Home / Pernikahan / BERLIAN YANG DICAMPAKKAN / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of BERLIAN YANG DICAMPAKKAN : Chapter 11 - Chapter 20

36 Chapters

Bab 11

Luna tidak tahu kenapa Ajeng dan wanita yang dipanggil "Mami" itu terkejut bukan main begitu dia menyebutkan nama ibu mertuanya. Dia mendongak untuk meminta penjelasan pada Elang yang bersikap biasa saja."Mi, kok aku kayaknya pernah denger nama itu ya?" tanya Ajeng bingung."Ck, Devi temennya Widya. Masa kamu lupa sih? Dulu pasti dia ikut-ikutan jelek-jelekin kamu kan karena hasutan Widya?" jawab wanita itu, Dahlia Braun, ibu mertua Ajeng.Sementara mereka sibuk mengobrol, Luna memilih untuk duduk di sofa karena kakinya terasa capek. Baru seperti ini aja sudah lelah, bagaimana bisa Irfan memaksanya untuk pergi jauh dari kota ini?"Sebentar, maksudnya gimana kok Devi bisa dipanggil ibu mertua?" Bu Dahlia menatap Luna yang sedang memijit kakinya. Wanita itu menyipitkan mata."Luna ini kan menantunya, Mi.""Yang bener kamu? Berarti istrinya Kalingga dong? Kok bisa?" tanya Bu Dahlia tak percaya, lalu kembali menatap Luna. "Bukannya Kalingga baru mau menikah ya? Tadi aja aku ketemu Devi s
last updateLast Updated : 2024-11-24
Read more

Bab 12

"Mas, maaf aku udah ngerepotin kamu," kata Luna sambil menyembunyikan wajahnya di leher Elang.Tentu saja mereka menjadi pusat perhatian di sepanjang lorong rumah sakit."Ck, kayak sama siapa aja. Kamu ini udah dibilangin ke rumah sakit jangan sendirian, kenapa masih ngeyel sih? Begini kan jadinya?" omel Elang.Mereka sampai di tempat parkir yang lumayan ramai. Elang membawa Luna ke sebuah mobil mewah milih majikannya dan mendudukkannya di kursi depan, setelah itu memutari mobil untuk masuk ke kursi pengemudi."Aku nggak mau ngerepotin Mbak Peni. Dia seharusnya fokus dengan pekerjaan rumah, bukan malah nganterin aku kemana-mana," ujarnya.Elang membuka kaca jendela mobil dan melihat kerumunan orang yang masih belum pergi dari tempat parkir. Mungkin mereka adalah pengunjung atau ada yang kecelakaan."Jadi, kamu udah positif mau cerai dari Kalingga? Udah nggak ngemis-ngemis cinta lagi ke dia?"Luna tidak menghiraukan nada sarkas pria itu. Dia menatap pemandangan di luar jendela dengan p
last updateLast Updated : 2024-11-25
Read more

Bab 13

"Beneran nggak perlu diantar sampai depan pintu, Mbak?" tanya ajudan Pak Erwin, jenderal yang sudah resmi menjadi ayah angkatnya setelah pengadilan mengabulkan permohonan adopsi.Luna menatap rumah yang baginya besar dan mewah, namun bagi keluarga Wisnuwardhana adalah gubuk kecil yang jelek."Nggak usah, Mas. Udah di depan rumah kok," tolak Luna."Mbak Luna beruntung sekali diadopsi oleh Pak Erwin. Beliau kelihatan sekali menyayangi Mbak seperti menyayangi Sofia. Kalian memang sedekat itu ya?" tanya ajudan itu, Fajar, dengan wajah penasaran."Ya, kami memang sedekat itu." Luna tersenyum. Mengingat kebaikan Pak Erwin dan Bu Citra sejak dia kecil, padahal status sosial keluarga mereka berbeda jauh. "Ayah Erwin memang sangat baik orangnya. Begitu juga dengan Ibu Citra."Luna tidak peduli mereka mengadopsinya sebagai bentuk balas budi atas pengorbanan ibunya yang mendonorkan organnya pada Bu Citra. Toh, tanpa ibunya mendonorkan organnya pun, Bu Citra sudah berjanji pada ibunya untuk menja
last updateLast Updated : 2024-11-26
Read more

