Home / Rumah Tangga / Perselingkuhan Yang Manis / Chapter 241 - Chapter 250

All Chapters of Perselingkuhan Yang Manis: Chapter 241 - Chapter 250

339 Chapters

Aku Istri Kamu Atau Nabil?

Radit pun membawa Kayla pulang. Begitu sampai di rumah Kayla langsung masuk ke kamarnya dan mengunci pintu. Ia butuh waktu sendiri untuk merenungi semuanya.Radit ikut mengunci diri di kamarnya. Hari ini sangat melelahkan. Bukan saja bagi fisik, tapi juga hati dan pikirannya. Entah berapa lama lagi kondisi ini akan berlangsung.Radit merogoh handphone di kantong celananya. Seharian ini ia belum memeriksa benda itu karena tadi sibuk mengantar Kayla ke mana-mana. Tidak ada yang penting dan pasti tidak ada yang menghubungi karena semua orang sudah menjauh sejak keadaannya berubah. Meski demikian, Radit masih menabur harapan akan ada kabar baik untuknya.Ada beberapa kali panggilan tak terjawab serta email. Radit langsung duduk begitu membaca email yang masuk. Ia meyakinkan diri kalau penglihatannya masih berfungsi dengan baik.Di layar handphonenya Radit membaca sebuah email dari sebuah perusahaan start up e commerce yang memberitahukan bahwa dirinya diundang untuk interview besok. Seul
last updateLast Updated : 2024-12-19
Read more

Keajaiban Doa Orang Tua

Pagi-pagi sekali Radit sudah bangun dan bersiap-siap. Setelah bertahun-tahun, akhirnya hari ini ia akan kembali mengikuti interview layaknya karyawan baru atau pun fresh graduate. Ada sedikit rasa grogi, gugup, nervous atau apapun namanya serta sedih mengingat selama ini dirinyalah yang menginterview. Tapi sekarang malah sebaliknya."Kamu mau ke mana, Dit?" tegur Papa saat melihat Radit sudah berpakaian rapi dan wangi."Pagi ini saya ada interview, doain ya, Pak," jawab Radit singkat.Rona di wajah papa yang tadi biasa langsung berubah. Lelaki berumur hampir tujuh puluh tahun itu merasa terharu mendengar kata-kata anaknya. "Iya, Papa selalu doain kamu, nak," ucapnya tak bisa menyembunyikan rasa bahagia. "Mulai saat ini tolong jangan panggil bapak lagi sama Papa.""Iya, Pa," jawab Radit kaku. Lidahnya terasa kelu saat mengucapkan kata itu.Papa tersenyum tipis. Rasa bahagia, haru, gembira, serta rasa-rasa yang indah lainnya memenuhi ruang hatinya.Radit mengedarkan pandangannya dan mel
last updateLast Updated : 2024-12-21
Read more

Mengembalikan Ingatan

Sudah larut malam, tapi Kayla masih belum mampu memejamkan mata. Ada sesuatu dalam pikirannya yang terus menggelitik. Tentang diri, tentang keluarga, serta tentang kehidupannya yang tak mampu ia ingat. Dan satu-satunya orang yang bisa memberikannya penjelasan serta gambaran tentang hal itu adalah Radit, meskipun fakta yang dibeberkannya seringkali menyakitkan.Kayla keluar dari kamarnya lalu berjalan pelan menghampiri kamar Radit. "Dit ...," panggilnya pelan.Tak lama pintu terbuka. Ternyata Radit belum tidur. "Ada apa, Yang?" "Ada yang mau aku tanya.""Tentang apa?"Kayla tidak menjawab tapi langsung masuk ke kamar Radit. Sikapnya sudah lebih baik dari sebelumnya. Sudah jauh lebih lunak walaupun masih jinak-jinak merpati."Kalau memang aku sudah lulus kuliah, ijazah dan transkrip nilaiku mana?" Kayla bertanya setelah duduk di kursi palstik yang ada di kamar Radit."Ada di lemari. Kamu mau lihat?"Kayla mengangguk.Radit pun mengambil dokumen yang dibutuhkan Kayla dan memberikannya.
last updateLast Updated : 2024-12-21
Read more

