Semua Bab Lintas Takdir dan Kutukan: Bab 21 - Bab 30

50 Bab

jejak kegelapan

Bab 21: Jejak KegelapanCahaya pagi yang hangat menyinari Desa Kalapa, menyapu sisa-sisa kegelapan yang semalam melanda. Penduduk desa yang sebelumnya bersembunyi di dalam rumah mulai keluar, wajah mereka penuh rasa takut bercampur lega. Ananta, Randu, dan Sekar berdiri di tengah desa, tubuh mereka masih terasa lelah setelah pertempuran besar melawan Zuraq.“Apakah semuanya sudah berakhir?” tanya salah satu penduduk dengan suara gemetar.Ananta mengangguk. “Untuk saat ini, ya. Kegelapan yang menguasai desa ini telah lenyap. Tapi kalian harus tetap waspada. Kita tidak tahu apakah ancaman serupa akan muncul lagi.”Randu, yang sedang membalut lukanya sendiri, menimpali, “Setidaknya untuk saat ini, desa ini aman. Tapi kita punya tugas lain, Ananta. Kita harus menyelidiki dari mana kegelapan itu berasal.”Sekar mengangguk, wajahnya serius. “Aku setuju. Zuraq menyebut dirinya sebagai ‘manifestasi kutukan leluhur’. Jika dia benar, maka mungkin m
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-24
Baca selengkapnya

pintu menuju rahasia

Bab 22: Pintu Menuju RahasiaSetelah meninggalkan Hutan Sempurna, perjalanan Ananta, Randu, dan Sekar berlanjut melewati sebuah lembah sunyi yang dikenal sebagai Lembah Sirna. Menurut legenda, lembah ini pernah menjadi tempat pertempuran besar antara dua kerajaan, tetapi sejak saat itu, tidak ada yang berani tinggal di sana.Langit mulai mendung, dan angin dingin berhembus kencang, membawa aroma lembab tanah yang pekat. Ketiganya berjalan dengan langkah hati-hati, menyadari bahwa setiap langkah membawa mereka lebih dekat ke rahasia gelap yang mereka cari.“Aku tidak suka tempat ini,” gumam Randu sambil mengencangkan pegangan pada tombaknya. “Terlalu sepi.”Sekar menatap sekeliling, tongkatnya bersinar samar sebagai pelindung. “Ketenangan seperti ini sering kali menjadi tanda bahaya. Kita harus tetap waspada.”Ananta, yang memimpin di depan, mengangguk setuju. Pedang Cahayanya tergantung di pinggangnya, siap digunakan kapan saja.
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-24
Baca selengkapnya

bayangan dibalik gerbang emas

Bab 23: Bayangan di Balik Gerbang EmasLorong di bawah tanah itu dipenuhi dengan keheningan yang begitu mencekam, hanya terdengar gema langkah kaki Ananta, Randu, dan Sekar yang bergerak hati-hati. Pintu emas besar di ujung lorong semakin mendekat, namun atmosfer di sekitarnya terasa semakin berat, seolah menekan jiwa mereka.“Pintu ini...” gumam Sekar, matanya memperhatikan setiap ukiran pada logam emas itu. “Ada energi yang luar biasa di sini. Rasanya seperti... dia hidup.”Randu memegang tombaknya lebih erat, tubuhnya kaku. “Apa pun yang ada di balik pintu itu, kita harus bersiap. Ini tidak akan mudah.”Ananta menatap ukiran tulisan kuno di tengah pintu, lalu perlahan menyentuhnya. Kalimat itu berbunyi:"Hanya mereka yang hatinya murni yang dapat melangkah. Kegelapan akan menelan sisanya."Seketika, pintu itu bergetar pelan, seolah merespons sentuhannya. Ukiran mata seekor naga di tengah pintu perlahan bersinar merah, mencipta
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-25
Baca selengkapnya

