Semua Bab Lintas Takdir dan Kutukan: Bab 51 - Bab 60

72 Bab

Rahasia Lorong Kegelapan

Bab 51 : Rahasia Lorong KegelapanLorong di balik pintu besar itu menyambut Ananta dan Kirana dengan suasana yang dingin dan suram. Batu-batu di sepanjang dindingnya dipenuhi dengan ukiran aneh yang tampak hidup, seolah-olah mata tak terlihat sedang mengawasi mereka. Angin dingin yang bertiup membawa suara bisikan-bisikan samar, membuat bulu kuduk mereka berdiri.“Tempat ini...” Kirana berbicara dengan suara pelan, hampir seperti berbisik. “Rasanya seperti lorong menuju neraka.”Ananta, yang berjalan beberapa langkah di depannya, menggenggam erat pedangnya. Matanya terus mengawasi setiap sudut, waspada terhadap apa pun yang mungkin menyerang. “Aku tidak yakin ini adalah neraka, tapi jelas tempat ini bukan untuk manusia.”Lorong itu terasa tak berujung. Setiap langkah yang mereka ambil hanya membawa mereka lebih jauh ke dalam kegelapan. Namun, tidak ada jalan lain. Pintu di belakang mereka telah tertutup rapat,
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-10
Baca selengkapnya

Pilihan yang Mengubah Segalanya

Bab 52: Pilihan yang Mengubah SegalanyaRuangan besar itu terasa semakin menekan. Cahaya gelap dari bola kristal berdenyut seperti jantung yang berdetak, memancarkan energi yang membuat udara di sekitarnya terasa berat. Ananta dan Kirana berdiri di depan altar, tatapan mereka beralih dari bola kristal ke pria bertopeng yang menunggu jawaban mereka.Pria bertopeng itu melangkah maju, jubah hitamnya berkibar meski tidak ada angin. Suaranya terdengar dingin dan tegas. “Waktu terus berjalan, Ananta. Setiap detik yang berlalu, dunia di luar menjadi semakin dekat dengan kehancuran. Keputusan ada di tanganmu.”Ananta mengepalkan tangannya erat, tatapannya terfokus pada bola kristal. “Apa jaminannya jika kami menghancurkan bola ini? Apa kau akan membiarkan kami pergi?”Pria itu tertawa pelan, nadanya penuh ejekan. “Jaminan? Tidak ada jaminan dalam perang ini. Tapi aku bisa memberimu satu hal: jawaban atas semua pertanyaanmu
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-10
Baca selengkapnya

Kegelapan di Balik Gerbang

Bab 53 : Kegelapan di Balik GerbangAngin dingin menyapu padang tandus yang penuh dengan batu-batu hitam dan debu yang beterbangan. Ananta berdiri terengah-engah, menggenggam pedangnya yang terasa lebih berat dari biasanya. Langit di atasnya gelap pekat, hanya diterangi oleh kilatan petir ungu yang menyambar tanpa suara. Di kejauhan, benteng besar berdiri dengan megah, seolah-olah menjadi penjaga dunia kegelapan ini.“Kirana!” Ananta memanggil lagi, suaranya menggema di hamparan tanah yang hening. Tidak ada jawaban. Ia menggertakkan giginya, kepalanya berputar mencari sahabatnya.Namun, alih-alih Kirana, ia melihat sosok lain di kejauhan—sesosok pria bertopeng yang perlahan berjalan mendekat. Jubah hitamnya berkibar tertiup angin, dan aura gelap yang menyelimutinya membuat udara di sekitarnya terasa berat.“Kau lagi...” Ananta berkata, suaranya penuh kemarahan. Ia mengangkat pedangnya, bersiap menghadapi ancaman bar
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-11
Baca selengkapnya

