ホーム / Horor / Perjalanan Sang Perukiyah / チャプター 41 - チャプター 50

Perjalanan Sang Perukiyah のすべてのチャプター: チャプター 41 - チャプター 50

56 チャプター

Reaksi Bulek Tini

“Aku mau bawa Yu Tini sama orang pintar saja, Yu!” ujar Paklek Bimo menatap Bulek Tuti dengan serius.“Jangan main-main kamu, Bimo!” sentak Bulek Tuti dengan kedua mata terbuka lebar.“Aku serius, Yu. Aku sudah capek seperti ini terus dan nggak ada perubahan. Lihat luka di sekujur tubuhnya Yu Tini. Itu sangat menjijikan, Yu!” Paklek Bimo menunjuk tubuh Bulek Tini yang kini penuh dengan luka bernanah yang basah.“Ya Allah … kita kan juga sudah usaha. Sambil diobatin ke dokter juga. Sabar dulu, jangan dibawa ke dukun. Nanti yang ada makin memperparah keadaan Yu Tini. Kasihan dia, Bim,” terang Bulek Tuti. “Aku yang akan merawat dia kalau kamu keberatan.”“Apa Yu Tuti juga nggak capek? Biar sajalah dibawa ke orang pintar. Toh nggak ada ritual-ritual khusus. Bukan dukun. Orang kejawen saja.” Bimo masih bersikeukeuh.“Nggak. Aku nggak setuju!” Bulek Tuti menggeleng
last update最終更新日 : 2024-11-30
続きを読む

Saling Terkoneksi

“B-bagaimana bisa?” tanyanya sedikit terbata.Antara terkejut juga tidak menyangka jika akan ditemukan sebuah buhul di bawah tempat tidur yang digunakan oleh Bulek Tini.Begitu juga dengan Ajeng dan Bulek Tuti. Bahkan, Bulek Tuti sampai ketakutan karena dia baru melihat benda seperti itu.“Apa itu, Mas Ustadz?” tanyanya sambil bergidik ngeri.“Ini buhul, Mbak. Buhul ini bisa diartikan sebagai alat perantara untuk menyihir yang dikirim oleh seseorang,” jelas Ustadz Fathur. “Sejauh ini sudah ditemukan tiga kali. Satu di rumah makan Mbak Tini, Ken dan Bai yang menemukan dan sudah dimusnahkan. Dan kedua dan ketiga ini Allah membuka tabirnya kembali.”Ustadz Fathur membuang napas sedikit kasar.“Ya Allah, Yu … siapa yang tega melakukan ini sama kamu,” isak Bulek Tuti yang langsung memeluk tubuh lemah Bulek Tini yang juga menangis. Menangisi kondisinya sendiri.“Dimusn
last update最終更新日 : 2024-11-30
続きを読む

Kehamilan Bermasalah dan Hilang

“Sus, tolong istri saya!” teriak Bai saat keluar dari mobil yang diparkirnya di depan pintu IGD.“Iya, Pak.”Satu perawat laki-laki dan satu perawat perempuan dengan sigap membawa brangkar. Kemudian memindahkan Ken untuk berbaring di atasnya. Kemudian mendorongnya masuk ke dalam IGD.Satu perawat perempuan menahan Bai agar tidak ikut masuk ke dalam ruangan.“Sebelumnya istri Bapak kenapa?“Mengeluh sakit perut dan sakit kepala, Sus. Terus pingsan.”“Ya sudah, Bapak daftar dulu. Biar istrinya kami tangani, ya. Nanti nunggu panggilan dokter,” ujarnya.Bai mengangguk pasrah. Dia menatap pintu ruang IGD yang tertutup dengan hati yang berkecamuk. Kemudian duduk di kursi tunggu setelah menyuruh santri yang ikut bersamanya untuk mendaftarkan Ken.Sepuluh menit berselang, pintu ruang IGD kembali terbuka. Bai melihat itu lagsung berdiri dan mendekat.“Keluarga Ibu Ken?&r
last update最終更新日 : 2024-12-01
続きを読む

