Home / Rumah Tangga / Perselingkuhan Yang Manis / Chapter 351 - Chapter 360

All Chapters of Perselingkuhan Yang Manis: Chapter 351 - Chapter 360

430 Chapters

How Lucky You Are

Malam itu, setelah selesai mandi Radit langsung mengirimkan surel pada Adrian yang berisi curriculum vitae serta beberapa reference letter dan supporting document. Dalam lima belas menit semua selesai. Radit mematikan laptop dan menyimpannya kembali. Dan, malam itu, untuk pertama kalinya Radit tidur dengan kepala sedikit ringan.Keesokan harinya, Radit masih bekerja seperti biasa di kantor Alan. Namun tekadnya sudah bulat. Ia akan resign secepatnya. Masa depan yang cemerlang sudah menunggunya. Saat jam istirahat siang datang Radit menelfon Adrian guna memberi kabar bahwa ia menerima tawaran yang diajukan padanya. Hanya satu kali nada panggil Adrian menjawab telfon darinya.“Selamat siang, Pak, ini saya Danish Raditya yang kemarin,” kata Radit membuka percakapan.“Siang, Pak Radit. Saya sudah menerima dan membaca email dari Bapak, dan saya rasa Bapak sangat jauh di atas ekspektasi saya. Bagaimana, Pak, apa Bapak tertarik untuk bergabung?”“Iya, Pak, saya terima,” Radit memberika
last updateLast Updated : 2025-01-13
Read more

Interogasi

Akhirnya orang tua Alan sampai juga. Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, sifat di antara kedua orang tuanya saling bertolak belakang. Jika papi Alan lebih cool, mami Alan sangat bawel. Sejak datang tadi tidak berhenti berkicau. Apapun dikomentarinya. Mulaui dari interior ruangan, pemilihan warna cat kamar, sampai furniture pilihan Alan.Alan yang sudah mengerti hanya diam memaklumi dan mendengarkan. Hingga sampailah pada topik yang tidak ingin didengar Alan.“Sampai kapan kamu terus-terusan sendiri? Coba lihat, teman-teman kamu di umur segini anaknya sudah dua. Kamunya dari dulu cuma gini-gini aja,” omel mami panjang lebar sambil melipat kedua tangan di dada.Berkali-kali Alan menghela nafas menghadapinya. Berkali-kali pula ia menambah stock kesabaran.“Jodohnya belum ada, Mi,” jawab Alan karena mami tidak berhenti mengoceh.“Jodoh itu dicari, bukan ditunggu,” kata mami bersikeras.“Iya, Mi, ini juga lagi nyari.”“Perasaan dari dulu kamu bilang gitu, tapi apa buktinya? Sampai s
last updateLast Updated : 2025-01-14
Read more

She's (Not) The One

Keyzia mencoba menyingkirkan egonya. Ia tidak ingin terus diam seperti ini. Jika Nabil tidak ingin mengalah, biar dirinya yang mengalah.Berkali-kali Keyzia menghubungi Nabil melalui ponselnya, namun Nabil tidak menanggapi. Tidak ada jawaban apapun. Keyzia jadi kesal sendiri. Kenapa semua jadi seperti ini?*Jam istirahat siang, Nabil masih terpaku di depan komputer. “Makan, yuk!” ajak Ari mencolek tangannya.“Dimana?” Nabil bertanya.“Dimana aja, yang penting bikin kenyang.”Nabil menyerahkan pilihan pada Ari dan mengiringi langkahnya. Mereka berjalan santai dan tidak terburu-buru.“Gimana, Keyzia?” tanya Ari iseng-iseng.“Apanya yang gimana?”“Habungan kalian.”“Ooo ... ““Kenapa Ooo?”“Ya ... gimana ya cara bilangnya,” ujar Nabil bingung. Tidak tahu mendeskripsikannya seperti apa.“Lagi ada masalah?” tatap Ari penuh selidik.“Bukan masalah, tapi ... ““Tapi apa?”“Udah nggak segreget dulu lagi.”“Masa sih, kalian kan masih baru.”“Iya, Ri. Aku juga nggak ngerti gimana.Tapi ketika
last updateLast Updated : 2025-01-14
Read more

