Tous les chapitres de : Chapitre 101 - Chapitre 110

116

Cinta yang Tak Terkatakan

"Apa kamu masih memikirkan Dimas?"tanya Emir akhirnya.Talita menarik napas dalam. "Bukan karena perasaan. Aku hanya merasa bersalah... Aku pergi saat dia masih koma. Aku ingin dia tahu yang sebenarnya. Dia sudah banyak membantuku.”Emir menatap Talita dalam-dalam. "Kalau begitu, kita temui dia."Talita membelalakkan matanya. "Apa maksudmu?"Emir tersenyum kecil. "Dimas sudah sadar."Dimas duduk di atas ranjang rumah sakit, wajahnya pucat tetapi matanya sudah kembali bersinar. Saat pintu kamar terbuka, ia menoleh dan melihat Talita berdiri di sana.Hatinya bergetar."Talita..."suaranya serak, nyaris berbisik.Talita berjalan mendekat dengan hati-hati. "Mas Dimas, bagaimana perasaanmu?"Dimas menatapnya lama sebelum berkata, "Kenapa kamu tidak pernah menjengukku?"Talita terdiam.Dimas melanjutkan, "Aku dengar semua yang terjadi... Keluargaku mencoba merebut anak-anakmu, menuduhmu selingkuh... Aku tidak percaya itu. Aku tidak percaya apa pun yang mereka katakan. Tapi... kenapa kamu tet
last updateDernière mise à jour : 2025-02-15
Read More

Diminta Menikah

Setelah semua yang terjadi Talita dan keluarganya pulang ke kampung untuk menenangkan diri.Beberapa hari kemudian Emir datang ke kampung untuk menjenguk Talita dan kedua anaknya. Ia sudah bolak balik kesana untuk menjenguk Talita. Wajar ia khawatir sebab dirinya adalah suami Talita. Namun, karena ia terlalu sering datang dan menginap di rumah Talita membuat keluarga Talita jadi omongan tetangga.“Putrinya sudah janda, kenapa tidak dinikahkan saja sama pria itu,” ucap seorang ibu-ibu yang kebetulan melihat Emir saat itu.Mendengar itu Talita sampai gak mau keluar dari rumah, Ayah Talita hanya bisa menutup telinga.* Beberapa hari kemudian Emir datang lagi, kedatangan kali ini ia membawa psikolog. Mental Talita drop setelah ia dituduh selingkuh olah keluarga Dimas. Talita bahkan sampai menutup akun media sosial miliknya karena mendapat serangan dari banyak orang.“Nak Diego , Bapak tidak tahu lagi harus bagaimana, saya kasihan melihat Talita seperti itu,” ujar Ayah Talita saat Emi
last updateDernière mise à jour : 2025-02-15
Read More

Pernikahan Emir dan Talita

Pernikahan antara Emir dan Talita dipersiapkan dengan sangat hati-hati oleh keluarga besar Talita dan Brata. Setelah semua yang terjadi, pernikahan ini bukan hanya tentang menyatukan kembali dua hati, tetapi juga menyelamatkan nama baik Talita dan mengembalikan nama baik orang tuanya.Emir punya permintaan yang khusus ia ingin pernikahan adat yang lengkap. Talita tadinya tidak mau . ia meminta pernikahan yang sederhana. Namun pada akhirnya ia mau setelah dibujuk kedua orang tuanya.“Apa kamu yang melakukan tradisi adat yang lengkap?” tanya Brata.“Iya, Bapak tahu kalau si kembar bukan anak Talita,” ujar Emir.Sejak pagi buta, rumah keluarga Talita sudah dipenuhi oleh saudara dan tetangga yang membantu persiapan pernikahan. Emir, yang masih dikenal sebagai Diego oleh banyak orang, mengenakan beskap hitam khas pengantin pria Jawa, lengkap dengan blangkon dan kain batik bermotif klasik. Sementara itu, Talita tampil anggun dalam kebaya putih gading dengan sulaman emas yang elegan, serta
last updateDernière mise à jour : 2025-02-15
Read More