Kenyataan yang Sebenarnya

Setelahnya, dia kembali ke kamar kakak perempuannya dan meletakkan botol berisi air yang sudah digantinya tadi dengan air biasa di atas nakas.“Bim, sepertinya aku juga harus pulang. Sudah beberapa hari menginap di sini. Suamiku hari ini pulang dinas,” katanya menatap adik bungsunya.“Ya sudah, Yu nggak papa. Sudah biasa juga aku jagain Yu Tini. Lagian sudah mendingan aku lihat setelah keluar kotorannya,” sahut sang Adik dan duduk di sisi Bulek Tini yang tengah terbaring lemah di atas tempat tidur dengan kedua mata terpejam. Efek obat.“Jangan begitu, Bim. Seolah aku ini nggak pernah bantuin kamu saja.” Bulek Tuti sedikit menekuk wajahnya.“Ya … nggak gitu juga, Yu.” Paklek Bimo mengembuskan napas sedikit kasar. “Perlu aku antar ke rumah dinas tidak?” tawarnya.“Nggak usah. Aku dijemput sama ojek langganan saja. Kamu jagain Yu Tini saja. Jangan ditinggal lama-lama, ya!” katanya mengingatkan.“Iya sudah, Yu.”Paklek Bimo bangkit dari duduknya dan mengantar Bulek Tuti yang hendak kembal
last update最終更新日 : 2024-12-01
続きを読む

Kabar Duka

Ken sendiri membuka kedua matanya perlahan. Masih terasa berat, tapi dia paksa untuk membuka. Karena terasa dadanya sedikit sesak. Tangan kanannya meraba sekitar. Terasa dia menyentuh bebatuan yang sedikit tajam hingga hampir saja melukai tangannya kalau tidak hati-hati menggerakkan tangannya tadi.“Ya Allah … aku di mana?”Perempuan hamil itu menatap sekitar yang terlihat sangat gelap. Bahkan, saat dia sudah membuka mata secara sempurna, tak melihat apapun yang ada di sekitarnya. Hanya ada kegelapan. Kesunyian. Juga udara yang terasa pengap.Perlahan Ken bangkit dari posisi duduknya. Tangannya berpegangan pada batu besar yang ada di sebelahnya. Terasa dari tangannya yang dia jadikan sebagai acuan untuk mengamati benda sekitar. Karena indera penglihatannya tak menemukan apapun selain kegelapan.Langkahnya pelan namun pasti. Ken maju selangkah demi selangkah untuk mencari jalan keluar dari tempat tersebut. Namun insting Ken mengatakan jika dia berada di sebuah gua. Terasa dari suasanan
last update最終更新日 : 2024-12-02
続きを読む

Sesuatu yang Janggal

“Innalillahi wa innailaihi roji’un ….”Ken menatap seolah tak percaya.“Padahal kemarin kata Ayah sama Ibu kan sudah lebih baik, ya, kan?” gumamnya dengan hati tak keruan.“Iya … ajal nggak ada yang tahu, Sayang,” balas suaminya menatap sedih.Kemudian mereka memberitahu Ajeng dan Ustadz Fathur. Mereka berdua pun sama syoknya. Lalu bergegas menuju rumah Bulek Tini untuk melayat dan memberikan kekuatan pada keluarga yang ditinggalkan.Mereka juga ingin melihat kondisi Bulek Tini sebelum akhirnya dikebumikan. Karena sebulan ini cukup dekat dengan menangani kasus penyakit aneh yang diderita oleh sepupu Ajeng tersebut.“Ken ikut, ya, Bu,” pintanya menatap ibu mertuanya penuh harap.“Kamu baru pulang dari rumah sakit, Nak,” balasnya mendekat dan menyentuh bahu menantunya.“Insyallah Ken kuat kok. Alhamdulillah sudah lebih baik,” balasnya deng
last update最終更新日 : 2024-12-03
続きを読む

Harta Warisan

Semua orang menoleh ke arah pintu di mana lelaki yang sedang mereka bicarakan masuk bersama seorang lelaki berpenampilan orang kantoran. Memakai setelan kemeja dan jas hitam. Serta tangannya menenteng sebuah map berwarna hijau. Keduanya melangkah masuk menuju ruang tengah di mana keluarga besarnya berkumpul.“Nah, pas banget mumpung semua lagi pada kumpul di sini. Jadi bisa menjadi saksi,” ujar Paklek Bimo menatap keluarganya. Lalu menyuruh tamunya itu duduk. “Silakan, Pak. Jelaskan dan bacakan pada mereka,” titahnya.“Baik, Pak.” Lelaki itu tersenyum dan mengangguk. Lalu menatap orang-orang yang ada di sekitarnya.Keluarga Bai juga keluarga Bulek Tuti pun heran dengan kehadiran orang asing tersebut. Namun, mereka mencoba menerima dan penasaran dengan apa yang akan disampaikannya.“Selamat sore semuanya, perkenalkan, saya Adrian. Di sini saya sebagai notaris, yang akan menyampaikan surat wasiat dari almarhum Ibu T
last update最終更新日 : 2024-12-03
続きを読む

