Di tempat lain, bersamaan dengan terbakarnya isi dari bungkusan putih yang ditemukan oleh Ken, Bulek Tini mengerang kepanasan. Membuat Bulek Tuti, adik perempuan Bulek Tini yang kebetulan sedang berkunjung panik.“Bimo, ini Yu Tini gimana?” teriaknya memanggil nama adik bungsunya.Lelaki berkumis tipis lari tergopoh dari halaman belakang saat mendengar teriakan kakak perempuannya.“Kenapa, Yu?” tanyanya mendekat dan terlihat panik.“Ini Yu Tini gimana?”“Yu, istighfar. Jangan begini,” katanya menatap Bulek Tini yang terus mengerang sambil memegangi kepalanya. Lalu perutnya yang terlihat lebih besar dari kemarin.“Sakiiitttt …,” jerit Bulek Tini tertahan.“Dibawa ke rumah sakit lagi apa gimana ini?” Tuti pun panik bukan main. Dia tidak tega melihat kondisi sang kakak yang terus kesakitan.“Jangan, Yu! Percuma. Kemarin di rumah sakit juga nggak kelihatan apa-apanya,” tolaknya. “Aku hubungi Bai dulu. Biar dia yang menangani,” tukasnya. Lalu menelepon Bai dan menyuruhnya pulang.Bai dan K
Terakhir Diperbarui : 2024-11-27 Baca selengkapnya