All Chapters of TAK TERDUGA, PRIA TULI ITU KAYA RAYA: Chapter 81 - Chapter 90

108 Chapters

BAB 81. MENGUSIR TAMU

Bintara memasuki kantornya sekitar pukul sembilan pagi. Semua staff karyawan yang lewat menyapanya dengan hormat. Di ruang tunggu ia melihat Mira melambaikan tangannya. Bintara mengembuskan napas lelah, gadis itu sungguh akan melakukan niatnya untuk menganggunya mulai dari sekarang. Walau Bintara bersikap acuh, tetapi Mira bangkit dari sofa dan menghampirinya secara langsung. Langkah mereka pun terlihat sejajar.“Aku menunggumu dari satu jam yang lalu. Ternyata kau ke kantor sedikit lebih lambat.” ucap Mira.“Ada keperluan apa kau menemuiku? Jika ada hal dibicarakan silakan buat janji terlebih dahulu. Aku sibuk hari ini, kemungkinan taka da waktu untuk melayanimu pagi ini,” ucap Bintara.“Aku ingin mengajukan kerja sama perusahaan. Aku pikir perusahaan kita sangat cocok untuk berkolaborasi,” sahut Mira tersenyum.Saat di depan lift, Bintara menghentikan langkahnya dan menghadap Mira. “Aku tak tertarik bekerja sama dengan perusahaanmu. Aku sudah menjalin kerja sama dengan perusahaan la
last updateLast Updated : 2025-01-23
Read more

BAB 82. MELAWAN ILMU HITAM

“Gembok apa itu?”Laras langsung pasang badan di hadapan suaminya raut wajah mendadak pucat pasi. “Aku baru ingat ponselmu berdering di kamar. Sepertinya itu panggilan dari Mr.Gion. Bukankah itu panggilan yang sangat penting? Siapa tahu dia ingin mempertimbangkan kerja sama di Swedia,” ucapnya mengutarakan alasan.“Benarkah? Harusnya aku tadi membawa ponsel bersamaku. Ya sudah aku ke kamar dulu,” ucap David segera keluar dari gudang. David diam-diam tersenyum miring. Ia tahu bahwa Laras sedang berbohong padanya.Laras bergegas membuka ruangan bawah tanah. Ia menuruni tangga dengan cepat. Walau tak tahu apa yang harus ia lakukan pada peralatan ritual, Laras tetap membereskannya. Laras membentangkan kain ke lantai yang ada di sudut ruangan. Ia menaruh semua barang-barang itu ke atas kain itu, lalu membungkusnya dengan erat-erat.“Aku harus mengamankan ini sebelum David melihatnya.” Laras langsung berlari ke arah tangga dan menaikinya dengan cepat.Di sisi lain, Bintara tengah latihan di
last updateLast Updated : 2025-01-24
Read more

BAB 83. RASA BAHAGIA YANG DATANG

Laras mengunjungi Rusmini ke tempat penyekapan. Ia memakai pakaian penyamaran agar tak ada yang mengenalinya. Sebagai pembisnis yang sukses, Laras mungkin saja dikenali oleh seseorang di sana. Ia tak ingin mengambil resiko, mau tak mau Laras berpakaian serba tertutup,Sementara itu, Rusmini sedang duduk sambil menyulam sebuah kain. Ia menoleh ke arah pintu yang terbuka menampilkan Laras yang masuk dengan senyuman remeh. Rusmini tak peduli dengan wanita itu, ia tetap melakukan kegiatannya.“Kau terlihat lebih baik. Apa kau sudah terbiasa menjalani hidup seperti ini? Kau sudah mulai menyukainya? Maka berterima kasihlah padaku karena telah memperlakukanmu dengan baik dan memberikan tempat tinggal yang tenang dan nyaman untukmu,” celoteh Laras tersenyum.“Terima kasih. Sampaikan juga terima kasih pada suamimu, berkat dia yang mengirimiku beberapa barang seperti alat sulam ini, aku mampu membuang rasa jenuhku menjadi sanderamu. Bukankah suamimu sangat perhatian padaku?” Rusmini tersenyum m
last updateLast Updated : 2025-01-26
Read more