Benturan Dua Cahaya

Bab 24: Benturan Dua CahayaPukulan pertama dari pedang pria berjubah hitam menghantam lantai dengan kekuatan besar, menciptakan ledakan energi gelap yang membuat Ananta, Randu, dan Sekar terpental. Pilar-pilar kristal di sekitar mereka bergoyang, memancarkan kilauan yang menyilaukan.Ananta segera bangkit, mengangkat Pedang Cahaya untuk menangkis serangan berikutnya. Dentingan logam bergema keras ketika dua pedang sakral itu bertemu, memancarkan percikan cahaya dan kegelapan yang beradu.“Kau tidak akan melewati ruangan ini tanpa menumpahkan darah,” kata pria itu, suaranya dingin seperti es.“Aku tidak peduli siapa kau,” balas Ananta. “Aku di sini untuk menghentikan kegelapan, dan tidak ada yang bisa menghentikanku!”Pria itu menyeringai. “Kau tidak tahu apa yang kau hadapi.”Serangan BalikRandu berlari dengan tombaknya, mencoba menyerang dari sisi lain. Namun, pria berjubah itu mengayunkan pedangnya ke tanah, menciptakan g
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-08
Baca selengkapnya

Badai di Puncak Kegelapan

Bab 25: Badai di Puncak KegelapanAnanta, Randu, dan Sekar berdiri di tepi tebing yang menghadap ke Benteng Kegelapan. Di bawah mereka, lembah yang sunyi dan mencekam dipenuhi dengan bayangan bergerak, seolah tanah itu sendiri hidup. Asap hitam pekat naik dari puncak benteng, menyelimuti langit malam dalam kegelapan yang menyesakkan.“Apa kita benar-benar akan turun ke sana?” tanya Sekar, suaranya gemetar meskipun ia mencoba terdengar tegar. Matanya tertuju pada penjagaan ketat di sekeliling benteng. Makhluk-makhluk besar dengan bentuk tak lazim berdiri berjaga, sementara nyala merah di mata mereka menyorot ke segala arah.“Kita tidak punya pilihan,” jawab Ananta sambil menggenggam Pedang Cahaya erat. Cahaya dari pedangnya meredup, seperti merespons aura gelap yang semakin tebal. “Benteng itu adalah tempat di mana semua ini bermula. Dan itu juga tempat di mana semua ini harus berakhir.”---Rencana yang BerbahayaMereka berk
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-08
Baca selengkapnya

Pertemuan dengan kegelapa

Bab 26: Pertemuan dengan KegelapanSuasana di ruang tengah itu begitu mencekam. Ananta dan Sekar berdiri membeku, pandangan mereka terpaku pada sosok berjubah hitam yang perlahan melangkah maju. Di balik tudungnya, matanya bersinar merah, penuh dengan kebencian dan kekuatan yang tak terukur."Sudah lama aku menantikan saat ini," katanya dengan suara yang bergema seperti ribuan bisikan. "Seorang pemuda yang dipilih Pedang Cahaya, dan penyihir muda yang mengira dia memahami rahasia dunia ini."Ananta mengangkat Pedang Cahaya, meskipun tangannya gemetar. "Siapa kau? Dan apa yang kau inginkan dariku?"Pria itu tertawa kecil, suara yang menggema hingga dinding-dinding ruang itu bergetar. "Aku adalah Panglima Kegelapan, tapi nama itu hanyalah bayangan dari apa yang sesungguhnya aku wakili. Aku adalah cerminan dari kekuatan yang kau miliki, Ananta. Kita terikat lebih dari yang kau kira."---Kebenaran yang MengejutkanAnan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-08
Baca selengkapnya

Bayang-bayang Kehancuran

Bab 27: Bayang-Bayang KehancuranRuangan itu dipenuhi dengan aura menyesakkan. Panglima Kegelapan melangkah perlahan, setiap langkahnya bergema seperti lonceng kematian. Ananta tergeletak di lantai batu dingin, tubuhnya terasa berat, seolah energi dalam dirinya telah terkuras habis. Pedang Cahaya yang kini bercampur dengan aura hitam tergeletak di dekatnya, cahaya pada bilahnya berkedip lemah.Sekar, yang terbaring tidak jauh dari Ananta, menggigit bibirnya untuk menahan rasa sakit. Tubuhnya gemetar karena mantra terakhir yang ia gunakan menguras banyak tenaga. Tapi ia tahu, menyerah bukanlah pilihan.“Sudah kuperingatkan,” kata Panglima Kegelapan, suaranya tenang namun penuh ancaman. “Kau tidak bisa melawan sesuatu yang berasal dari kegelapan tanpa menyerahkan segalanya.”Dia mengulurkan tangannya, telapak tangan mengarah ke bola energi hitam di tengah ruangan. Bola itu berputar lebih cepat, mengeluarkan suara gemuruh yang mengguncang seluruh ben
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-09
Baca selengkapnya

