Home / Rumah Tangga / Maafkan Aku Telah Mendua / Chapter 141 - Chapter 150

All Chapters of Maafkan Aku Telah Mendua: Chapter 141 - Chapter 150

183 Chapters

Bab 141 Cerita Kita Sudah Usai

Aina sangat terkejut saat tiba-tiba mendengar suara Fakhri dan sosoknya berdiri di samping. Fakhri hanya diam, tapi mata coklatnya sudah mengunci pandangannya ke Aina. Aina membisu dan buru-buru menunduk. Ia tidak mau menjawab pertanyaan Fakhri.Helaan napas panjang terdengar keluar berdesakan dari bibir Bu Rahma. Wanita paruh baya itu bergantian melihat anak dan mantan menantunya ini.“Harusnya ini yang kalian lakukan beberapa bulan lalu. Saling terbuka satu sama lain dan menyelesaikan masalah dengan baik. Bukan mengatasnamakan emosi di atas segalanya,” ujar Bu Rahma.Baik Aina maupun Fakhri hanya diam, tak membantah ucapan Bu Rahma.“Kalau kalian ingin melanjutkan pembicaraan lebih baik di luar saja. Ibu ingin istirahat,” imbuh Bu Rahma.Aina mengangguk, kemudian bangkit dan berpamitan.“Saya permisi pulang saja, Bu. Saya hanya ingin menjelaskan ini ke Ibu.”Bu Rahma tersenyum menganggukkan kepala
last updateLast Updated : 2025-01-29
Read more

Bab 142 Andai Semua Baik-baik Saja

“Semua baik-baik saja, Damar,” jawab Fakhri dengan mantap.Damar tersenyum, kemudian matanya melirik Aina. Aina membalas tatapannya. Dua insan itu saling tersenyum dan menyapa dalam pandangan. Tentu saja interaksi intim itu membuat hati Fakhri dongkol.Dengan gerak cepat, ia membalikkan badan dan bersiap kembali ke ruangan Bu Rahma. Harusnya Fakhri tidak menuruti permintaan ibunya. Mantan istrinya sudah tidak mencintainya. Aina sudah menutup hati untuknya dan keinginan rujuk dengannya hanya hayalan saja bagi Fakhri.“FAKHRI!!!” Tiba-tiba suara Damar bergema membuat langkah Fakhri berhenti. Ia menoleh dan melihat Damar bersama Aina berjalan mendekat.“Aku dengar Tante Rahma terkena serangan jantung. Apa beliau baik-baik saja?”Fakhri tidak bersuara hanya kepalanya yang mengangguk.“Boleh aku menjenguknya?” imbuh Damar.“Tentu. Ayo, ke kamarnya!”Fakhri berjalan mendahul
last updateLast Updated : 2025-01-29
Read more

Bab 143 Sesuatu yang Diminta

“Selingkuh?” ulang Fakhri.Bukannya menunjukkan raut wajah muram dan sedih. Fakhri malah tersenyum lebar bahkan wajahnya terlihat lebih ceria dari sebelumnya. Andai Robby bertatap muka dengannya pasti akan terkejut melihat reaksi Fakhri.“Fakhri, kamu baik-baik saja, kan?” Robby bertanya dengan khawatir.Seketika Fakhri tertawa dan terdengar keras di telinga Robby. Tentu saja Robby semakin bingung dibuatnya. Apa yang terjadi pada sahabatnya? Mengapa dia malah senang begitu mengetahui istrinya selingkuh? Itu kini yang tercetus di benak Robby.“Fakhri … kamu ---”Belum sempat Robby melanjutkan kalimatnya, Fakhri langsung menyahut lebih dulu.“Aku baik-baik saja, Rob. Aku malah senang mendengar hal ini. Asal kamu tahu, sebelumnya Wulan sudah pernah bilang kalau aku tidak memuaskannya. Mungkin itu sebabnya dia cari pria lain di luar sana.”Robby terdiam dan tampak terkejut mendengar j
last updateLast Updated : 2025-01-29
Read more