All of Me

“Key, makan dulu ya,” ujar Putri menyentuh pundak Keyzia yang berbaring membelakanginya.“Nanti aja, Put,” Keyzia menolak dan tetap memunggungi Putri. Saat ini ia hanya ingin tidur dan tidak mau makan apapun.“Ayolah, Key, duduk dulu, aku suapin mau ya?”“Nggak usah, tarok dulu nasinya disitu.”Putri kemudian berbisik pelan di dekat telinga Keyzia. “Kalo Nabil yang suapin, mau?”Sontak, Keyzia langsung memutar tubuh menghadap Putri.“Mau banget,” jawabnya sambil tersenyum.“Huh dasar,” Putri menjawil pipi Keyzia.*Besok dan besoknya lagi Keyzia masih sakit dan tidak beranjak dari tempat peristirahatannya. Keyzia tidak memberitahu Nabil mengenai keadaannya. Keyzia tidak ingin Nabil menganggapnya manja dan cengeng, namun entah mengapa Keyzia begitu butuh Nabil ada bersamanya saat ini.Putri yang baru pulang kerja langsung melongok ke kamar Keyzia. Dilihatnya kakaknya itu berbaring dengan mata terpejam.Putri melangkah pelan mendekati Keyzia. Dengan perlahan disentuhnya dahi Keyzia. Mas
last updateLast Updated : 2025-01-14
Read more

All Your Perfect Imperfections

Setelah sakit selama tiga hari, akhirnya pagi ini Keyzia sudah kembali beraktivitas seperti biasa. Karena merasa belum kuat menyetir sendiri Keyzia meminta Nabil menjemputnya.Pagi-pagi sekali Nabil sudah berada di rumah Keyzia. Seperti biasa, Nabil memperlakukannya dengan manis. Membukakan pintu mobil dan menutupkannya kembali.“Key, kamu yakin sudah baikan?” tanya Nabil. Walaupun wajah pucatnya tertutupi blush on, namun Nabil dapat merasakan bahwa kondisi Keyzia belum sepenuhnya pulih.“Iya, Bil, aku yakin. Lagian sudah terlalu lama aku nggak kerja,” jawab Keyzia menunjukkan muka baik-baik saja.“Tapi kamu jangan sampai terlalu capek ya,” kata Nabil mengingatkan.“Iya, Bil, makasih ya,” jawab Keyzia dengan nada lemah.“Makasih untuk apa?”“Untuk perhatian dan kasih sayang kamu.”“Pede banget aku sayang sama kamu,” ledek Nabil.“Ih, Nabil …. “Nabil menarik pelan hidung Keyzia, merasa gemas atas ekspresi yang ditampilkannya.“Hati-hati ya,” ujar Nabil sebelum Keyzia turun.“Kamu ju
last updateLast Updated : 2025-01-14
Read more

Pada Suatu Malam

Entahlah. Namun Keyzia merasa bangga mengenalkan Nabil sebagai kekasih pada teman-temannya. Tidak tahu apa yang dibanggakan, namun rasa itu muncul begitu saja. Terlebih tatapan penuh kekaguman dari rekan-rekan kerjanya membuat rasa itu semakin menguat.Begitu mereka pergi, Nabil kembali duduk di dekat Keyzia.“Makan sekarang ya,” ujar Nabil pada Keyzia setelah melirik nasi yang baru saja diantar petugas rumah sakit.Keyzia mengangguk patuh dan membiarkan Nabil menyuapinya. Keyzia itu sebenarnya tipe perempuan berpendirian kuat dan tidak mudah digoyahkan. Namun entah mengapa pada Nabil ia begitu menurut dan takluk.“Bil, apa kamu melakukan ini juga pada mereka?” tanya Keyzia setelah suapan terakhir lolos ke dalam perutnya.“Maksudnya?” Nabil balas bertanya seraya meletakkan piring kosong di atas meja rumah sakit.“Apa waktu dulu kamu juga bersikap manis seperti yang kamu lakukan padaku?”Nabil tersenyum kecil. “Kita ngomong yang lain aja ya,” katanya tidak ingin membahas lagi masa y
last updateLast Updated : 2025-01-15
Read more

Ryana

Pagi-pagi sekali Radit sudah bangun. Ini hari pertamanya bekerja. Dengan penuh semangat ia bangkit dari tempat tidur, lalu menuju kamar mandi dan mengguyur tubuhnya dengan air dingin. Walaupun dingin, tapi sebenarnya mandi pagi dengan air dingin lebih menyehatkan ketimbang air panas.Setelah lima belas menit berkecimpung dengan air, Radit keluar dari kamar mandi. Masuk ke kamar, lalu memakai pakaian kerja yang sudah disiapkan Kayla. Setelah itu, ia menuju meja makan. Diatas meja persegi itu sudah terhidang makanan untuk sarapan paginya beserta secangkir kopi panas kesukaannya. Meskipun tidak ikut sarapan, tapi Kayla menemani duduk di sebelah Radit. Sejak hamil, Kayla jarang sarapan pagi. Perutnya belum mau diajak bersahabat sepagi ini.Selesai Radit sarapan, Kayla mengantarnya ke bawah. “Sukses ya, Dit, semoga semua lancar,” ujar Kayla sebelum Radit masuk ke mobil. “Makasih ya, yang, semua ini untuk kamu.” Radit mendaratkan sebuah ke cu pan di kening Kayla sebelum pergi.Radit me
last updateLast Updated : 2025-01-15
Read more

