Home / Urban / Hasrat sang Konsultan Idaman / Chapter 131 - Chapter 140

All Chapters of Hasrat sang Konsultan Idaman: Chapter 131 - Chapter 140

164 Chapters

Bab 131.

"Ahh..! Kau benar Bimo..! Sebaiknya kita bicara di villa milik Ayah saja yuk. Tak jauh kok dari sini," sentak Renny sadar. Bahwa apa yang mereka bicarakan memang bersifat sangat pribadi. "Sepertinya itu lebih baik Mbak Renny," ujar Bimo tersenyum. Tak lama kemudian Bimo dengan motornya menuju ke villa milik keluarga Budiman, yang berada tak jauh dari area Curug Ciberlem itu. Dalam waktu beberapa menit saja, mereka telah tiba di depan pintu gerbang sebuah villa berlantai dua, yang cukup asri dan megah. Nampak tergopoh seorang pria paruh baya membukakan pagar gerbang villa itu, dengan senyum di wajahnya. "Selamat datang Non Renny. Silahkan Non," sapa pria paruh baya itu ramah. "Makasih Mang Akim. Ini teman Renny, Mang," sahut Renny ramah. "Baik Non Renny," sahut Mang Akim maklum. Dia memang diserahi tugas menjaga dan merawat villa milik Budiman itu bersama keluarganya. "Mari Mang Akim," sapa Bimo ramah, saat dia melewati penjaga villa itu. "Silahkan Mas," sahut mang Akim sopan.
last updateLast Updated : 2025-02-13
Read more

Bab 132.

"S-sebentar Mbak Renny. Bimo ke kamar mandi dulu ya," ucap gugup Bimo, yang tiba-tiba merasa ingin buang air kecil. Renny hanya mengangguk pelan, hatinya sendiri tiba-tiba juga ikut berdebar kencang. Karena walau dia telah merasakan nikmatnya klimaks bersenggama. Namun tentulah berbeda antara dunia nyata dan mimpi. Sementara Bimo tercenung sejenak di dalam kamar mandi. Ya, jika terpaksaa harus memilih antara Fira daan Renny. Jujur saja Bimo lebih memilih tipe wanita seperti Renny itu. Dewasa, kalem, dan kecantikkannya lebih beraura priyayi, bak putri keraton..! Namun Bimo segera menepis semua andai-andai itu, karena bayangan wajah Devi seketika ikut muncul di benaknya. 'Devi, sampai saat ini hatiku tetap memilihmu. Tapi apakah kau ditakdirkan menjadi jodohku..? Apakah kau pewaris Mustika Naga Hijau itu..?! Demi Tuhan, segalanya serasa gelap bagiku Devi..!' bathin Bimo tiba-tiba menumpahkan keluh kesahnya. Klekh! Bimo pun keluar dari kamar mandi, wajahnya nampak masih sedikit te
last updateLast Updated : 2025-02-14
Read more

Bab 133.

"Aihhhssk..! Duhhs.. Bimoo..! Hhh.. hhhh..! R-renny mau pi..pissh..!" desahan keras tersengal dari Renny, terdengar begitu menggetarkan jiwa Bimo. Nampak tubuh Renny menggelinjang dan tersentak sentak tak terkendali. "T-tenanglah Renny. S-sebentar lagi selesai.." sahut terbata Bimo, seraya terus bertahan untuk tetap fokus. Di tengah gempuran dahsyat godaan Renny, yang terhampar begitu indah dan mengundang hasrat pria manapun yang melihatnya. Bimo juga melihat liang surga Renny yang nampak berkilat-kilat, karena cairan pelumasnya yang mengalir agak deras keluar. Hingga akhirnya merembes turun membasahi sprei ranjang. "Cepatlah Bimo..sh..! R-renny sudah nggak kuat..! Hhh... hh Mau pipish..!" sentak tersengal-sengal Renny. Tubuhnya nampak bergetaran, dengan mulut setengah ternganga, seksi sekali..! "Huppsh..!" Akhirnya Bimo berhasil menggenggam dan menarik lepas semua 'benih pembuahan' milik Lukas, yang menempel di dinding rahim Renny dengan tangan ghaibnya. "Ahkss..! Bimoo..sh..!"
last updateLast Updated : 2025-02-14
Read more

Bab 134.