Bab 144 Obrolan Dua Pria

“Yeay!! Asyik, akhirnya Zafran bisa ketemu Ayah,” seru Zafran kegirangan. Siang keesokan harinya, sesuai janji Damar. Ia menjemput Zafran pulang sekolah. Bahkan kini sudah mengarahkan mobilnya ke kantor Fakhri. Damar sengaja tidak memberi tahu perihal kedatangan Zafran kali ini. Biar saja ini jadi kejutan untuk Fakhri. “Ayo, kita turun!!” ajak Damar. Ia baru saja mematikan mesin mobilnya kemudian melihat Zafran. Mereka sudah tiba di kantor Fakhri. Zafran tersenyum lebar, kemudian tergesa turun dari mobil. Sepanjang perjalanan menuju ruangan Fakhri, Zafran berjalan sambil melompat-lompat kecil. Senyumnya terkembang indah dengan mata yang terus berbinar. Damar hanya mengulum senyum memperhatikannya. Mungkin dia belum bisa memberitahu ke Zafran tentang ayah biologis sesungguhnya dan kali ini Damar terpaksa mengalah demi Zafran. “Mbak, Fakhri ada?” tanya Damar. Ia sudah berdiri di depan meja kerja Susi. Susi tampak terkejut melihat kehadiran Damar, apalagi ada Zafran di sebelahnya.
last updateLast Updated : 2025-01-30
Read more

Bab 145 Dua Ayah

“Jadi kamu sedang meragukan Aina, Damar?” tebak Fakhri.Damar tidak menjawab hanya diam. Namun, tatapan mata dan gestur tubuhnya sudah memperlihatkan kegelisahan. Fakhri tahu jika Damar meragukan Aina. Bahkan saat di rumah sakit kemarin, Damar berulang kali menatap Aina hanya untuk memastikan kalau mantan istri Fakhri itu tidak akan berpaling darinya.“Kamu takut aku merebut Aina?” imbuh Fakhri.Damar tampak terkejut. Matanya beradu dengan netra coklat Fakhri. Pria manis itu mengatupkan rapat bibirnya. Namun, rahangnya terlihat menegang dan entah mengapa Damar tampak gelisah.Sebuah senyuman seketika terukir di wajah tampan Fakhri. Tentu saja reaksi Fakhri membuat Damar kelimpungan sendiri. Ia takut Fakhri marah dan menyalahartikan pembicaraan mereka kali ini.“Aku memang masih mencintainya.” Ucapan Fakhri memecah keheningan mereka.Damar mendongak dan membuat mata mereka beradu lagi. Untuk beberapa saat k
last updateLast Updated : 2025-01-30
Read more

Bab 146 Gagal Sidak

“Mas Fakhri,” seru Wulan.Bukannya takut atau panik melihat kehadiran Fakhri. Wulan malah tersenyum lebar. Ia langsung bangkit dari duduknya dan menghampiri Fakhri. Fakhri terdiam melihatnya.“Kok kamu tahu kalau aku di sini? Kamu kangen, ya?” Wulan malah bersuara merayu.Fakhri berdecak mengibaskan tangannya ke udara saat Wulan hendak menyentuh wajahnya. Wulan cemberut melihat reaksi Fakhri, tapi seperti saat awal tadi Wulan terlihat tenang.“Ngapain kamu ke sini? Sama siapa?” Fakhri kembali mencerca dengan pertanyaan.Robby yang berdiri di samping Fakhri hanya diam melihat interaksi mereka berdua.“Astaga, iya. Aku lupa belum mengenalkannya.”Wulan malah berkata seperti itu kemudian membalikkan badan dan kembali ke tempat duduknya. Tak lama dia kembali lagi sambil menggandeng tangan seorang pria.“Apa kamu masih ingat, Mas. Ini Theo, sepupuku. Dia baru beberapa minggu ini
last updateLast Updated : 2025-01-30
Read more

Bab 147 Dilema Pagi

“Kok Zafran ngomong gitu?” tanya Aina.Zafran terdiam hanya matanya yang masih mengunci netra Aina. Aina terdiam, menghela napas panjang sambil membelai lembut wajah Zafran. Bocah laki-laki itu hanya membisu tanpa suara menatap penuh harap ke Aina.“Maaf, Zafran. Bunda tidak bisa melakukannya. Namun, Bunda janji Zafran masih bisa bertemu Ayah Fakhri kapanpun Zafran mau.”Zafran tidak menjawab hanya menunduk kemudian tanpa berkata sepatah kata ia bangkit dari pangkuan Aina dan berlalu pergi dari kamarnya. Aina terdiam menatap punggung Zafran yang menghilang di balik pintu.Entah sampai kapan Aina merahasiakan semua ini. Apa mungkin sudah saatnya Zafran tahu siapa ayah kandungnya sesungguhnya? Namun, bagaimana jika bocah 7 tahun itu belum bisa menerimanya? Ini seperti dilema bagai Aina dan ia kesulitan sendiri.Dua hari berselang, pagi itu Fakhri baru saja datang saat tiba-tiba Susi menyambutnya dengan mimik wajah yang tegang.
last updateLast Updated : 2025-01-31
Read more

