All Chapters of CEO Dingin yang Terpaksa Menikahiku: Chapter 111 - Chapter 120

159 Chapters

111. Es yang Mulai Mencair

Bara melangkah memasuki rumahnya, bangunan megah yang lebih menyerupai istana daripada sekadar tempat tinggal. Pilar-pilar tinggi menopang langit-langit yang menjulang. Lampu kristal menggantung anggun, memancarkan cahaya lembut ke seluruh ruangan. Pelayan yang berbaris rapi di dekat pintu menundukkan kepala sebagai bentuk hormat. Di antara mereka, Mimi maju selangkah, tersenyum hangat seperti biasanya. “Selamat datang, Tuan.”“Cheryl sudah di kamarnya?” Bara bertanya tanpa basa-basi.“Sudah, Tuan.” Mimi menjawab sopan, memperhatikan bagaimana mata gelap sang tuan yang biasanya tajam kini tampak berbinar-binar.“Dia tadi menangis, kan?”Ada senyum yang terlukis di bibir Bara saat mengatakannya. Mimi nyaris tak percaya melihatnya. Tuannya tersenyum sejelas itu, selepas itu? Wanita paruh baya itu telah lama mengabdi dalam keluarga Bara, cukup mengenal setiap ekspresi dan kebiasaannya. Namun malam ini, ada sesuatu yang berbeda pada diri Bara yang selama ini ia kenal. “Bukan cuma men
last updateLast Updated : 2025-03-13
Read more

112. Terperangkap dalam Bara

Detik ini juga, dunia seakan berhenti berputar.Sial. ‘Ini nyata?’ Bara masih tak percaya. Cheryl, dengan bibir selembut kelopak mawar, baru saja mengecupnya, sentuhan lembut yang nyaris membuatnya hilang akal.Bara tak sempat berpikir. Tak sempat mencerna. Tubuhnya hanya bereaksi secara alami.Ia menginginkan gadis ini. Dari tadi. Dari jauh sebelum ini. Dan sekarang Cheryl ada di sini, menyerahkan bibirnya yang manis ini.Brengsek. Ia bisa gila.Dorongan liar yang sejak tadi ditahannya kini pecah. Bara bergerak cepat, menangkup tengkuk Cheryl, menahannya agar tak bisa mundur. Jika gadis itu memberinya ciuman selembut itu, bukan berarti ia akan membalas dengan sama lembutnya. Jangan harap, tidak untuk kali ini.Bibirnya menekan bibir Cheryl, menguasai, menyesap kelembutan yang seketika terasa seperti candu. Bara mendesak lebih dalam, menarik tubuh Cheryl ke dadanya, memerangkapnya dalam kehangatannya yang berbahaya.Napas mereka berpacu, membakar udara di antara mereka. Bara bisa m
last updateLast Updated : 2025-03-13
Read more

113. Izinkan Aku

Cheryl tersentak, spontan menggigit bibir bawahnya saat kesadarannya terhempas oleh kenyataan bahwa kini ia begitu terbuka di hadapan Bara.Wajahnya merona, terbakar oleh rasa malu yang melilit erat di antara ketegangan yang ia rasakan. Sementara itu sepasang mata Bara yang gelap, begitu intens menelusuri setiap inci tubuh Cheryl dengan sorot mata berbinar, kelam dan pekat seperti bara api yang menyala dalam kegelapan. Bibir pria itu melengkung, tersenyum penuh kepuasan. “Tubuh yang indah, Cheryl,” bisiknya, nyaris tanpa suara, seolah Cheryl adalah sesuatu yang terlalu berharga untuk didefinisikan dengan kata-kata.Lalu, Bara melucuti pakaiannya sendiri. Helai demi helai jatuh ke lantai, meninggalkan tubuh tegapnya yang kini terpampang di hadapan Cheryl—indah, kokoh, nyaris terlalu sempurna hingga rasanya sulit dipercaya.Tuhan…Cheryl menelan ludah. Darahnya berdesir kencang, seakan ada listrik yang berkelindan liar di sepanjang kulitnya, menegangkan setiap sarafnya hingga nyaris m
last updateLast Updated : 2025-03-14
Read more