Setelah Pernikahan

Setelah pernikahan, Emir dan Talita masih menghabiskan waktu di rumah orang tua Talita . Suasana rumah terasa lebih hangat, terutama karena sikap Emir yang semakin menunjukkan perhatian kepada keluarga Talita.Suatu pagi, Emir bangun lebih awal dan langsung menuju dapur. Ia melihat Juminten sedang menjerang air untuk teh. Dengan cekatan, Emir mengambil beberapa bahan di meja dan mulai membantu menyiapkan sarapan."Nak Emir, tidak usah repot-repot. Biar Ibu saja," ujar Juminten, tersenyum melihat menantunya begitu sigap."Tidak apa-apa, Bu. Aku sudah biasa masak di asrama," sahut Emir sambil mengaduk adonan telur dadar. "Lagipula, aku ingin Talita dan anak-anak sarapan dengan makanan yang kubuat sendiri."Juminten menatap Emir dengan haru. Menantunya ini benar-benar berbeda dari bayangannya. Ia ingat bagaimana Talita dulu begitu terluka saat harus berpisah dengan Emir, namun kini, pria itu kembali dengan segala ketulusan yang membuat hati ibu mertua ini semakin yakin bahwa anaknya bera
last updateDernière mise à jour : 2025-02-16
Read More

Bulan Madu

Setelah mengurus cuti menikah ia membawa Talita ke apartemennya yang di Singapura untuk Bulan Madu.Talita begitu sangat canggung padanya, bahkan menatap wajah Emir ia tidak berani, wanita cantik itu merasa kehilangan harga diri, ia berpikir kalau Emir menganggap dirinya wanita tukang kawin, karena sudah tiga kali menikah.“Apa yang kamu pikirkan ?” tanya Emir saat Talita duduk di balkon apartemen.“Tidak ada Pak.”“Bisakah kamu jangan memanggilku dengan sebutan bapak seperti itu. Kamu memperlakukan suami seperti orang asing,” ujar Emir dengan suara datar.“Maaf berikan aku waktu.”“Baiklah … begini saja, mari kita duduk mengobrol santai.”“Apa Bapak eh … maksudku Apa Mas ingin kopi?” tanya Talita gugup.Melihat sikap canggung Talita ingin rasanya ia melepaskan topengnya dan ingin memeluk Talita.“Tidak nanti saja, baru juga makan,” ujar Emir.“Aku akan menelepon anak-anak,” ujar Talita.“Aku meminta anak buahku membawa mereka jalan-jalan sampai puas. Jangan khawatir mereka akan baik-
last updateDernière mise à jour : 2025-02-16
Read More

Akhirnya Dia Mengaku

Setelah Talita pingsan lagi, Emir panik. Wajahnya berubah pucat, jantungnya berdegup keras, dan tangan yang pernah begitu kuat itu kini gemetar saat dia mengangkat tubuh Talita ke pelukannya. Segala perasaan kacau dalam dirinya kembali menghantam tanpa ampun. Dia tahu, apa yang dia lakukan—semua kebohongan ini—telah menghancurkan segalanya. Tapi dia juga tahu, dia harus melakukan sesuatu untuk memperbaiki semuanya.Dengan hati yang bergejolak, Emir membawa Talita ke tempat tidur, menatapnya dengan penuh penyesalan. Wajah cantik itu masih pucat, namun bibirnya yang sempat tersenyum cerah kini tampak tertutup rapat, seolah-olah menahan segala perasaan yang selama ini ia simpan."Aku tidak akan menyerah," bisik Emir pelan pada dirinya sendiri. "Aku akan membuatmu mengerti, Talita. Aku akan membuatmu kembali mencintaiku."Dia duduk di sampingnya, menggenggam tangan Talita yang lembut, merasakan degup jantungnya yang mulai tenang. Setelah beberapa menit, Talita akhirnya membuka matanya per
last updateDernière mise à jour : 2025-02-16
Read More

Merasa Bermimpi

“Bagaimana kamu sudah percaya?” tanya Emir mengusap bibir Talita yang belepotan lipstik.“Ya, aku sudah percaya,” ujar Talita mencium pipi Emir untuk kesekian kalinya.“Karena itu jangan sedih lagi dan bersikaplah biasa saja di depan semua orang agar penyamaranku berhasil. Aku ingin membuat Irfan dan keluarganya tidak berkutik, aku akan membalas mereka semua,” ujar Emir.“Baiklah sayangku , sekarang aku mengerti kenapa kamu begitu peduli sama ayah, ibu dan si kembar. Ternyata kamu menantu mereka, pantas saja Aminah begitu nyaman saat bersamamu ternyata kamu ayah mereka,” ujar Talita ia kembali menangis karena bahagia.“Jadi kamu menikah dua kali dengan suamimu,” ujar Emir.“Aku sangat bahagia Mas” ujar Talita.Emir kembali memakai topeng karet tersebut, tetapi ada yang berbeda dengan Talita, ia terus saja mengikuti Emir kemanapun dia melangkah dan menatap pria itu penuh cinta, seolah-olah ia belum percaya kalau lelaki yang bersamanya saat itu abang ipar yang ia nikahi beberapa tahun
last updateDernière mise à jour : 2025-02-17
Read More