Gerbang Kegelapan Terbuka

Bab 54: Gerbang Kegelapan Terbuka Gemuruh gerbang besar itu semakin keras, menelan semua suara di padang tandus. Ananta berdiri di depan, napasnya tersengal-sengal. Keringat bercampur darah mengalir di pelipisnya, tetapi ia tidak mengalihkan pandangannya dari sosok raksasa yang perlahan muncul dari balik gerbang. Makhluk itu memiliki tubuh besar seperti gunung, dengan kulit berwarna hitam legam yang dipenuhi dengan retakan-retakan bercahaya merah seperti lava. Matanya menyala, memancarkan kebencian dan kekuatan murni. Setiap langkahnya mengguncang tanah, menciptakan kawah-kawah kecil di bawah kakinya. “Panglima Pertama,” desis Ananta, menyadari siapa yang sedang ia hadapi. Ia menguatkan genggaman pada pedangnya, meskipun tangannya sudah gemetar. Pria bertopeng yang terluka parah tersenyum sinis. “Ini adalah akhirnya untukmu, Ananta. Tidak ada manusia yang bisa melawan Panglima Kegelapan.” Namun, Ananta tidak menanggapi. Ia menarik napas panja
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-11
Baca selengkapnya

Bab 55 : Teriakan dari Kegelapan

Reruntuhan gerbang besar kini dihiasi retakan bercahaya yang seolah mengancam untuk pecah kapan saja. Ananta berdiri dengan tubuh yang penuh luka, napasnya berat namun matanya tetap memancarkan tekad. Kirana dan Nevara di belakangnya, mempersiapkan serangan pamungkas mereka. Di hadapan mereka, Panglima Pertama masih berdiri kokoh, meski terlihat goyah setelah serangan terakhir.Makhluk raksasa itu menggeram, mengangkat tangannya yang dipenuhi api hitam dan menghantam tanah dengan kekuatan yang menghancurkan. Ledakan energi meluas, menciptakan gelombang kejut yang hampir menjatuhkan Ananta dan kawan-kawannya.“Ini tidak bisa terus begini,” teriak Nevara, mencoba mempertahankan mantra perlindungan di sekitar mereka. “Makhluk ini terlalu kuat jika kita terus melawannya secara langsung!”“Tapi gerbangnya belum hancur sepenuhnya!” sahut Kirana. “Jika kita tidak menghancurkannya sekarang, Raja Kegelapan akan
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-11
Baca selengkapnya

Bab 55 : Teriakan dari Kegelapan

Bab 55 : Teriakan dari KegelapanReruntuhan gerbang besar kini dihiasi retakan bercahaya yang seolah mengancam untuk pecah kapan saja. Ananta berdiri dengan tubuh yang penuh luka, napasnya berat namun matanya tetap memancarkan tekad. Kirana dan Nevara di belakangnya, mempersiapkan serangan pamungkas mereka. Di hadapan mereka, Panglima Pertama masih berdiri kokoh, meski terlihat goyah setelah serangan terakhir.Makhluk raksasa itu menggeram, mengangkat tangannya yang dipenuhi api hitam dan menghantam tanah dengan kekuatan yang menghancurkan. Ledakan energi meluas, menciptakan gelombang kejut yang hampir menjatuhkan Ananta dan kawan-kawannya.“Ini tidak bisa terus begini,” teriak Nevara, mencoba mempertahankan mantra perlindungan di sekitar mereka. “Makhluk ini terlalu kuat jika kita terus melawannya secara langsung!”“Tapi gerbangnya belum hancur sepenuhnya!” sahut Kirana. “Jika kita tidak menghancurkanny
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-12
Baca selengkapnya

Bab 56 : Kebangkitan dari Kegelapan

Cahaya biru dan hitam masih beradu di langit, menciptakan semburat warna yang terlihat seperti perang bintang. Energi dari ledakan sebelumnya membuat tanah di sekitar retak, seolah tak kuat menanggung beban pertempuran. Ananta menggenggam pedangnya erat, matanya penuh tekad meski tubuhnya semakin melemah.“Gerbang ini harus dihancurkan sekarang juga,” kata Nevara dengan suara tegas meski napasnya tersengal. Wajahnya penuh keringat, dan lingkaran mantra di sekelilingnya mulai bergetar, tanda bahwa energinya hampir habis.Pria bertopeng, dengan seringai penuh kemenangan, melangkah maju. “Kalian benar-benar berjuang keras, ya. Tapi semua ini sia-sia. Gerbang ini takkan bisa dihancurkan oleh kekuatan lemah seperti kalian.”Ananta mendekat ke arah pria itu, meskipun setiap langkahnya terasa seperti menahan beban dunia. “Aku tidak peduli seberapa kuat kau atau Raja Kegelapan. Aku akan menghentikan kalian, apa pun yang te
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-12
Baca selengkapnya