Bab 14

Dua tahun menikah, Kalingga sudah terbiasa melihat ekspresi takut dari istri yang tidak diinginkannya. Dia tidak peduli, bahkan sampai di titik muak.Kalingga menginginkan istri seperti Renata. Anggun, percaya diri, cerdas, pintar berbaur, dan yang pasti tidak akan membuatnya malu. Itulah kenapa dia tidak pernah mengumumkan pernikahannya dengan Luna.Dan dia berpura-pura baik pada gadis itu agar semakin bersemangat melakukan fisioterapi. Semakin cepat Luna sembuh dan bisa berjalan, semakin cepat dia menceraikan gadis itu.Dia tidak perlu lagi terikat dengan wasiat dari laki-laki yang dia tabrak, dan Luna tidak akan menang jika suatu saat gadis itu menuntutnya di pengadilan. Surat perjanjian pranikah mereka benar-benar membuat Luna tidak akan bisa berkutik, karena gadis itu menyetujui upaya damai dari keluarganya atas kematian ayahnya."Sepertinya kamu menyadari sesuatu." Irfan menyodorkan sekaleng soda dingin ke hadapannya.Kalingga membuka kaleng itu dan meminum isinya sampai tersisa
last updateLast Updated : 2024-11-27
Read more

Bab 15

Kalingga menghentikan gerakan tangannya yang ingin menyuapkan nasi ke dalam mulutnya. Matanya menatap Renata yang terlihat panik sambil memelototi pembantu yang masih muda itu."Makasih ya, Rin. Kamu boleh kembali ke dapur," kata Bu Devi, lalu menepuk lengan Renata dengan lembut. "Ibu hamil harus minum susu biar janinnya sehat.""Eh, i-iya, Ma," jawab Renata gugup dan menghindari pandangan Kalingga."Oh iya, Ngga. Ini yang mama bilang kejutan tadi siang. Renata ternyata hamil! Pernikahan kalian harus dipercepat. Kalau bisa minggu depan. Mama seneng banget bisa mendapatkan keturunan dari keluarga terpandang dan terhormat. Nggak kayak si lumpuh miskin itu," cibir Bu Devi dengan raut wajah jijik ketika membicarakan tentang Luna.Kalingga tidak bereaksi apapun. Dia hanya menatap Renata yang sibuk dengan makanannya dan terlihat salah tingkah."Kok nggak dimakan nasinya, Ngga? Keburu dingin nanti nggak enak," tegur Bu Devi.Tanpa berniat untuk menanggapi ocehan ibunya, Kalingga menyuapkan n
last updateLast Updated : 2024-11-28
Read more

Bab 16

"Mau ke mana kamu?"Luna menganga tak percaya ketika melihat Kalingga yang saat ini tengah menatapnya tajam."Bukan urusan kamu!" jawabnya ketus. Dia berusaha untuk melepaskan tangannya dari cengkeraman Kalingga, namun tenaga pria itu lebih kuat."Lepasin! Pak, tolong saya! Dia mau menculik saya!" jeritnya panik.Sopir taksi yang langsung keluar dan menatap mereka bingung akhirnya maju hendak menghampiri Luna, namun Kalingga menatap pria itu tajam."Dia istri saya. Jangan ikut campur!"Sopir itu langsung mengangkat kedua tangannya dan kembali ke tempatnya semula."Ini, ambil uang ini. Istri saya batal pergi," kata Kalingga sambil mengulurkan uang berwarna merah sebanyak dua lembar. "Cepat pergi dari sini."Sopir itu buru-buru mengambil uang dari Kalingga dan bergegas masuk ke dalam mobil sambil berteriak, "Maafkan saya, Non!"Luna tercengang ketika taksi online itu tancap gas meninggalkannya. Dia menoleh ke arah Kalingga dengan rahang mengetat dan mata melotot marah."Apa sih maksud
last updateLast Updated : 2024-11-29
Read more

Bab 17

Tubuh Luna membeku di depan pintu masuk yang juga dijaga oleh sekuriti. Apa tadi yang baru saja dia dengar?"Non, Nona perempuan yang biasanya disewa sama Pak Kalingga, kan? Tadi saya lihat semobil sama Mas Adit soalnya," tanya satpam yang sebenarnya tidak sopan, namun sayangnya sikap pria itu sopan.Luna berbalik sambil menggertakkan giginya menahan amarah dan kesal luar biasa. Bisa-bisanya karyawan di perusahaan ini bertanya sembarangan."Apa Pak Kalingga sering menyewa perempuan?" tanya Luna dengan wajah dingin.Kalau dulu Luna akan menangis dan menunduk karena merasa rendah diri akibat kelumpuhannya, maka sekarang dia berdiri dengan kepala tegak. Dia tidak akan diam saja ditindas oleh siapapun kali ini, seperti pesan dari ayah Erwin ketika dia berkunjung kemarin malam."E-eh...ti-tidak sih. Ta-tapi gosipnya seperti itu. Beliau katanya memiliki perempuan yang khusus untuk memuaskannya, jadi saya kira sekarang akhirnya beliau memintanya untuk datang ke sini," jawab satpam itu gelaga
last updateLast Updated : 2024-11-30
Read more