Bab 148 Antara Terpaksa dan Kasihan

“Damar, kok tumben ke sini pagi?” tanya Aina.Aina baru saja turun dari mobil usai mengantar Zafran sekolah. Mobil Damar sudah berhenti di depan rumahnya bahkan pria manis itu terlihat sedang berdiri di depannya.“Aku hanya ingin mampir. Bisa kita bicara sebentar, Aina?” pinta Damar.Aina mengangguk kemudian menyilakan Damar masuk ke dalam rumah. Mereka kini sedang duduk di ruang tamu saling berhadapan. Entah mengapa Damar terlihat tegang kali ini.“Ada apa? Apa ada masalah?” Aina membuyarkan keheningan mereka.Damar tersenyum, mendongak sambil menatap Aina dengan sendu.“Apa kamu ada waktu hari ini?”Aina belum menjawab, tapi kedua alisnya terangkat dengan mata yang melihat penuh selidik.“Mama sudah menentukan hari pernikahan kita dan meminta kamu datang untuk membahasnya.” Damar sudah menambahkan kalimatnya.Aina hanya diam. Bahunya naik turun sibuk mengolah
last updateLast Updated : 2025-01-31
Read more

Bab 149 Pertolongan Mantan

“Pulang? Yang bener saja, Aina,” sergah Fakhri.Reaksi Fakhri langsung berubah drastis. Ia tidak setenang tadi dan tampak sedang menyimpan amarah. Aina hanya diam memperhatikannya.“Aku sama sekali gak bohong. Aku butuh kamu untuk membereskan kendala di kantorku. Asal kamu tahu, sejak tadi aku berulang meneleponmu, tapi nomormu gak aktif. Itu sebabnya aku datang ke sini.”Aina hanya diam mendengarkan penjelasan Fakhri. Aina lupa jika ponselnya mati bahkan sedang dicharger di kamar. Mungkin karena itu juga Fakhri tidak bisa menghubunginya.Helaan napas berat keluar dari bibir Fakhri. Wajah pria tampan itu tampak kusut. Matanya tampak lelah dan Aina bisa melihatnya dengan jelas.“Baiklah, kalau kamu gak mau membantuku. Aku akan cari orang lain saja.”Fakhri gegas bangkit dan bersiap pergi. Aina masih bergeming di tempatnya dan sama sekali tak bereaksi dengan ulah serta ucapan Fakhri. Namun, tinggal beberapa
last updateLast Updated : 2025-01-31
Read more

Bab 150 Aku Tahu Posisiku

“Kamu yakin, Aina?” tanya Fakhri.Ia kini menatap tajam Aina dan berharap wanita cantik di depannya ini memberi jawaban yang memuaskan. Aina terdiam sesaat dan membuat matanya beradu dengan netra coklat Fakhri. Tanpa diminta ada yang tiba-tiba berdesir dengan hebat di sana. Aina buru-buru memalingkan wajah sambil mengangguk.“Iya. Aku yakin. Memangnya kamu punya teman di daerah sana?”Aina malah balik bertanya dan langsung dijawab dengan gelengan kepala Fakhri. Fakhri tidak mau mengambil kesimpulan dulu. Ia harus mencari bukti jika memang kejadian hari ini ada keterlibatan Wulan di dalamnya.“Ya sudah. Itu saja dulu. Aku mau pulang.”Belum sempat Fakhri menjawab, Aina sudah berdiri dan membalikkan badan berjalan meninggalkannya. Fakhri bergeming di tempatnya sambil menatap bayang Aina yang sudah menghilang di balik pintu. Rasanya Aina pasti akan menolak jika ia menawarkan diri mengantarnya pulang.Sepuluh
last updateLast Updated : 2025-02-01
Read more
PREV
1
...
1314151617
...
19
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status