Dilema di tengah kegelapan

Bab 28: Dilema di Tengah KegelapanRuangan itu kini penuh dengan keheningan yang menyesakkan. Di hadapan Ananta, dua sosok misterius berdiri. Salah satunya adalah bayangan gelap dirinya sendiri, dengan mata merah menyala, sementara yang lain adalah sosok bercahaya dengan aura yang menenangkan. Keduanya mewakili pilihan yang harus ia ambil—pilihan yang akan menentukan nasib dunia.“Ananta,” suara bercahaya itu berbicara lembut, tetapi penuh otoritas. “Kau telah membawa Pedang Cahaya sejauh ini karena hatimu yang murni. Kau adalah harapan terakhir dunia ini. Jangan biarkan kegelapan mencuri takdirmu.”Bayangan gelap tertawa kecil, suaranya penuh ejekan. “Murni? Kau benar-benar percaya omong kosong itu? Lihatlah apa yang telah kau lakukan, Ananta. Kau menggunakan kekuatanku, dan itu adalah bagian dari dirimu. Jangan menyangkal siapa dirimu sebenarnya.”Ananta terdiam. Keringat dingin membasahi dahinya. Ia merasakan tekanan luar biasa dari dua kekuata
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-09
Baca selengkapnya

Runtuhnya Benteng Kegelapan

Bab 29: Runtuhnya Benteng KegelapanBenteng tempat pertempuran berlangsung mulai hancur dengan cepat. Suara retakan dan gemuruh memenuhi udara, menciptakan getaran yang terasa hingga ke tulang. Batu-batu besar jatuh dari langit-langit, memecah lantai yang sudah rapuh.Ananta berdiri tegak, tatapan matanya terpaku pada Panglima Kegelapan yang kini tampak sedikit goyah. Sosok kegelapan itu masih memegang pedang hitamnya, namun auranya tampak berkurang. Meskipun demikian, ancaman di wajahnya belum sirna.“Ananta!” teriak Sekar dari sudut ruangan. Suaranya parau, tetapi sarat dengan kepanikan. “Kita harus pergi! Tempat ini tidak akan bertahan lama!”Ananta melihat Sekar yang mencoba berdiri dengan susah payah. Darah mengalir dari luka di lengannya, namun ia tetap memaksakan diri untuk berdiri. Di sisi lain, Panglima Kegelapan berdiri tegak, matanya masih penuh dengan kebencian.“Kau tidak akan lolos dari sini, Ananta,” katanya dengan nada dingin. “Jika aku harus jatuh, kau akan jatuh bers
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-14
Baca selengkapnya

Dalam Bayang Kehilangan

Bab 30: Dalam Bayang KehilanganAnanta duduk di tengah hutan yang gelap, hanya diterangi oleh cahaya bulan yang pucat. Tangannya masih menggenggam Pedang Cahaya, tetapi kilau pedang itu telah memudar, seolah mencerminkan kehampaan yang dirasakannya di dalam hati. Angin malam berhembus lembut, membawa suara-suara dari kejauhan yang tidak pernah benar-benar sampai ke telinganya.Pikirannya terus kembali ke momen terakhir bersama Sekar. Jeritannya, tatapan matanya yang lembut, dan senyum samar yang tetap ada meski nyawa perlahan meninggalkannya. Ananta menggigit bibirnya hingga berdarah, mencoba menahan air mata yang tidak akan datang.“Mengapa aku gagal melindunginya?” bisiknya pelan.Kesendirian di Tengah KeheninganSetelah beberapa saat duduk termenung, Ananta menyadari bahwa ia tidak bisa berdiam diri lebih lama. Dunia belum sepenuhnya aman. Meskipun Panglima Kegelapan telah dikalahkan, energi jahat yang tersisa di benteng itu mungkin masih menyebar. Lebih dari itu, ia harus menemuka
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-14
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
DMCA.com Protection Status