BAB 84. BERSAMA AYAH

David sampai di kafe Viction tempat pertemuannya dengan sang Putra. Tampak Bintara duduk di meja nomor tujuh dengan pakaian tebal. Seulas senyum tipis terlihat di wajah David, langkahnya membawa dirinya pada anak yang belakangan ini ia rindukan. Melihat kedatangan ayahya, Bintara menegakkan tubuhnya. David pun duduk di hadapannya sambil tersenyum simpul. Bintara tak tahu harus membalas senyuman itu seperti apa, wajahnya terlalu lalu untuk membentuk sebuah senyuman.“Maaf Ayah sedikit telat. Ada kemacetan di simpang tiga sana,” ucap David.“Tak masalah. Aku tak lama menunggu. Bagaimana langsung pada intinya saja?”“Kau tak ingin memesankan Ayah minum dulu, Kelvin?”Mendengar nama kecilnya dipanggil, membuat Bintara menatap ayahnya. Tak berlangsung lama, ia mengangkat tangan untuk memesankan ayahnya kopi. Setelah kepergian waiters, Bintara langsung melangsungkan kembali pembicaraannya.“Sudah sejak dua minggu yang lalu aku mendapatkan ide ini. Aku mendapatkan ide untuk mengundang nenek
last updateLast Updated : 2025-01-27
Read more

BAB 85. AYAH YANG MENGENALI PUTRANYA

Laras memasuki kamarnya dengan perasaan cemas. Ia sudah mendengar bahwa Bintara akan menginap di rumahnya nanti malam, membuat Laras semakin tertekan. Ia mendapati suaminya yang baru saja keluar dari kamar mandi sambil mengeringkan dagunya sehabis bercukur. Sontak aja Laras memasang tampang tak suka.“Ingin bertemu dengan keluarga tercinta memang tak ada salahnya untuk menjadi lebih bersih dan tampan. Kau bahkan baru mencukur kumismu ketika tahu Rusmini dan Bintara akan berkumpul dengan orang tuamu,” sindir Laras sambil bersedekap.David menoleh pada Laras dengan tatapan tak suka. “Benar apa katamu. Tak ada salahnya bersih dan tampan ketika hendak bertemu dengan keluarga, apalagi kedua orang tuaku yang sangat menyayangiku. Mereka tak akan datang dalam waktu dekat setelah itu, jadi sudah sewajarnya aku berusaha tampil baik di hadapan mereka,” sahutnya sambil meneruskan kegiatannya memakai pakaian tidur.“Mengapa Bintara harus menginap di sini? Bukankah besok saja bisa? Pertemuan kalia
last updateLast Updated : 2025-01-28
Read more

BAB 86. BERTEMU IBU

Bintara dan Viona dalam perjalanan menuju bandara untuk menjemput nenek dan kakek Bintara dari. David memutuskan untuk menuju restaurant terlebih dahulu sambil menunggu kedatangan Rusmini. Ia harus memastikan jikalau Laras tak melakukan sesuatu yang menyalah pada Rusmini. Meski Laras tak bisa berkutik lagi, tetapi akal licik wanita itu mungkin saja menemukan cara baru untuk menggagalkan semuanya. Hidup lama bersama Laras membuat David tahu bagaimana jalan pikir istrinya tersebut.“Bin, apa ibuku sungguh akan membebaskan ibuku kali ini? Apa dia sungguh tak akan melakukan perlawanan atau merencanakan sesuatu?” Viona tiba-tiba mengkhawatirkan hal itu.“Tak mungkin Laras mengelak, Vi. Dia pasti akan membawa ibuku ke hadapan nenek dan kakekku karena itu semua adalah buah dari rencananya sendiri. Dia yang memanfaatkan ibuku selama ini untuk terhubung dengan kakek dan nenekku. Lagipula, aku sudah antisipasi dengan mengutus nyaris semua anak buahku. Aku akan memastikan nenek dan kakekku aman.
last updateLast Updated : 2025-01-29
Read more

BAB 87. BERCERITA PADA IBU

Acara makan di restaurant berjalan dengan lancar. Akhirnya mereka memutuskan untuk segera pulang ke rumah. Nenek dan kakek satu mobil dengan David dan Laras. Sementara Rusmini satu mobil dengan Bintara dan Viona. Viona memutuskan untuk menyetir dan membiarkan kekasihnya dan ibunya menghabiskan waktu bersama di kursi penumpang.“Kelvin, kau sudah sangat dewasa, Nak. Mengapa waktu tiga tahun membuat anak Ibu sedewasa ini?” Rusmini menangkup wajah Bintara dengan tatapan penuh kasih sayang.“Maaf selalu gagal menyelamatkanmu, Bu,” ucap Bintara sambil meneteskan air mata.“Tahu kau masih hidup saja sudah membuat Ibu sangat bahagia. Ibu tahu kau pasti sangat berusaha untuk mencari Ibu, oleh sebab itu Ibu tak berhenti berharap dan berdoa. Semoga putra Ibu bisa menemukan cara untuk menyelamatkan ibunya. Dan sekarang kau sudah melakukannya, Sayang. Kau telah membawa Ibu ke hadapanmu dengan selamat,” celoteh Rusmini tersenyum.Bintara memegangi tangan ibunya yang masih setia memegang pipinya. “
last updateLast Updated : 2025-01-30
Read more

BAB 88. MUNGKINKAH?