Bab 18

Luna tidak mengerti kenapa dia bisa jatuh cinta pada Kalingga. Laki-laki itu dulu begitu dingin dan cuek, lalu berubah menjadi jahat, dan sekarang benar-benar menyebalkan.Lagi-lagi dia gagal pergi dari lelaki itu, dan rasa bencinya semakin besar mengalahkan rasa cinta. "Sudah kubilang, tunggu aku. Kenapa kamu jadi keras kepala begini?"Luna tidak menghiraukan ucapan pria sinting itu. Dia melengos dan menatap pemandangan di luar jendela. Adit mengikuti mereka dari belakang dengan mobil yang tadi digunakan untuk mengantar Luna."Kamu nggak akan bisa pergi sebelum aku mengizinkanmu, jadi percuma saja kamu terus berusaha untuk kabur."Kedua tangannya terkepal. Dia menoleh ke arah Kalingga dengan mata melotot."Kamu nganggep aku kayak sampah selama ini. Bahkan kamu udah nggak sabar untuk bercerai dariku demi perempuan itu. Lihat! Sekarang aku udah bisa berjalan dengan normal. Sebentar lagi kita akan bercerai.""Jangan bicara soal itu lagi!" bentak Kalingga dengan wajah murka.Luna memund
last updateLast Updated : 2024-12-01
Read more

Bab 19

Luna tidak mengerti dengan pembicaraan Kalingga dan Bu Devi. Dia hanya sibuk mencerna apa yang sebenarnya terjadi. Bukankah Kalingga bersikeras untuk menceraikannya demi agar bisa menikahi Renata? Lantas kenapa sekarang sikap pria itu aneh?Seharusnya Kalingga dengan senang hati melepaskannya karena berhasil membuat Renata hamil. Tapi lihatlah, bahkan pria itu sama sekali tidak melirik Renata yang terlihat kecewa."Lingga, jangan berantem di sini. Jangan mempermalukan ibumu," tegur Renata dengan lembut.Luna mengernyit jijik melihat sikap perempuan itu. Dia jadi teringat dengan para gadis sok kuasa di sekolahnya dulu. Berubah menjadi ibu peri ketika di depan pemuda yang mereka suka, tapi langsung menjadi monster begitu berhadapan dengan gadis lain yang dianggap saingan."Ingat posisimu di keluarga Wisnuwardhana, Ma. Mama yang paling tahu soal itu," ucap Kalingga sebelum menarik tangan Luna dan mengajaknya untuk keluar dari butik."Eh? Tapi kamu belum fitting baju pengantin," kata Luna
last updateLast Updated : 2024-12-02
Read more

Bab 20

Dua jam sebelumnya....Luna sejak tadi terus menekuk wajahnya karena kesal tidak boleh pulang oleh Kalingga. Setelah pulang dari butik, pria itu malah membawanya ke perusahaan keluarga Wisnuwardhana."Keluar sendiri atau kugendong," kata Kalingga dengan wajah datar.Ingin rasanya dia menonjok wajah lelaki itu. Setelah berpura-pura mesra di hadapan Bu Devi dan Renata, kini Kalingga kembali ke setelan pabrik."Aku pulang aja. Kamu bilang udah muak sama aku dan nggak sabar untuk lepas dari aku? Aku kan cuma pelacur buat kamu. Seperti kata satpam..."Wajah Kalingga menggelap dan matanya menatapnya tajam. Jujur, Luna sebenarnya takut dengan Kalingga yang seperti ini."Jangan menguji kesabaranku, Luna. Kamu nggak tahu seberapa besarnya keinginanku untuk mencekik lehermu sekarang," desis Kalingga."Kalau begitu ceraikan saja aku. Jadi kamu udah nggak perlu repot-repot terus melihat aku yang sangat kamu benci...""Keluar!"Luna buru-buru membuka pintu mobil setelah melihat kedua tangan pria i
last updateLast Updated : 2024-12-03
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status