"Iya Bu. Tadi Renny ketemu Bimo di jalan, karena Bimo mau ke rumah ya sekalian Renny ikut bonceng Bimo," sahut Renny lancar. "Mari kita semua masuk saja, hari menjelang magribh sekarang," ujar Budiman, seraya merangkul Bimo dan mengajaknya masuk ke dalam rumah. Dan perbincangan hangat pun terjadi di ruang tamu rumah itu. Tak nampak ketegangan sedikit pun di wajah Bimo dan keluarga Budiman saat itu. Ya, keluarga Budiman telah menyerahkan kepercayaan penuh pada Bimo, dan mereka juga telah siap dengan segala resiko yang terjadi. Bila ternyata Bimo gagal menghadang serangan orang suruhan Thomas cs. *** Selepas magribh di sebuah Karaoke House yang cukup berkelas di kota Gorbo. "Hahahaa..! Mari kita minum bersama Lukas, Bagyo..! Malam nanti pasti Ki Tapa akan membabat habis keluarga Budiman itu..!" seru Thomas tergelak senang.Thomas pun menuangkan Johnie Walkernya, ke dalam tiga gelas kecil di atas meja room karaoke kelas VIP itu. "Mereka pasti habis kalau Ki Tapa sendiri yang turun
last updateLast Updated : 2025-02-14
Read more

Bab 135.

"Keluarkan kebisaanmu bocah keparat..! Aku hendak lihat sampai di mana kemampuanmu menghadapi aji Tapak Wisaku..!" bentak Ki Tapa, dengan mata melotot berkilat merah. Saking gemas dan murkanya pada Bimo. Sementara kepulan asap hitam pekat di kedua tapak tangannya makin membesar, hingga tapak tangannya tak terlihat terselubungi asap hitam itu. "Asal dan kekuatanmu dari bumi, Tapa..! Maka kau akan tertelan kembali oleh bumi..! Hiyaahh..!" Bimo berseru seraya kerahkan aji Brajamustinya. Kaki kanan Bimo pun diangkat lalu dihentakkan deras ke bumi. Dammbhs..! Bumi di sekitar kediaman Budiman bergoyang pelan, bagaikan dilanda gempa sejenak, saat kaki Bimo menghujam bumi. Padahal itu pun Bimo masih baru kerahkan sepertiga dari powernya saja. "Ladalah..! Baboo, baboo..!" sentak terkejut Ki Tapa bukan kepalang. Ya, Ki Tapa sama sekali tak menduga, jika Bimo menyimpan power yang sedemikian dahsyat dalam dirinya. Kuda-kudanya pun sampai agak bergoyang mengikuti guncangan bumi. "Ahh..! Aya
last updateLast Updated : 2025-02-15
Read more

Bab 136.

"Tobat..! A-aji Guntur Kencana..!" seru gentar Ki Tapa. Wajahnya nampak terbelalak ngeri, dengan tangan yang menggenggam gagang cemeti ikut gemetaran. "Cukup..!" Bimo berseru lantang, seraya bersiap melepaskan pukulan aji 'Guntur Kencana'nya ke arah Ki Tapa. Dan tak ada pilihan lain bagi Ki Tapa, selain juga mengempos segenap powernya untuk beradu serangan dengan Bimo. Kttzzthk..! Krrtzhk..! Nampak kepalan tangan kanan Bimo berkeredepan di selimuti lidah-lidah petir kecil keemasan. Suara berkeretekkan bak arus listrik tegangan tinggi terdengar sungguh mengerdilkan nyali. "Hiaahh..!!" Seth..! Werrsshk..!! Ki Tapa nekat mendaahului menyerang, dengan melesat cepat dan lecutkan Ki Nogo Patinya dengan power terkuat yang dimilikinya. "Hiaahh..!" Splash..! Namun Bimo juga melesat secepat kilat, sosoknya melenting tinggi hingga berada di atas sosok Ki Tapa, yang tengah melesat ke arahnya. Dan... "Hiaahh..!" Spraatsshk..!! Bimo langsung lesatkan pukulan 'Guntur Kencana'nya ke arah ke
last updateLast Updated : 2025-02-15
Read more

Bab 137.

Dan Ki Sawer Wisa pun langsung menuntaskan dendam dan amarahnya malam itu juga. Ganas dan kejam memang, karena cara Ki Sawer Wisa menghabisi keenam orang di room itu sungguh diluar nalar manusia normal. Tak sampai 10 menit Sawer Wisa beraksi, maka keenam nyawa di ruang VIP karaoke itu telah dibuatnya melayang lepas dari raga mereka. Dan kesemuanya dibuat dalam kondisi yang sama. Keenamnya tewas dengan tulang leher patah, dan wajah berputar menghadap ke belakang. Tubuhnya keenamnya hangus dan bugil, tanpa sehelai pakaian pun melekat di badan. Tragis..! *** Keesokkan paginya di kediaman Bimo. Tutt.. Tutt.. Tutt..! Klikh! "Ya, Pak Budiman." "Bimo. Apakah kau telah mendengar kabar heboh pagi ini kota Gorbo..?" "Kabar apa itu Pak Budiman..?" "Thomas, Lukas, serta Bagyo dini hari tadi ditemukan tewas di sebuah Karaoke House, Bimo." "Wahh..! Kabar yang cukup mengejutkan Pak. Beruntung kita belum bertindak apa-apa terhadap mereka." "Benar Bimo. Aku akan tetap melayat ke rumah Lu
last updateLast Updated : 2025-02-16
Read more

Bab 138.

