Juned menatap Marina dengan mata yang masih dipenuhi kebingungan dan sisa kesedihan. Marina tersenyum tipis, jemarinya masih menempel di pipi Juned. “Cium aku,” bisiknya pelan. “Supaya kamu berhenti mikirin Lastri, walau Cuma sebentar.”Juned terdiam, hatinya berdebar. Dia tahu Marina sering menciumnya, tapi permintaan ini terasa berbeda. “Marina, aku…” Juned ragu.“Jangan banyak mikir,” potong Marina. “Aku nggak suka lihat kamu tenggelam dalam rasa bersalah. Aku di sini, Juned. Aku yang ada di sampingmu sekarang.”Juned menelan ludah. Dia bisa merasakan napas Marina yang hangat menyentuh wajahnya. Jarak di antara mereka begitu dekat, hanya butuh sedikit gerakan untuk memenuhi permintaan Marina.Juned menatap Marina dalam-dalam, kebimbangannya perlahan memudar. Tatapan Marina penuh dengan ketulusan, meski ada sedikit kecemburuan di dalamnya. “Aku di sini, Juned,” bisik Marina sekali lagi, kali ini lebih lembut.Juned akhirnya menghela napas panjang, lalu mengangkat tangannya untuk m
Last Updated : 2025-02-05 Read more