All Chapters of TAK TERDUGA, PRIA TULI ITU KAYA RAYA: Chapter 61 - Chapter 70

79 Chapters

BAB 61. PEMBALASAN RASA TAKUT DARI BINTARA

Bintara memakai pakaian serba hitam dengan penutup wajah berwarna senada. Ia telah tiba di kantor forensik untuk mengambil barang bukti yang terdapat sidik jarinya. Tengah malam itu Bintara mengendap-ngendap menghindari pandangan para satpam yang berjaga di sana. Hal pertama yang Bintara lakukan adalah memastikan CCTV tak berjalan seperti biasanya. Dengan kekuatannya ia mengarahkan tangannya pada CCTV, lalu secara otomatis rekaman CCTV pun menjadi gelap.Dengan mudah Bintara melesat masuk ke dalam tempat itu. Di sana tersimpan sejumlah barang yang terdapat sidik jari pelaku kejahatan. Bintara mengingat apa saja yang ia sentuh saat membanting mobil itu. Bintara ingat tangannya menyentuh bagian depan mobil untuk membanting mobil Barnad.Bintara memperhatikan satu per satu berkas yang menjelaskan tentang sidik jari pelaku. Ada bukti stampelnya juga di sana. Beberapa pecahan mobil yang terdapat sidik jari Bintara turut terbungkus rapi. Bintara langsung menyimpan stample beserta berkas it
last updateLast Updated : 2025-01-13
Read more

BAB 62. IDE BERLIAN DI SELA KESEDIHAN

Bintara keluar dari ruangan tersembunyi pada rumah tengah hutan itu. Ia memasuki kamar yang dulu menjadi tempat ibunya disekap. Bintara menunduk sedih untuk sejenak, membayangkan ibunya sangat kesepian sambil menerka-nerka apakah dirinya masih hidup atau tidak, tentu itu sangat menyakitkan. Bintara sangat bersyukur ibunya tak gila karena tekanan besar itu.“Semenjak kedatangan wanita ular itu ibu sangat menderita. Namun kecintaaanya pada ayah membuatnya selalu bertahan. Padahal ibu bukan tipe wanita lemah, dia adalah wanita yang cerdas dan mandiri. Perusahaan yang ia bangun sungguh sangat sukses, tapi malah ia percayakan pada ayah yang sama sekali tak peduli padanya semenjak ibu tak dapat melahirkan anak lagi. Ibuku menahan derita juga karena memiliki anak cacat pendengaran sepertiku. Hanya kakek dan nenek yang berpihak pada kami dan menyayangi kami dengan tulus.” Bintara meneteskan air mata kesedihan,Bintara terdiam sejenak, ia baru mengingat soal hal penting yang tak terlintas dala
last updateLast Updated : 2025-01-14
Read more

BAB 63. APA MAU BINTARA?

Tiana terlihat murung duduk di kelasnya. Pikirannya dipenuhi dengan sang Bapak. Sepan tidak mungkin main-main untuk melaporkan bapaknya ke polisi. Tiana menelungkup kepalanya di atas lipatan tangannya. Dila yang baru datang terheran melihat Tiana yang biasanya membaca buku, kini menengkulup di atas meja."Tiana, kamu sakit?"Tiana mengangkat kepalanya untuk sekadar menatap singkat Dila. "Enggak," sahut Tiana lalu kembali pada posisinya."Gak biasanya sendu gitu," gumam Dila. "Eh, kamu tahu gak Sepan kemarin masuk rumah sakit? Banyak luka lebam di wajahnya. Ulu, kasihan banget. Tapi tetap ganteng sih. Ehehe," ucap Dila menunjukkan cengirannya.Merasa tak ada sahutan dari Tiana, Dila menepuk punggung Tiana pelan."Na, lo denger gue ngomong gak sih!" kesal Dila."Denger kok, tapi gak penting," sahut Tiana, membuat Dila mengerucutkan bibirnya."Gue mau ke kantin deh. Mau ikut gak?""Enggak.""Ck, yaudah. Gue pergi dulu," Dila beranjak dari kursi, lalu berlari kecil ke arah luar.Kini Tiana
last updateLast Updated : 2025-01-15
Read more