First Kiss on a Saturday Night

Kemacetan lalu lintas langsung menghadang begitu Radit memasuki jalan protokol.Antrian panjang kendaraan membuatnya nyaris stress. Masalahnya, ini adalah hari pertamanya bekerja. Radit tidak ingin memberikan kesan buruk dengan datang terlambat tepat di hari perdananya.Sebagai seorang mantan pimpinan, Radit tahu betul cara penilaian seorang atasan terhadap bawahan.Saat lampu merah menyala, Radit ikut antri bersama ratusan pengendara motor lainnya di sisi sebelah kiri deretan mobil yang juga tak kalah mengular.Suara klakson yang saling bersahutan akibat kesabaran yang sudah tergerus menyadarkan Radit. Bisa-bisanya ia melamun dalam keadaan begini.Ternyata lampu merah sudah mati, berganti dengan lampu hijau yang kini menyala, dan itu pun tidak lama.Beruntung, Radit bisa lolos melewati perempatan yang terkenal dengan kemacetannya yang sangat panjang dan lama, sehingga ia tak perlu terjebak lampu merah untuk kedua kalinya.Radit menyadari kalau ia datang kepagian begitu sampai di kan
last updateLast Updated : 2024-12-21
Read more

Titik Balik

Rencana Radit untuk pindah rumah sudah diketahui oleh Nabil dan Papa. Sebenarnya Nabil tidak setuju. Apalagi dengan keadaan Kayla yang sekarang. Tapi ia merasa tidak berhak terlalu jauh melibatkan diri kedalam masalah Radit dan Kayla. Yang bisa dilakukannya hanya memberi saran dan nasehat, terserah mereka akan menerimanya atau tidak.Maka sore itu sepulang kerja Nabil menyempatkan diri menemui Radit di rumah Papa. Tapi kebetulan Radit belum pulang. Yang ditemukannya malah Kayla, karena Papa juga sedang keluar rumah.Setelah sekian lama, akhirnya Nabil datang juga. Kayla kembali teringat keinginannya untuk mencari Alan begitu melihat Nabil. Walaupun saat itu ia sudah mencarinya dengan Radit, tapi Kayla masih merasa belum puas. Apapun kondisinya, cepat atau lambat, ia harus bertemu dengan Alan, dan itu mutlak."Bil, kamu ke mana aja? Kenapa baru datang sekarang? Bukannya kamu udah janji akan menemaniku mencari Alan?" cecar Kayla begitu sudah bersemuka dengan Nabil.Nabil berdehem. Otakn
last updateLast Updated : 2024-12-21
Read more

Spill The Tea

Radit melangkahkan kaki memasuki kantor dengan diikuti tatapan beberapa cewek teman sekantornya yang duduk di lobi. Hal itu sudah menjadi pemandangan yang terjadi sehari-hari sejak pertama kali dia bekerja di kantor ini.Radit bersikap sewajarnya menghadapi mereka. Ia memamerkan segaris senyum, kemudian kembali memasang muka datar."Pagi, Radit!" sapa Putri yang ternyata sudah datang dan duduk di kubikelnya."Pagi, Putri!" Radit membalas sapaan ramah itu dan duduk di kursi kerjanya."Sudah sarapan?" Putri bertanya sambil menunjuk kotak bekalnya dengan maksud menawarkan."Sudah, tadi di rumah, kebetulan istri masak," jawab Radit menjawab pertanyaan Putri seraya menyalakan laptop seperti biasa.Putri segera menoleh pada Radit dengan memutar tubuhnya yang tadi menghadap ke meja, kini mengarah ke arah Radit. Ia merasa tertarik. Sudah seminggu bekerja di kantor ini tapi Radit belum pernah menyinggung sedikit pun mengenai istrinya. Putri hanya tahu bahwa Radit sudah menikah, dan itu pun awa
last updateLast Updated : 2024-12-21
Read more

KPD

Radit berjalan duluan diiringi Fadlan di belakangnya.Begitu sampai di ruangan, Radit langsung menyelesaikan pekerjaannya yang tadi tertunda. Sementara itu Fadlan duduk di kubikel Putri memperhatikannya."Kopinya tidak diminum?" Fadlan mengingatkan saat melihat gelas kopi Radit yang masih utuh.Radit melirik sekilas dan mengambil kopinya yang sudah dingin. Ia menyesapnya beberapa teguk dan tidak lagi menemukan kenikmatan disana seperti saat masih hangat.Radit kembali fokus ke layar komputer setelah meletakkan kopinya kembali diatas meja. Ia harus bisa memenuhi target yang sudah ditetapkannya, menyelesaikan pekerjaannya dalam jangka waktu enam puluh menit.Fadlan memerhatikan gerakan jemari Radit yang menari lincah diatas tuts komputer. Hatinya tergelitik untuk bertanya saat melihat sebuiah cincin yang melingkat indah di jari manis Radit. Jujur, ia sangat jarang melihat laki-laki yang mengenakan cincin walaupun sudah menikah. Ada 1001 alasan bagi kaum pria tidak memakai cincin kawin
last updateLast Updated : 2024-12-21
Read more