114. Bikin Gila

Oh, Tuhan. Bara bisa gila. Cheryl sungguh membuatnya gila.Gairah yang mengalir deras di tubuhnya terasa begitu mendesak, membakar setiap inci kesabarannya. Cheryl membuatnya kehilangan kontrol dengan setiap sentuhan dan erangan yang keluar dari bibirnya. Bara ingin menyerahkan seluruh dirinya, ingin menikmati kebersamaan ini tanpa batas.“Ohh… Cheryl…!” “Bara… oh… Bara…!”Suara erangan dan desahan mereka saling bersahutan.Akan tetapi, di saat semuanya sudah berada di puncak, kesadaran Bara seketika menamparnya keras. “Awas, ntar hamil!”Sial. Ia tak ingin mengacaukan masa depan Cheryl yang masih begitu muda dengan kehamilan. Cinta dan gairah memang kadang membutakan, tapi Bara bukan pria yang akan membiarkan egonya menguasai segalanya tanpa mempertimbangkan masa depan mereka berdua. Kepala Bara menegang, seluruh tubuhnya bergetar saat ia terpaksa menarik dirinya dengan cepat. “Oh, shit!” Nyaris saja ia terlambat untuk melepaskan hasratnya di atas perut Cheryl. Begitu usai, Bara
last updateLast Updated : 2025-03-14
Read more

115. Pintu Rahasia Kita

Setelah sekian lama berpelukan, Bara akhirnya menarik napas panjang dan berbisik lembut di telinga Cheryl, "Ayo kita bersih-bersih. Habis ini aku mau masak buat kita makan malam." Suaranya tenang, penuh kehangatan, sebelum dia mengecup kening gadis itu dengan kelembutan yang membuat Cheryl semakin nyaman dalam dekapan Bara.Cheryl meringkuk manja dalam pelukannya, matanya masih terasa berat, tubuhnya pun enggan untuk beranjak. "Tapi aku nggak lapar," sahutnya dengan nada malas, suaranya hampir seperti gumaman.Bara menatapnya sekilas, kemudian tersenyum nakal. "Mau aku bikin lapar?" bisiknya di dekat telinga Cheryl. "Aku nggak keberatan membuatmu menggelinjang lagi, Cheryl. Sampai lemas." Ia sengaja mempermainkan nada suaranya agar terdengar menggoda. "Pengen..." Cheryl malah merengek, menantang.Nggak ada gengsi dan malu-malunya.Sial. Bara mengumpat dalam hati. Gadis ini benar-benar menggemaskan dan suka mancing-mancing. Bahaya. Ini bahaya sekali buat kewarasannya. Tanpa peringat
last updateLast Updated : 2025-03-14
Read more

116. Penjelasan

Uap tipis melayang di atas permukaan air, membungkus kamar mandi dengan kehangatan yang menenangkan. Aroma lavender dan sandalwood samar-samar tercium, bercampur dengan kelembutan cahaya dari lilin-lilin kecil yang berjajar di tepi bathtub.Cheryl menyandarkan punggungnya ke dada Bara, membiarkan kepala mungilnya bersandar di lengkungan leher pria itu. Kedua tangan Bara melingkari tubuhnya, jemarinya bergerak santai di atas permukaan air, sesekali membelai lengan Cheryl dengan gerakan tanpa sadar."Bagaimana harimu?" Suara Bara dalam dan tenang, menciptakan getaran kecil di kulit Cheryl. "Sudah mulai terbiasa dengan pekerjaanmu sebagai asisten pribadiku?"Cheryl menghela napas pelan, membiarkan dirinya lebih rileks dalam dekapan Bara. "Aku cukup mengerti sih dengan apa yang harus kukerjakan," jawabnya jujur. "Tapi… aku masih butuh waktu buat beradaptasi. Pekerjaan ini lebih dari yang kubayangin. Banyak banget hal yang harus ditangani, dan aku agak kewalahan."Bara mengangguk kecil, ta
last updateLast Updated : 2025-03-15
Read more

117. Terbuka

Bara tertawa kecil, menahan napas sejenak sebelum mengangkat wajahnya menatap Cheryl.“Wah! Kalau di bisnis, orang kayak kamu ini yang suka bikin kepala pening. Tipe yang kalau nggak dihadapi dengan hati-hati, bisa bikin lawan main kelabakan.” Bara menggelengkan kepala, terkekeh lagi. “Tapi sayangnya, aku udah kebal sama trik kayak gini.”Cheryl menyipitkan mata. Jemarinya yang tadi bergerak menggoda kini berhenti di dada Bara, menekan ringan seolah memberi peringatan.“Di dunia bisnis, keterbukaan informasi itu kunci kepercayaan, kan? Mitra yang nggak mau kasih informasi yang jelas… pasti itu tipe yang paling bikin gerah dan nggak nyaman buat kerja sama.” Cheryl mendekatkan wajahnya, berbisik lirih, “Dan kamu, apa suka kerja sama dengan mitra yang setengah-setengah?”Bara mendengus pelan. Matanya menyipit, menatap Cheryl dengan sorot penuh tantangan. Ia mengusap pinggang Cheryl dengan ujung jarinya, menikmati bagaimana tubuh wanita itu bereaksi pada sentuhannya. "Tapi kerja sama yang
last updateLast Updated : 2025-03-15
Read more

