakan mata, mencoba memahami detail pada peta tersebut. "Ingat kita sudah menghancurkan gerbang
last updateHuling Na-update : 2025-01-20
Magbasa pa

Bab 69: Pertarungan di Ambang Kegelapan

Bab 69: Pertarungan di Ambang KegelapanMalam dingin semakin menusuk ketika energi kegelapan di celah besar itu mulai mengacaukan udara. Awan hitam pekat berputar-putar di atas kepala mereka, membentuk lingkaran yang menakutkan. Pria membentang hitam itu berdiri di atas batu besar di tengah celah, seolah menguasai semua yang ada di sekitarnya. Di tangannya, ia memegang tongkat dengan kristal gelap yang bersinar memancarkan aura kejahatan."Kalian datang ke sini untukAnanta maju mengayunkan, tangannya menggenggam pedang bercahaya yang dia peroleh setelah pertarungan melawan Raja Kegelapan. Cahaya dari pedangnya terasa seperti satu-satunya harapan di tengah aura gelap itu. "Kami datang untuk mengakhPria itu tertawa, suara tawanya seperti campuran kebencian dan kegilaan. "Kegelapan tidak bisa dihentikan. Bahkan ketika kalian memotong salah satu cabangnya, akarnya tetap adaGelombang Pertama: Makhluk KegelapanDengan sebuah gerakan
last updateHuling Na-update : 2025-01-21
Magbasa pa
PREV
1
...
345678
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status