(Bukan) Cerita Sedih

Tiga puluh menit berlalu, tapi belum ada tanda-tanda kalau operasi akan selesai. Hingga akhirnya beberapa menit kemudian Nabil mendengar tangisan bayi memenuhi ruang telinganya. Bersamaan dengan itu seorang perawat keluar memberi kabar bahwa anaknya sudah lahir. Nabil disuruh masuk untuk mengazankannya.Ada keharuan dan rasa bahagia menyelimuti hatinya begitu melihat putri kecilnya yang mungil. Tidak menyangka akhirnya saat itu tiba. Hari dimana tanggung jawabnya akan bertambah. Tidak lagi atas dirinya sendiri, tapi juga bertanggung jawab atas seorang manusia yang dititipi nyawa.Suara Nabil yang merdu menggema memenuhi ruangan saat melantunkan kalimat suci itu di telinga sang putri untuk pertama kalinya. Nabil mengecup hangat kening Dea yang masih belum sadar karena pengaruh anestesi. Dea tidak dianestesi spinal karena beberapa faktor. Dan tentunya tim dokter yang lebih tahu."Sayang, anak kita sudah lahir, cantik banget seperti kamu," Nabil berbisik pelan setelah kembali mengecup l
last updateLast Updated : 2024-12-21
Read more

Untuk Kedua Kali

"Bagus sekali namanya," puji Kayla setelah mendengar keterangan Dea."Makasih," Dea menjawab singkat.Kayla ingin mendengar cerita Dea lebih banyak lagi, tapi Radit memanggil dan mengajaknya melihat putri kecil Nabil di ruang NICU.Begitu kecil dan mungil. Kasihan. Kata itu yang melintas di pikiran Kayla saat melihat baby Deana atau Kayyisah. Kayla lupa bertanya nama panggilannya pada Dea. Mendadak naluri keibuannya muncul. Ada rasa sedih yang diam-diam mulai menjalari hatinya. Dirinya saja yang merupakan orang lain tak sanggup melihatnya. Apalagi Dea yang adalah ibu kandungnya."Kasihan ya, Dit," Kayla bergumam pada Radit yang berdiri di sebelahnya."Iya, Yang."Setelah merasa cukup lama, Radit dan Kayla pun berpamitan pada Nabil. Dan sebelum pulang tentu saja Radit mengeluarkan petuah bijak, sebagaimana yang dilakukan Nabil padanya dulu."Dit, kita jalan-jalan ya," ajak Kayla saat mereka sudah berada di parkiran rumah sakit."Kita ke mana, Yang?""Terserah kamu. Oh iya, aku ingin ta
last updateLast Updated : 2024-12-21
Read more

Chasing Happiness

Suami mana yang tidak suka jika istrinya ikut andil dalam perekonomian rumah tangga?Tapi bagi Nabil, membiarkan Dea berkarir diluar rumah sama artinya dengan mengulang luka lama. Nabil tidak mau jika apa yang pernah terjadi pada Kayla terulang lagi pada Dea. Sudah cukup sekali ia kehilangan istri. Jangan sampai terulang untuk kedua kalinya."Boleh kan, Bil?" Dea mendesak meminta jawaban."Mendingan kamu selesaikan kuliah dulu ya.""Kuliahnya kan malam dan cuma sebentar, jadi siangnya aku mau ngapain?"Diberi pertanyaan seperti itu membuat Nabil jadi tersudut. Mengiakan adalah pilihan tersulit. Tapi menolak tak kalah susahnya. Sementara Dea terus mendesak."Boleh ya, Bil, ya," Dea menggoyang-goyangkan tangan Nabil agar mau memenuhi keinginannya.Pada akhirnya Nabil hanya bisa mengangguk menyetujui. "Boleh, tapi tidak sekarang. Tunggu sampai kondisi kamu betul-betul pulih. Mungkin tiga atau empat bulan lagi.""Tapi itu kelamaan," protes Dea keberatan. "Satu bulan lagi ya?"Kali ini Nab
last updateLast Updated : 2024-12-21
Read more
PREV
1
...
2324252627
...
34
DMCA.com Protection Status