118. Siap Bekerja

Uap panas membungkus mereka dalam balutan keintiman, menciptakan lapisan tipis embun di kulit Cheryl yang berkilauan di bawah cahaya temaram. Air di dalam bathtub bergelombang lembut, mengikuti ritme napas mereka yang mulai menyatu, yang bukan lagi dengan nafsu yang menggebu, tetapi dengan kebutuhan yang lebih dalam, lebih hakiki.Bara bersandar ke belakang, matanya menelusuri tubuh Cheryl dengan intensitas yang nyaris membakar. Seakan ingin menghafal setiap lekuk, setiap garis kulitnya dalam ingatan."Kemarilah, Sayang," suara Bara serak, berat dengan sesuatu yang lebih dari sekadar keinginan.Cheryl bergerak mendekat, membiarkan air hangat membasahi tubuhnya lebih dalam saat jemarinya menyusuri dada pria itu. Napasnya menggantung di antara bibir yang hampir bersentuhan, sementara jantungnya berdebar dengan ritme yang hanya dimengerti oleh pria di hadapannya.Bara menangkap tangannya, menggenggamnya erat sebelum menariknya hingga ia jatuh ke dalam pelukannya. Air bergolak pelan, men
last updateLast Updated : 2025-03-15
Read more

119. Asisten Pilihan Tuan

Cheryl berdiri tegak di hadapan Mimi dan para pelayan yang telah berkumpul di ruang tengah. Meskipun ia tahu dirinya sedikit terlambat, ia tidak ingin menampakkan kepanikan atau memberikan kesan buruk di pertemuan pertamanya sebagai atasan mereka. Maka, ia menghela napas perlahan, mengingat kembali bagaimana Bara selalu berbicara—tenang, penuh kendali, dan tak terbantahkan.Senyum tipis terukir di wajahnya. Ia mengangkat dagu sedikit, lalu melirik sekilas ke arah Sofyan yang berdiri di sampingnya. Pria itu, dengan sikap khasnya yang netral dan tenang, memberi anggukan kecil seolah mengisyaratkan bahwa Cheryl bisa mengendalikan situasi ini.“Selamat pagi,” suara Cheryl terdengar tenang namun tegas, cukup untuk membuat semua orang dalam ruangan itu fokus padanya. Ia menyapu pandangan ke seluruh staf sebelum kembali berbicara, “Perkenalkan, saya Cheryl. Saya asisten pribadi Pak Bara yang baru, yang mulai hari ini akan menggantikan Pak Sofyan dalam membawahi urusan rumah tangga, termasu
last updateLast Updated : 2025-03-15
Read more

120. Jangan Lupa

Di dalam ruangan kerja khusus staf yang ada di rumah Bara, Cheryl mengetik cepat, menyesuaikan jadwal shift staf rumah tangga dengan cermat sebelum beralih ke daftar belanja, memastikan efisiensi berdasarkan kebutuhan sebenarnya. Ia meneliti laporan keuangan rumah tangga beberapa bulan terakhir. Matanya menangkap beberapa pos pengeluaran yang terasa berlebihan, membuatnya mencoret item yang tak mendesak. Ia mendesah, menyadari perlunya mengategorikan belanjaan agar lebih terstruktur. Ketukan di pintu memecah konsentrasinya.“Masuk.”Sofyan melangkah masuk dengan langkah percaya diri. Tatapannya singkat, tapi tajam, langsung mengarah ke layar laptop Cheryl.“Gimana progresnya, Cher?”“Jadwal shift selesai. Daftar belanja sudah lebih efisien. Sekarang aku sedang mengecek laporan keuangan.”Sofyan mengangguk, lalu menyandarkan tubuhnya pada meja. “Bagus. Kalau ada yang perlu diklarifikasi, tanya.”Cheryl meletakkan pena dan menatapnya lurus. “Aku ada pertanyaan.”Sofyan mengangkat alis
last updateLast Updated : 2025-03-16
Read more
PREV
1
...
1011121314
...
16
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status