Bulan Madu yang Penuh Cinta

Pagi pertama di bulan madu mereka, Talita menggeliat pelan di tempat tidur. Matahari pagi mengintip dari celah tirai, menyinari ruangan dengan cahaya keemasan yang lembut. Tangannya meraba sisi ranjang, mencari sosok Emir, tetapi tempat di sebelahnya kosong.Talita membuka matanya perlahan. Aroma harum sesuatu yang lezat menyeruak ke dalam kamar. Ia mengerutkan kening, lalu tersenyum kecil.‘Emir memasak?’Dengan rasa penasaran, Talita bangkit, mengenakan jubah tidurnya, lalu berjalan ke arah dapur tempat mereka menghabiskan bulan madu. Di sana, ia menemukan pemandangan yang membuat hatinya berdebar.Emir, dengan celemek yang melingkar di tubuhnya, sibuk di dapur. Ia mengaduk sesuatu di wajan, sesekali mencicipi saus dengan ujung sendok, lalu mengangguk puas.Talita menyandarkan tubuhnya di ambang pintu, menatap suaminya dengan senyum penuh cinta. "Aku juga tidak tahu kapan Emir bisa memasak."Emir menoleh, matanya berbinar melihat Talita yang berdiri di sana dengan rambut yang masih
last updateDernière mise à jour : 2025-02-17
Read More

Pulang Bulan Madu

Pagi itu, Talita terbangun dengan aroma kopi yang harum. Ia menggeliat pelan, lalu membuka matanya. Yang pertama kali ia lihat adalah Emir, berdiri di samping tempat tidur dengan nampan sarapan di tangannya."Selamat pagi, istriku," sapa Emir lembut.Talita tersenyum, masih setengah mengantuk. "Mas, apa ini?""Sarapan di tempat tidur, spesial untuk istri tercinta," jawab Emir sambil meletakkan nampan di atas selimutnya.Di atas nampan, ada roti panggang dengan telur mata sapi berbentuk hati, buah segar yang sudah dipotong rapi, dan secangkir kopi dengan foam berbentuk hati di atasnya.Talita menatap suaminya dengan penuh cinta. "Mas Emir, kamu terlalu manis," katanya sambil tersenyum lebar.Emir duduk di sampingnya. "Aku hanya ingin memastikan kamu selalu merasa dicintai."Talita meraih tangan Emir dan menciumnya lembut. "Aku selalu merasa begitu, Mas. Karena kamu."Emir mengusap pipinya dengan lembut, lalu menyuapkan sepotong roti ke mulutnya. Mereka tertawa bersama, menikmati pagi y
last updateDernière mise à jour : 2025-02-17
Read More

Kecewa Pada Talita

Beberapa bulan kemudian Dimas akhirnya pulih, orang yang pertama yang ingin ia lihat Talita dan si kembar.“Jangan mencarinya lagi, dia meninggalkanmu setelah kamu tidak berdaya di rumah sakit,” ucap sang Ibunda.“Itu tidak mungkin Bu. Dia wanita yang baik.”Wanita itu berdiri dengan wajah geram, “ Bunda sudah katakan padamu Dimas, dia hanya mempermainkanmu. Kamu tahu sekarang dia sudah menikah dengan polisi yang selama ini membantunya, dia menikah dengan Diego!”Dimas sudah bisa menebak siapa sosok yang disebutkan sang ibunda. Diego adalah Emir. Laki-laki itu selama ini memakai topeng karet dan menyamar sebagai Diego. Ia melakukan itu setelah Arjuna dan dr. Irfan menembaknya dan ia berhasil memalsukan kematiannya.‘Emir …?’Melihat Dimas tidak bereaksi keluarganya keheranan, “Uda tidak marah?” tanya Farida.“Apa kamu sudah tahu kalau wanita selama ini selingkuh dengansi polisi itu?” sambung Ibu Yani lagi.Dimas menarik nafas dalam, ia merasa rongga dadanya terasa sesak setelah ta
last updateDernière mise à jour : 2025-02-17
Read More
Dernier
1
...
789101112
Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status