Tiana terlihat murung duduk di kelasnya. Pikirannya dipenuhi dengan sang Bapak. Sepan tidak mungkin main-main untuk melaporkan bapaknya ke polisi. Tiana menelungkup kepalanya di atas lipatan tangannya. Dila yang baru datang terheran melihat Tiana yang biasanya membaca buku, kini menengkulup di atas meja."Tiana, kamu sakit?"Tiana mengangkat kepalanya untuk sekadar menatap singkat Dila. "Enggak," sahut Tiana lalu kembali pada posisinya."Gak biasanya sendu gitu," gumam Dila. "Eh, kamu tahu gak Sepan kemarin masuk rumah sakit? Banyak luka lebam di wajahnya. Ulu, kasihan banget. Tapi tetap ganteng sih. Ehehe," ucap Dila menunjukkan cengirannya.Merasa tak ada sahutan dari Tiana, Dila menepuk punggung Tiana pelan."Na, lo denger gue ngomong gak sih!" kesal Dila."Denger kok, tapi gak penting," sahut Tiana, membuat Dila mengerucutkan bibirnya."Gue mau ke kantin deh. Mau ikut gak?""Enggak.""Ck, yaudah. Gue pergi dulu," Dila beranjak dari kursi, lalu berlari kecil ke arah luar.Kini Tiana
Last Updated : 2025-01-15 Read more