"Apa tidak bisa diundur, Kak?" ujar Dion saat Dea menyampaikan maksudnya untuk kembali ke Pekanbaru besok pagi. Saat ini mereka sedang berada di sebuah kafe menikmati pertunjukan live music oleh band lokal di sana."Nggak bisa, Sayang, kakak iparmu sudah terlalu lama sendiri," Dea beralasan."Lama apaan, baru juga dua hari."Dea tersenyum kecil. Baginya rentang waktu segitu sudah terlalu lama. Ia tidak sanggup berpisah lebih lama lagi dengan Nabil. Lagi pula, kasihan Nabil. Ia pasti harus mengurus semuanya sendiri. "Kakak sudah pergi bertahun-tahun, tapi sekalinya pulang cuma dua hari, kasihan ayah sama ibu, Kak. Selama ini mereka selalu menunggu Kakak pulang."Iya, Dion, tapi suamiku juga butuh aku.""Ayah lebih butuh Kakak," Suara Dion terdengar tegas."Ibu kan ada.""Sebenarnya ayah, Ah-" Dion tidak menyambung kalimatnya. Kata-katanya tersangkut di kerongkongan."Sebenarnya ayah kenapa?" Dea ingin mengetahui kelanjutan ucapan Dion."Kak, sebenarnya ayah kena kanker paru-paru stadi
Last Updated : 2024-12-21 Read more