Bab 57 : Kisah di Tengah Kabut

Debu tebal dari ledakan sebelumnya masih menyelimuti area itu, membuat suasana menjadi semakin mencekam. Ananta terbatuk, mencoba mengatur napasnya sambil meraba tanah di sekitarnya untuk mencari pedangnya. Tubuhnya terasa remuk, tetapi tekadnya tetap menyala.“Nevara! Kirana!” teriak Ananta dengan suara serak. Ia tidak tahu apakah mereka selamat dari ledakan dahsyat tadi.Setelah beberapa saat, terdengar suara lirih. “A-Ananta…” Itu suara Kirana. Dari balik reruntuhan, tubuh Kirana yang penuh luka mulai tampak. Ia memapah Nevara, yang hampir tidak sadarkan diri. Nevara terlihat lemah, wajahnya pucat, dan lingkaran mantranya telah sepenuhnya menghilang.“Kau baik-baik saja?” tanya Ananta sambil berlari menghampiri mereka.Kirana mengangguk lemah. “Kami selamat… tapi Nevara terlalu banyak menggunakan energinya. Aku tidak tahu berapa lama dia bisa bertahan.”Anant
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-13
Baca selengkapnya

Bab 58 : Kebenaran yang Tersembunyi

Kabut tebal perlahan memudar, meninggalkan sisa-sisa kehancuran di sekitarnya. Ananta terbangun perlahan, tubuhnya tergeletak di tanah keras yang dingin. Napasnya terengah-engah, dan pedang bercahaya yang tadi menjadi tumpuan harapan kini tergeletak beberapa meter darinya, redup dan kehilangan sinarnya.“Nevara... Kirana...” Ananta berusaha memanggil teman-temannya, suaranya serak dan nyaris tak terdengar. Di tengah kabut yang tersisa, ia mendengar erangan lemah dari arah lain.“Kirana!” teriak Ananta. Ia merangkak menuju sumber suara itu, hatinya dipenuhi rasa cemas.Kirana terbaring di bawah puing-puing reruntuhan. Wajahnya pucat, tetapi ia masih hidup. Dengan tenaga yang tersisa, Ananta menyingkirkan puing-puing itu dan membantunya duduk.“Bagaimana... Nevara?” tanya Kirana dengan suara lemah.Ananta menggeleng, pandangannya menyapu area sekitar. “Aku belum menemukannya.”
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-13
Baca selengkapnya

Bab 59 : Jejak Terakhir Nevara

Bab 59 : Jejak Terakhir NevaraUdara masih dipenuhi dengan sisa-sisa energi pertempuran yang menggema di seantero lembah. Lingkaran hitam yang berputar perlahan di langit memberikan aura mencekam, seolah-olah menjadi pengingat bahwa ancaman belum benar-benar hilang. Ananta berdiri dengan pedang patah di tangannya, tatapannya kosong, memandang ke arah lingkaran itu. Sementara Kirana dan Arya duduk kelelahan di tanah, mencoba mengumpulkan tenaga mereka.“Kita tidak bisa berhenti di sini,” kata Arya, meskipun suaranya terdengar lemah. “Lingkaran itu adalah pintu terakhir. Jika kita tidak menutupnya, kegelapan akan kembali lebih kuat dari sebelumnya.”Kirana menatap Arya, ragu. “Tapi bagaimana? Kita kehilangan begitu banyak... Nevara...” Suaranya pecah, air mata mulai menggenangi matanya.Ananta, yang masih terdiam, tiba-tiba melangkah maju. Tatapannya berubah tegas, penuh tekad. “Nevara tidak akan mengingin
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-14
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
345678
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status