BAB 64. SERANGAN TIBA-TIBA

Laras memasuki ruangan bawah tanah rumahnya yang ia jadikan sebuah tempat ritual mengaktifkan cincin sakti dari Nyai Saruha. Ia mengunci pintu dengan rapat agar tak ada satu pun orang yang mengganggunya. Laras dengan aura gelapnya mendekati tempat dupa yang mengepul. Ia mengganti dupa itu dengan dupa yang baru. Di dalam ruangan itu Laras melakukan ritual yang disuruh oleh Nyai Saruha untuk menyakiti Bintara. Ia telah menyiapkan segala keperluannya dan memulai ritual ilmu hitam.Di sisi lain, Bintara sedang duduk tegak di hadapan laptopnya. Ia berdandan seperti Kelvin yang dulu. Membuat poni pada rambutnya dan mengenakan atasan lengan pendek berwarna hijau tua. Bintara mengirimkab pesan teks terlebih dahulu untuk menyapa sang nenek.Selamat Malam, Nek. Ini aku Kelvin Bintara. Bagaimana kabarmu di sana? Maaf baru menghubungi Nenek sekarang. Aku tiba-tiba merindukanmu.Usai mengirim pesan tersebut, Bintara mulai menghubungi neneknya di luar negeri untuk menyapanya setelah tiga tahun lam
last updateLast Updated : 2025-01-16
Read more

BAB 65. BINTARA BERCERITA TENTANG KEKUATANNYA

Hari ini Viona menemani Bintara untuk melakukan serangkaian pemeriksaan ke dokter. Bagaimana pun kejadian tadi malam harus dipastikan kebenarannya. Bintara sama sekali tak mempunyai keluhan apapun soal Kesehatan, jadi tak mungkin tiba-tiba ia memiliki penyakit serius. Usai pemeriksaan, Bintara dan Viona sepakat untuk menuju rumah Salwa. Sesuai janjinya ingin membawa anak-anak Salwa ke panti asuhan tuna rungu untuk sementara.“Bin, aku akan menyelidiki ibuku. Apakah benar ia yang melakukannya atau tidak. Jika benar, aku akan mencoba menghalanginya sebisaku. Dugaanku sementara ibu menggunakan ilmu hitam dari dukun. Biasanya jika seseorang sakit tanpa ada sebab medis, sudah pasti karena hal mistis,” ucap Viona.“Aku akan menyelidikinya, kau jangan turun tangan, Vi.”“Tidak, Bin. Aku merasa bertanggung jawab sekarang atas perbuatan ibuku. Aku tak bisa membiarkannya terlalu jauh untuk pergi ke liang dosa. Sebab semakin jauh ia pergi ke sana, maka orang-orang incarannya akan semakin menderi
last updateLast Updated : 2025-01-17
Read more

BAB 66. BAGAI SEBUAH KELUARGA

“Aku minta tolong untuk merawat mereka sementara waktu di sini. Mereka memang bukan anak tuna rungu, hanya saja orang tuanya akan melakukan operasi sekitar dua minggu lagi. Jadi aku ingin ibu mereka istirahat dengan baik tanpa pusing mengurus anak-anaknya. Oleh sebab itu, aku membawanya ke sini,” tutur Bintara menjelaskan pada Bu Yani.“Aku akan menjaga mereka dengan baik, Tuan. Pokoknya Tuan jangan khawatir. Mereka akan mendapatkan perlakuan yang sama dengan anak-anak di sini.”Bintara mengangguk dengan perasaan lega. “Syukurlah. Oh iya, bagaimana keamanan panti? Apa kalian masih diganggu oleh seseorang atau ada yang melakukan penyerangan?’’“Syukurlah tidak ada, Tuan. Tidak ada orang yang mencurigakan lagi setelah kejadian waktu itu. Jadi aku berpikir apa bisa anak-anak untuk bersekolah umum seperti yang Tuan bicarakan sebelumnya?”“Tentu, Bu Yani. Aku akan utus kepercayaanku untuk membantumu mengurus soal anak-anak sekolah. Lakukan saja sesuai yang aku perintahkan saat itu. Aku tak
last updateLast Updated : 2025-01-18
Read more

BAB 67. KEHADIRAN ORANG BARU

Viona dan ayahnya berjalan keluar rumah sakit. Ayahnya sudah diperbolehkan untuk pulang. Di depan sudah ada Bintara yang menjemput mereka. Bintara dengan sigap mengambil alih barang bawaan mereka dan memasukan ke bagasi. Viona dan Marvin pun duduk di kursi penumpang. Bintara segera menyusul dan menjalankan mobilnya.“Bagaimana soal kasusmu, Bintara? Apa namamu sudah bersih?” Marvin bertanya untuk memulai obrolan.“Polisi tak mempunyai bukti jikalau aku pelakunya. Video yang beredar juga sudah dihapus dari akun pertama yang menyebarkannya. Jadi aku rasa permasalahan ini sudah selesai. Aku hanya perlu membersihkan sedikit lagi namaku nanti,” tukas Bintara.“Baguslah. Aku khawatir jika itu memberatkanmu. Semua ini gara-gara Laras, aku tak menduga ia akan menjadi wanita seperti itu. Mengapa dia bertindak terlalu jauh?”Bintara tersenyum melihat kaca di atasnya. “Tak masalah, Yah. Aku bisa menghadapinya dengan baik.”“Oh ya, kata Viona kau sempat sakit tiba-tiba? Apa itu benar?’’“Soal itu
last updateLast Updated : 2025-01-18
Read more