Rencana Ken

“Aku nggak akan biarkan ini terjadi begitu saja, Mas. Lihat? Reputasi pesantren Ayah jadi hancur gara-gara video itu viral! Licik sekali sih Bujang Lapuk itu,” omel Ken dengan penuh kekesalan.Satu minggu selepas kematian Bulek Tini, beredar video tentang tuduhan Paklek Bimo terhadap Ustadz Fathur juga Bai yang mengatakan mereka adalah dukun berkedok ustadz. Bahkan pesantren yang dijalankannya pun dikatakan aliran sesat.Tentu saja itu membuat para istri ustadz itu geram. Namun, baik Bai maupun Ustadz Fathur memilih untuk tetap berusaha tenang. Meski dalam hati pun ada rasa cemas karena akan kehilangan kepercayaan masyarakat tentang pesantren yang sudah dibangunnya dari zaman ayahnya Ustadz Fathur.“Sayang, tenang dulu. Kita mungkin akan mediasi dengan Paklek Bimo terkait masalah ini. Kita akan coba luruskan. Kamu diam saja dan berdoa. Jangan bertindak apapun yang bisa membahayakan diri kamu sendiri dan calon anak kita. Ingat, kamu sedang hamil!”Bai mengingatkan istrinya untuk tidak
last update最終更新日 : 2024-12-04
続きを読む

Orang Suruhan Ken

“Tugas? Tugas apa, Ning?” tanyanya penasaran sekaligus takut.Takut jika yang dijalaninya merupakan tugas besar dan jika dia gagal, maka akan membuat suasana menjadi semakin rumit. Entah apa yang akan ditugaskan oleh Ken kepadanya ….Kedua mata Ken terlihat mengawasi sekitar. Setelah dirasa aman, dia pun mengungkapkan apa yang akan menjadi tugas santri tersebut.“Begini, Ustadz tahu kan apa yang terjadi di pesantren kita ini? Masalah serius yang sudah membuat reputasi pesantren tempat kita semua menuntut ilmu ini jatuh. Dengan Ustadz masih bertahan di sini, aku meyakini jika Ustadz yakin kalau apa yang diajarkan di pesantren ini bukanlah ajaran sesat. Betul?”Santri bernama Ikhasan itu mengangguk. Membenarkan apa yang diucapkan oleh istri dari gurunya itu. Kedua orangtuanya di kampung halaman pun yakin jika anaknya tidak salah dalam menuntut ilmu. Maka dari itu, mereka tidak ikut menarik putranya pulang ke rumah seperti orangtua yang lainnya. Ikut terpengaruh berita yang sedang viral
last update最終更新日 : 2024-12-04
続きを読む

Mulai Bekerja

Berbekal uang juga beberapa informasi yang didapatkan dari Ken, setelah sampai di Terminal Giwangan, Ikhsan pun turun. Dia pun memesan ojek dan menyuruhnya mengantar ke alamat yang telah diberikan oleh Ken.Karena tempatnya lumayan jauh dari kota dan butuh beberapa waktu untuk sampai di lokasi. Ikhsan pun meminta diturunkan di suatu tempat yang letaknya kira-kira kurang dari satu kilometer dari rumah Bulek Tini.Dia pun memutuskan jalan kaki menuju tempat yang akan dijadikan tempat pengintaian.“Nanti di dekat sana ada masjid kecil. Kayak mushola. Kamu bisa minta izin sama warga untuk tinggal selama mengaku menjadi musafir,” ujar Ken saat itu.Ikhsan pun mengingatnya dan mencari mushola yang dimaksud oleh Ken. Setelah berjalan hampir lima ratus meter, dia bertanya pada salah satu warga yang ada di sebuah ladang.“Maaf, Pak. Mau tanya ….”“Iya, Mas. Ada apa?” Warag tersebut terlihat memperhatikan penampilan Ikhsan dari ujung kepala hingga ujung kaki.“Saya musafir. Dan kebetulan dapat
last update最終更新日 : 2024-12-06
続きを読む
前へ
123456
コードをスキャンしてアプリで読む
DMCA.com Protection Status