Larasati yang pulang dengan diantarkan sopir pribadi Bara, duduk di bangku belakang dengan wajah murung dan pandangan mata menatap kosong ke luar jendela. Sepanjang perjalanan, dia hanya diam saja dan tidak mengeluarkan suara. Meski Jali sudah mencoba untuk mengajak wanita muda itu berbicara dan bercanda, agar Larasati sedikit melupakan kesedihannya. "Den Bram semakin ke sini, semakin ke sana ya, Mbak." Jali terkekeh sendiri. "Maksud saya, Den Bram semakin montok dan menggemaskan, gitu. Pasti karena Mbak Rara pandai mengasuh putra Pak Bara. Saya jadi iri, Mbak. Kapan ya, saya bisa memiliki anak seperti Den Bram?" Jali melirik Larasati melalui pantulan kaca spion di hadapan, tetapi wanita muda yang duduk di bangku belakang sama sekali tidak memberikan respon. "Eh, tapi saya sadar diri, ding, Mbak. Enggak mungkin, lah, anak saya secakep Den Bram. Secara wajah saya aja pas-pasan kayak gini." Jali kembali terkekeh, tapi lagi-lagi dia harus tertawa
Last Updated : 2024-12-12 Read more