Tutt... Tutt..! 'Lidya memanggil' tertera di layar ponsel Bimo. Bimo pun segera menerima panggilan dari bos cantiknya itu. Klikh! "Ya Lidya." "Halo Mas Bimo. Bagaimana kabar di sana..? Sedang sibukkah..?" "Baik-baik saja Lidya. Sepertinya kaulah yang sedang sibuk Lidya, hehe. Jaga kondisimu Lidya." "Benar Mas Bimo. Akhir-akhir ini Lidya sibuk mendampingi Ayah ke sana sini. Besok malah Lidya harus mendampingi Ayah ke Bali selama 2 hari. Ada pertemuan para pengusaha properti tingkat internasional di sana Mas Bimo." "Hmm. Sibuk sekali Lidya. Baiklah Lidya, akan kupagari dirimu dan Pak Hendra dari sini selama dua hari ke depan. Apakah Ki Sabdo ikut serta bersama kalian..?" "Terimakasih Mas Bimo. Ki Sabdo tak ikut serta Mas. Kami hanya berangkat bertiga saja, aku, Ayah, dan Pak Bernard." "Baik Lidya. Sampaikan salamku pada Pak Hendra dan Pak Bernard ya." "Baik Mas Bimo. Setelah pulang dari Bali nanti, aku mungkin akan rehat barang sehari dua hari. Lidya mau temani Mas Bimo di vil
last updateLast Updated : 2025-02-16
Read more

Bab 139.

"Memangnya berapa saldo rekeningmu saat ini Iwan..?!" tanya penasaran Darma, ayah Tari tanpa basa basi. "Hah..! Bagaimana Pak..?" seru kaget Iwan tak menyangka, jika dia akan langsung menghadapi pertanyaan 'tak beretika' seperti itu, dari calon mertuanya. Padahal baru saja bokong Iwan mendarat di kursi tamu rumah kekasihnya itu. Hal yang sungguh membuat Iwan menjadi gelgapan dan nervouz seketika. "Ayah..! Kok bertanya seperti itu sih sama Mas Iwan..?!" seru tak senang Tari, atas pertanyaan ayahnya itu. "Tari..! Sebaiknya sekarang kamu masuk dulu ke kamar..! Ini adalah saatnya ayah dan Ibumu bicara dengan Iwan..! Percayalah semuanya ini demi kebaikkanmu Tari..! Masuk..!" hardik Darma pada Tari, sepasang matanya menatap tajam pada Tari. Dan Tari tahu, jika ayahnya sudah bersikap seperti itu, maka tak ada yang bisa membantah keinginan ayahnya itu. Tari pun melangkah cepat masuk ke kamarnya, dengan wajah merengut kesal tanpa kata lagi. "Nah Iwan..! Aku tanya sekali lagi, berapa sal
last updateLast Updated : 2025-02-17
Read more

Bab 140.

"Tidak Mas Iwan..! Ayah dan Ibu telah keterlaluan merendahkan Mas Iwan..! Tari tak tahu semua akan jadi begini Mas. Maafkan Tari ya Mas. Tsk, tsk..!" seru Tari, menolak untuk kembali ke kamarnya. "Kalian melawan orangtua ya..! Baiklah Iwan..! Kau boleh melamar putriku Tari, asalkan kau bisa memberikan mahar 250 juta bulan depan..! Dan uang itu bukan dari hasil berhutang..! Ingat itu..!" Hesti pun naik darah dan berseru tajam, memberikan syarat pada Iwan. Ya, tentu saja Hesti merasa yakin, jika syarat itu tak akan bisa dipenuhi oleh Iwan. Karena apa yang diharapkan dari penghasilan seorang ojol macam Iwan itu..?! Pikir Hesti. "Baik. Saya pamit Pak, Bu. Tari jaga dirimu baik-baik ya," ucap Iwan akhirnya mohon diri. Iwan segera melangkah keluar dari rumah kekasihnya, yang dirasa sangat panas dan sesak baginya saat itu. "Mas Iwan..! Tsk, tsk..!" seru terisak Tari sedih, melihat keputus asaan di wajah kekasihnya itu. Itulah kejadian sebulan yang lalu. *** Kembali pada Iwan yang ma
last updateLast Updated : 2025-02-17
Read more
PREV
1
...
121314151617
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status