Laras saat ini berada di markas anak buahnya. Ia dihadapkan dengan para anak buahnya yang menunduk sambil berlutut karena kegagalan mereka mencelakai ayah dan ibu David. Mereka beralasan Bintara telah menyiapkan pasukan terkuat untuk berjaga di sepanjang bandara sehingga tak ada kesempatan untuk mereka melaksanakan tugas.“Sekali lagi maafkan kami, Nyonya,” ucap pimpinan anak buahnya.“Tak masalah. Harusnya kau tak menganggap lemah Bintara. Dia pasti sangat berhati-hati dengan segala kemungkinan hingga menyiapkan pasukan yang banyak untuk mengawal kakek dan neneknya. Tak apa, aku akan memikirkan jalan lain untuk membalas perbuatannya,” ucap Laras menerima kekalahannya. “Bagaimanapun juga aku harus mendapatkan Rusmini kembali. Jika tidak, khawatir dia akan lapor polisi atas tindakanku selama ini. Belum lagi Bintara, ia tak akan membiarkan aku hidup tenang setelah ini.”Sementara itu, Bintara tidur bersama ibunya di kamar yang sama, sudah sangat lama Rusmini mendambakan hal ini. Akhirny
last updateLast Updated : 2025-01-31
Read more

BAB 89. UNGKAPAN RASA SAKIT

Bintara dan keluarganya sedang liburan ke pantai. Viona pun ikut bersama mereka. Kecuali Laras yang memang tak ada satu pun orang yang mengajaknya. Setelah berkeliling kota dan singgah di berbagai tempat wisata, pantai adalah tempat terakhir yang mereka datangi sambil menghabiskan waktu melihat matahari tenggelam.Para orang tua tersenyum senang melihat Bintara dan Viona yang berlarian senang di pinggir pantai, mereka tertawa melihat kelucuan mereka. Apalagi Rusmini yang selama ini terkurung di dalam rumah yang sempit dan baru hari ini ia bisa melihat alam terbuka dengan pemandangan indah. Rasanya kebahagiaannya bertambah lengkap melihat putranya dan calon menantunya tertawa riang seperti itu.David menoleh pada Rusmini yang menatap putranya dengan sebuah senyuman. Setelah sekian lama ia kembali jatuh cinta dengan sosok wanita di hadapannya. Entah ia masih pantai mengenyam cinta itu atau tidak, yang jelas David ingin sekali mengutarakannya sekali lagi.“Rusmini, boleh kita bicara berd
last updateLast Updated : 2025-02-01
Read more

BAB 90. TAK INGIN LAGI BERSAMA

Pulang dari pantai, mereka langsung beristirahat di rumah. Viona sudah diantar oleh Erdo ke rumahnya. Bintara sudah dari pantai merasa sikap ibunya sedikit berbeda. Bintara ingin segera menanyakannya, tetapi ia tak ingin membuat yang lain merasa khawatir dengan ibunya. Akhirnya Bintara memutuskan untuk menanyainya di rumah saja.Bintara izin masuk ke dalam ibunya. Ayahnya tak ada entah ke mana, Rusmini sedang berbaring dengan posisi menyamping membelakangi lampu tidur yang menyala. Bintara duudk di sisi tempat tidur, lalu mematikan lampu tidur tersebut.“Apa Ibu sedang ada pikiran? Ibu menyalakan lampu tidur sedangkan lampu kamar tak Ibu matikan,” tanya Bintara membuat Rusmini yang membelakangi Bintara pun membuka matanya tanpa bereaksi apapun.“Bu, apa yang kalian bicarakan di ujung pantai? Kalian berdua tak bertengkar, bukan? Ibu pasti ingat bahwa aku tak melarang kalau kalian berhubungan lagi.” Bintara kembali berbicara untuk mendapatkan respon dari sang Ibu.Rusmini pun bangun dar
last updateLast Updated : 2025-02-02
Read more
PREV
1
...
67891011
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status