BAB 68. FAKTA MENGEJUTKAN YANG DIUNGKAP MARVIN

Laras sedang sibuk dengan laptop di hadapannya. Suara ketukan pintu terdengar, seorang staff mengatakan bahwa ada tamu yang akan menemuinya. Laras yang sudah tahu siapa orang itu, lantas menyuruhnya masuk sana. Tamu yang mendatangi Laras adalah Marvin. Marvin berjalan dengan tampang dingin menghampiri Laras dan duduk di depan wanita itu.“Katakanlah dengan cepat apa yang ingin kau katakan. Kau lihat sendiri aku sangat sibuk dengan pekerjaanku, Marvin.”“Kau bertingkah seolah tak terjadi apa-apa setelah membuatku koma selama beberapa minggu? Apa taka da rasa bersalah setelah kau melakukan hal itu?”“Aku bukan pelakunya.”“Tapi kau menyuruh anak buahmu untuk menculikku.”Laras berhenti mengetik, ia menatap Marvin dengan tatapan remeh. “Lalu, kau mau apa? Kau mau menuntutku dengan tuduhan telah menculikmu dan memberikanmu racun? Maka lakukanlah. Aku tak akan menemukan sedikitpun bukti atas tuduhan itu. Ingat Marvin, aku pelaku yang cerdas, jadi tak sulit bagiku untuk menutupi hal itu.”M
last updateLast Updated : 2025-01-18
Read more

BAB 69. KECELAKAAN

“Lapor, Nyonya. Baru saja Bintara meninggalkan kantornya.”“Bagus. Terima kasih untuk laporannya.”Laras kembali memasuki ruangan tempat ia melakukan ritual. Ia kembali ingin menghukum Bintara dengan mantra itu. Kali ini Laras melakukannya lebih serius. Ia ingin Bintara lenyap sehingga beban pikirannya berkurang. Setelah mendapatkan tekanan dari Marvin membuat Laras dilanda stress. Laras merasa harus melenyapkan satu per satu musuhnya agar hidupnya bisa lebih tenang.“Andai mantra ini boleh untuk dua orang, sudah pasti aku juga melakukannya padamu, Marvin. Berani sekali kau memperlakukanku seperti tadi,” oceh Laras sarat akan rasa dendam. Ritual pun dimulai, Laras mulai melakukan tahap demi taham untuk memenuhi pengucapan mantra.Di sisi lain, Bintara sedang dalam perjalanan pulang dari kantor. Jalanan tak begitu macet karena sudah melewati jam pulang kerja. Saat asyik mendengarkan lagu, Bintara mulai merasakan sesuatu yang aneh. Pernafasannya tiba-tiba saja menyempit, matanya pun men
last updateLast Updated : 2025-01-18
Read more

BAB 70. DERAI AIR MATA DAN PENYESALAN

Bintara tak menunjukkan tanda-tanda ia akan sadar dari lelapnya. Viona dengan setia menunggu kekasihnya untuk bangun. Viona mendapatkan pesan dari ayahnya yang datang ke polres. Viona merasa janggal ketika membaca pesan tersebut.From : AyahViona, ayah datang ke polres untuk mengetahui hasil penyelidikan. Ayah dengar kecelakaan Bintara murni kecelakaan Tunggal yang tak melibatkan siapapun. Tak ada sabotase pada mobilnya. Dugaan sementara Bintara mengemudi dalam keadaan mengantuk atau mengonsumsi alcohol. Dari rekaman CCTV di sekitar sana, mobil yang dikemudikan Bintara oleng berkali-kali hingga menabrak pembatas jalan. Viona mengembuskan napasnya berat. Ia menoleh pada Bintara yang masih setia menutup matanya. “Bagaimana aku menyakinkan semua orang jikalau aku sangat mengenal kekasihku? Bin orang yang sangat hati-hati dan dewasa. Ia tak pernah mengemudi ketika ia mengantuk. Aku sudah sangat sering berjalan jauh dengan Bintara. Setiap kali ia merasa mengantuk dan lelah, ia pasti mene
last updateLast Updated : 2025-01-18
Read more
PREV
1
...
345678
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status