Pencuri Start

Keyzia sendirian di rumah sakit karena Nabil harus bekerja. Begitu juga dengan Putri. Keyzia tidak mungkin meminta Nabil ataupun Putri absen bekerja hanya demi menjaganya. Lagian ia hanya sakit biasa. Dokter bilang, Keyzia terlalu lelah akibat memforsir tenaganya dalam bekerja.Setelah beberapa hari ini Nabil menemaninya, dan melihat sendiri serta merasakan cara Nabil memperlakukannya, Keyzia menjadi semakin yakin kalau Nabil adalah orang yang tepat untuk mendampinginya. He’s the one. Dan Sedikit pun Keyzia tidak ragu.Keyzia mengambil tas dan bermaksud mengeluarkan handphone dari sana, tapi ternyata gawainya itu mati. Keyzia men de sah pelan. Bingung bagaimana caranya mem bu nuh waktu sambil menunggu Nabil pulang. Keyzia berbaring gelisah. Sesekali ia miring ke kanan, lalu menghadap ke kiri. Bosan dengan posisi miring, Keyzia mengubah tidurnya menjadi telentang. Rasanya lama menunggu sore. Keyzia tidak sabar ingin pulang. Berlama-lama di rumah sakit mengundang stressnya datang
last updateLast Updated : 2025-01-15
Read more

Tak Kunjung Padam

Keyzia diam saja duduk di sebelah Alan. Berada di BMW seri terbaru yang dikendarai Alan tidak membuatnya nyaman. Yang nyaman itu adalah ketika dirinya berada di samping Nabil, meski mobilnya bukan mobil mewah, dan sejuta umat memilikinya.“Kamu sakit apa sampai harus dirawat?” tanya Alan mencairkan kebekuan.Keyzia menoleh pada Alan. “Kata dokter, aku kelelahan dan kurang istirahat.”“Trus siapa yang jaga kamu di rumah sakit? Bukannya om sama tante di luar kota?”“Nabil, Lan,” jawab Keyzia mengulum senyum. Ia kembali terbayang Nabil yang sudah menjaga dan merawatnya sepenuh hati. Menggenggam tangannya, menyuapinya makan, mengelus-elus kepalanya, sampai mengusap-usap punggungnya saat matanya tak mau dipejamkan.Alan ikut melebarkan bibir, seolah turut merasakan kebahagiaan Keyzia. “Kamu serius sama Nabil?” tanyanya kemudian.“Serius,” Keyzia menjawab pendek. Ingin bercerita banyak pada Alan, tapi suaranya tercekat. Entah mengapa sejak mengetahui rencana kedua orang tuanya akan menjod
last updateLast Updated : 2025-01-15
Read more

Sabtu Minggu Aku Milikmu.

Tak tahan untuk tetap diam dan menahan perasaannya sendiri, Dea akhirnya bicara. “Kamu cinta banget ya sama dia, sampai fotonya dipamerin gitu?”Nabil menoleh pada Dea dan mencoba membaca ekspresinya. Dan seperti biasa, hanya kesedihan, kepedihan, keperihan, serta duka yang terbaca disana. “Aku cemburu, Bil. Aku cemburu sama dia. Dia sudah berhasil mengisi hati kamu sampai aku benar-benar tersingkir.” ucap Dea terang-terangan tanpa peduli ia akan menjadi malu. Dea memang sudah terlanjur malu. Jadi sekalian saja ia ungkapkan perasaannya. “Aku sedih, sampai sekarang tidak bisa move on. Padahal bagi kamu hanya butuh waktu sekejap mata untuk melupakanku.”Nabil membisu mendengar pengakuan jujur Dea. Tidak ada sepotong kata pun yang terucap dari bibirnya. Baru kali ini Nabil merasa begitu dicintai, disayangi, dipuja dan dipuji. Banyak orang bilang, bahwa dicintai lebih baik dari pada mencintai. Namun sayangnya Nabil tidak bisa lagi membalas perasaan Dea. Hatinya sudah berubah.“Seharusn
last updateLast Updated : 2025-01-15
Read more
PREV
1
...
3435363738
...
43
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status